Anda di halaman 1dari 18

OBAT OBAT KARDIOVASKULER

Oleh:

KELOMPOK VI
1. JULFIJAI HASAN
2. ANDRY LA GAU
3. ERTIMANSY HASYIM
4. SILVANA ANATIARA TAHER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMAMMADIYAH MANADO
2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "OBAT – OBAT KARDIOVASKULER" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Psikologi
Umum dengan judul " OBAT – OBAT KARDIOVASKULER ". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................................................


Daftar isi ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar belakang.......................................................................................................
B. Tujuan ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................


A. Pengertian obat kardiovaskuler .............................................................................
B. Penggolongan obat kardiovaskuler .......................................................................
C. Cara kerja obat kardiovaskuler .............................................................................
D. Interaksi obat kardiovaskuler ................................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua
kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat. Sebagai salah satu dari tim medis
perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan
manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran perawat dalam
pengobatan : Mengkaji kondisi pasien
Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.
Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.
Di Negara-negara industri penyakit jantung dan pembuluh (PJP) seperti gagal jantung,
aritmia jantung, angina pectoris dan hipertensi, merupakan penyebab kematian terbesar,
disusul kanker dan CARA. Kematian selama masa 25 tahun terakhir akibat PJP di AS dan
Eropa Utara adalah 2-3 kali lebih tinggi ketimbang di Jepang dan negara-negara sekitar lautan
tengah (antara lain Portugal, Spanyol, Italia dan Yunani). Keadaan ini terutama ada
hubungannya dengan kebiasaan dan susunan makanannya. “Mediterranian diet” sehari-hari di
negara-negara terakhir mengandung lebih sedikit daging dan lemak hewan serta lebih banyak
ikan, lemak nabati tak jenuh, buah-buahan, sayur-mayur dengan antioksidansia dan flavonoida.
Sebaliknya, di negara-negara maju makanannya terutama kaya kalori, protein dan lemak
(jenuh), serta miskin akan serat-serat nabati.
Keadaan di Indonesia dapat disamakan dengan di negara-negara Laut Tengah dan Jepang.
Karena PJP terutama menghinggapi Negara kaya, maka ganggguan ini sering kali dinamakan
penyakit kemakmuran. Sistem sirkulasi terdiri atas jantung dan pembuluh darah sehingga
disebut juga sistem kardiovaskuler. Banyak obat yang memengaruhi fungsi fisiologis dan
biokimia kardiovaskular seperti stimulansia SSP, depresansia SSP, dan obat otonom. Yang
dimaksudkan dengan obat kardiovaskular ialah obat yang mempunyai efek utama pada jantung
dan pembuluh darah. Obat yang termasuk dalam golongan obat-obat kardiovaskular ialah

B. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas Farmakologi
2. Mengetahui pengertian tentang obat jantung/kardiovaskuler
3. Mengetahui penggolongan obat kardiovaskuler
4. Mengetahui cara kerja obat kardiovaskuler
5. Mengetahui interaksi dari obat jantung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki
sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung
Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah
sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke
jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA,
nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf
otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan
mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler: adalah obat yang
digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah.
Obat Sistem kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi
& memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun
tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut
dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai
penyalur darah ke jaringan. Pembuluh darah dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf
simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan
kelainan pada sistem kardiovaskuler.

