Disusun oleh:
Febri Trisaputra
PN200843
b. Body (tubuh/fisik)
Secara biologis tubuh manusia terdiri dari kumpulan organ-organ tubuh
yang membentuk suatu sub system yang bekerja seacara kusus, seperti system
pernapasan, system pencernaan, system pengideraan, sisten saraf, system
peredaran darah, system gerak, dan lain sebagainya sehingga membentuk tubuh
manusia seacar utuh. Tubuh secara fisik mudah dikenali karena kita mampu
mengamati secara langsung. Untuk mengetahui apakah fisik sedang sakit atau
tidak dapat dilakukan tes kesehatan, jika tidak ada gangguan kesehatan pada
masing-masing sub system dan pada organ-organ terkait berarti fisik orang
tersebut dapat dikatakan sehat (Cushman, 2013).
c. Soul (jiwa)
Definisi dari jiwasangatlah banyak ada yang mengatakan, roh, nyawa,
nafsu, perasaan, hati, qalb dan lain sebagainya. Dalam ilmu psikologi pun jiwa
tidak dapat diketahui secara pasti, karena dari esensi jiwa itu tidak terukur
seperti halnya fisik manusia. Dalam hal ini akan membahas pengertian jiwa
dari berbagai sudut pandang. Jiwa dalam bahasa arab disebut (An nafs), jiwa
itu sangat erat kaitannya dengan perasaan, keiinginan, penilaian baik buruk,
senang, sedih, tenang, gelisah dan sebagainya. Karena sifatnya yang labil maka
jiwa tidak bisa dikur secara pasti, tetapi dapat diketahui dengan gejala-gejala
atau gangguan-gangguan yang tampak. Dalam ilmu psikologi untuk
mengetahui kondisi kejiwaan seseorang dapat dilakukan test kepribadian
sehingga jika seseorang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari hasil
diagnosis melalui test kepribadian tersebut. Orang yang sehat jiwanya akan
mampu mengatasi semua problem yang dihadapinyta dan mampu berinteraksi
dengan lingkungan sosial secara baik (Cushman, 2013).
a. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
b. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
c. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat
izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan
pemantauan terus menerus.
1. PENGERTIAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
2. ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan
tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi menurut Aspiani
(2016) yaitu :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis
arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis
stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi
pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan
angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan darah
tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan
reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila
ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu
tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang
menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan
CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer
(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi yang
berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder
(Aspiani, 2016)
3. KLASIFIKASI
Khairunnisa, 2019
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis menurut Black (2014)
a. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelelahan
d. Nausea
e. Epitaksis
f. Pandangan kabur atau ganda
g. Tinnitus (telinga berdengung)
5. PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : 1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit serebrovaskuler.
Tanda: 1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan
untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi
perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)
4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),
kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala: 1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral)
e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,
telur), gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala: 1) Keluhan pening/pusing
bahwa produksi labu siam dari tahun 2000 hingga tahun 2012
Kerajaan : Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Sechium
Jenis : Sechium edule (Jacq.) Sw
al., 2006). Kandungan gizi buah labu siam dalam 100 gram
daging buah labu siam dapat dilihat pada Tabel Kandungan Gizi
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
1) Alat-alat:
- Pemarut keju
- Gelas
- Sendok
- Tapisan teh
2) Bahan
-
b. Pelaksanaan
mendapatkan airnya.
mmHg.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada Dewasa.
Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Djaelani, P. (2015). Pengaruh Sari Buah Labu Siam Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi di PSTW Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta.
Khairunnisa, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Ruang Angsoka di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Kristiana, Erlisa Candrawati, R. C. A. w. (2018). PENGARUH LABU SIAM (Cucurbitaceae)
TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL PADA PASIEN HIPERTENSI
DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG. 3, 785–790.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Nadirawati, 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga : Teori dan Aplikasi Praktik. Bandung :
Refika Aditama
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Trianto, (2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi Aksara.
Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu