Dosen Pembimbing :
Di susun oleh :
1. Widiyawati Nengse (201601124)
2. Fatimmatuzzahrok (201601125)
3. Galuh Novia Putri (201601135)
4. Iin Anjarsari (201601151)
5. Nabillah Choirun Nisa (201601152)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayah-Nya kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. M. Sajidin, M. Kep, selaku ketua STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. Mojokerto
2. Ana Zakiyah M. Kep, selaku ketua Program studi S1 Ilmu Keperawatan
3. Bu Riris selaku dosen Mata kuliah Riset
4. Rekan-rekan kelas 3D S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto.
Yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Makalah tentang Pemeriksaan Syaraf Neurologis kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami
pada khususnya. Dan kami juga menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan Diastolik ≥85 mmHg
merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi
sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena sesorang yang mengidap hipertensi yang
bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi
seperti kerusakan organ vital yang cukup berat yang bisa mengakibatkan kematian. Sebanyak
70 % penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi hingga ia
memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Sebagian lagi mengalami tanda dan
gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 hipertensi adalah salah satu
yang memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan stroke yang dapat menjadi
penyebab kematian dan kecacatan nomor satu.
Hipertensi berkonstribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler
setiap tahunnya.World Health Organization (WHO) tahun 2008 mencatat sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta
berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk
Indonesia.
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi, 2008). Menua adalah suatu keadaan
yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016).
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua akan dialami
oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa
ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (tahap penurunan). Penuaan merupakan
1
perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan
degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain (Kholifah, 2016).
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah yaitu
Tujuan Penelitian
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi, 2008). Menua adalah suatu keadaan
yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016).
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua akan dialami
oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa
ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap sehingga
perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain (Kholifah, 2016).
3
Hipertensi
Hipertensi atau disebut juga dengan silent killer merupakan penyakit yang tidak
menular dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan secara global. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.
Definisi lain menyebuktan hipertensi ialah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakkibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya (Ratna, 2009 dalam Dalyoko, 2010).Hipertensi atau penyakit
tekanan darah tinggi merupakann suatu keadaan kronis ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah pada pembuluh darah arteri sehingga mengakibatkan jantung memopa dan
bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat mengganggu,
4
BAB 3
METODE PENELITIAN
Berdasarkan pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam
peneliyian kualitatif sehinggah dapat menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata.
Data yang di analisi di dalamnya berupa deskriptif dan tidak berupa angka-angka seperti
halnya penelitian kuantitatif. Menurut Ari Kunto (1998, h. 309). Penelitian kualitatif di
maksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu,
penelitian kualitatif mampu mengungkap fenomena-fenomena pada suatu subjek yang ingin
Dalam penelitian ini peneliti menggunankan pendekatan studi kasus yang mana studi
kasus adalah suatu model yang menekankan pada exprorasi dari sesuatu “sistem yang
terbatas” (boundet sistem) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai
dengan pengendalian data secara mendalan yang melibatkan berbagai sumber informasi yang
Secara lebih dalam, studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komperhensif,
intens, terperinci dan mendalam dan lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-
5
Tempat Dan Waktu Penelitian
Objek Penelitian
Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin
diketahui apa yang ada terjadi di dalamnya. Pada objek penelitian ini, peneliti dapat
mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan
masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data diperoleh. Subjek dalam penelitian ini adalah lansia di desa X yang hiprtensi
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode wawancara,
Metode wawancara menurut Moleong (2005), wawancara adalah percakapan dengan maksud
pertanyaan tersebut. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara semi-
terstruktur.
Uji keabsahan data digunakan untuk memastikan kebenaran dari data yang diperoleh.
Teknik-teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah:
6
1. Ketekunan dan kerutinan pengamatan: Meningkatkan ketekunan dalam
wawancara dan observasi maka data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.
memanfaatkan sumber yang lain. Keabsahan data yang dilakukan dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data yang
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Pada
hasil penelitian. Analisis data yaitu proses pengumpulan data agar dapat ditafsirkan. Analisis
data dilakukan pada saat mengumpulkan data dan setelah pengumpulan data. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis kualitatif yaitu
matode yang bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai subjek yang
diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Adi, 2004, h.117). Menurut Miles
dan Huberman (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, h. 209) ada tiga kegiatan yang dilakukan
1. Reduksi Data
pentransformasikan data kasar yang diambil dari lapangan. Inti dari reduksi data adalah
7
proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data menjadi bentuk tulisan yang
akan dianalisis.
2. Penyajian Data
yang serupa menjadi kategori atau kelompok-kelompok agar peneliti lebih mudah untuk
3. Menarik Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti membandingkan data-data yang sudah didapat dengan data-
data hasil wawancara dengan subjek dan informan yang bertujuan untuk menarik kesimpulan.
Pengumpulan Data
lansia tentang
bagaimana lansia
mempresepsikan
dirinya sehat
sakit.
8
Kecenderungan Penyebab , Petugas wawancara Konten analisis
lansia
9
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW BAGI LANSIA
Nama :
Umur :
Alamat :
Pertanyaan
Kesehatan lansia
b) Alasan mengikutinya ?
b) Jenis makanan
c) Jumlahnya berapa ?
10
g) Berapa banyak?
b) Dimana ?
11
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW BAGI KELUARGA LANSIA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Pertanyaan
a) Bentuk larangan ?
b) Apa larangannya?
4. Kegiatan lansia?
12
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW BAGI PETUGAS POSYANDU LANSIA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Pertanyaan
b) Berapa banyaknya ?
2. Posyandu lansia ?
c) Bagaimana menjalankannya?
3. Hipertensi lansia?
tahun ke tahun ?
b) Berapa banyak ?
13