Anda di halaman 1dari 31

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN OBAT HERBAL DAN GAYA HIDUP

PASIEN HIPERTENSI DI MASA PANDEMI

KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH :
KELOMPOK H

1. ANNISHA ALLAMA NOPTIKHA, S.Kep


2. DAFIQ FADLI, S.Kep
3. DIAN RESTUTI, S.Kep
4. FIKRAH SUCI ALNUR, S.Kep
5. LEDYS AMELIA, S.Kep
6. PUTRI ISLAMI, S.Kep
7. RIZKA FEBRI TAMALA, S.Kep
8. SALSABILA, S.Kep
9. WILDA SYAHRI HASTUTI, S.Kep
10. YAUMIL REFTI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2020
BAB I

ANALISA SITUASI DAN PERMASALAHAN

A. ANALISIS SITUASI
Lansia merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian masyarakat
dan pemerintahan karena membawa berbagai permasalah yang harus diantisipasi dan
dicarikan jalan keluarnya, termasuk bidang kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu
setiap orang pasti mengalami pergantian (regenerasi) sel-sel dalam tubuhnya. Secara
alamiah, sel tubuh juga mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan
dan mengakibatkan kesehatan lansia pun akan mulai menurun dan terganggu (Saragih,
2012).
Lansia mengalami masalah kesehatan yang meliputi kemunduran dan kelemahan
baik kemunduran fisik, kognitif, perasaan, mental, dan sosial (Azizah, 2011). Perubahan
fisik yang terjadi pada lansia sangat bervariasi, dan terjadi di berbagai sistem, yaitu
sistem integumen, sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinal, sistem reproduksi,
sistem neurologis, sistem perkemihan, dan sistem muskuloskeletal (Potter & Perry,
2013). Penurunan pada system kardiovaskuler biasanya ditandai dengan adanya
perubahan sruktur jantung dan vaskuler yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk
berfungsi secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan kaku serta arteri
kehilangan elastisitasnya. Tumpukan kalsium dan lemak berkumpul didalam dinding
arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok. Meskipun fungsi dijaga dalam keadaan
abnormal, tetapi system kardiovaskuler akan berkurang cadangannya dan kemampuannya
dalam merespon stress menurun. Curah jantung saat istirahat akan berkurang sekitar 1%
per tahun setelah usia 20 tahun. Dalam kondisi stress, baik curah jantung maksimum dan
denyut jantung maksimum juga menurun tiap tahun. Selanjutnya pada masa penuaan
kemampuan arteri dalam melakukan fungsinya juga akan mulai berkurang sampai 50%,
pembuluh darah kapiler akan mengalami penurunan elastisitas dan permeabilitas, maka
akan menyebabkan perubahan fungsional yaitu kenaikan tahanan vaskular sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan sistol dan penurunan perfusi jaringan.
Maka dari itu pada usia lanjut tak jarang lansia yang mengalami kenaikan pada tekanan
darahnya (Pudjiastuti dalam Suri, 2017).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic
90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam
tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,hipertensi
didefinisikan sebagai tekanansistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90mmHg.
Hipertensi merupakan penyebabutama gagal jantung, stroke, dan gagal ginja
(Hartono,2013). Adapun faktor- faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga, merokok, stress, konsumsi alkohol dan lain-lain (Tarigan, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Ketis (2011), menyebutkan bahwa prilaku lansia
dalam mengatasi masalah kesehatan, sebagian besar memilih untuk melakukan
pengobatan sendiri. Pengobatan sendiri adalah pemilihan dan penggunaan obat tanpa
resep atas inisiatif sendiri untuk mengobati penyakit atau gejala yang dirasakan (Gutema
2011). Untuk pengobatan tradisional dalam mengatasi hipetensi beberapa tanaman yang
bisa digunakan sebagai bahan baku obat tekanan darah tinggi diantaranya adalah bawang
putih, seledri dan parutan kunyit merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk
menurunkan peningkatan tekandan darah atau penyakit hipertensi.
Masyarakat Cina tradisional sudah lama menggunakan seledri untukmenurunkan
tekanan darah. Seledri memiliki kandungan yang lebih banya kuntuk menurunkan
tekanan darah, selain itu bawang putih juga mengadung zat alisin dan hydrogen sulfide,
zat tersebut memiliki efek selayaknya obat darah tinggi memperbesar pembuluh darah
dan membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun,
sedangkan manfaat dari kunyit juga memiliki kandungan bagi tubuh seperti zat kuning
kurkumin, kalium, kalsium, zat besi,dan magnesium. Kukumin yang terdpat pada kunyit
merupakan zat anti oksidan karena kunyit tidak mengandung kolestrol dan kaya akan
serat. Maka dari itu ketiga obat tersebut dapat mengendalikan tekanan darah.
Menaruh perhatian pada kesehatan telah menjadi sesuatu yang sangat diutamakan
pada saat ini apalagi dunia sedang mengalami wabah virus Corona. Terutama bagi lansia
yang memiliki tekanan darah tinggi. Mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit yang
dapat menyebabkan komplikasi parah, hal ini yang kemudian membuat mereka lebih
rentan terhadap Covid-19. Hipertensi atau tekanan darah tinggi selalu diperhitungkan
menjadi salah satu kondisi yang serius. Karena, hipertensi dapat meningkatkan resiko
jantung, ginjal, otak dan penyakit lainnya. (WHO, 2020). Maka dari itu penting bagi
lansia yang memiliki tekanan darah tinggi agar selalu memantau tekanan darahnya secara
teratur agar tekanan darah dapat dikendalikan dan komplikasi dapat dicegah. Hal ini
penting dilakukan karena hipertensi atau darah tinggi merupakan salah satu penyakit
penyerta (komorbiditas) yang berbahaya bagi pasien yang terinveksi virus Covid-19.

