Anda di halaman 1dari 27

Patofisiologi, Farmakologi, Terapi diet pada Gangguan

berbagai Sistem pada Kasus : Kegawatan Psikiatrik,


Syok, dan Trauma Dada
• Ike Agens. F
• Alda Arum Ratri
• Meske
• Lyntrik Silvana
• Nur Aini
• Sri rahayu pita
• Aldo Stefanus
• Mahardika
Patofisiologi, Farmakologi, Terapi diet pada Gangguan berbagai
Sistem pada Kasus : Kegawatan Psikiatrik, Syok, dan Trauma Dada

Kegawatdaruratan psikiatri adalah setiap


gangguan dalam pikiran, perasaan, atau
tindakan yang memerlukan intervensi segera.
Kejadian gawat darurat psikiatri semakin
meningkat karena kekerasan, penggunaan
narkoba, dan gangguan jiwa. Sebagian gawat
darurat psikiatri dapat ditemui diunit gawat
darurat.
Gaduh gelisah dan ancaman kekerasan

Gaduh gelisah adalah peningkatan aktivitas


mental dan motorik seseorang yang sulit
dikendalikan. Gaduh gelisah dapat berujung
pada agresi fisik yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain yang dalam taraf ekstrem
dapat berupa pembunuhan.
Penelantaran Diri
Tanda utama yang dapat dilihat dari pasien
penelantaran diri adalah cachexia, badan lemah
yang dapat berada pada status dehidrasi, dan
badan kotor dan bau. Penelantaran diri dapat
terjadi pada pasien dengan skizofrenia katatonik
stupor, episode depresi berat dengan gejala
psikotik, skizofrenia simpleks, dan gangguan
afektif bipolar episode depresi.
Percobaan Bunuh Diri
Faktor risiko bunuh diri lebih tinggi pada pasien dengan:
1. kelompok umur 15-35
2. laki-laki
3. penyalahgunaan alkohol dan obat
4. pernah mencoba bunuh diri sebelumnya
5. depresi
6. penyakit kronis yang berat
7. pengangguran
8. tidak menikah, janda atau duda, bercerai
9. masalah finansial
10. isolasi sosial
11. korban kekerasan
Sindroma Lepas Zat
Sindroma lepas zat adalah keadaan ketika
seseorang menunjukkan gejala-gejala
ketergantungan secara fisik terhadap suatu zat
pada saat zat tersebut dihentikan.
Ketergantungan yang muncul dapat berupa
ketergantungan mental maupun fisik.
Perkosaan
Perkosaan dapat didefinisikan sebagai tipuan,
kekuatan, ancaman, maupun kekerasan saat
melakukan kontak seksual dengan orang lain.
Perkosaan dapat juga disebut sebagai sexual
assault. Korban perkosaan anak di bawah umur
dapat disebut child molesting atau
penganiayaan anak-anak
Sindroma Neuroleptik Maligna
Sindroma neuroleptik maligna adalah suatu
sindrom toksik yang berhubungan dengan
penggunaan obat psikotik. Keadaan ini dapat
terjadi dalam hari pertama penggunaan
antipsikotik pada saat dosis mulai ditingkatkan.
Gejala klinis yang dapat ditemukan yaitu demam
tinggi, kekakuan otot, instabilitas otonomik, dan
gangguan kesadaran.
PATOFISIOLOGI GANGGUAN PSIKOTIK
• Faktor Biologis
Sistem dopamin berperan pada patofisiologi
gangguan psikotik akut
• Faktor Psikodinamik
Sudut pandang psikodinamik menilai bahwa
kondisi psikotik muncul sebagai respons terhadap
kondisi emosional yang penuh tekanan, disertai
dukungan lingkungan yang inadekuat atau tidak
ada
Penanganan Awal
• Pemberian Antipsikotik
• Psikoterapi
• TERAPI DIET
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada
Kasus
1. Pengkajian
• Identitas pasien:
• Nama
• Umur
• Tempat tinggal
• Jenis Kelamin
Lanjutan…
2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan psikiatrik standar
meliputi: riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan
status mental, pemeriksaan status fisik/neurologik
dan jika perlu pemeriksaan penunjang.
3. Diagnosa
a) Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perilaku kekerasan
b) Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga
diri rendahasan.
• Intervensi
1. Mengidentifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
2. Berbicara dengan nada rendah dan tenang
3 Menghindari sikap mengancam dan berdebat
4. Menginformasikan pada keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
• Evaluasi
Selama berinteraksi, perawat mengevaluasi dari
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
diagnosa utama. Evaluasi yang dilakukan
terhadap masalah yang dihadapi klien.
Konsep asuhan keperawatan pada trauma
dada
1. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat,
penanggung jawab, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
2) Aktivitas/istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
3) Sirkulasi
Tanda : Takikardia, disritmia, irama jantunng gallops
4) Integritas ego
Tanda : Ketakutan atau gelisah.
5) Makanan dan cairan
Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral atau infus tekanan
Lanjutan…
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan nyeri,
menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher,
bahu dan abdomen
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah
7) Keamanan
Gejala : Adanya trauma dada, radiasi/kemoterapi untuk keganasan
8) Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : Riwayat faktor risiko keluarga, TBC, kanker : aadanya bedah intratokal/biopsy
paru
9) Pemeriksaan Fisik
a. Kulit kepala
Seluruh kulit kepala diperiksa. Sering terjadi pada penderita yang datang dengan cedera
ringan, tiba-tiba ada darah di lantai yang berasal dari bagian belakang kepala penderita.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan adanya trauma.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
adanya nyeri.
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekpirasi paru.
Konsep asuhan keperawatan pada trauma
kepala
1. Pengkajian
Pengkajian menurut Doengoes (1999):
1. Identitas klien
a) Nama
b) Umur
c) Tempat tinggal
d) Tempat, tanggal lahir
e) Jenis Kelamin
2. Riwayat kesehatan
Waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran
saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.
Lanjutan…
3. Pemeriksaan fisik
a) Sistem respirasi
B) Kardiovaskule
c) Kemampuan komunikasi
d) Psikososial
e) Aktivitas/istirahat
f) Sirkulasi
4. Pemeriksaan penunjang
a) Computed Temografik Scan (CT-Scan)
(tanpa/denga kontras)
b) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
c) Angiografi serebral
d) Electroencephalogram (EEG)
e) Sinar-X
2. Diagnosa
1) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral dan peningkatan tekanan
intracranial.
2) Gangguan pola nafas berhubungan dengan obstruksi
trakeobronkial, neurovaskuler, kerusakan medula
oblongata neuromaskuler.
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan pengeluaran urine dan elektrolit
meningkat.
3. Intervensi
1) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral dan peningkatan tekanan
intracranial.
2) Gangguan pola napas berhubungan dengan obstruksi
trakeobronkial, neurovaskuler, kerusakan medulla
oblongata neuromskuler
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan pengeluaran urin dan elektrolit
meningkat
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahapan pelaksanaan
dari berbagai tindakan yang telah disusun di
tahap intervensi (Wedho, dkk, 2014).
5. Evaluasi
Evaluasi pada asuhan keperawatan dilakukan
secara sumatif dan formatif.
Pendidikan Kesehatan Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
pada Kasus : Kegawatan Psikiatrik, Syok, dan Trauma Dada

• Pengertian Pendidikan Kesehatan


• Pendidikan Kesehatan Jiwa
• Peran perawat jiwa dalam tingkat pelayanan
kesehatan jiwa
Adapun peran perawat adalah sebagi berikut

• Pencegahan Primer
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan Tersier
Peran dalam pencegahan tersier
1. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.
2. Mengorganisasi “afrter care” untuk klien yang telah
pulang dari fasilitas kesehatan jiwa untuk memudahkan
transisi dari rumah sakit ke komunitas.
3. Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan
rawat jalan) pada klien.
Pencegahan Primer, Tersier dan Sekunder
pada kasus trauma dada
• Pencegahan primer
Upaya yang dilakukan perawat untuk pencegahan primer
meliputi penyuluhan kepada masyarakat luas melalui lembaga
swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya.
• Pencegahan sekunder
Tindakan untuk mengeluarkan cairan yang masih lewat chest
tube
Bebaskan jalan napas dengan mengatur posisi mandibula
yang tepat
• Pencegahan primer
Melakukan evaluasi pada kasus trauma dada
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai