Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN GAGAL GINJAL AKUT


DIAN PRAWESTI
AKUT
• Dalam ilmu kedokteran, akut menunjukkan
kondisi penyakit yang sifatnya mendadak atau
baru saja terjadi. Istilah akut tidak berhubungan
dengan tingkat keparahan (severity) suatu
penyakit. Suatu penyakit bisa saja bersifat akut
tetapi tidak parah. Lawan kata akut
adalah KRONIS, yaitu suatu kondisi yang telah
berlangsung lama.
PENDAHULUAN
Gagal ginjal atau acute kidney
injury (AKI) yang dulu disebut
injury acuterenal failure (ARF)
dapat diartikan sebagai penurunan
cepat/tiba-tiba atau parah pada
fungsi filtrasi ginjal.
• Kondisi ini biasanya ditandai oleh
peningkatan konsentrasikreatinin serum
atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN
(blood Urea Nitrogen). Setelah cedera ginjal
terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali
normal, sehingga yang menjadi patokan
adanya kerusakan ginjal adalah penurunan
produksi urin.
PENGERTIAN
• Gagal ginjal akut adalah
hilangnya fungsi ginjal
secara mendadak dan
hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal
dan disfungsi tubular dan
glomerular. Ini
dimanifestasikan dengan
anuria, oliguria, atau
volume urin normal.
• Gagal ginjal adalah Suatu
syndroma klinis akibat
kerusakan metabolik atau
patologik pada ginjal yang
ditandai dengan penurunan
fungsi yg nyata dan cepat
disertai terjadinya azotemia .
Dapat disertai
Oliguria(produksi urine <400
cc/hr atau Non oliguria.
Etiologi
Sampai saat ini para
praktisi klinik masih
membagi etiologi Gagal
Ginjal Akut dengan tiga
katagori meliputi: pra
renal, renal dan pasca
renal.
Kondisi Pra Renal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat
hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus.
Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya
hipoperfusi renal adalah :
1)Hipofolemik (perdarahan post partum, luka bakar,
kehilangan cairan dari gastro intestinal, pankreatitis,
pemakaian diuritik berlebihan).
2) vasodilatasi (sepsis atau anfilaksis).
3)penurunan curah jantung (distritmia, infak
miokardium, gagal jantung konghesif, shok
kardiogenik, emboli paru).
4)obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral
(emboli, trombopsis).
Kondisi Renal (kerusakan aktual jaringan
ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan
glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-
hal berikut ini :
1)trauma langsung pada ginjal dan cedra akibat terbakar
2)iskemia (pemakaian NSAID, kondisi syok pasca bedah).
3)reaksi transFusi (DIC akibat transfusi tidak cocok).
4)penyakit glumerofaskular ginjal:
glumerulunefritis, hipertensi maligna.
5) nefritis interstitial akut: infeksi berat,
induksi obat-obat nefrotoksin.
Kondisi pascaRenal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut
biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal.
Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1)obstruksi muara pesika urinaria: hipertropi prostat,
karsinoma.
2)obstruksi ureter bilateral oleh obstruksi batu saluran
kemih, bekuan darah atau sumbatan dari tumor.
Patofisiologi

Terdapat empat tahapan klinik


dari gagal ginjal akut
Periode Awal

Merupakan awal kejadian


penyakit dan diakhiri dengan
terjadinya oliguria.
Periode Oliguri
Pada periode ini volume urin kurang dari 400
ml/24 jam, disertai dengan peningkatan
konsentrasi serum dari substansi yang biasanya
diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam
urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini
untuk pertama kalinya gejala uremik muncul,
dan kondisi yang mengancam jiwa seperti
hiperkalemia terjadi.
Periode Diuresis
Pasien menunjukkan
peningkatan jumlah urin secara
bertahap, disertai tanda
perbaikan glumerulus. Nilai
laboratorium berhenti meningkat
dan akhirnya menurun. Tanda
uremik mungkin masih ada,
sehingga penatalaksanaan medis
dan keperawatan masih
diperlukan.
Pasien harus dipantau
ketat akan adanya
dehidrasi selama tahap
ini. Jika terjadi
dehidrasi, tanda uremik
biasanya meningkat.
Periode Penyembuhan
oMerupakan tanda perbaikan fungsi ginjal
dan berlangsung selama 3 - 12 bulan
oNilai laboratorium akan kembali normal
oNamun terjadi penurunan GFR permanen
1% - 3%
perjalanan klinis

Ada 3 stadium dalam perjalanan klinis pada gagal


ginjal akut:
a.stadium Oliguria
b.stadium Diuresis
c.stadium Pemulihan
• Stadium Oliguria
• Sering terjadi pada paska operasi
biasanya timbul setelah 24-48 jam
setelah trauma oleh sebab nefrotoksik
• Stadium Diuresis
• Dimana pengeluaran kemih >400 cc
/hr – tidak melebihi 4liter/hr
berlangsung 2-3 minggu
• Penyebab diuresis adalah diuresis
osmotik karena tingginya kadar urea
darah atau kegagalan tubulus utk
mempertahankan garam dan air yg
difiltrasi
• Stadium Penyembuhan
• Berlangsung s/d setahun membaik sedkit
demi sedikit
Pemeriksaan Laboratorium
a. Urin
1)Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta
osmolaritas.
2)Urin : ureum, kreatinin, elektrolit,
osmolaritas, dan berat jenis.
3)Kenaikan sisa metabolisme proteinureum
kreatinin dan asam urat.
4)Gangguan keseimbangan asam basa :
asidosis metabolik.
5) Gangguan keseimbangan
elektrolit : hiperkalemia,
hipernatremia atau
hiponatremia, hipokalsemia dan
hiperfosfatemia.
6)Volume urine biasanya kurang
dari 400 ml/24 jam yang terjadi
dalam 24 jam setelah ginjal
rusak.
•Warna urine : kotor,
sedimen kecoklatan
menunjukan adanya
darah, Hb,
Mioglobin, porfirin.
9)Berat jenis urine : kurang dari 1,020
menunjukan penyakit ginjal, contoh :
glomerulonefritis, piolonefritis dengan
kehilangankemampuan untuk memekatkan;
menetap pada 1,010menunjukan kerusakan
ginjal berat.
10)PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada
ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal ginjal
kronik.
11)Osmolaritas urine : kurang
dari 350 mOsm/kg
menunjukan kerusakan
ginjal, dan ratio urine/serum
sering 1:1.
12)Klierens kreatinin urine :
mungkin secara bermakna
menurun sebelum BUN dan
kreatinin serum menunjukan
peningkatan bermakna.
13)Natrium Urine : Biasanya
menurun tetapi dapat lebih
dari 40 mEq/L bila ginjal tidak
mampu mengabsorbsi
natrium.
14)Bikarbonat urine :
Meningkat bila ada asidosis
metabolik.
15)SDM urine : mungkin ada
karena infeksi, batu, trauma,
tumor, atau peningkatan GF.
16)Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat
menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM
dan warna tambahan juga ada. Proteinuria
derajat rendah (1-2+) dan SDM menunjukan
infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA
biasanya ada proteinuria minimal.
• Warna tambahan : Biasanya
tanpa penyakit ginjal ataui
infeksi. Warna tambahan
selular dengan pigmen
kecoklatan dan sejumlah sel
epitel tubular ginjal
terdiagnostik pada NTA.
Tambahan warna merah
diduga nefritis glomular.
Darah :
1)Hb. : menurun pada adanya anemia.
2)Sel Darah Merah : Sering menurun
mengikuti peningkatan
kerapuhan/penurunan hidup.
3)PH : Asidosis metabolik (kurang dari 7,2)
dapat terjadi karena penurunan
kemampuan ginjal untuk mengeksresikan
hidrogen dan hasil akhir metabolisme.
4)BUN/Kreatinin : biasanya
meningkat pada proporsi ratio 10:1
5)Osmolaritas serum : lebih beras dari
285 mOsm/kg; sering sama dengan
urine.
6)Kalium : meningkat sehubungan
dengan retensi seiring dengan
perpindahan selular ( asidosis) atau
pengeluaran jaringan (hemolisis sel
darah merah).
7)Natrium : Biasanya meningkat
tetapi dengan bervariasi.
8)Ph; kalium, dan bikarbonat
menurun.
9)Klorida, fosfat dan magnesium
meningkat.
10)Protein : penurunan pada kadar
serum dapat menunjukan
kehilangan protein melalui urine,
perpindahan cairan, penurunan
pemasukan, dan penurunan
sintesis,karena kekurangan asam
amino esensial
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiologis dilakukan bila ada kecurigaan adanya


sumbatan pada saluran kemih. EKG mungkin abnormal
menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa
Angiografi (pemeriksaan rontgen pada arteri dan vena)
dilakukan jika diduga penyebabnya adalah penyumbatan
pembuluh darah.
•Pemeriksaan lainnya yang bisa membantu
adalah CT scan dan MRI. Jika pemeriksaan
tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab
dari gagal ginjal akut, maka dilakukan biopsi
(pengambilan jaringan untuk pemeriksaan
mikroskopis)
Pencegahan
a. Tidak minum minuman beralkohol
b. Ikuti petunjuk yang ada pada kemasannya jika menggunakan obat bebas
tanpa resep. Menggunakan obat dengan dosis yang terlalu tinggi dapat
merusak ginjal. Jika memiliki sejarah keluarga dengan penyakit ginjal,
tanyalah dokter obat apa yang aman
c. Jaga berat badan sehat dengan berolahraga rutin.
d. Jangan merokok dan jangan memulai untuk merokok
e. Kontrol kondisi medisa dengan bantuan dokter jika kondisi tersebut
meningkatkan risiko gagal ginjal
PENATALAKSANAAN
B. Penanganan hiperkalemia :
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan hal-hal berikut :
• Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (sebagai
tindakan darurat sementara untuk menangani heperkalemia)
• Natrium polistriren sulfonat (kayexalate) (terapi jangka pendek dan
digunakan bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain)
• Pembatasan diit kalium
• Dialisis
C. Menurunkan laju metabolisme

1)Tirah baring
2)Demam dan infeksi harus dicegah atau ditangani
secepatnya
D. Pertimbangan nutrisional
1)Diet protein dibatasi sampai 1
gram/kg selama fase oligurik.
2)Tinggi karbohidrat
3)Makanan yang mengandung
kalium dan fosfat (pisang, jus
jeruk, kopi) dibatasi, maksimal 2
gram/hari
4)Bila perlu nutrisi parenteral
E. Merawat kulit

1)Masase area tonjolan tulang


2)Alih baring dengan sering
3)Mandi dengan air dingin
F. Koreksi asidosis
1)Memantau gas darah arteri
2)Tindakan ventilasi yang
tepat bila terjadi masalah
pernafasan
3)Sodium bicarbonat, sodium
laktat dan sodium asetat
dapat diberikan untuk
mengurangi keasaman
G. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya
komplikasi gagal ginjal akut
yang serius, seperti
hiperkalemia, perikarditis,
dan kejang. Dialisis
memperbaiki abnormalitas
biokimia, menghilangkan
kecenderungan perdarahan,
dan membantu penyembuhan
luka.
Hal-hal berikut ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk segera dilakukan dialisis :
Volume overload
• Kalium > 6 mEq/L
• Asidosis metabolik (serum
bicarbonat kurang dari 15
mEq/L)
• BUN > 120 mg/dl
• Perubahan mental signifikan
ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL GINJAL AKUT
A. Pengkajian
Anamnesa
a.Identitas pasien : terdiri dari nama
(inisial),
b.Usia / tanggal lahir: memang semua
usia dapt terkena gagal ginjal, namun
usia pun penting kita ketahui. karena
semakin lansia umur seseorang,
semakin beresiko.
• C. Jenis kelamin: pengkajian pada jenis
kelamin, pria mungkin disebabkan oleh
hipertrofi prostat. Pada wanita disebabkan,
infeksi saluran kemih yang berulang yang
dapat menyebabkan GGA, serta pada wanita
yang mengalami perdarahan pasca
melahirkan
• Alamat suku / bangsa: penting kita ketahui, karena
alamat juga mendukung untuk dijadikan data,
karena masih banyak daerah yang kekurang air
• Status pernikahan: disini perlu juga kita ketahui,
tentang status perkawinan, apakah pasangan
memiliki riwayat penyakit ISK, yang mampu
menjadi akibat gagal ginjal.
• Agama/keyakinan: Disini perlu juga kita ketahui,
karena masih banyak masyarakat yang menganut
kepercayaan-kepercayaan.
• Pekerjaan/sumber penghasilan: penting juga kita ketahui, untuk
mengetahui sumber penghasilannya dari mana dan seberapa
banyak, karena berpengaruh juga terhadap pola hidup.
• Diagnosa medik: setelah mendapatkan pemeriksaan maka
diagnosa mediknya: Gagal Ginjal Akut
• No. Rm, tanggal masuk: penting juga kita ketahui, supaya
perawat tidak salah pasien, dan tanggal masuk masuk juga
berperan untuk menadapatakan data apakah sudah ada
perubahan atau semakin parah.
Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan oleh klien diantara