B. Pembagian obat kardiovaskuler


1. Antiaritmia
2. Antihipertensi
3. Antiangina
4. Diuretik
5. Koagulasi Darah

C. Pengertian pembagian obat kardiovaskuler


1. Antiaritmia
Patofisiologi
Dalam keadaan normal ritme jantung diatur dan dipengaruhi oleh; faktor intriktik,faktor
ekstristik jantung. Nodus SA merupakan pacu jantung (pacemaker) atau sumber impuls bagi
seluruh jantung, jadi meskipun beberapa bagian jantung mampu membentuk impuls sendiri,
hanya ritme nodus SA yang dituruti. Dalam kehidupan sehari-hari sistem kardiovaskuler harus
secara cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan sirkulasi darah tubuh, untuk ini
peranan saraf otonom sanagat menentukan. Gangguan irama jantung dapat ditimbulkan oleh
pembentukan implus atau/dan penyaluran implus abnormal. Antiaritmika dapat mencegah atau
meniadakan gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan
jantung. Kerjanya berdasarkan penurunan frekuensi jantung (efek kronotop negatif), pada
umumnya obat-obat ini sedikit banyak juga mengurangi daya-kontraksinya (efek inotrop
negatif). Perlu pula diperhatikan bahwa obat obat ini juga dapat memperparah atau justru
menimbulkanaritmi (pro-aritmia). Oleh karena itu sebelum mulai pengobartan perlu
dipertimbangkan dengan saksama resiko timbulnya pro-aritmi untuk menentukan obat mana
yang paling aman dan sesuai. Atau beralih dari terapi obat ke intravensi non-farmakologis,
misalnya pemasangan facemaker.

Klasifikasi obat antiaritmia dibagi menjadi 4 ( empat ) kelas, yaitu :

1. Kelas 1, obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang tergantung voltase,
misalnya prokainamid, lidokain, dan flekainid.
2. Kelas 2, obat golongan β-blocker, misalnya propanolol.
3. Kelas 3, obat penghambat kanal ion kalium, misalnya bretilium, amiodaron.
4. Kelas 4, obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.

Obat yang sering digunakan :

Kuinidin (Gol. IA)

Di berikan secara oral, dengan tujuan untuk menekan kecepatan pacu jantung serta
menekan konduksi dan ekstabilitas terutama pada jaringan yang mengalami depolarisasi.
Kuinidin bersifat penghambat adrenoseptor alfa yang dapat menyebabkan atau meningkatkan
reflek nodus sinoatrial. Pada pemberian intravena akan lebih menonjol efeknya.

Prokainamid (Gol. IA)

Efek fisiologik prokainamid sama seperti kuinidin. Bersifat penghambat ganglion.


Dengan konsentrasi teurapeutik, diberikan secara intravena dan intramoscular serta 75%
adsorbsi pada pemberian oral.
Lidokain (Gol. IB)

Lidokain adalah obat aritmia yang lazim dipakai dengan pemberian secara intravena.
Insiden toksisitasnya rendah dan mempunyai efektifitas tinggi pada aritmia dengan infark otot
jantung akut.

Fenitoin (Gol. IB)

Sebagai obat barisan kedua karena efktifitasnya terbatas

2. Antihipertensi

Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme
regulasi Tekanan Darah yang diuraikan diatas. Penyebabnya diketahui hanya lebih kurang 10%
dari semua kasus, anatara lain akibat penyakit ginjal dan pencuitan aorta/arteri ginjal, juga
akibat tumor dianak ginjal dengan efek overproduksi hormon-hormon tertentu yang berkhasiat
meningkatkan Tekanan Darah (feochhormcytoma). Dalam kebanyakan hal penyebabnya tidak
diketahui,bentuk umum ini disebut hipertensi esensial. faktor keturunan berperan penting
pada timbulnya jenis hipertensi ini. Resiko hipertensi yang tidak diobati adalah besar sekali
dan dapat menyebabkan kerusakan a.I jantung,otak dan mata. Tekanan Darah yang terlampau
tinggi menyebabkan jantung memompa lebih keras, yang akhirnya dapat mengakibatkan gagal
jantung (decompensatio) dengan rasa sesak dan udema dikaki. Pembuluh juga akan lebih
mengeras guna menahan Tekanan Darah yang meningkat. Pada umumnya resiko terpenting
adalah (stroke,beroerte,dengan kelumpuhan separuh tubuh) akibat pecahnya suatu kapiler dan
mungkin juga infrak jantung. Begitu pula cacat pada ginjal dan pembuluh mata, yang dapat
mengakibatkan kemunduran penglihatan. Komplikasi otak dan jantung tersebut sering bersifat
fatal, dinegara-negara barat 30% lebih dari seluruh kematian disebabkan oleh hipertensi.

