Oleh:
KELOMPOK VI
1. JULFIJAI HASAN
2. ANDRY LA GAU
3. ERTIMANSY HASYIM
4. SILVANA ANATIARA TAHER
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "OBAT – OBAT KARDIOVASKULER" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Psikologi
Umum dengan judul " OBAT – OBAT KARDIOVASKULER ". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
DAFTAR ISI
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua
kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat. Sebagai salah satu dari tim medis
perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan
manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran perawat dalam
pengobatan : Mengkaji kondisi pasien
Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.
Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.
Di Negara-negara industri penyakit jantung dan pembuluh (PJP) seperti gagal jantung,
aritmia jantung, angina pectoris dan hipertensi, merupakan penyebab kematian terbesar,
disusul kanker dan CARA. Kematian selama masa 25 tahun terakhir akibat PJP di AS dan
Eropa Utara adalah 2-3 kali lebih tinggi ketimbang di Jepang dan negara-negara sekitar lautan
tengah (antara lain Portugal, Spanyol, Italia dan Yunani). Keadaan ini terutama ada
hubungannya dengan kebiasaan dan susunan makanannya. “Mediterranian diet” sehari-hari di
negara-negara terakhir mengandung lebih sedikit daging dan lemak hewan serta lebih banyak
ikan, lemak nabati tak jenuh, buah-buahan, sayur-mayur dengan antioksidansia dan flavonoida.
Sebaliknya, di negara-negara maju makanannya terutama kaya kalori, protein dan lemak
(jenuh), serta miskin akan serat-serat nabati.
Keadaan di Indonesia dapat disamakan dengan di negara-negara Laut Tengah dan Jepang.
Karena PJP terutama menghinggapi Negara kaya, maka ganggguan ini sering kali dinamakan
penyakit kemakmuran. Sistem sirkulasi terdiri atas jantung dan pembuluh darah sehingga
disebut juga sistem kardiovaskuler. Banyak obat yang memengaruhi fungsi fisiologis dan
biokimia kardiovaskular seperti stimulansia SSP, depresansia SSP, dan obat otonom. Yang
dimaksudkan dengan obat kardiovaskular ialah obat yang mempunyai efek utama pada jantung
dan pembuluh darah. Obat yang termasuk dalam golongan obat-obat kardiovaskular ialah
B. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas Farmakologi
2. Mengetahui pengertian tentang obat jantung/kardiovaskuler
3. Mengetahui penggolongan obat kardiovaskuler
4. Mengetahui cara kerja obat kardiovaskuler
5. Mengetahui interaksi dari obat jantung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki
sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung
Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah
sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke
jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA,
nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf
otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan
mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler: adalah obat yang
digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah.
Obat Sistem kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi
& memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun
tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut
dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai
penyalur darah ke jaringan. Pembuluh darah dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf
simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan
kelainan pada sistem kardiovaskuler.
1. Kelas 1, obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang tergantung voltase,
misalnya prokainamid, lidokain, dan flekainid.
2. Kelas 2, obat golongan β-blocker, misalnya propanolol.
3. Kelas 3, obat penghambat kanal ion kalium, misalnya bretilium, amiodaron.
4. Kelas 4, obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.
Di berikan secara oral, dengan tujuan untuk menekan kecepatan pacu jantung serta
menekan konduksi dan ekstabilitas terutama pada jaringan yang mengalami depolarisasi.
Kuinidin bersifat penghambat adrenoseptor alfa yang dapat menyebabkan atau meningkatkan
reflek nodus sinoatrial. Pada pemberian intravena akan lebih menonjol efeknya.
Lidokain adalah obat aritmia yang lazim dipakai dengan pemberian secara intravena.
Insiden toksisitasnya rendah dan mempunyai efektifitas tinggi pada aritmia dengan infark otot
jantung akut.
2. Antihipertensi
Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme
regulasi Tekanan Darah yang diuraikan diatas. Penyebabnya diketahui hanya lebih kurang 10%
dari semua kasus, anatara lain akibat penyakit ginjal dan pencuitan aorta/arteri ginjal, juga
akibat tumor dianak ginjal dengan efek overproduksi hormon-hormon tertentu yang berkhasiat
meningkatkan Tekanan Darah (feochhormcytoma). Dalam kebanyakan hal penyebabnya tidak
diketahui,bentuk umum ini disebut hipertensi esensial. faktor keturunan berperan penting
pada timbulnya jenis hipertensi ini. Resiko hipertensi yang tidak diobati adalah besar sekali
dan dapat menyebabkan kerusakan a.I jantung,otak dan mata. Tekanan Darah yang terlampau
tinggi menyebabkan jantung memompa lebih keras, yang akhirnya dapat mengakibatkan gagal
jantung (decompensatio) dengan rasa sesak dan udema dikaki. Pembuluh juga akan lebih
mengeras guna menahan Tekanan Darah yang meningkat. Pada umumnya resiko terpenting
adalah (stroke,beroerte,dengan kelumpuhan separuh tubuh) akibat pecahnya suatu kapiler dan
mungkin juga infrak jantung. Begitu pula cacat pada ginjal dan pembuluh mata, yang dapat
mengakibatkan kemunduran penglihatan. Komplikasi otak dan jantung tersebut sering bersifat
fatal, dinegara-negara barat 30% lebih dari seluruh kematian disebabkan oleh hipertensi.
Gejala Hipertensi
Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setalah beberapa tahun adakalanya pasien
merasa nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun.
Gangguan hanya dapat dikenali dengan pengukuran tensi dan adakalanya melalui pemeriksaan
tambahan terhadap ginjal dan pembuluh.
Pencegahan
Meskipun faktor keturunan memegang peran penting, namun cara dan pola hidup sangat
esensiil dalam menjauhi hipertensi. Misalnya, makan berlebihan dengan terlalu banyak lemak
serta garam (dan gula), terlampau sedikit gerak badan dan merokok, dapat mendorong
terjadinya hipertensi. Tindakan-tindakan umum seperti:
Kontrol teratur. Mengingat hipertensi sering kali tidak memberikan gejala dan hebatnya
resiko untuk jangka panjang (bila tidak ditangani), maka perlu sekali untuk mengenali
penyakit “tersembunyi” ini sedini mungkin.
Maka itu dianjurkan pengontrolan tekanan darah berkala, misalnya setiap 1 atau 2 tahun sekali,
terlebih-lebih pula bagi mereka diatas usia 45 tahun atau yang memiliki orang tua atau sudara
yang menderita hipertensi. Data dari klinis teryata bahwa terapi penuruna tekanan darah dapat
menurangi insidensi stoke dengan 35-40%; infark jantung dengan 20-25%; gagal jantung
dengan >50%.
Tindakan Umum
Penderita dengan tekanan darah tinggi tanpa ada sebab-sebab organis yang jelas dapat
menerapkan sendiri sejumlah aturan hidup untuk menurunkan tensinya. Pola hidup yang baik
juga meningkatkan efektivitas obat-obat anti hipertensi dan menurangi resiko PJP.
a. Menguruskan badan. Berat badan berlebihan (kegemukan) menyebabkan
bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra
dihilangkan tekanan darah dapat turun kurang lebih 0,7/0,5 mmHg setiap kg penurunan.
Dianjurkan BMI anatara 18,5-24,9 kg/m2.
b. Mengurangi garam dalam diet. Dahulu dianggap sebagai tindakan umum terpenting
berdasarkan perkiraan berikut. Bila kadar Na di Filtrat glomeruli rendah, maka lebih
banyak air yang akan dikeluarkan untuk menormalisasi kadar garam dalam darah.
Akibat pengeluaran ekstra air tersebut, tekanan darah akan turun. Tetapi dalam praktek
teryata mengurangai konsumsi garam sulit sekali direalisasikan. Setiap hari umumnya
kita makan lebih dari 10 g garam dan lebih dari separuhnya terdapat dalam berbagai
makanan (ikan,asin,sayur,daging,snack dan sebagainya). Pengurangan setiap gram
garam sehari dapat berefek penurunan tensi 1 mmHg. Maka untuk mencaoai penurunan
tekanan darah yang nyata konsumsi garam harus dibatasi <6 g sehari.hal ini sulit sekali.
c. Membatasi kolestrol. Berguna untuk membatasi resiko atherosclerosi, Antilipemika,
a.I. dengan mengurangi atau menghindari asupan lemak jenuh (saturatid dan total fat).
Konsumsi serat serat nabati hendaknya justru diperbanyak, karena telah terbukti bahwa
serat tersebut dalam makanan dapat membantu menurunkan tekannan darah.
Penggolongan:
Obat obat yang dewasa ini digunakan untuk terapi hipertensi dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yang berturut tut akan dibicarakan lebih mendetail dibawah ini.
