PENDAHULUAN
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suat
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri
gangguan dalam kegiatan sehari-hari, baik terhadap fisik maupun psikologis. Hal
tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti halnya gaya hidup tidak sehat,
penyakit tidak menular antara lain hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi,
masalah mulut, penyakit jantung dan stroke. Penyakit menular antara lain seperti
menempati posisi dengan 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa
menderita hipertensi (Depkes, 2010). Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri
penderita hipertensi laki laki berjumlah 7.607 orang dan penderita perempuan
23.053 penderita. Jumlah tersebut menduduki hampir 18% dari tota keseluruhan
kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-organ
tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga
meditasi, yoga dan olah raga. Olahraga dengan teratur seperti senam lansia dapat
penelitian menunjukkan bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia dapat
arteri koroner. Semua senam dan aktifitas olahraga ringan sangat bermanfaat
Penyebab Hipertensi :
1. Hipertensi Primer
1) Genetik
2) Jenis Kelamin dan
usia
3) Diet Hipertensi
4) Berat badan Angka prevalesi hipertensi
Lansia
5) Gaya Hidup di Persekutuan Lansia GBI
Wonosari Kediri (….%)
2. Hipertensi Sekunder Penatalaksanaan :
1) Penggunaan 1. Farmakologis
kontrasepsi oral 1) Diuretik
2) Coarctation aorta 2) Simpatolitik
3) Neurologik 3) Vasodilator
(tumor otak, arteriol langsung
ensefalitis, 4) Antagonis
gangguan angiotensin
psikiatris) 2
5) Penghambat
4) Kehamilan saluran kalsium
5) Peningkatan (Muttaqin, 2009)
volume
intravaskular 2. Nonfarmakologis
6) Luka bakar 1) Menciptakan
7) Stress keadaan rileks
(Udjianti Wajan 2) Meditasi
2010). 3) Yoga
4) Hipnosis
5) Olah raga
(Senam)
(Ridjab dalam
Triyanto, 2014).
Gambar 1.1 Identifikasi masalah pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah lansia
dengan hipertensi di Persekutuan Lansia GBI Wonosari.
sekunder. Hipertensi primer disebabkan oleh genetic, jenis kelamin dan usia, diet,
berat badan, gaya hidup, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh karena
darah supaya kondisi tetap normal. Seseorang yang mengalami hipertensi dapat
untuk menganalisis pengaruh seman lansia terhadap tekanan darah lansia dengan
penellitian ini adalah “Adakah Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah
Sebagai upaya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia adalah bagian proses dari tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
Menurut Padila (2013) Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia
berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli
3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung
(2013) tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan
bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian.
1. Sistem Kardiovaskuler
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atu
lebih tinggi dari 140 mmHg dari tekanan diastolik lebih tinggi dari 90
jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak
nafas, pingsan.
c. Distritmia
Gejala yang timbul adalah rasa terbakar, kram atau nyeri, ekstermitas
2. Sistem Respiratori :
a. Pneumonia
Kejadian pneumoni pada lanjut usia tergantung pada tiga hal yaitu
b. Tuberkolosis Paru
yang paling sering timbul adalah sesak nafas, penurunan berat badan,
d. Karsinoma Paru
3. Sistem Gastrointestinal :
4. Sistem Muskuloskeletal :
c. Nyeri bahu
5. Sistem Sensori :
c. Glukoma
d. Katarak
2.2 Hipertensi
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suat
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri
sebagai hipertensi.
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa (Triyanto, 2014)
Wajan, 2011):
1) Hipertensi Esensial
Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi
a. Genetik
b. Jenis Kelamin
d. Diet
e. Berat badan
hipertensi.
f. Gaya Hidup
2) Hipertensi Sekunder
d. Kehamilan
f. Luka bakar
g. Stress
Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara lain: sakit
keringat berlebih, tremor otot, nyeri dada, epitaksis, pandangan kabur atau ganda,
Gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat
Triyanto, 2014)
2.2.5 Penatalaksanaan
a. Diuretik
b. Menekan simpatetik
2. Terapi Nonfarmakologis
b. Meditasi
c. Yoga
d. Hipnosis
2.2.6 Komplikasi
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpanjan tekanan darah tinggi. Gejala
terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba seperti, orang bingung, limbung
atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah
atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat
berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak. (Triyanto, 2014)
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis
mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,
2014).
yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan
membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia ini
mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara optimal dan
terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia, dimana pelaksanaan
lansia. Senam lansia dapat menjadi program kegiatan olahraga rutin yang dapat
(Sulistyarini, 2018).
sebagai berikut:
4) Olahraga 2-3 kali seminggu membuat tubuh tetap sehat dan segar.
Senam lansia akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih
disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
teratur. Olahraga dengan teratur seperti senam lansia dapat mencegah atau
menunjukkan bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia dapat mengurangi
coroner. Semua senam dan aktifitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk
Untuk emndapatkan hasil yang baik maka setiap lansia yang menjalankan
program senam perlu mematuhi aturan yang ada terutama beberapa prinsip yang
diterapkan, baik dalam hal waktu maupun hal pelaksanaan senam antara lain:
Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
huruf V.
2) Gerakan Inti
dengan gerakan peralihan jalan, tepuk, dan goyang tangan, 2x8 hitungan.
3) Gerakan Pendinginan
tubuh, denyut jantung dan tekanan darah. Berupa gerakan peregangan otot
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti : Berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Senam Lanisa Terhadap Tekanan Darah Lansia
Dengan Hipertensi di Persekutuan Lansia GBI Wonosari Kediri.
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa hipertensi dibedakan menjadi 2
kelamin dan usia, diet, berat badan, dan gaya hidup. Sedangkan hipertensi
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-
menerus lebih dari suatu periode, hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi jika
gagal ginjal, dan ensefalopati. Untuk mencegah komplikasi yang tidak di inginkan
nonfarmakologis berupa olah raga senam lansia, intervensi tersebut diduga dapat
yang menyebabkan tekanan darah arteri meningkat dampak dari fase ini mampu
tekanan darah.
3.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian :
Ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
BAB 4
METODE PENELITIAN
post test”. Dalam rancangan ini kelompok subyek penelitian diobservasi terlebih
senam lansia diobservasi lagi (posttest). Rancangan ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
K O1 I O2
Keterangan :
K : Subjek dengan intervensi senam lansia.
O1 : Pengukuran tekanan darah sebelum diberikan senam lansia.
O2 : Pengukuran tekanan darah sesudah diberikan senam lansia.
I : Intervensi senam lansia 30-60 menit.
Purposive Sampling
2.
Sampel:
Lansia penderita Hipertensi di yang Persekutuan Lansia GBI Wonosari
Kediri Memenuhi Kriteria Inklusi
Variabel Penelitian :
Senam Lansia
Pengumpulan data :
Observasi
(Pengukuran tekanan
darah menggunakan
Spygmomanomater
(sistole dan diastole)
sebelum dan sesudah
melakukan senam
lansia)
Penyajian data
Kesimpulan hasil
Populasi penelitian yaitu semua lansia dengan hipertensi di Persekutuan Lansia GBI
Wonosari Kediri ± 40.
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi yang
4.3.3 Sampling
yaitu observasi proses fisiologis tubuh, tanpa pengambilan bahan atau spesimen
Setelah mendapat rekomendasi dari Ketua STIKES RS. Baptis Kediri dan
senam lansia.
umum dan data khusus hasil pengambilan data dari quasioner kualitas tidur pre-
test dan post-test sebanyak 1 kali pengukuran untuk mempermudah analisa data
dengan hasil data observasi sebelum dan sesudah pemberian terapi. Pengambilan
kesimpulan dilakukan berdasarkan analisa data dan masing-masing tujuan khusus
penelitian.
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode lembar pengumpulan data atau
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Reny, (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV.
Tras Info Media
Sari Yanita, (2017). Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta: Tim Bumi Medika
Sulistyarini, Tri. dkk (2017). Kompres Hangat dan Senam Lansia Dalam
Menurunkan Nyeri Sendi Lansia.