keluhan yang dirasakan yang didapatkan secara
langsung dari pasien/ keluarga. yang dimana
keluhan yang paling dirasakan oleh klien itu
sendiri adalah terjadi penurunan produksi miksi.
Riwayat Kesehatan :
• Riwayat Penyakit Sekarang

• Keluhan utama tidak bisa kencing, kencing sedikit, sering BAK pada malam
hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya.

• Riwayat Penyakit Dahulu

• Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predisposisi terjadinya GGA serta
kondisi pasca akut. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan pengunan
berulang, riwayat tes diagnostik dengan kontras radiografik. Kondisi yang terjadi
bersamaan : tumor sal kemih; sepsis gram negatif, trauma/cidera, perdarahan,
DM, gagal jantung/hati.
• Riwayat Kesehatan Keluarga

• Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu


urinarius atau yang lainnya.
Pola kebutuhan

1. Aktivitas dan istirahat


• Gejala : keletihan, kelemahan, malaise
• Tanda : Kelemahan otot, kehilanggan tonus
2. Sirkulasi
• Tanda : Hipotensi/hipertensi, disritmia jantung, nadi lemah/halus,
hipotensi orthostatik (hipovolemia), hipervolemia (nadi kuat), oedema
jaringgan umum, pucat, kecenderungan perdarahan
Eliminasi

• Gejala : Perubahan pola kemih : peningkatan frekuensi,


poliuria (kegagalan dini) atau penurunan
frekuensi/oliguria (fase akhir), disuria, ragu-ragu
berkemih, dorongan kurang, kemih tidak lampias, retensi
(inflamasi/obstruksi, infeksi), abdomen kembung, diare
atau konstipasi, Riwayat Hipertropi prostat, batu/kalkuli
•Tanda : Perubahan warna urine menjadi
lebih pekat/gelap, merah, coklat,
berawan, Oliguria (bisanya 12-21 hari);
poliuria (2-6 l/hari)
Makanan/cairan

• Gejala : Peningkatan berat badan (edema),


penurunan berat badan (dehidrasi), mual, muntah,
anoreksia, nyeri ulu hati, riwayat penggunaan
diuretik
• Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban, edema
Neurosensorik

• Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram


otot/kejang, sindrom ‘kaki gelisah”
• Tanda : Gangguan status mental, penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilanggan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran (azotemia, ketidakseimbanggan
elektrolit/asam/basa); kejang, aktivitas kejang
Nyeri/Kenyamanan

• Gejala : nyeri tubuh, sakit kepala


• Tanda : Prilaku berhati-hati, distraksi,
gelisah
Pernafasan

• Gejala : Nafas pendek


• Tanda : Tachipnea, dispnea, peninggkatan
frekuensi dan kedalaman pernafasan
(kussmaul), nafas amonia, batuk produktif
dengan sputum kental merah muda (edema
paru)
Keamanan

• Gejala : ada reakti tranfusi


• Tanda : Demam (sepsis, dehidrasi), ptechie,
echimosis kulit, pruritus, kulit kering.
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d fase diurisis dari gagal ginjal akut
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada cairan
serebrospinal
3. Resiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal skunder dari
hiper kalemia.
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan
cairan, ketidakseimbangan elektrolit, efek uremik pada otot jantung
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
vomitus, nausea.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah pasien gagal ginjal akut mendapatkan
intervensi adalah
1. pola nafas menjadi efektif
2. tidak terjadi penurunan curah jantung
3. tidak terjadi aritmia
4. tidak terjadi kelebihan volume cairan tubuh
5. peningkatan perfusi serebral
6. pasien tidak mengalami defisit neurologis
7. tidak mengalami cedera jaringan lunak
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai