Disusun oleh :
KELOMPOK V
KELAS REG. A2
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................6
A. Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat.....................................................................................6
B. Indikasi dan Kontraindikasi Obat..........................................................................................8
C. Obat Generik.........................................................................................................................9
D. Efek Samping Obat..............................................................................................................10
BAB III.............................................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik di lingkungan luar
maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, sistem saraf memiliki tiga
komponen yaitu reseptor, penghantar impuls, dan efektor. Secara umum
sistem saraf dapat dibedakan menjadi dua golongan fungsional utama yaitu
sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom (SSO). Sistem saraf somatik
berhubungan dengan fungsi yang sadar dan dipengaruhi oleh kehendak
seperti gerak badan, sikap tubuh dan gerakan pernafasan. Sedangkan SSO
dapat bekerja sendiri, tidak dipengaruhi secara langsung oleh kendali
kesadaran, dan berhubungan dengan pengontrolan fungsi organ-organ
dalam tubuh seperti jantung, aliran darah, pencernaan, eksresi, dan lain-lain
proses yang penting untuk kehidupan.
Obat-obatan yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan
efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu: merangsang
atau menstimulasi secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas, dan menghambat atau mendepresi secara langsung maupun tidak
langsung memblokir proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf-sarafnya. Obat yang bekerja terhadap sistem saraf pusat
terbagi menjadi beberapa golongan besar, yaitu perangsang sistem saraf
pusat, penekan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, anti konvulsi, dan
psikofarmaka.
Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan saraf
otonom, dimulai dari sel syaraf hingga sel efektor. Obat ini berpengaruh
secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Efek suatu obat otonom dapat
diperkirakan jika respons berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf
otonom diketahui. Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal
dengan cara menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa
kemungkinan pengaruh obat pada transmisi sistem kolinergik dan
adrenergic, yaitu menghambat sintesis atau pelepasan transmitor,
menyebabkan penglepasan transmitor. berikatan dengan reseptor, dan
menghambat destruksi transmitor. Obat yang bekerja pada sistem saraf
otonom terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu kolinergik
(parasimpatomimetik), adrenergik (simpatomimetik), antikolinergik
(parasimpatolitik), dan antiadrenergik (simpatolitik).
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya
penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik
menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia pada saat
diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan
berkualitas baik (Sambara, 2007). Saat ini banyak sekali beredar berbagai
macam jenis obat baik itu produk generik maupun produk dagang, pada
umumnya konsumen atau masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsi
produk obat bermerk/produk dagang dibandingkan produk generik, hal itu
disebabkan adanya anggapan bahwa obat generik mutunya lebih rendah
dari pada produk yang bermerk dagang (Rahayu dkk, 2006).
Dalam kedokteran , indikasi adalah alasan yang sah untuk
menggunakan tes, pengobatan, prosedur, atau operasi tertentu. Peran utama
dari bagian pelabelan Indikasi dan Penggunaan adalah untuk
memungkinkan praktisi perawatan kesehatan dengan mudah
mengidentifikasi terapi yang sesuai untuk pasien dengan
mengkomunikasikan dengan jelas indikasi yang disetujui obat. Bagian
indikasi dan penggunaan menyatakan penyakit atau kondisi, atau
manifestasi atau gejala-gejalanya, untuk mana obat tersebut disetujui, serta
apakah obat tersebut diindikasikan untuk perawatan, pencegahan, mitigasi,
penyembuhan, pemulihan, atau diagnosis penyakit itu atau kondisi. Dalam
hal dampaknya terhadap kesehatan, ada dua jenis kontraindikasi, yaitu :
1. Kontraindikasi relatif
Suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko buruk bagi kesehatan jika
mengonsumsi obat tersebut. Meskipun demikian pada situasi tertentu
ketika tidak ada pilihan lain maka obat ini dapat dikonsumsi.
2. Kontraindikasi absolut
Jenis kontraindikasi yang harus benar-benar dipatuhi karena jika tetap
dilakukan akan berbahaya bagi kesehatan.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami obat yang bekerja terhadap sistem syaraf
2. Mengetahui dan memahami Obat-obat Perangsang Sistem Saraf Pusat
3. Mengetahui dan memahami indikasi, kontra indikasi dan efeksamping
obat terhadap sistem syaraf.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Obat Generik
a) Sinarizin
Indikasi:Kelainan vestibuler seperti vertigo, tinitus,
mual dan muntah
Kontra indikasi: Kehamilan/menyusui, hipotensi dan
serangan asma
Efek samping:Gejala ekstra piramidal, mengantuk,
sakit kepala,dll
Sediaan Cinnarizine (generik) tablet 25 mg
b) Dimenhidrinat
Indikasi:Mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan
kelainan labirin
Kontra indikasi:Serangan asma akut, gagal jantung
dan kehamilan
Efek samping:Mengantuk dan gangguan psikomotor
Sediaan Generik
c) Klorpromazin HCl
Indikasi:Mual dan muntah -Kontra indikasi:Gangguan
hati dan ginjal
Efek samping:Mengantuk, gejala ekstra piramidal, dll
Sediaan Klorpromazin generik tablet 25, 100 mg
d) Perfenazin
Indikasi:Mual dan muntah berat
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klorpromazin
HCl Sediaan Perfenazin (Generik) tablet 2, 4, 8 mg
e) Proklorperazin
Indikasi: Mual dan muntah akibat gangguan pada
labirin
Kontra indikasi dan efek samping: lihat klorpromazin
HCl
Sediaan Generik
f) Trifluoperazin
Indikasi: Mual dan muntah berat
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klorpromazin
HCl
Sediaan Trifluoperazin HCl (generik) tabl. 1,5 mg
BAB III
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem
saraf berfungsi untuk mengkoordinasi, buruk dan mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Perawat harus
mengetahui indikasi dan kontraindikasi serta efek samping dari obat.
Indikasi adalah alasan yang sah untuk menggunakan tes, pengobatan,
prosedur, atau operasi tertentu dan kontraindikasi adalah salah satu hal
yang harus diperhatikan sebelum kita meminum obat, serta efek
samping obat adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek
obat yang diinginkan. Semua obat mempunyai efek samping, baik yang
diinginkan maupun tidak. Efek samping biasanya dapat diprediksikan
dan mungkin berbahaya atau kemungkinan berbahaya. Jadi sebagai
perawat perlu mengetahui dan paham mengenai indikasi, dan
kontraindikasi, serta efek samping sebelum memberikan obat terhadap
pasien.
B. Saran
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini lebih dapat memahami
tentang obat yang bekerja terhadap sususan sistem syaraf, dan juga
dapat memahami indikasi, kontra indikasi serta efek samping obat
terhadap sistem syaraf
2. Kelompok dapat memiliki pemahaman terhadap beberapa kasus
yang berkaitan dengan pemberian obat untuk perangsang sistem
syaraf dan paham terhadap indikasi,kontraindikasi serta efek
samping terhadap sistem syaraf.
DAFTAR PUSTAKA