Faktor Peningkatan Tekanan Darah


Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah secara refersibel, antara lain:
a. Garam. Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi
narodrenalin. Secara statisti teryata bahwa pada kelompok penduduk yang
mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih banyak hipertensi daripada orang-
orang yang memakan hanya sedikit garam.
b. Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi dan meningkatkan tekanan
darah. Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi terhadap sistem pembuluh.
c. Pil antihamil mengandung hormon wanita estrogen, yang juga bersifat retensi garam
dan air. Wanita yang peka sebaiknya menerapkan suatu cara pembatasan kelahiran lain.
d. Stress (ketegangan emosional) dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
akibat pelepasan adrenalin noradrenalin (hormon stres), yang bersifat vasokontriktif.
Tekanan darah meningkat pada waktu ketegangan fisik (pengeluaran tenaga,olahraga).
Bila stres hilang, tekanan darah turun lagi.
e. Drop (liquorice),sejenis gula-gula yangdibuat dari succus liquiritiae mengandung
asam glizirinat dengan khasiat retensi air pula, yang dapat meningkatkan tekanan darah
bila dimakan dalam jumlah besar.
f. Hormon pria dan kotikosteroida juga berkhasiat retensi air. Setelah penggunaan
hormon ini atau pil antihamil dihentikan, atau pemakain garam sangat dikurangi, pada
umumnya tekanan darah menurun dan menjadi normal kembali.
g. Kehamilan. Yang terkenal adalah kenaikan tekanan darah yang dapat terjadi selama
kehamilan. Mekanisme hipertensi ini serupa dengan proses diginjal; bila uterus
diregangkan terlampau banyak (oleh janin) dan menerima kurang darah maka
dilepaskannya zat-zat yang meningkatkan tekanan darah.

Gejala Hipertensi
Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setalah beberapa tahun adakalanya pasien
merasa nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun.
Gangguan hanya dapat dikenali dengan pengukuran tensi dan adakalanya melalui pemeriksaan
tambahan terhadap ginjal dan pembuluh.
Pencegahan
Meskipun faktor keturunan memegang peran penting, namun cara dan pola hidup sangat
esensiil dalam menjauhi hipertensi. Misalnya, makan berlebihan dengan terlalu banyak lemak
serta garam (dan gula), terlampau sedikit gerak badan dan merokok, dapat mendorong
terjadinya hipertensi. Tindakan-tindakan umum seperti:
 Kontrol teratur. Mengingat hipertensi sering kali tidak memberikan gejala dan hebatnya
resiko untuk jangka panjang (bila tidak ditangani), maka perlu sekali untuk mengenali
penyakit “tersembunyi” ini sedini mungkin.

Maka itu dianjurkan pengontrolan tekanan darah berkala, misalnya setiap 1 atau 2 tahun sekali,
terlebih-lebih pula bagi mereka diatas usia 45 tahun atau yang memiliki orang tua atau sudara
yang menderita hipertensi. Data dari klinis teryata bahwa terapi penuruna tekanan darah dapat
menurangi insidensi stoke dengan 35-40%; infark jantung dengan 20-25%; gagal jantung
dengan >50%.
Tindakan Umum
Penderita dengan tekanan darah tinggi tanpa ada sebab-sebab organis yang jelas dapat
menerapkan sendiri sejumlah aturan hidup untuk menurunkan tensinya. Pola hidup yang baik
juga meningkatkan efektivitas obat-obat anti hipertensi dan menurangi resiko PJP.
a. Menguruskan badan. Berat badan berlebihan (kegemukan) menyebabkan
bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra
dihilangkan tekanan darah dapat turun kurang lebih 0,7/0,5 mmHg setiap kg penurunan.
Dianjurkan BMI anatara 18,5-24,9 kg/m2.
b. Mengurangi garam dalam diet. Dahulu dianggap sebagai tindakan umum terpenting
berdasarkan perkiraan berikut. Bila kadar Na di Filtrat glomeruli rendah, maka lebih
banyak air yang akan dikeluarkan untuk menormalisasi kadar garam dalam darah.
Akibat pengeluaran ekstra air tersebut, tekanan darah akan turun. Tetapi dalam praktek
teryata mengurangai konsumsi garam sulit sekali direalisasikan. Setiap hari umumnya
kita makan lebih dari 10 g garam dan lebih dari separuhnya terdapat dalam berbagai
makanan (ikan,asin,sayur,daging,snack dan sebagainya). Pengurangan setiap gram
garam sehari dapat berefek penurunan tensi 1 mmHg. Maka untuk mencaoai penurunan
tekanan darah yang nyata konsumsi garam harus dibatasi <6 g sehari.hal ini sulit sekali.
c. Membatasi kolestrol. Berguna untuk membatasi resiko atherosclerosi, Antilipemika,
a.I. dengan mengurangi atau menghindari asupan lemak jenuh (saturatid dan total fat).
Konsumsi serat serat nabati hendaknya justru diperbanyak, karena telah terbukti bahwa
serat tersebut dalam makanan dapat membantu menurunkan tekannan darah.

