Anda di halaman 1dari 50

BENCANA

VITARIA WAHYU ASTUTI


ALAM

NON
SOSIAL
ALAM

INDONESIA
is the nature’s laboratory for disasters
Pengertian
• “Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yg disebabkan,
baik faktor alam, non alam maupun manusia, shg menyebabkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis (UU 24 tahun 2007 tentang PB)
• Bencana menurut WHO adalah segala kejadian yang menyebabkan
kerugian, gangguan ekonomi, kerugian jiwa manusia, dan
kemerosotan kesehatan, serta pelayanan kesehatan dengan skala
yang cukup besar sehingga memerlukan bantuan penanganan lebih
besar dan lebih lanjut dari daerah lain yang tidak terkena dampak
Klasifikasi Bencana
Berdasar jenisnya:
1) Alam
2) Non alam
3) Sosial
Berdasar terjadinya:
1) Perlahan (slow onset)
2) Mendadak (sudden / quick onset)
Berdasar aspek penyebabnya:
1) Geologi
2) Hidrometeorologi
3) Biologi
4) Teknologi
5) Lingkungan
Berdasarkan Jenisnya
• Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
• Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
• Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan
teror.
• Bencana pada dasarnya tidak terjadi dengan tiba tiba. Sebelum
bencana terjadi , kita mengenal potensi bencana atau ancaman
bencana yang didistilahkan sebagai hazard
• Kerawanan adalah sejauhmana atau seberapa besar kemungkinan
dapat terjadinya suatu kerusakan pada fasilitas, lingkungan, struktur
dan manusia serta masyarakat
• Kerawanan adalah ketidakmampuan komunitas manahan/mengatasi
dampak perubahan lingkungannya
• Kerentanan adalah tingkat keterpaparan masyarakat dan lingkungan
oleh risiko
• Ketahanan adalah sejauh mana masyarakat mampu bertahan
terhadap terjadinya kerugian akibat bencana
• Risiko adalah kombinasi antara kerawanan dan bahaya
• Kerawanan = Kerentanan
Ketahanan
• Kerawanan tinggi : kerentanan tinggi x ketahanan rendah
• Kerawanan rendah : kerentanan rendah x ketahanan tinggi
• Kerawanan lebih rendah : kerentanan rendah x ketahanan rendah
Evidence Based Practice dalam
Penanggulangan Bencana di
Komunitas
VITARIA WAHYU ASTUTI
Latar Belakang Masalah
• Indonesia adalah negara Zambrut Khatulistiwa
• Indonesia 129 gunung aktif yang dikenal sebagai ring of fire atau juga
disebut sebagai cincin api pasifik. Indonesia juga berada pada
pertemuan 3 lempeng tektonik
• Indonesia adalah laboratorium bencana = di Indonesia semua jenis
bencana pernah terjadi baik alam, non alam bahkan sosial
• Bencana adalah suatu gangguan yang diaalami oleh masyarakat yang
menimbulkan kerugian secara luas yang dirasakan baik oleh
masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam), dampak yang
ditimbulkan melebihi kemampuan manusia untuk mengatasinya
dengan sumber daya yang ada (Asian Disaster Reduction Center,
2003).
• Bencana (disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesahatan pada
skala tertenru yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena (WHO, 2002).
• Bencana adalah rangakaian atau peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan bail oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis (UU RI No. 24 tahun 2007).
• Bencana atau disaster adalah suatu kejadian alam atau non alam yang
dapat menimpa siapapun, menyebabkan suatu kerusakan berdampak
pada unsur biologi, psikologis dan spiritual baik secara individu atau
secara umum (unsur Bangsa dan Negara) (Vitaria, Rimawati, 2020)
• Sesuai dengan UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, penyelanggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi.
• Masyarakat atau komunitas adalah kelompok orsng ysng hifup dan
saling berinteraksi didaerah tertentu, yang dapat memiliki ikatan
hukum dan solidaritas yang kuat karena memiliki satu atau dua
kesamaan tujuan, sama sama terpapar pada risiko bahaya yang
serupa, atau dua kesamaan tujuan, lokalitas atau kebutuhan bersama;
misalnya, tinggal dilingkungan yang sama sama terpapar pada risiko
bahaya yang serupa atau sama sama terlah terkena bencana, yang