1. Diuretik
2. Alfa- reseptor blocker
3. Beta-receptor blocker
4. Obat oabat SSP
5. Antagonis kalsium
6. Penghambat ACE dan
7. Vasodilator
8. At-II receptor blocker (Antagonis ATII)
Mekanisme kerja
Obat hipertensi berbagai macam dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis, yakni;
1. Meningkatakan pengeluaran garam dan air oleh ginjal hingga volume darah dan
tekanan darah menurun,Diuretik
2. Memperlambat obat jantung; Beta blocker
3. Memperlebar pembuluh; vasodilator langsung (di/hidralazin, minoxidil)antagonis
kalsium, penghambat ACE DAN AT II-reseptor blocker
4. Menstimulasi SSP; agonis alfa-2 sentral seperti klonidin dan moxsonidin, metil-dopa,
guanfasin dan reserpin
5. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh darah yakni
a. Alfa-1-blockers derivat quinazolin (prazosin,doxazosin,alfuzosin,tamsulosin),
ketanserin (Ketansin)
b. Alfa-1 dan -2-blockers fentolamin.
c. Beta-blockers propanolol,atenolol,metoprolol,pindolol,bisoprolol,timolol dan lain-
lain.
d. Alfa/beta-blocker labetolol dan carve dilol
3. Antiangina
Sebagian besar pasien angina pektoris diobati dengan beta-bloker atau antagonis
kalsium. Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk
tindakan prefilaksis sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
a. Golongan nitrat
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada
sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga
mengurangi beban hulu jantung. Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan vasodilator koroner
yang poten
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu
mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel ototpolo, otot
jantung dan saraf. Berkurangnya kadar kalsium bebas didalam sel-sel tersebut menyebabkan
berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung
(inotropik negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan
dromotropik negatif).
Amplidipin besilat
Diltiazem hidroklorida
Nikardipin hidroklorida
Nifedipin
Nimodipin
c. Golongan beta-bloker
4. Diuretik
Penggolongan
Mekanisme kerja
Interaksi
Kombinasi dari obat-obat lain bersama diuretika dapat menimbulkan interaksi yang tidak
dikehendaki, seperti:
o Penghambat ACE, dapat menimbulkan hipotensi yang hebat, maka sebaiknya baru
diberikan setelah penggunaan diuretikum dihentikan selama 3 hari.
o Obat-obat rema (NSAID’s) dapat agak memperlemah efek diuretis dan antihipertensif
akibat retensi natrium dan airnya.
o Kortikosteroida dapat memperkuat kehilangan kalium.
o Aminoglikosida: ototoksisitas diperkuat berhubung diuretika sendiri dapat
menyebabkan ketulian (reversibel).
o Antidiabetika oral dikurangi efeknya bila terjadi hiperglikemia.
o Litiumklorida dinaikkan kadar darahnya akibat terhambatnya ekskresi.
5. Kongulasi darah
Pembekuan darah adalah proses alami yang mengizinkan darah membentuk gumpalan
sel darah dan fibrin untuk menghentikan pendarahan ketika pembuluh darah sobek atau rusak.
Jika tubuh tidak memiliki kemampuan untuk membekukan darah, mereka yang memiliki luka
kecil pun akan mati kerena pendarahan. Akan tetapi, ketika gumpalan darah (thrombus)
terbentuk di pembuluh arteri dapat menghambat aliran darah menuju otot jantung atau otak
sehingga memicu serangan jantung atau stroke. Atau, ketika darah terlalu lama berada di dalam
bilik jantung (terjadi pada kondisi jantung tertentu), gumpalan dapat terbentuk, dan bagian dari
gumpalan darah tersebut akan terpompa melalui aliran darah serta menyumbat pada salah satu
organ atau arteri, memotong suplai darah dari titik ini. Penyumbatan ini disebut “embolus”.
Ada banyak kondisi lain yang berhubungan dengan pembekuan darah, sebagai
contoh:
Pembekuan darah koroner yang melibatkan pembekuan darah pada arteri
koroner menyebabkan serangan jantung
Pembekuan darah pada pembuluh dalam akan membuat pembekuan darah di
pembuluh kaki
Pembekuan darah pada embolus paru-paru akan membuat pembekuan darah di
arteri paru-paru
Kemacetan pada pembuluh darah retina akan membuat pembekuan darah pada
pembuluh mata
A. Kesimpulan
obat kardiovaskular ialah obat yang mempunyai efek utama pada jantung dan pembuluh
darah. Obat yang termasuk dalam golongan obat-obat kardiovaskular ialah:
1. Antihipertensi
2. Antiangina
3. Diuretik
4. Koagulasi Darah
5. Hipolipidemik
B. Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia lanjut
saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat menyerang.
Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan
berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai
membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Dorhout Mees EJ. Eerherstel voor zoudbaperking en diuretika bij de behendeling van hipertensi
NTvG 1996;140:2610-14 (OOP)
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
Tambayong, Jan, 2001, Farmakologi Untuk Keperawatan, Jakarta, Widya Medika
The coronary drug project research group, JAMA vol.231 no 4,p.360-381,1975.
MF Oliver et al : A co-operative trial in the primary prevention of ischaemic heart diease using
clofibrate, Brit Heart J, 40 , 1069-1118,1978.