Penggolongan:

Obat obat yang dewasa ini digunakan untuk terapi hipertensi dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yang berturut tut akan dibicarakan lebih mendetail dibawah ini.
1. Diuretik
2. Alfa- reseptor blocker
3. Beta-receptor blocker
4. Obat oabat SSP
5. Antagonis kalsium
6. Penghambat ACE dan
7. Vasodilator
8. At-II receptor blocker (Antagonis ATII)

Mekanisme kerja
Obat hipertensi berbagai macam dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis, yakni;
1. Meningkatakan pengeluaran garam dan air oleh ginjal hingga volume darah dan
tekanan darah menurun,Diuretik
2. Memperlambat obat jantung; Beta blocker
3. Memperlebar pembuluh; vasodilator langsung (di/hidralazin, minoxidil)antagonis
kalsium, penghambat ACE DAN AT II-reseptor blocker
4. Menstimulasi SSP; agonis alfa-2 sentral seperti klonidin dan moxsonidin, metil-dopa,
guanfasin dan reserpin
5. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh darah yakni
a. Alfa-1-blockers derivat quinazolin (prazosin,doxazosin,alfuzosin,tamsulosin),
ketanserin (Ketansin)
b. Alfa-1 dan -2-blockers fentolamin.
c. Beta-blockers propanolol,atenolol,metoprolol,pindolol,bisoprolol,timolol dan lain-
lain.
d. Alfa/beta-blocker labetolol dan carve dilol

3. Antiangina

Sebagian besar pasien angina pektoris diobati dengan beta-bloker atau antagonis
kalsium. Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk
tindakan prefilaksis sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.

a. Golongan nitrat

Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada
sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga
mengurangi beban hulu jantung. Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan vasodilator koroner
yang poten

 Gliseril trinitrat, kodenya 7-240


 Isosorbid dinitrat, kodenya 7-242
 Isosorbid mononitrat, kodenya 7-242
 Pentaeritritol tetranitrat, kodenya 7-241

b. Golongan antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu
mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel ototpolo, otot
jantung dan saraf. Berkurangnya kadar kalsium bebas didalam sel-sel tersebut menyebabkan
berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung
(inotropik negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan
dromotropik negatif).

 Amplidipin besilat
 Diltiazem hidroklorida
 Nikardipin hidroklorida
 Nifedipin
 Nimodipin

c. Golongan beta-bloker

Obat-obat penghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) menghambat adrenoseptor-beta di


jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Saat ini banyak tersediabeta-
bloker yang pada umumnya menunjukkan efektifitas yang sama. Namun, terdapat perbedaan
– perbedaan diantara berbagai beta-bloker, yang akan mempengaruhi pilihan dalam mengobati
penyakit atau pasien tertentu. Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya.
Karena itu, harus dihindarkan pada pasien dengan riwayat asma atau penyakit paru obstruktif
menahun.