B. PERMASALAHAN
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknyadi atas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,hipertensi
didefinisikan sebagai tekanansistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90mmHg.
Hipertensi merupakan penyebabutama gagal jantung, stroke, dan gagal ginja
(Hartono,2013). Adapun faktor- faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga, merokok, stress, konsumsi alkohol dan lain-lain (Tarigan, 2016).
Berdasarkan pengkajian yang sudah kelompok lakukan, maka kelompok
menemukan berbagai permasalahan, yaitu :
1. Dari 10 lansia yang telah dilakukan pengkajian 4 orang yang memiliki tekanan darah
tinggi.
2. Lansia yang memiliki tekanan darah tinggi tersebut mengatakan kurang mengetahui
bagaimana cara pengobatan hipertensi
3. Ketika terjadi peningkatan darah tinggi lansia hanya membawa tidur dan ada yang
mengatakan tidak mau dibawa berobat oleh anaknya.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Hipertensi merupakan peningkatan pada tekanan darah yaitu sistolik dimana sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price, 2015). Hipertensi pada lansia sedikit
berbeda dengan yang terjadi pada dewasa muda, faktor yang berperan pada lanju usia terutama
adalah penurunan kadar renin, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan
elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua (Boedi-Darmojo, 2011), elastis dinding
aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% setiap tahun (Reny, 2014). Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan
penderita hipertensi yaitu: Sakit kepala, lemas, kelelahan, gelisah, mual, muntah, epistaksis,
kesadaran umum. Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi yaitu: Gagal jantung, Stroke,
Enselopati, Nefrosklerosis dan Infusiensi ginjal (Price 2015).

Dalam menangani hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
penatalaksanaan dengan Non Farmakologis dan Farmakologis. Pada penatalaksanaan Non
Farmakologis dapat dilakukan dengan tindakan seperti pengaturan diet, olahraga, memperbaiki
gaya hidup serta dengan terapi otot progresif. Sedangkan dengan Farmakologis sendiri yaitu
dengan terapi oksigen, pemantauan hemodimanik, dan dengan menggunakan obat – obatan baik
obat medis maupun obat alami. Beberapa penatalaksanaan Farmakologi dengan menggunakan
obat alami atau herbal tersebut adalah dengan menggunakan parutan kunyit, rebusan daun seledri
dan rebusan bawang putih.

Penatalaksanaan non farmakologi atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk
menurunkan hipertensi. Menurut Hidayati (2011) mengatakan bahwa fenomena back to nature
telah melanda masyarakat dunia sehingga tren permintaan masyarakat terhadap konsumsi
pangan, minuman kesehatan dan obat dari bahan alam terus meningkat. Penggunaan obat
tradisional karena dirasa lebih aman dibandingkan obat kimia (46,2%). Menurut Wardana(2008)
dalam Hidayati (2011) mengungkapkan bahwa alasan menggunakan obat tradisional karena
mudah didapat (44%). Salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional adalah kunyit.
Kunyit memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti zat kuning kurkumin,
minyak astiri, mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium. Kalium
merupakan suatu komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu untuk mengontrol
detak jantung dan tekanan darah. Kurkumin yang dimiliki oleh kunyit merupakan zat anti
oksidan karena kunyit tidak mengandung kolesterol dan kaya akan serat, kandungan tersebut
yang akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kunyit banyak digunakan
untuk meningkatkan nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, menurunkan lemak.
Ditambah lagi pada masa pendemi seperti sekarang ini lansia sangat rentan terkena pernyakit
karena sistem imun yang sudah mengalami banyak penurunan. Kunyit merupakan salah saru
alternatif yang dapat digunakan untk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga manfaat
yang didapat oleh lansia juga banyak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muti (2017)
terdapatnya penurunan tekanan darah pada lansia setelah diberikannya seduhan kunyit yang
diberikan pada pagi hari selama 6 hari.

