Oleh : Kelompok 2
Mardani., S.Kep 2004054
Susan Sebu., S.Kep 2004045
Ertimansi Hasyim., S.Kep 2004033
Randy Akian., S,Kep 2004035
LATAR BELAKANG
ST-elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan bagian dari Sindrom Koroner Akut (SKA)
yang pada umumnya diakibatkan oleh rupturnya plak aterosklerosis yang mengakibatkan oklusi total
pada arteri koroner dan disertai dengan tanda dan gejala klinis iskemik miokard seperti munculnya
nyeri dada, adanya J point yang persistent, adanya elevasi segmen ST serta meningkatnya
biomarker kematian sel miokardium yaitu troponin .
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 38% pasien SKA merupakan pasien
STEMI. Sedangkan berdasarkan Jakarta Acute Coronary Syndrome (JAC) Registry pada tahun
2013 jumlah pasien STEMI di Jakarta mencapai 1.110 orang.
STEMI merupakan penyakit kardiovaskuler penyebab kecacatan dan kematian terbesar di seluruh
dunia. STEMI menyebabkan kematian 6%-14% dari jumlah total kematian pasien yang disebabkan
oleh SKA.
TINJAUAN TEORITIS
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
Definisi
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
• Faktor pembuluh darah
• Faktor Sirkulasi
• Faktor darah
ETIOLOGI 2.Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
• Adanya timbunan lemak ( aterosklerosis ) dalam pembuluh darah akibat
konsumsi kolesterol yang tinggi.
• Sumbatan ( trombosit ) oleh sel bekuan darah ( thrombus ) atau pembentukan
trombus.
• Vasokontriksi ( penyempitan pembuluh darah )
FAKTOR RESIKO
sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat
pada lokasi injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti
1. Gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua
waktu lama
Diagnosa Medik
Saat Masuk : Stemi Inferior
Saat Pengkajian : Stemi Inferior + Post PCI 1 with 1 stent at RCA,POBA at LAD Moderate Lesion at
LCX
KEADAAN UMUM
Keadaan Sakit : Klien tampak sakit ringan / sedang / berat tidak tampak sakit
Alasan : Tak Bereaksi / Baring Lemah / Duduk / Aktif / Gelisah / Posisi Tubuh
semi fowler./ Pucat / Cyanosis / Sesak Napas
Riwayat keluhan utama Pasien mengatakan nyeri dada dirasakan 1 hari sebelum masuk
rumah sakit kaloorang amurang. Dirawat selama 2 hari, namun nyeri
tidak hilang sehingga langsung di rujuk ke rumah sakit kandou.
Factor pencetus Saat pasien beraktivitas berlebihan seperti membersihkan rumah .
Upayah yang di lakukan untuk Istirahat baik duduk ataupun berbaring dan mengatur pola
mengatasinya nafas
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
a. Data subjektif ;
o Keadaan Sebelum Sakit :
- Pasien mengatakan bahwa saat beraktivitas dan nyeri dada kiri timbul pasien
beristirahat untuk meredakan nyeri yang dirasakan namun pada saat itu nyeri
tidak hilang dan pasien langsung ke rumah sakit kaloorang dan dirujuk ke rspu
prof.kandou
- Pasien mengatakan Sebelum MRS kandou yaitu pasien sering memeriksakan
kondisi ke rs kaloorang amurang jika nyeri dadanya timbul.
o Keadaan setelah sakit :
- Pasien mengatakan bahwa ketika nyeri timbul pasien akan melakukan istirahat
duduk atau berbaring dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam
b. Data objektif
o Observasi
- kebersihan rambut : cukup bersih
KAJIAN NUTRISI METABOLIK
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan 3x dalam sehari dengan porsi
sedang. Dengan menu berupa nasi,lauk pauk ikan,telur, sayur dan buah
Minum 6-7 setiap hari,air mineral
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1-2 x dalam sehari konsistensi
lembek, warna kuning dan BAK 5-6 x dalam sehari warna kuning jernih dan
bau khas urin.
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum MRS pasien sering tiba-tiba merasa nyeri didada
jika melakukan aktivitas membereskan rumah dan halaman rumah.
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan, pasien tidur malam pada pukul 21.00 malam dan terbangun
pada pukul 05.00 pagi dan tidur siang 1-2 jam. (Tidur malam ± 8 jam).