 Propranolol hidroklorida, kodenya 7-138


 Asebutolol, kodenya 7-138
 Atenolol
 Betaksolol
 Bisoprolol fumarat
 Karvedilol
 Labetalol hidrklorida, kodenya 7-268
 Metoprolol tartrat, kodenya 7-208
 Nadolol
 Oksprenolol hidroklorida, kodenya 7-201
 Pindolol
 Sotalol hidroklorida, kodenya 7-208

4. Diuretik

Diuretika adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih/kencing (diuresis)


melalui kerja langsung terhadap ginjal. Golongan diuretika untuk pengobatan
hipertensi merupakan pilihan utama untuk pengelolaan tekanan darah tinggi. Diuretik bekerja
dengan meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunakn volume darah
dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Beberapa diuretik juga bekerja dengan mennurunkan resistensi perifer sehingga memperkuat
efek hipotensinya. Diuretika merupakan zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat obat lain yang menstimulasi diuresis
dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tida termasuk dalam definisi ini seperti zat-
zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah
(dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretic ADH (air, alkohol).

Penggolongan

Pada umumnya diuretik dibagi dalam beberapa kelompok :

a. Diuretik –lengkungan: furoseniida,bumetanida,dan etakrinat.


Obat-obat ini berkhasit kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam) banyak digunakan
dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memperlihatakan kurva
dosis –efek curam, artinya bila dosis dinaikkan efeksnya (deuresis) senantiasa
bertambah.
b. Dirivat-thazida: hidroklorotiasida, klortalidon, mefrusida,indapamida dan clopamida.
Efeknya lebih lemah dan lambat, tetapi bertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama
digunalkan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (decompesatio
cordis) obat-obat ini memiliki kurva dosisi-efek datar,artinya bila dosis optimal
dinaikan lagi efeknya (diuresis,penurunan tekanan darah) tidak bertambah.
c. Diuretika Penghemat Kalium.
Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya
untuk menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses
ini dihambat secara kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh obatnya
adalah spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron mempunyai struktur
mirip dengan hormon alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai
beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga
dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Pada
gagal jantung berat, spironolakton dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%.
Resorpsinya di usus tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini
diubah menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan
tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam. Efek
sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi akan mengakibatkan gangguan
potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada wanita. Contoh obat paten:
Aldacton, Letonal.
d. Diuretika osmotis: manitol dan sorbitol.
Obat obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorpsi air juga terbatas.
Efeknya adalah diuersis osmotis dengan ekskresi air kuat dan relative sedikit ekresi
Na+. terutama monitol, yang hanya jarang digunakan sebagai invus intravena untuk
mengeluarkan cairan dan menurunkan tekanan intraocular (pada glaukum) , juga untuk
menurunkan volume CCS (cairan cerebrospinal) dan tekanan intracranial (dalam
tengkorak).
e. Perintang-karbonanhidrase:asetazolamamida,. Zat ini merintangi enzim
karbonanhidrase di tubuli proksinan,sehingga di samping karbonat juga Na+ dan K
dieksresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Khasiat dieuertiknya hanya lemah,
setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang-seling
intermittens.

Mekanisme kerja

Kebanyakan dieuretika kerja dengan mengurangi reabsopsi nutrium sehingga pengeluarannya


lewat kemih dan demikian juga dari air di perbanyak. Obat-obat bekerja khusus terdapat di
tubuli tetapi jugaditempat lain, yakni di:
1. Tubuli proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang disini
direabsorpsi secara aktif untuk kurang lebih 70%, antara lain ion-Na+. dan air,
begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsopsi berlangsung secara proposiaonal,
maka susunan filtrate tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma. Dieuretika
osmotis (monitol, sorbitol) bekerja disini dengan merintangi reabsorpsi air dan juga
nnatrium.
2. Lenkungan hendle. Dibagian menaik dari handles loop ini k.l. 25% dari semua ion-
Cl- yang telah difiltuasi direabsopsi secara aktif, disusul dengan reabsopsi dari
Na+ dan K+ tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Dieuretika
lengkungan seperti ferosemida bumetina dan etraktinat bekrja terutama disini
dengan merintangi transpol Cl‒ dan demikian direabsopsi Na+. pengeluaran K+
dan air juga di perbanyak.
3. Tubuli distal. Dibagian pertama segmen ini, Na+ direabsopsi secara aktif pula tanpa
air.tanpa air hingga filtrate menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa
thiyazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan dengan memperbanyak
eksresi Na+ dan Cl‒ sebesar 5-10%. Dibagian kedua segmen ini, ion-Na+
ditukarkan denga ion-K+ atau –NH++. Proses ini dikendalikan oleh hormone anak
ginjal. Aldosterone. Antagonis aldosterone (spronolakton) dan zat-zat penghemat
kalium ( amilorida triamterene) bertitik kerja disini dengan mengakibatkan ekresi
Na+ (kurang dari 5%) dan retensi –K+.
4. Saluran pengumpulan; hormone antidideurik ADH (vasopresin) dari hipofisis
bertitik kerja disini dengan jalan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel
saluran ini.

Interaksi
Kombinasi dari obat-obat lain bersama diuretika dapat menimbulkan interaksi yang tidak
dikehendaki, seperti:
o Penghambat ACE, dapat menimbulkan hipotensi yang hebat, maka sebaiknya baru
diberikan setelah penggunaan diuretikum dihentikan selama 3 hari.
o Obat-obat rema (NSAID’s) dapat agak memperlemah efek diuretis dan antihipertensif
akibat retensi natrium dan airnya.
o Kortikosteroida dapat memperkuat kehilangan kalium.
o Aminoglikosida: ototoksisitas diperkuat berhubung diuretika sendiri dapat
menyebabkan ketulian (reversibel).
o Antidiabetika oral dikurangi efeknya bila terjadi hiperglikemia.
o Litiumklorida dinaikkan kadar darahnya akibat terhambatnya ekskresi.
5. Kongulasi darah
Pembekuan darah adalah proses alami yang mengizinkan darah membentuk gumpalan
sel darah dan fibrin untuk menghentikan pendarahan ketika pembuluh darah sobek atau rusak.
Jika tubuh tidak memiliki kemampuan untuk membekukan darah, mereka yang memiliki luka
kecil pun akan mati kerena pendarahan. Akan tetapi, ketika gumpalan darah (thrombus)
terbentuk di pembuluh arteri dapat menghambat aliran darah menuju otot jantung atau otak
sehingga memicu serangan jantung atau stroke. Atau, ketika darah terlalu lama berada di dalam
bilik jantung (terjadi pada kondisi jantung tertentu), gumpalan dapat terbentuk, dan bagian dari
gumpalan darah tersebut akan terpompa melalui aliran darah serta menyumbat pada salah satu
organ atau arteri, memotong suplai darah dari titik ini. Penyumbatan ini disebut “embolus”.
 Ada banyak kondisi lain yang berhubungan dengan pembekuan darah, sebagai
contoh:
 Pembekuan darah koroner yang melibatkan pembekuan darah pada arteri
koroner menyebabkan serangan jantung
 Pembekuan darah pada pembuluh dalam akan membuat pembekuan darah di
pembuluh kaki
 Pembekuan darah pada embolus paru-paru akan membuat pembekuan darah di
arteri paru-paru
 Kemacetan pada pembuluh darah retina akan membuat pembekuan darah pada
pembuluh mata
A. Kesimpulan
obat kardiovaskular ialah obat yang mempunyai efek utama pada jantung dan pembuluh
darah. Obat yang termasuk dalam golongan obat-obat kardiovaskular ialah:
1. Antihipertensi
2. Antiangina
3. Diuretik
4. Koagulasi Darah
5. Hipolipidemik

B. Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia lanjut
saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat menyerang.
Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan
berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai
membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Dorhout Mees EJ. Eerherstel voor zoudbaperking en diuretika bij de behendeling van hipertensi
NTvG 1996;140:2610-14 (OOP)
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
Tambayong, Jan, 2001, Farmakologi Untuk Keperawatan, Jakarta, Widya Medika
The coronary drug project research group, JAMA vol.231 no 4,p.360-381,1975.
MF Oliver et al : A co-operative trial in the primary prevention of ischaemic heart diease using
clofibrate, Brit Heart J, 40 , 1069-1118,1978.

Anda mungkin juga menyukai