Terapi obat tradisional lainnya yang dapat diberikan pada lansia penderita hipertensi adalah
dengan memberikan air rebusan seledri. Seledri (Apium graveolens L) merupakan salah satu dari
jenisterapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi.Masyarakat Cina tradisional sudah lama
menggunakan seledri untuk menurunkan tekanan darah. Seledri memiliki kandungan yang lebih
banyak untuk menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang dapat juga digunakan
untuk menurunkan tekanan darah tinggi seperti daun salam yang hanya memiliki kandungan
minyak asiri dan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah dan mahoni yang hanya memiliki
kandungan flavonoida untuk menurunkan tekanan darah sedangkan seledri memiliki kandungan
apigeninyang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan
darah tinggi. Selain itu, seledri juga mengandung flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium, dan
magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Pemeberian ekstrak seledri dapat diberikan dalam berbagai metode, seperti dengan cara
diperas maupun dengan ferluks yang dapat menunjukkan penurunan pada tekanan dara. Alkaloid
yang terkandung didalam biji seledri mempunyai efek yang sedatif dan antikonvulsan. Air
rebusan seledri yang dibuat dengan cara mencuci seledri seutuhnya hingga bersih, lalu di potong
kasar dan di masukkan kedalam panc. Tambahakan 1 gelas air bersih atau sekitar 200ml dan
rebus sampai airnya tersisa hingga ¾. Setelah air rebusan dingin baru diminum, tindakan ini
dapat dilakukan selama 2 kali dalam sehari Berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan
oleh Arie, dkk yaitu terdapatnya penurunan tekanan darah pada lan. sia yang telah diberikan
kepada 10 responden.

Pemberian obat herbal selanjutnya yaitu dengan cara memberikan rebusan bawang putih pada
lansia yang mengalami hipertensi. Bawang putih pada umumnya digunakan pada alat masak atau
sebagai bumbu pada masakan, Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat dimanfaatkan
secara tradisional untuk mengobati tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan pernafasan,
ambeyen, sembelit, luka memar, kolesterol, dan lain-lain.Sedangkan berdasarkan penelitian-
penelitian ilmiah yang telah dilakukan, bawang putih dapat juga digunakan sebagai obat anti
diabetes, anti hipertensi dan anti kolesterol.

Pada bawang putih mengandung zat yang berfungsi untuk membantu menurunkan darah
tinggi yaitu zat alisin dan hydrogen sulfide. Dengan cara memperesar pembuluh darah dan
membuat pembuluh darah tidak kaku. Sehingga tekanan darah akan mengalami penurunan,
Mekanisme kerja bawang putih dalam menurunkan tekanan darah berhubungan dengan efek
vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan tertutupnya kanal dan terbukanya kanal
sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan demikian otot akan mengalami relaksasi, tingginya
konsentrasi ion intraseluler menyebabkan vasokontriksi yang berdampak terhadap terjadinya
kondisi hipertensi. Senyawa allisin yang terkandung dalam bawang putih berkhasiat
menghancurkan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi
tekanan darah (Hernawan dan Setyawan, 2011).

Dengan memberikan seduhan bawang putih secara rutin setiap pagi dalam waktu 7 hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 6 – 10 mmHg tekanan diastolic 6-9
mmHg, yang artinya ada pengaruh pemberian air seduhan bawang putih terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi. Dengan mengonsumsi bawang putih dapat mencegah arterosklerosis,
arterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh penumpukan
lemak dan kolesterol yang dapat mempengaruhi tekanan darah, menyebabkan stroke dan
serangan jantung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Izzati, dkk ( 2017) yaitu
terdapatnya penurunan tekanan darah pada responden yang telah diberikan rebusan bawang
putih.
Berdasarkan masalah yang sering terjadi pada lansia yaitu kurangnya pengetahuan lansia
dalam mengontrol dan mengobati hipertensi yang dialami maka kelompok tertarik untuk
mengambil topik penyuluhan tentang upaya peningkatan pengetahuan obat herbal dan gaya
hidup dimasa pendemi melalui media aplikasi Zoom dengan lansia yang bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia mengenai obat herbal untuk


menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
2. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan lansia cara penatalaksanaan hipertensi di
masa pendemi
3. Meningkatkan pemahaman lansia tentang pengaruh obat herbal terhadap hipertensi
4. Meningkatkan kemampuan lansia untuk menyebukan kembali cara penatalaksanaan
hipertensi dengan menggunakan obat herbal
5. Merubah perilaku lansia untuk menerapkan pengguaan obat herbal untuk menurunkan
hipertensi di masa pendemi.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan pengamatan terhadap objek sasaran yang tepat

b. Melakukan Konsultasi dengan Dosen Pembimbing mengenai program penyuluhan yang


akan diajukan

c. Melakukan koordinasi lansia yang berada di wilayah masing-masing

d. Mengkoordinasikan kepada Tim kelompok untuk memahami dan memberikan

penyuluhan kepada lansia di wilayah masing-masing

e. Menyiapkan alat atau media untuk penyuluhan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Topik

