Anda di halaman 1dari 22

A S U H A N K E P E R AWATA N G E RO NT I K

PA D A L A N S I A D E N G A N P E N YA K I T
HIPERTENSI

Oleh : Kelompok 7&8


PENGERTIAN
Usia lanjutLANSIA
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan
pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999, dalam
Maryam, 2008:32). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3),
(4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapaii
usia lebih dari 60 tahun.Definisi lansia paling umum adalah
gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam
peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional
seseorang
Batasan batasan
lansia
Menurut UU no. 4 tahun 1965
pasal 1 seorang dapat dinyatakan
sebagai seorang jompo atau
lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur
55tahun, tidak mempunyai atau
tidak berdaya mencari nafkah
sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah
dari orang lain
Teori teori proses
menua
Teori biologi Teori Psikologi

Teori Seluler Aktivitas atau Kegiatan (activity


Teori Genetic Clock theory)
Teori Protein (kolagen dan Kepribadian berlnjut (continuity
elastisin) theory)
Keracunan Oksigen Teori Pembebasan
Sistem imun (Disengagement theory)
Mutasi Somatik (Teori Error
Catastrophe)
Teori Menua Akibat Metabolisme
Teori Akibat Radikal Bebas
Ti p e l a n j u t
Tipeu s i usia
lanjut a menurut Azizah,sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana
2. Tipe mandiri
3. Tipe tidak puas
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
Perubahan fisik dan
fungsi a k i b a t proses
menua
1. Perubahan fisik
Sel
Kardiovaskular Penglihata
Respirasi n Endokrin
Persarafan Kulit intelegensi
Musculoskeletal Pengaturan
Pencapaian
G astrointestin
al
Genitourinaria
2. perubahan sosial
Peran Kreasi
Keluarg Keamanan
a Transporta
Teman si Politik
Absue Agama
Masalah hukum Pendidikan
Pensiun Panti jompo
Ekonomi
3. perubahan psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term
memory, frustasi kesepian, takut kehilangan
kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
keinginan, depresi, dan kecemasan.
DEFINISI
HIPERTENSI
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga
mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun
mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan
fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto,2014).
K LA SIFIK A SI
HIPERTENSI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan
darah menurut Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Bloods Preassure (JNC)
ke-VIII dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <130 mmHg
untuk tekanan darah systole dan <85 mmHg untuk
tekanan darah diastole
KOMPLIKASI
Krisis hipertensi.
Penyakit jantung dan pembuuh darah, seperti: jantung
koroner dan penyakit jantung hipertensi, gagal jantung.
Stroke.
Ensefalopati hipertensi, merupakan sindroma yang ditandai
dengan perubahan neurologis mendadak yang muncul
akibat tekanan arteri meningkat dan akan kembali norma
jika tekanan darah menurun.
Nefrosklerosis hipertensi.
Retinopati hipertensi
Et io l o g i
a. Hipertensi Primer (hipertensi ensesial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya.

b. Hipertensi sekunder
Penyebab dari hipertensi sekunder meliputi: penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, sinrom cushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.
PATO F I S I O L O G I
Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke kordaspinalis
dari keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkam dalam bentuk imputs yang bergerak kebawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
M A N I F E S TA S I KLINIS

Sakit Kepala

Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

Berdebar atau detak jantung terasa cepat

Telinga berdenging
P E N ATA L A K S A N A A N

1. Penatalaksanan Nonfarmakologi
Konsumsi gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.
Mempertahankan berat badan ideal.
Gaya hidup aktif/olahraga teratur.
Stop merokok.
Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).
Istirahat yang cukup dan kelola stres
2. Penataaksanaan Farmakologi
Pengobatan hipertensi perlu dilakukan seumur hidup
penderitannya. Dalam pengobatan hipertensi obat standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi, antara
lain obat deuretik, Penekat Betha, Antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal awal
dengan memperhatikan keadaan penderitanya dan penyakit
diderita penderita.
Asuhan
k e p e r a w a t a n teoritis

Pengkajian Teoritis

1. Identitas
2) Riwayat Keluarga
3. riwayat Pekerjaan
4) Riwayat Lingkup Hidup
5) Riwayat Rekreasi
6) Sumber/ Sistem Pendukung
7) Deksripsi Harian Khusus
8) Status Kesehatan Saat Ini
9) Obat-Obatan
10) Status Imunisasi
11) Nutrisi
Pemeriksaan fisik teoritis
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari ujung kepala
sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda klinis dari suatu penyakit
dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan perkusi. Pada pemeriksaan kepala dan
leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warna rambut,
struktur wajah, warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata,
kornea mata, konjungtiva dan sclera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, tekanan
bola mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan septum nasi, menilai
ukuran telinga, ketegangan telinga, kebersihan lubang telinga, ketajaman
pendengaran, keadaan bibir, gusi dan gigi, keadaan lidah, palatum dan orofaring,
posisi trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena jugularis serta denyut nadi karotis. Pada
pemeriksaan payudara meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan berupa (warna
kemerahan pada mammae, oedema, papilla mammae menonjol atau tidak,
hiperpigmentasi aerola mammae, apakah ada pengeluaran cairan pada putting susu),
palpasi (menilai apakah ada benjolan, pembesaran kelenjar getah bening, kemudian
disertai dengan pengkajian nyeri tekan).
Diagnosa keperawatan teoritis

1)(D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen


pencidera fisiologis : peningkatan tekanan
vaskuler serebral
2)(D.0055) Gangguan pola tidur berhubungan dengan
kurangnya kontrol tidur
3)(D.0056) Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
4)(D.0011) Resiko penurunan curah jantung d.d
perubahan afterload
Implementasi teoritis

Implementasi keperawatan merupakan komponen keempat dari


proses keperawatan setelah merumuskan rencana asuhan
keperawatan.
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dalam asuhan 23 keperawatan dilakukan
dan diselesaikan (Nasrullah, 2016). Intervensi keperawatan yang
sudah direncanakan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) dilaksanakan pada tahap implementasi
keperawatan.
Evaluasi teoritis
Evaluasi keperawatan menurut (Sarida & Hamonangan, 2020) adalah fase kelima
atau terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assesment, planning)
(Purqoti et al., 2022). Adapun komponen SOAP yaitu S (subjektif) dimana
perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan, O (objektif) adalah data yang berdasarkan hasil
pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang
dirasakan pasien setelah tindakan keperawatan, A (assesment) adalah
interpretasi dari data subjektif dan objektif, P (planing) adalah perencanaan
keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah
dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya
(Setiyorini & Wulandari, 2018).
Evaluasi keperawatan terhadap pasien yang mengalami nyeri akut
yang diharapkan adalah :
a. Tidak mengeluh nyeri
b. Tidak meringis
c. Tidak bersikap protektif
d. Tidak gelisah
e. Kesulitan tidur menurun
f. Frekuensi nadi membaik
g. Melaporkan nyeri terkontrol
h. Kemampuan mengenali onset nyeri
meningkat
i. Kemampuan mengenali penyebab
nyeri meningkat
j. Kemampuan menggunakan teknik
Ter imaka
sih

Anda mungkin juga menyukai