MENEJEMEN STRESS
DISUSUN OLEH:
Nama :
Nirm :
Topik : Stres
Sub Topik : Manajemen Stres
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 Menit
Pelaksana :
Tempat : Poliklinik Rehabilitas Medik
Sasaran : Keluarga dan Pasien post stroke
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga pasien diruang Poliklinik
Rehabilitas Medik
IV. Materi
(terlampir)
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah :
a.Ceramah
b.Diskusi
c.Tanya jawab
VI. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet
2. Lembar balik
Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari,
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, 1998). Stres
diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang
dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat
stres yang dialami individu dan akan merasa terancam. Stres merupakan respon
adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individual dan atau proses psikologis,
yaitu akibat situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan
atau psikologis terhadap seseorang (Ivancevich & Matteson, 1980 dalam Kreitner
& Kinicki, 2004).
2. Penyebab Terjadinya Stres
4. Tahapan-Tahapan Stres
Gangguan stres biasanya lamban, tidak jelas kapan mulainya dan
seringkali kita tidak menyadarinya. Para ahli mencoba membagi stres
kedalam enam tahap dan setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala yang
dirasakan oleh yang bersangkutan.
a. Stres tahap 1
Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari biasanya, namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan
Merasa senang dg pekerjaanya & semakin bersemangat namun tanpa
disadari cadangan energi menipis
b. Stres tahap II
stres yang semula menyenangkan mulai menghilang & timbul
keluhan-keluhan sbb
Merasa letih sewaktu bangu pagi
Merasa mudah lelah sesudah makan siang
Lekas merasa capai menjelang sore
Sering mengeluh perut tidak nyaman
Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
Tidak bisa santai
c. Stres tahap III
Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata &
mengganggu
Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare
Ketegangan otot-otot semakin terasa
Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
Gangguan pola tidur
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pinsan)
d. Stres tahap IV
Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul
spt:
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit
Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan
menjadi membosankan terasa lebih sulit
Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespon secara memadai
Ketidakmampuan melakukan ADL
Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
e. Stres Tahap V
Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan
Daya konsentrasi & ingat menurun
Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya
f. Stres tahap VI
Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana
Gangguan sitem pencernaan semakin berat
Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung & panik
g. Stres tahap VII
Tahap klimaks,seseorang mengalami serangan panik & perasaan takut
mati. Sering dibawa ke UGD, ICCU meskipun tidak ditemuakan kelainan
fisik organ
Debaran jantung teramat keras
Susah bernafas (sesak & megap-megap)
Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
Pingsan atau kolaps
1. Indikator fisiologis
ansietas
Depresi
Kepenatan
Peningkatan penggunaan bahan kimia
Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola aktivitas
Kelehan menal
Perasaan tidak adekuat
Kehilangan harga diri
Peningkatan kepekaan
kehilangan motivasi
Ledakan emosional & menangis
Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
Kecendrungan membuat kesalahan
Mudah lupa & pikiran buntu
Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
Ketidakmampuan bekonsentrasi
Letargi
Rentan terhadap kecelakaan
2. Indikator emosi
kemampuan mendapat pengetahuan & keterampilan terganggu
Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
Stres menghambat komunikasi antara klien & orang lain
Tidak mampu mengatasi konflik
Peningkatan ketergantungan dengan orang lain
3. Indikator spriritual
Stres yang berat menyebabkan individu memandang stres sebagai hukuman
dari Tuhan
5. Respon Tubuh Terhadap Stres
Menurut Fortuna seperti yang dikutip oleh Yosep (2009) bahwa orang
yang mengalami stres akan menunjukkan penurunan konsentrasi perhatian,
dan kemunduran memori. Keadaan ini menyebabkan kesalahan dalam
memecahkan masalah dan penurunan kemampuan dalam merencanakan
tindakan. Dampak lain mengakibatkan semakin banyak tuntutan pada orang
yang mengalami stres. Kondisi ini menyebabkan ketidakmampuan menjalin
hubungan dengan orang lain.
Pengaruh pada kognitif dan emosi ini mendorong terjadinya perubahan
perilaku pada orang yang mengalami stres berkepanjangan. Perubahan ini
meliputi penurunan minat dan aktivitas, penurunan energi, tidak masuk atau
terlambat kerja, cenderung mengekspresikan pandangan sinis pada orang lain
atau rekan kerja serta melemahkan tanggung jawab. Fase keletihan terjadai
bila fungsi fisik dan psikologis seseorang telah sangat lemah sebagai akibat
kerusakan selama fase perlawanan. Bila reaksi ini berlanjut tanpa adanya
pemulihan, akan memacu terjadinya penyakit karena ketidakmampuan dalam
mengatasi tuntutan lingkungan yang dirasakan.
6. Manajemen Stres
1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi
makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi
untuk mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi
kesempatan pada otak untuk relax.
3. Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar
zat”endorphine” yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang
yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif
berasal dari pikiran positif, tindakan negatif berasal dari pikiran
negatif……tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya kalau selalu
berfikiran negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby
membuat rilex dan sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu,
sebagai contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal ini
menambah semangat baru.
7. Berkomunikasi secara asertih atau bertutur kata baik.
8. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan bersosialisasi
dengan teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah
sendiri)
9. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada
semua orang, bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau
tidak tetaplah bersyukur.
Gejala yang dialami: lelah, kram otot, nyeri leher punggung, tegang, sukar
tidur, cemas.
Gejala yang dialami: cepat marah, cepat tersinggung, tegang dan lelah
Nafas lega
Duduk atau berdiri tegak
Hela nafas dalam dan tahan ( sampai hitungan ke tiga )
Keluarkan nafas melalui mulut dengan suara kelegaan
Ulangi 5 – 10 kali
Nafas alternative
Duduk dengan sikap nyaman
Letakan jari telunjuk dan dan tengah tangan kanan di dahi
Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari
Tarik nafas pelan –pelan dari lubang hidung kiri
Tutup lubang hidung kiri denga jari manis dan buka lubang
hidung kanan bersamaan
Hembuskan nafas melalui lubang hidung kanan pelan pelan
Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan
Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri
bersamaan
Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri
Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara bertahap
2. Cara Pikiran
a. Hipnosis lima jari
Hafalkan langkah-langkah berikut:
1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik
menyenangkan, segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua
keadaan fisik yang menyenangkan )
2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta,
kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim ( kenang manis
dengan orang yang dicintai)
3. Sentuh ibu jari denga jari manis. Kenang saat anda mendapat
pujian, penghargaan, prestasi dan anda sangat berterima kasih
( kenang semua keberhasilan dan prestasi)
4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah
yang pernah dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat
b. Stop Berpikir
Langkah – langkah:
1. Buat daftar pikiran yang menegangkan/dikhawatirkan
2. Nilai yang paling tidak menyenangkan
3. Tarik nafas dalam dan kosongkan pikiran
4. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan, cobalah
berpikir yang rasional dan normal ( sambil pejam )
5. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1 sd 5
atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir katakana “STOP”
6. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang
tidak menyenangka, katakana “STOP”
7. Ganti pikiran: pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkaan
lalu dilawan atau diganti secara atentif/positif/rasional. Misalnya :
saya selalu gagal ujian, langsung katakana pada diri, “Tapi ada ko
yang saya lulus”.
c. Berpikir Positis – Afirmasi
Langkah – langkah:
1. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang
dimiliki (dapat ditambah setiap hari )
2. Lakukan afirmasi. Katakan pada diri sendiri afek positiif yang
saudara miliki, “saya mampu berkhotbah” Afirmasi dapat diulang
beberapa kali sehari
3. Cara Lingkungan
Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan Fisik:
Rumah yang rapi, bersih, tenang dan nyaman akan membantu
mengatasi situasi stress
Warna- warna yang sejuk dan indah juga dapat memberi
ketenangan
Musik, suara yang lembut akan juga memberi perasaan rileks
Pemandangan yang hijau, bunga yang indah dapat memberi
ketenangan.
Lingkungan Sosial:
Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/istri dan
anak. Untuk itu dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan
yang lain . Jika istri melihat suami sedang stress maka sebaiknya tidak
mena,bah stimulus yang menambah stress tetapi mendorong
menggunakan cara penanggulangan stress.
Berperan serta pada kegiatan lingkungan, ibadah bersama,
kebersihan llingkungan, pada pengungsian ikut membantu kegiatan
dapur umum, kegiatan social juga.
Semua cara diatas dapat membuat stress teratasi, tetapi sumber
masalah mungkin belum selesai. Oleh karena itu dianjurkan
menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah:
1. Identifikasi masalah secara obyektif
2. Identifikasi beberapa alternative penyelesaian masalah
3. Pilih dan laksanakan satu alternative
4. Evaluasi jika belumberhasil coba cara-cara lain
Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh habis. Prinsipnya :
Selalu ada harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC.
Jakarta.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi5. Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th
Edition. St Louis: Mosby.