Upaya peningkatan pengetahuan obat herbal dan gaya hidup pasien hipertensi di masa

pandemi

b. Sasaran Penyuluhan

10 orang lansia yang berada di wilayah masing-masing

c. Metode

1) Ceramah

2) Demonstrasi

3) Tanya jawab

d. Media dan Alat

1) Leaflet
2) Laptop
3) Zoom
e. Waktu dan Tempat
1) Hari/Tanggal : Jumat/ 02 Oktober 2020
2) Jam : 10.15- 11.15 WIB
3) Waktu : 60 Menit
4) Tempat : Media Zoom
f. Pengorganisasian dan Fungsinya

1) Presenter : Salsabila

Uraian Tugas :

a) Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disajikan

b) Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan

c) Memberikan reinforcement positif terhadap peserta tentang pendapatnya

2) Moderator : Fikrah Suci Alnur

Uraian Tugas :

a) Membuka acara

b) Memperkenalkan anggota

c) Menjelaskan tujuan dan topik

d) Menjelaskan tata tertib penyuluhan

e) Menjelaskan kontrak waktu

f) Menetapkan bahasa

g) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan dan penjelasan yang tidak

dipahami

h) Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh peserta


i) Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan

j) Mengatur jalannya acara

k) Menutup acara

3) Fasilitator : Putri Islami, Rizka Febri Tamala, Yaumil Refti, Dafiq Fadli, Ledys

Amelia, Wilda Syahri Hastuti

Uraian Tugas :

a) Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan

b) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

c) Menjawab pertanyaan audiens

d) Membuat absensi penyuluhan

e) Membagikan leaflet

4) Demonstrasi:

Uraian Tugas :

a) Memperagakan gerakan senam ergonomis

5) Observer : Annisha Allama Noptikha

Uraian Tugas :

a) Mengamati hasil penyuluhan tentang senam ergonomis untuk untuk mengurangi

nyeri sendi pada lansia

b) Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan

c) Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan


3. Setting Ruangan

Keterangan :

Pembimbing Fasilitator

Presenter Pasien/peserta

Moderator Observer
4. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Mengucapkan salam  Mendengarkan dan
 Memperkenalkan diri dan anggota memperhatikan
kelompok serta dosen  Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan
 Menjelaskan topik dan tujuan.  Mendengarkan dan
 Menjelaskan kontrak waktu. memperhatikan
2. 40 menit Pelaksanaa :
 Mengemukakan pendapat.
 Menggalipengetahuan peserta
tentang pengertian hipertensi  Mendengarkan.
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan.
 Menjelaskan tentang pengertian
hipertensi  Mengemukakan pendapat.
 Menggali pengetahuan peserta
tentang penyebab hipertensi  Mendengarkan.
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan.
 Menjelaskan tentang penyebab
hipertensi  Mengemukakan pendapat
 Menggali pengetahuan peserta
tentang tanda dan gejala
hipertensi  Mendengarkan.
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang tanda dan
gejala hipertensi  Mengemukakan pendapat
 Menggali pengetahuan peserta
tentang komplikasi hipertensi  Mendengarkan
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang komplikasi
hipertensi  Mengemukakan pendapat
 Menggali pengetahuan peserta
tentang mengatasi hipertensi
dengan obat herbal dan gaya
hidup  Mendengarkan.
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang cara
mengatasi hipertensi dengan obat
herbal dan gaya hidup  Mengemukakan pendapat
 Menggali pengetahuan peserta
tentang manfaat obat herbal  Mendengarkan
 Memberikan reinforcement positif  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang manfaat obat
herbal  Memperhatikan.
 Menjelaskan tentang cara
mengolah obat herbal

3. 15 menit Penutup :
 Memberikan kesempatan kepada  Bertanya
audien untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan audien
 Mengevaluasi bersama – sama  Mendengarkan
audien atas materi yang telah  Menjawab
dibahas.
 Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah dibahas.  Mendengarkan dan
 Memberikan kesempatan kepada memperhatikan
audien untuk mendemonstrasikan
ulang
 Mengucapkan salam

5. Kriteria hasil

a. Evaluasi Struktur

1. Penyuluh dan peserta diharapkan dapat hadir sesuai dengan rencana

2. Pengaturan tempat diharapkan teratur.

3. Diharapkan suasana tenang, tidak ada penghalang selama penyuluhan.

4. Diharapkan tempat dan media penyuluhan dapat digunakan sesuai rencana.

5. Diharapkan peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan baik

b. Evaluasi Proses

1. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan

penyuluhan.

2. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta berperan aktif.

3. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mengajukan pertanyaan.


4. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mampu memahami obat herbal dan

gaya hidup untuk hipertensi

5. Diharapkan peran mahasiswa sebagai pemberi penyuluhan terlaksana sesuai tujuan.

c. Evaluasi Hasil

1. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui pengertian hipertensi

2. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang penyebab hipertensi

3. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi

4. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang komplikasi hipertensi

5. Diharapkan 80%peserta penyuluhan mengetahui tentang cara mengatasi hipertensi

dengan obat herbal dan gaya hidup

6. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang manfaat obat herbal

7. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang cara membuat obat herbal
BAB IV

LUARAN & TARGET PENCAPAIAN

Luaran dan pencapaian di harapkan dari pelaksanaan progam ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia tentang hipertensi.


