MAKALAH
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tugas kelompok mata kuliah Farmakologi Keperawatan ini dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya
dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,
serta memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………….…………………….iii
BAB 1
PENDAHULUAN………………………….…………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………….…………………………………1
1.2 Tujuan………………….……….……………………………….2
BAB 2
PEMBAHASAN………………………………………….……………………. 3
2.1 Pengertian Obat……………………….………...……………...3
2.2 Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat…………………………4
2.3 Jenis Obat dan Mekanisme Kerjanya……………...……........6
2.4 Obat Kardiovaskular………………………….……….…..…16
BAB 3
PENUTUP………………………………………………………………….....20
3.1 Kesimpulan………………………………………………….............20
3.2 Saran…………………………………………………………........... 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...21
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem
saraf tepi (SST). Pada sistem saraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa,
cahaya dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan
ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh
rangsangan rasa sakit di otak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan
reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut.
Sistem saraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang
tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP
disebut analeptika. Obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat
berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu:
merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak
langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun
tidak langsung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak,
sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang
sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara
umum). Kelompok obat memperlihatkan selektivitas yang jelas misalnya
analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri
tanpa pengaruh jelas.
Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme
jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa
darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan.
Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus
SA, nodus AV, berkas His dan serabut Purkinje.
1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian obat sistem saraf pusat dan sistem
kardiovaskular.
b) Untuk mengetahui efek samping atau dampaknya terhadap sistem
saraf dan sistem kardiovaskular.
c) Untuk mengetahui macam-macam obat pada sistem saraf dan sistem
kardiovaskular.
BAB 2
PEMBAHASAN
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang
serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks
otak-depan oleh se-nyaa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan,
pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa
stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan
besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi psikoleptika (menekan
atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika,
sedativa, tranquilizer dan antipsikotika); psiko-analeptika
(menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan
psikostimulansia.
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple
sclerosis) dan penyakit parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum
dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002). Umumnya semua
obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan
mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap
(tergantung kerja transmitter).
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan
memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) secara
langsung maupun tidak langsung (BPOM, 2012).
4. Obat Antikonvulsan
Obat untuk mencegah & mengobati bangkitan epilepsi. Contoh:
diazepam, fenitoin, fenobarbital, karbamazepin dan klonazepam.
● Efek samping:
1) Gangguan penglihatan
2) Gangguan koordinasi
3) Kantuk
4) Mual
5) Muntah
6) Pusing
7) Sakit kepala
8) Lemas atau lelah
9) Tremor
10) Berat badan naik
11) Rambut rontok
12) Sulit berkonsentrasi atau berpikir
7. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa
menekan fungsi-fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan
normal. Obat ini digunakan pada gangguan (insufisiensi) cerebral
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat
berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo,
kuping berdengung, jari- jari dingin dan depresi.
● Efek samping:
1) Penglihatan kabur
2) Kantuk
3) Mulut kering
4) Peningkatan berat badan
5) Pusing
6) Detak jantung cepat
7) Sembelit
8) Sensitif terhadap cahaya matahari
9) Gangguan menstruasi
10) Gelisah
11) Otot kedutan atau kaku
12) Tremor
13) Tekanan darah rendah (hipotensi)
14) Sulit berkonsentrasi
15) Bengkak atau nyeri payudara
16) Disfungsi seksual
2. Beta Blocker
● Farmakodinamik: dapat mengurangi denyut jantung,
kontraktilitas miokard dan menurunkan tekanan
darah.
● Farmakokinetik: dapat larut dalam lemak dan juga
larut dalam air. Efek samping dari penggunaan obat
beta blocker adalah halusinasi, sakit kepala,
gangguan pencernaan.
3. Kalsium Antagonis
● Farmakodinamik: dapat menghambat masuknya
kalsium kedalam membrane sel dan dapat
menurunkan kontraktilitas.
● Farmakokinetik: dapat larut dalam lemak dan mudah
diabsorbsi pada pemberian oral dan sublingual. Efek
samping dalam penggunaan obat beta blocker adalah
nyeri kepala, hipotensi, edema perifer.
c) Glikosida
Obat glikosida jantung adalah obat penderita gagal jantung, jenis
obat ini mampu meningkatkan kinerja otot jantung namun ekskresi
obat ini sangat lambat cenderung menimbulkan kumulasi.
● Farmakodinamik: dapat meningkatkan kontraksi otot
jantung.
● Farmakokinetik: absorpsi obat glikosida jantung dipengaruhi
oleh makanan dan asam lambung.
● Obat gagal jantung:
1. Penghambat Ace: captopril, enalapril, lisinopril,
ramipril, trandolapril.
2. Antagonis angiotensin II : AT1-bloker.
3. Diuretik: diuretik kuat (furosemid, bumetanid,
furosemid), diuretik tiazid (HCT, klortalidon,
indapamide), diuretik K (amilorid, triamteren).
● Efek samping dari obat glikosida adalah sinus bradikardi,
blokade SA Node, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel,
gangguan neurologis, penglihatan.
d) Anti-Hipertensi
Obat antihipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
selain menggunakan obat antihipertensi juga dapat diatasi dengan
terapi seperti modifikasi gaya hidup, aktivitas fisik yang teratur, dan
pembatasan garam atau alkohol. Obat antihipertensi: captopril,
enalapril, benazepril, lisinopril, moexipril, quinapril, lisinopril,
atenolol.
3.1 Kesimpulan
Obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau
penumpukkan zat dalam darah akibat dari gangguan metabolisme
atau ekskresi. Perhatian harus diberikan pada dosis obat, dengan
mengevaluasi fungsi ginjal dan hepar. Beberapa obat dapat langsung
berefek setelah diberikan, namun obat lainnya tidak menimbulkan
efek apapun selama berhari- berhari lamanya.
3.2 Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekeliruan atau kesalahan, kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritik atau saran dari semua pihak dapat
memperbaiki atau menyempurnakan makalah kami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar A dan Suyatna, F.D. 2009, farmakologi dan terapi edisi, obat-
obat kardiovaskuler, Jakarta: balai penerbit FKUI