pada akhirnya mempunyai kekhawatiran dan harapan yang sama
tentang risiko bencana
• Pemberdayaan masayarakat adalah suatu proses dimana masyarakat
atau mereka yang kurang beruntung dalam sumber daya
pembangunan didorong untuk mandiri dan mengembangkan
kehidupan sendiri
• Pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat adalah proses
pengelolaan risiko bencana yang melibatkan secara aktif masyarakat
yang berisiko dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau
dan mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan
meningkatkan kemampuannya
• Kemampuan/kapasitas adalah sumber daya, pengetahuan,
ketrampilan, dan kekuatan yang dimiliki seseorang atau masyarakat
yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan
mempersiapkan diri, mencegah, dan memitigasi, menanggulangi
dampak buruk, atau dengan cepat memulihkan diri dari bencana
• Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
• Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah desa atau kelurahan yang
memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan mengahadapi
potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari
dampak-dampak bencana yang merugikan
Tahap Penanggulangan Bencana
• Tahap Pra-Bencana
• Tahap Tanggap darurat
• Tahap Rehabilitasi
• Tahap Rekonstruski
Prinsip-prinsip penanggulanan bencana
• Prinsip cepat dan tepat
• Prinsip prioritas
• Prinsip koordinasi dan prinsip keterpaduan
• Prinsip berdaya guna dan prinsip berhasil guna
• Prinsip tranparasi dan prinsip akuntabilitas
• Prinsip kemitraan
• Prinsip pemberdayaan
• Prinsip nondiskriminatif
• Prinsip Nonproletisi
Evidence Based Practice
Penelitian Dosen pemula
2020 RISTEK BIN RI
KEMAMPUAN BENCANA PADA
MASYARAKAT LERENG KELUD
• DISASTER MANAGEMENT IN KELUD COMMUNITY =
https://sjik.org/index.php/sjik/article/view/427
• THE PRINCIPLES OF THE KELUD COMMUNITY IN DISASTER
MANAGEMENT =
https://www.babalinursingresearch.com/index.php/BNR/article/view
/38
Kelompok Rentan Pada Saat
Bencana
Vitaria Wahyu Astuti
• Bencana adalah masalah global yang dapat menimpa siapapun
dengan dampak yang sulit diprediksi, korban dari bencana bisa
individu ataupun kelompok tetapi ada kelompok tertentu yang
memiliki risiko yang lebih besar atau lebih rentan pada saat kejadian
bencana dan pasca bencana yang dapat disebabkan karena usia, jenis
kelamin, kondisi fisik dan kesehatan atau karena kemiskinan (Kurniati,
2018).
Kelompok Rentan
• Lansia
• Wanita hamil dan menyusui
• Anak-anak
• Penderita penyakit kronis
• Orang / penderita cacat fisik
• Penderita gangguan mental
Lansia
• Lansia merupakan salah satu kelompok rentan baik pada saat kejadian
bencana maupun pasca bencana yang disebabkan karena salah satu
atau kombinasi dari faktor keterbatasan fisik, keterbatasan fungsional,
karakteristik sosiodemografi dan psikososial dan atau karena penyakit
kronis sehingga membutuhkan lebih banyak bantuan
• Setelah kejadian bencana, lansia akan mudah mengalami gangguan
fisik dengan penurunan status kesehatan akibat kurangnya asupan
nutrisi, terpaparnya sumber infeksi, suhu yang ekstrim, keterbatasan
bantuan kebutuhan medis dan stres emosional. Oleh karena itu lansia
memerlukan perhatian dan dukungan khusus dari petugas kesehatan
untuk mencegah kondisi yang lebih lanjut pasca bencana.
Upaya kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
• Buat disater plans di rumah yang disosialisasikan kepada seluruh
anggota keluarga
• Pemberian nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan lansia dan
penyakit yang diderita
• Pemeriksaan kesehatan untuk mencegah penyakit penyerta yang
dapat timbul karena penurunan daya tahan tubuh lansia
• Libatkan petugas konseling untuk mencegah, mengidentifikasi,
mengurangi risiko kejadian depresi pasca bencana
Wanita Hamil dan Menyusui
• Wanita khususnya wanita hamil sangat rentan saat bencana karena
keterbatasan fisik yang dialami sehingga kesulitan menyelamatkan diri
dalam situsi darurat. Bencana yang dialami pada saat kondisi wanita
sedang hamil rentan mengalami keguguran atau lahirnya premature,
perdarahan pada saat proses evakuasi sehingga perlu dilakukan
secara cepat dan tepat dalam pertolongan yang diberikan.
• Pada pasca bencana pemeriksaan rutin pada wanita hamil harus tetap
dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mengidentifikasi awal risiko
yang dapat terjadi akibat dari stres fisik dan psikologi yang dialami.
Upaya yang dilakukan
• Buat disaster plans di rumah yang disosialisasikan kepada seluruh
keluarga sehingga keluarga dapat memberikan dukungan yang sesuai
saat bencana terjadi
• Pemberian nutrisi adekuat sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan
menyusui
• Libatkan petugas konseling untuk mencegah, mengidentifikasi,
mengurangi risiko kejadian depresi pasca bencana.
Anak-anak
• Anak-anak sering menjadi korban pada semua jenis bencana, anak-
anak rentan terpisah dengan orang tua saat terjadinya bencana selain
itu anak-anak juga rentan mengalami masalah jangka pendek dan
jangka panjang karena keterbatasan fisik, imunitas, kondisi
psikososial, dan kurangnya kemampuan untuk mengidentifikasi dan
menlindungi diri dari bahaya hal ini dipengaruhi oleh karena tahap
perkembangan serta kemampuan dalam berkomunikasi.
• Oleh karena itu petugas kesehatan bencana perlu lebih tanggap
dalam mengindentisikasi dini masalah kesehatan fisik dan psikososial
yang dialami oleh anak-anak, serta mampu merancang intervensi
yang dapat menurunkan risiko yang dapat terjadi pada pra, intra dan
pasca bencana.
Kegiatan yang dilakukan :
• Libatkan anak-anak dalam latihan kesiapsiagaan bencana di institusi
pendidikan usia dini dan sekolah dasar
• Siapkan fasilitas kesehatan yang khusu untuk bayi dan anak pada saat
bencana
• Pertolongan sesuai dengan permasalahan fisik dan tumbuh
kembangnya
• Upayakan saat evakuasi, transportasi, sheltering dan dalam
pemberian pelayanan fasilitas kesehatan, hindari memisahkan anak
dari orang tua, keluarga atau wali
• Lakukan healing proses dan healing terapi untuk menurunkan memori
yang negatif akibat bencana
Penderita penyakit kronis
• Penderita penyakit kronis menjadi salah satu kelompok yang rentan
saat terjadi bencana hal ini disebabkan karena kelamahan fisik yang
dialami. Korban dengan penyakit kronis ini dibedakan menjadi dua : 1)
Mudah diidentifikasi contohnya penderita penyakit kronis yang
menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator), menggunakan kursi
roda,
• 2) Tidak mudah diidentifikasi contohnya penderita gagal ginjal
stadium awal, diabetes dimana penderita ini akan rentan mengalami
masalah jangka panjang sehubungan dengan ketersediaan kebutuhan
obat, insulin atau alat misalnya oksigen atau mesin hemodialisa.
Orang/Penderita keterbatasan fisik
• Korban bencana dengan keterbatasan fisik berisiko rentan diakibatkan
karena diskriminasi masyarakat sehingga sering tidak dilibatkan pada
semua level kesiapsiagaan, mitigasi dan intervensi penanganan
bencana. Bencana yang terjadi dalam skala besar menyebabkan
orang-orang dengan keterbatasan fisik kesulitan dan tidak berdaya
sehingga memerlukan bantuan evakuasi dalam waktu yang cukup
lama
Penderita Gangguan Mental
• Korban bencana dengan memiliki gangguan jiwa sering terabaikan
pada saat situsi bencana baik yang hidup dimasyarakat luas atau yang
dirawat pada layanan kesehatan jiwa. Individu dengan gangguan
ringan atau sedang mungkin akan datang ke fasilitas pelayanan
dengan keluhan somatik tetapi untuk gangguan berat mungkin tidak
akan mencari bantuan sama sekali karena kondisi isolasi sosial,
depresi, stigma, dan lain-lain
• Tanpa perencanaan yang layak dapat mengantisipasi dan
mengakomodasi kebutuhan individu-individu dengan gangguan
mental, kelompok ini akan senantiasa menjadi korban yang paling
menderita dan kurang mendapat perhatian pada saat dan setalah
kejadian bencana

Anda mungkin juga menyukai