b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang obat herbal.
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia tentang obat herbal bisa
menurunkan hipertensi.
d. Lansia mampu memahami cara menngontrol hipertensi.
e. Lansia mampu mengetahui obat-obat herbal yang bisa digunakan untuk mengontrol
hipertensi.
f. Peserta mampu mendemonstrasikan kembali cara mengolah obat herbal.
BAB V
LAMPIRAN MATERI
A. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes Irianto,2014)
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin,
2003 ).Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
2. Penyebab
a. Keturunan
b. Gaya hidup yang tidak sehat
1) Diit yang tidak sehat (kurang buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh tinggi
kolesterol,tinggi garam dan gula).
2) Kurang aktivitas fisik/ olahraga
3) Kegemukan/obesitas
4) Alkohol
5) Merokok
6) Stress
c. Sekitar 5 – 10 % berhubungan dengan penyakit ginjal, 1 – 2 %berhubungan
dengan kelainan hormon atau pemakaian obat tertentu (Pil KB).
3. Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
b. Pusing / migran
c. Rasa berat ditengkuk
d. Sukar tidur
e. Lemah dan lelah
f. Nokturia
g. Sulit bernafas dan beraktifitas
h. Mudah marah
i. Mata berkunang-kunang
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor. Pada medula diotak, dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

5. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi
dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure “ (JNC-VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin
(2009), antara lain :
a. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak (stroke). Stroke merupakan kematian jaringan otak yang terjadi
karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak, biasanya beberapa menit
(complete stroke).
b. Mata
Pada mata, hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutaan (Yahya, 2005).
c. Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga fungsi ginjal menurun
hingga mengalami gagal ginjal.

d. Ensefalopati (kerusakan otak)


Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak berupa
penekanan pembuluh darah, pendarahan, dan kematian sel otak.
e. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang
disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak lagi dapat memompa sehingga
banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau edema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
B. Konsep Obat Herbal/Tradisional
a. Defenisi Obat Herbal/Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes RI No. 007 Tahun 2012),
bahan-bahan yang digunakan tidak mengandung bahan kimia sintetik. Obat
tradisional terbuat dari campuran berbagai tumbuhan yang dapat dibuat menjadi
bentuk sediaan yang bervariasi diantaranya adalah kapsul, tablet, pil, dan lain-lain.
Menurut WHO, obat tradisional telah digunakan secara luas di dunia sejak hampir 20
tahun. Pada negara-negara seperti Ghana, Mali, Nigeria, dan Zambia, penggunaan
obat tradisional mencapai 60% dan sekitar 80% populasi di banyak negara
menggunakan obat tradisional sebagai perlindungan kesehatan mereka (Kayne, 2010).
b. Kelebihan Obat Herbal/Tradisional dalam Penyembuhan  Penyakit
Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan manfaat pengobatan herbal memang
sudah semakin terbuka. Bahkan, penggunaan bahan-bahan herbal sudah dijadikan
gaya hidup kekinian.
Seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal,
semakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini, tidak jarang ditemui
aneka jenis obat-obatan herbal, seperti jamu, yang diproses lebih modern dengan
dukungan penelitian ilmiah.
1. Obat Herbal – Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di
alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa
pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa
obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat
aman digunakan.
Akan tetapi, Anda tentu harus tetap berhati-hati saat memilih jamu karena
ada beberapa jenis jamu yang tradisional yang diproduksi secara tidak higienis.
Bahkan, menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Akhirnya, “obat
herbal” ini akan mengancam kesehatan tubuh Anda. Dalam hal ini, yang
membahayakan adalah kontaminasi jamur serta zat tambahan lainnya, bukan
jamunya.
2. Kelebihan Obat Herbal – Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak
boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal.
Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh
siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam
tubuh atau detoksifikasi.
3. Kelebihan Obat Herbal – Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala
penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain
menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga
menghilangkan akar penyakitnya.
4. Kelebihan Obat Herbal – Mengandung Banyak Khasiat  
Anda tentu sepakat bahwa obat herbal memiliki banyak, bahkan sangat
banyak, khasiat. Satu obat herbal saja bisa digunakan untuk mengobati lebih dari
satu penyakit.
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan
habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis,
bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu
menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.
c. Kandungan di Dalam Tanaman Herbal/Tradisional
Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia yang
rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan, bahkan
mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk mengobati
penyakit tertentu.
Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan
didalam tanaman herbal :
 
Nama Manfaat Zat yang terkandung
tanaman
Daun Mengobati tekanan darah tinggi butilftalida dan butilidftalida
Seledri
Daun Sirih  Mengobati batuk, antiseptika (membunuh betIephenol, seskuiterpen, pati,
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur diatase, gula dan zat samak dan
kavikol
Daun Mengobati diare flavonoid seperti tanin
Jambu biji
Daun Bersifat memperlancar air seni Saponin, minyak atsiri, zat
Kumis samak, lemak  dan glucosit
kucing orthosiphonin
Daun Mengobati rematik saponin, flavonoida, tanin,
Landep  garam kalium, dan silikat 
Batang Mengobati penyakit batuk dan sesak napas,  zat-zat anti inflamasi (radang
Kayu manis nyeri lambung  perut kembung, diare, rematik, sendi)
dan menghangatkan lambung.
Buah Jeruk Mengobati penyakit demam, batuk fellandren dan sitral
nipis  kronis, kurang darah, menghentikan
kebiasaanmerokok,  menghilangkan bau badan,
dan memperlancar buang air kecil.
Buah Obat antikembung asam petroselinat, asam
ketumbar oktadasenat,  dan felandren
Umbi Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan Curcuma, desmetoksikumin dan
Kunyit kejang-kejang bisdesmetoksikurkumin
Mengkudu Mengobati penyakit radang usus, susah buang Terpenoid, Zat anti bakteri,
air kecil, batuk, Scolopetin Zat anti kanker
amandel, difetri, lever,sariawan, tekanan darah Xeronine dan Proxeronine
tinggi, dan sembelit
Biji Pinang sebagai obat antelmentika, terutama terhadap alkaloid, seperti arekolin
cacing pita
Umbi penguat sistem kekebalan tubuh, membantu saponin dan glikosida
Gingseng menjaga hati, kelenjar adrenal, dan tiroid sehat,
dapat membantu mencegah penyakit mulai dari
flu biasa sampai kanker.

d. Kelebihan dan Kekurangan obat tradisional


Kekurangan :
 Efek farmakologinya lemah
 Pada obat tradisional tertentu bahan bakunya belum standar
 Belum di lakukan uji klinik (Pada jamu dan obat herbal terstandar)
 Untuk bahan yang belum di standarisasi mudah tercemar berbagai jenis
mikroorganisme
 Kelebihan obat tradisional :
 Efek sampingnya relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat
 Ramuan dengan komponen yang berbeda memiliki efek samping yang
mendukung
 Pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai
untuk penyakit-penyakit metabolic dan degeneral.
e. Obat Herbal/Tradisional untuk Hipertensi

Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan berbagai penyakit berbahaya, seperti


stroke, penyakit jantung, dan lain-lain. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit yang umum diderita oleh masyarakat. Tekanan darah tinggi bisa mengancam
semua kalangan. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi bila tekanan
darah di atas 180/120. Bila dibiarkan, tekanan darah tinggi bisa memicu munculnya
penyakit kronis seperti jantung dan stroke. 

Tekanan darah tinggi disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat seperti merokok,
mengonsumsi minuman beralkohol, tidak berolahraga, mengonsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi. Selain itu, seseorang menderita tekanan darah tinggi
karena faktor keturunan, kelebihan berat badan, usia, dan stres. 

Umumnya, untuk menurunkan tekanan darah tinggi seseorang minum obat dari
dokter. Ada banyak cara untuk menurunkan tekanan darah tinggi yakni dengan
minum obat kimia, obat herbal, olahraga, menjaga asupan makanan, dan
mengonsumsi buah-buahan. 

Oleh karena itu, terdapat beberapa obat alami hipertensi darah tinggi beberapa
diantaranya adalah kunyit, bawang putih dan seledri.

a. Kunyit

Kunyit mengandung zat kurkuminoid, minyak atsiri, protein, zat besi, dan lain-
lain yang sangat bermanfaat untuk menunjang kesehatan tubuh. Tak terkecuali
dengan menurunkan tekanan darah tinggi, dan mampu mengurangi peradangan,
meningkatkan aliran darah, dan memperbaiki fungsi kardiovaskular, dan
menghilangkan pembentukan plak pada dinding arteri. Sebagai obat alami darah
tinggi, kunyit juga mampu mengencerkan dan meningkatkan aliran darah.

Cara mengolah kunyit cukup dengan menumbuk halus dan merebusnya dengan
air. Saring dan minum rebusan air ini setiap hari. Hal inilah yang membuat kunyit
berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi. Perlu diketahui, Anda tidak boleh
sembarangan mengonsumsi kunyit sebagai obat darah tinggi, sebab ada cara
khusus untuk bisa mendapatkan manfaat dari kunyit. 

Berikut cara meracik dan konsumsi obat herbal kunyit untuk menurunkan
tekanan darah tinggi. 

Bahan 

 Kunyit 1/2 jari 


 Gula aren  1 sendok makan

 Anda cuci lalu parut kunyit. Setelah itu, Anda tambahkan gula aren yang
sudah dicairkan. 
 Anda remas-remas campuran kunyit dan gula aren. Setelah tercampur rata,
Anda peras dan saring kunyit dan gula aren tersebut. 
 Anda minum ramuan herbal kunyit tersebut dua sampai tiga kali sehari.

Adapun langkah yang dilakukan untuk menggunakannya adalah dengan


menambahkan bubuk kunyit ke dalam teh, Anda juga dapat menambahkan
beberapa sendok madu untuk mengurangi rasa pedas. Air perasan kunyit efektif
menurunkan tekanan darah tinggi. Obat herbal ini bisa jadi solusi untuk Anda
yang sedang menderita tekanan darah tinggi.  