o Keadaan Setelah Sakit :
Pasien mengatakan saat sakit pola istirahat dan tidurnya. malam tidur jam 19.00
malam dan terbangun pada jam 23.00 malam untuk BAK dan kembali tidur
pada pukul 03.00 pagi sampai jam 7.00 pagi tidur siang ± 1-2 jam. (Tidur
malam ±8 jam)
KAJIAN POLA KOGNITIF PERSEPTUAL
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa sebelum MRS tidak ada masalah pada fungsi indra
penglihan,tidak membutuhkan alat bantu seperti kacamata ataupun lensa mata
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Konsep diri pasien selalu berpikiran positif tentang hal apapun yang terjadi pada
dirinya
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat menjalankan semua perannya sebagai
ibu rumah tangga dengan baik.Pasien memiliki 5 orang anak dan telah
berkeluarga semuanya serta sudah tinggal terpisah dan dirumah pasien hanya
tinggal dengan suaminya tapi sekali-kali anak,menantu dan cucunya
mengunjunginya
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sudah lama tidak melakukan hubungan sex karena
kondisinya yang tidak dapat melakukan aktivitas yang membutuhkan tenaga
yang banyak karena kondisinya yang bisa tiba-tiba muncul nyeri dada
o Keadaan Setelah Sakit :
Pasien dirawat dirumah sakit dan dijaga oleh anak dan suaminya.Suaminya
merawat dengan penuh kasih sayang
KAJIAN POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI
TERHADAP STRESS
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit ketika merasa stress pasien membaca al-kitab
ataupun dengan mengobrol dengan suami,anak dan cucunya
a. Data Subjektif
o Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit rutin melakukan ibadah,baik itu
digereja,ibadah kaum ibu, dan ibadah tiap kolom
.
NO. STANDAR LUARAN
DIAGNOSA KRITERIA HASIL SKORING
INTERVENSI (SIKI)
(SLKI)
1. Observasi
Penuruan curah jantung berhubungan Setelah dilakukan
1.Identifikasi tanda dan gejala primer
dengan perubahan kontraktilitas tindakan keperawatan penurunan curah jantung
Di tandai dengan 2.Identifiksi tanda dan gejala sekunder
selama 2 x 24 jam
Data Subjektif penurunan curah jantung
Pasien mengeluh nyeri dada ketika maka diharapkan 3.Monitor saturasi oksigen
beraktivitas tingkat curah jantung 4.Monitor keluhan nyeri dada
Pasien mengeluh lemah 5.Monitor aritmia (kelainan irama dan
meningkat dengan frekuensi)
Data Objektif
.
NO. STANDAR LUARAN
DIAGNOSA KRITERIA HASIL SKORING
INTERVENSI (SIKI)
(SLKI)
2. Setelah dilakukan Observasi
Intoleransi Aktivitas Berhubungan
tindakan
1.Identifikasi pengetahuan dan pengalaman
Dengan Kelemahan keperawatan aktivitas fisik sebelumnya
selama 2 x 24 2.Identifikasi jenis aktivitas fisik
Ditandai dengan :
1. 10.00 1.Mengidentifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung 2.Mengidentifiksi tanda dan
gejala sekunder penurunan curah jantung
3.Memonitor saturasi oksigen
4.Memonitor keluhan nyeri dada
5.Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
6.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
12.00 Edukasi
1.Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2.Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
NO DX HARI JAM IMPLEMENTASI
TGL
2. 12 Observasi
1.Mengidentifikasi Pengetahuan Dan Pengalaman Aktivitas Fisik
. Sebelumnya
10 2.Mengidentifikasi Jenis Aktivitas Fisik
3.Mengidentifikasi Kemampuan Pasien Beraktivitas
4.Memonitor Tanda Vital Sebelum Dan Setelah Latihan
Senin 13.10 Terapeutik
29 maret 1.Memotivasi Untuk Memulai/Melanjutkan Akktivitas Fisik
2021 2.Melibatkan Keluarga Dalam Merencanakan Dan Memelihara Program
Aktivitas Fisik
13.40 Edukasi
1.Menjelaskan Manfaat Aktivitas Fisik
2.Mengajarkan Teknik Latihan Sesuai Kemampuan
NO DX HARI JAM IMPLEMENTASI
TGL
3. 14. Observasi
1.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Lokasi, Karakteristik, Durasi, Frekuensi,Kualitas Dan Intensitas
05
Nyeri
2.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Skala Nyeri
3.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Faktor Yang Memperberat Dan Memperingan Nyeri
14.50 Edukasi
1.Menjelaskan Penyebab, Periode, Dan Pemicu Nyeri
2.Menjelaskan Strategi Meredakan Nyeri
3.Mengajarkan Teknik Non-Farmakologi Untuk Mengurangi Nyeri
NO DX TGL JAM EVALUASI
EVALUASI
1 29/03/ 13.00 Subjektif :
2021 Pasien mengatakan badannya terasa lemah
Objektif :
Pasien tampak berbaring ditempat tidur
Tanda-tanda vital sebelum aktivitas :
TD : 98/67 mmHg,
N : 72x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
Tanda-tanda vital setelah aktivitas :
TD : 100/77 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
Pasien sudah dipasang POBA+Stend di RCA
Assesmen : Penuruan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilita
Masalah Belum teratas
Planning :
NO TGL JAM EVALUASI
DX
Subjektif :
2. 29/03/ 14.30 Pasien mengatakan dapat beraktivitas dengan bantuan perawat dan keluarga
2021
Objektif :
Tampak pasien dibantu oleh perawat dan keluarga ke kamar mandi
Ku: sedang
Kes : cm
Tanda-tanda vital sebelum aktivitas :
TD : 98/67 mmHg,
N : 72x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
tanda vital setelah aktivitas :
TD : 100/77 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
Assesment
Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan
Masalah belum teratasi
NO DX TGL JAM EVALUASI
3. 29/03/ 14.30 Subjektif :
2021 Pasien mengatakan nyeri hilang timbul,nyeri menjalar dari dada bagian kiri ke
tangan
Objektif
Tanda-tanda vital :
TD :98/67 mmHg,
N : 72X/ Mnt,
R : 20X/Mnit,
SB : 36.70C
Assesmen
Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisiologis
(Iskemia)
Masalah belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi
NO DX HARI JAM IMPLEMENTASI
TGL
1. 08.00 1.Mengidentifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung 2.Mengidentifiksi tanda dan
gejala sekunder penurunan curah jantung
3.Memonitor saturasi oksigen
4.Memonitor keluhan nyeri dada
5.Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
6.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
10.00 Edukasi
1.Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2.Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
NO DX HARI JAM IMPLEMENTASI
TGL
2. 11.30 Observasi
1.Mengidentifikasi Pengetahuan Dan Pengalaman Aktivitas Fisik
Sebelumnya
2.Mengidentifikasi Jenis Aktivitas Fisik
3.Mengidentifikasi Kemampuan Pasien Beraktivitas
4.Memonitor Tanda Vital Sebelum Dan Setelah Latihan
Selasa 11.30 Terapeutik
30 maret 1.Memotivasi Untuk Memulai/Melanjutkan Akktivitas Fisik
2021 2.Melibatkan Keluarga Dalam Merencanakan Dan Memelihara Program
Aktivitas Fisik
13.00 Edukasi
1.Menjelaskan Manfaat Aktivitas Fisik
2.Mengajarkan Teknik Latihan Sesuai Kemampuan
NO DX HARI JAM IMPLEMENTASI
TGL
3. 13. Observasi
1.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Lokasi, Karakteristik, Durasi, Frekuensi,Kualitas Dan Intensitas
30
Nyeri
2.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Skala Nyeri
3.Mengajarkan cara Mengidentifikasi Faktor Yang Memperberat Dan Memperingan Nyeri
14.30 Edukasi
1.Menjelaskan Penyebab, Periode, Dan Pemicu Nyeri
2.Menjelaskan Strategi Meredakan Nyeri
3.Mengajarkan Teknik Non-Farmakologi Untuk Mengurangi Nyeri
NO DX TGL JAM EVALUASI
Subjektif :
1 30/03/ 11.00 Pasien mengatakan sudah sedikit lebih kuat
2021
Objektif :
Tampak pasien dibantu keluarga berpindah dari bed ke kursi
Ku: sedang
Kes : cm
tanda vital sebelum aktivitas :
Td : 100/70 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
tanda vital setelah aktivitas :
Td : 100/80 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
Pasien sudah dipasang POBA+Stend di RCA
Assesment
Penuruan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
Masalah belum teratasi
NO TGL JAM EVALUASI
DX
Subjektif :
2. 30/03/ 13.20 Pasien mengatakan dapat beraktivitas dengan bantuan perawat dan keluarga
2021
Objektif :
Tampak pasien dibantu oleh perawat dan keluarga ke kamar mandi dan
berpindah dari bed ke kursi
Ku: sedang
Kes : cm
tanda vital sebelum aktivitas :
Td : 100/70 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
tanda vital setelah aktivitas :
Td : 100/80 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.50C
Assesment
Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan
Masalah belum teratasi
NO DX TGL JAM EVALUASI
Subjektif :
3. 30/03/ 15.00 Pasien mengatakan nyeri dadanya sudah tidak timbul lagi
2021
Objektif
Tanda-tanda vital :
Td :100/70 mmHg,
N : 80x/menit,
R : 20x/menit,
Sb : 36.70C
Assesment
Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisiologis
(Iskemia)
Masalah teratasi
Planning
Hentikan intervensi
1. Pada tahap pengkajian dilakukan dengan metode wawancara dan observasi : Ny.
K A. R mengatakan nyeri dada yang dirasakan berkurang.
E 2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul 2 diagnosis yaitu 1. Nyeri
S akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis , 2. Intoleransi aktifitas
M 3. Intervensi yang direncanakan pada kasus terdiri dari: diagnosis pertama Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis terdapat 7 rencana
P
keperawatan yang ditetapkan, diagnosis kedua intoleransi aktifitas berhubungan
U dengan kelemahan terdapat 8 rencana keperawatan yang ditetapkan.
L 4. Implementasi keperawatan untuk diagnosa pertama Nyeri akut berhubungan
A dengan agen pencedera fisiologis, diagnosis kedua intoleransi aktifitas
N berhubungan dengan kelemahan, semua tindakan yang direncanakan dilakukan
kepada pasien.
5. Hasil evaluasi keperawatan didapatkan bahwa diagnosa keperawatan Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis teratasi,diagnosis keperawatan
intoleransi aktifitas berhubungan kelemahan teratasi sebagian,
SARAN
1. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi mahasiswa/i di kampus STIKES MUHAMMADIYAH MANADO,
khususnya pada Keperawatan Medical Bedah II terutama pada pembelajaran
tentang Asuhan Keperawatan.