PA D A L A N S I A D E N G A N P E N YA K I T
HIPERTENSI
b. Hipertensi sekunder
Penyebab dari hipertensi sekunder meliputi: penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, sinrom cushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.
PATO F I S I O L O G I
Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke kordaspinalis
dari keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkam dalam bentuk imputs yang bergerak kebawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
M A N I F E S TA S I KLINIS
Sakit Kepala
Telinga berdenging
P E N ATA L A K S A N A A N
1. Penatalaksanan Nonfarmakologi
Konsumsi gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.
Mempertahankan berat badan ideal.
Gaya hidup aktif/olahraga teratur.
Stop merokok.
Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).
Istirahat yang cukup dan kelola stres
2. Penataaksanaan Farmakologi
Pengobatan hipertensi perlu dilakukan seumur hidup
penderitannya. Dalam pengobatan hipertensi obat standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi, antara
lain obat deuretik, Penekat Betha, Antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal awal
dengan memperhatikan keadaan penderitanya dan penyakit
diderita penderita.
Asuhan
k e p e r a w a t a n teoritis
Pengkajian Teoritis
1. Identitas
2) Riwayat Keluarga
3. riwayat Pekerjaan
4) Riwayat Lingkup Hidup
5) Riwayat Rekreasi
6) Sumber/ Sistem Pendukung
7) Deksripsi Harian Khusus
8) Status Kesehatan Saat Ini
9) Obat-Obatan
10) Status Imunisasi
11) Nutrisi
Pemeriksaan fisik teoritis
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari ujung kepala
sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda klinis dari suatu penyakit
dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan perkusi. Pada pemeriksaan kepala dan
leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warna rambut,
struktur wajah, warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata,
kornea mata, konjungtiva dan sclera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, tekanan
bola mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan septum nasi, menilai
ukuran telinga, ketegangan telinga, kebersihan lubang telinga, ketajaman
pendengaran, keadaan bibir, gusi dan gigi, keadaan lidah, palatum dan orofaring,
posisi trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena jugularis serta denyut nadi karotis. Pada
pemeriksaan payudara meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan berupa (warna
kemerahan pada mammae, oedema, papilla mammae menonjol atau tidak,
hiperpigmentasi aerola mammae, apakah ada pengeluaran cairan pada putting susu),
palpasi (menilai apakah ada benjolan, pembesaran kelenjar getah bening, kemudian
disertai dengan pengkajian nyeri tekan).
Diagnosa keperawatan teoritis