Obat herbal memang relatif lebih aman untuk dikonsumsi. Namun, ada baiknya
Anda tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal kunyit
untuk menurunkan tekanan darah tinggi. 

b. Seledri

Selama ini banyak orang menyangka seledri hanyalah tanaman pelengkap atau
pemanis sajian masakan. Namun ternyata, seledri dapat berkhasiat
sebagai tanaman herbal untuk menurunkan darah tinggi.
Melansir Buku Jamu Saintifik: Suatu Lompatan Ilmiah Pengembangan
Jamu (2017) oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balitbangkes, Kemenkes, secara empiris, seledri
dapat dimanfaatkan sebagai peluruh air seni dan penurun tekanan darah.
Apigenin dalam herba seledri berfungsi sebagai beta bloker yang dapat
memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan konstraksi jantung
sehingga aliran darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi
berkurang.
Sementara, apiin, senyawa glikosida dari apigenin, bersifat diuretik, yaitu
membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh
sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah.

Ahli kardiovaskular dari Cleveland Clinic, Kenneth Shafer, MD, membagikan


cara memanfaatkan seledri untuk mengontrol tekanan darah tinggi. "Konsumsi
seluruh bagian seledri mulai dari daun sampai batangnya untuk mendapatkan
serat, magnesium, kalium, dan zat lain yang dapat membantu mengatur tekanan
darah," jelas Dr. Shafer. 

Dr. Shafer menyarankan orang yang ingin mengontrol tekanan darah sebaiknya
mengonsumsi satu cangkir atau sekitar empat batang seledri berukuran besar
setiap hari. Anda bisa mengonsumsinya dalam bentuk jus seledri, atau dinikmati
secara langsung setelah dicuci bersih. Kendati seledri bisa bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, namun Dr. Shafer mengingatkan, penderita
hipertensi tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis asupan. Pasalnya, untuk
menjaga kesehatan tetap prima, dibutuhkan kerja sama nutrisi dan senyawa dari
berbagai zat gizi asupan. Untuk itu, selain mengonsumsi seledri, pasien hipertensi
juga disarankan tetap makan sayuran lain, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-
bijian, dan minyak nabati. Selain itu, penderita tekanan darah tinggi juga wajib
membatasi asupan garam atau natrium, asupan manis, dan daging merah. 
Lantaran beberapa zat dalam seledri memiliki efek sejenis obat penurun tensi,
demi keamanan ada baiknya penderita tekanan darah tinggi yang ingin
mengonsumsi seledri berkonsultasi dulu dengan dokter.(Mahardini Nur Afifah)

c. Bawang Putih

Bawang putih bukan hanya dapat memberi rasa nikmat pada makanan. Bawang
putih juga memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah dengan
membantu meningkatkan zat dalam tubuh, yakni oksida nitrat yang dapat
menyebabkan pembuluh darah rileks, dan bisa meingkatkan proses vasodilatasi
yang menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah akan turun.
Namun perlu diketahui, penderita darah tinggi tidak boleh asal mengonsumsi
bawang putih untuk menurunkan tekanan darah tingginya. Sebab, ada cara khusus
mengonsumsi bawang putih yang efektif menurunkan tekanan darah tinggi.
Mengutip dari Grid.id, berikut cara mengonsumsi bawang putih sebagai obat
herbal darah tinggi. 

Bahan 

 Bawang putih 1 siung 

 Anda cuci dan kupas bawang putih. Kemudian, Anda kukus bawang putih
selama beberapa menit. Anda makan satu siung bawang putih kukus dua kali
sehari.   
 Cara lainnya, Anda bisa merebus bawang putih tersebut selama lima menit.
Setelah itu, Anda bisa mengonsumsi bawang putih rebus dengan makanan
lainnya. 
Selain mengonsumsi bawang putih, ada baiknya Anda mulai menjalankan pola
hidup sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
C. Konsep Gaya Hidup/Pola Hidup
1.  Pengertian Gaya Hidup/Pola Hidup Sehat
Gaya hidup sehat yang diharapkan yaitu segala upaya untuk menerapkan kebiasaan
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan. Kesehatan bukanlah segala-galanya namun segala-galanya
tanpa kesehatan tidak ada artinya. Bahkan sehatan merupakan investasi, hak dan
kewajiban setiap manusia.
Dari penyataan tersebut diatas, makin terasa bahwa sehat adalah kebutuhan dan milik
kita yang harus diperjuangkan. Karena dengan pola hidup sehat, kita akan sehat lahir dan
bathin, yaitu : merasa nyaman, aman dan tentaram, memiliki rasa percaya diri, sukses
dalam pekerjaan, serta dapat menikmati kehidupan social dilingkungan
keluarga,tetanggadan masyarakat.
Pola hidup sehat memiliki banyak komponen. Tetapi secara umum meliputi beberapa
factor, antara lain : Istirahat yang cukup dan teratur, mengkonsumsi makanan yang sehat
secara teratur dan seimbang, mempertahankan berat badan ideal, melakukan latihan fisik
secara teratur, benar,terukurdan berkesenambungan, berpandangan positif dan melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutindan teratur.
2. Langkah – Langkah Mencapai Pola Hidup Sehat
Tetap dalam keadaan sehat merupakan dambaan semua orang, agar dalam
melaksanakan kegiatan sehari – hari untuk bekerja menghidupi diri, keluarga, masyarakat
dan bangsa.
Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, ada faktor bawaan, faktor didapat dan
faktor lingkungan . Ada yang bisa disikapi atau disiasati tapi ada yang harus diterima apa
adanya, kalau orang orang yang tinggal dikota harus bersiap untuk menghisup udara yang
tercemar polusi, bekerja malam harus mengorbankan tidur malam dan sebagainya.
Hidup sehat dan benar itu hanya dengan empat kalimat, yaitu : makan yang
pantas, berolahraga dengan teratur, stop rokok dan alcohol, serta mental dan bathin
tenang dan seimbang. Dengan empat tersebut menurut sebuah penelitian, penyakit
tekanan darah tinggi kerkurang 55 %, stroke dan jantung koroner kerkurang 75 %,
diabetes berkurang 50 %, tumor berkurang 35 %, dan usia rata-rata dapat diperpanjang 10
tahun ke atas dari rata-rata usia harapan manusia.
a. Sinar Matahari
Cahaya matahari banyak memberikan keuntungan , diantaranya :
1) 15 – 30 menit di bawah sinar matahari tiap harinya baik pagi maupun sore membantu
tubuh untuk mensitesa vitamin. Contonya vitamin D yang berguna untuk
menghasilkan Ca dan F yang berfungsi dalam membangun dan memperbaiki tulang.
2) Cahaya matahari bisa membunuh bakteri
3) Cahaya matahari menolong seseorang untuk beradaptasi dengan dunia malam atau
depresi terhadap musin dingin
b. Istirahat
Tubuh harus dapat istirahat untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kita harus menyediakan
waktu berekreasi dan beristirahat untuk menghilangkan ketegangan dalam pekerjaan.
Tanpa istirahat yang cukup orang sering kali kegugupan tiap kali berbicar, depresi dan
mudah tersinggung, maka istirahat yang cukup itu perlu.
c. Gerak Badan
Gerak badan atau olahraga penting bagi kesehatan kita, karena :
1) Gerakan badan membantu untuk menormalkan tekanan darah.
2) Gerakan badan membiarkan lebih banyak darah mencapai setiap jaringan tubuh untuk
mempertahakan kehangatan.
3) Gerakan badan memberikan energi listrik ke otak dan sel-sel saraf, hal ini
memberikan kesehatan dengan merangsang system kekebalan tubuh.
4) Gerakan badan menjaga anda agar tampak segar gan bugar.
d. Air
Karena air sangat dibutuhkan setiap sel dalam tubuh kita. Kita harus minum banyak air
hal itu karena:
1) Dalam ukuran berat, tubuh berisi kurang lebih 70 % air.
2) Tubuh membutuhkan kira-kira setengah atau dua liter air setiap harinya untuk
menjalankan setiap fungsinya, sebagian dari fungsi itu termasuk sirkulasi darah,
pembuangan, penyaluran gizi, dan pencernaan.
3) Kadar air di dalam sel kira-kira 70-85 % sehinga kita kekurangan air, sel-sel ini tidak
bisa menolong kita siap secara mental.
e. Gizi yang benar
Menurut penelitian, orang yang sering mengkonsumsi sayur-sayuran atau
vegetarian lebih sehat dan hidup lebih lama. Untuk itu cobalah untuk kembali
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, kacan-kacangan,dsb.
Agar hidup bisa lebih sehat lagi maka pilihan menu makanan sebagai berikut :
1) Meningkatkan jumlah lemak tidaak jenuh ganda dalam makanan.
2) Memilih makanan yang berserat tinggi.
3) Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berserat
f. Hindari Stress
Stress telah menyerang tanpa disadari oleh yang mengalaminya. Stress
mempengaruhi dan meningkatkan hormone stress di dalam tubuh yang berakhibat
naiknya tekanan darah. Pada umumnya orang yang stress akan terdorong untuk
melakukan hal-hal yang merugikan dan merusak, seperti : merokok, minum-minuman
keras dan bergaul bebas.
Akibat lain dari stress yaitu meningkatkan produksi kolestesterol jahat (LDL)
yang diproduksi olah hati yang mengakibatkan meningkatnya penyempitan dan
penyumbatan pembuluh dara. Untuk itu hindari stress dan perbanyak refreshing.
Daftar pustaka

Tarigan AR, Zulhaida L, Syarifah. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga
terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan.
2018; 11 (1): 10-1

Saragih, F.L. (2012) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Pencegahan Hipertensi
Di Puskesmas Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Akademi
Kpeperawatan Sari Mutiara. Medan

Hartono, A 2013, Edisi 2 terapi gizi dan dietrumah sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai