OLEH :
KELOMPOK 9
Sub topik :
a. Pengertian Stress
b. Penyebab Stress
c. Tanda dan Gejala Stress
d. Manajemen Stress
Penyuluh : Kelompok 9
I. Latar Belakang
Masyarakat saat ini sedang berjuang melawan virus berbahaya baru yang
dikenal dengan nama virus Covd-19 atau Corona Virus Diseases. Corona
Virus menjadi guncangan bagi hampir semua negara pada tahun 2020 ini.
Seluruh negara di dunia terkena dampak dari persebaran virus tersebut yang
menyebar begitu cepat dan tidak terduga, begitupula dengan Indonesia.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus ini, masyarakat dunia, khususnya di
Indonesia menerapkan Social Distancing serta Phyisical Distancing. Mereka
membatasi dirinya untuk tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain
dan tetap berada di rumah untuk mencegahnya terjangkit virus Covid-19.
Segala kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah diberhentikan untuk
sementara dan seluruh masyarakat dihimbau untuk tetap berada di rumah
masing-masing. Akibatnya, kondisi tidak biasa tersebut membuat semua
kalangan terpaksa harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru. Salah satu
yang terkena dampaknya adalah para remaja yang biasanya sering melakukan
aktivitas di luar rumah seperti bersekolah, bermain, dan lain –lain menjadi
terhambat. Berbagai macam sektor penting seperti sektor ekonomi, politik,
dan pendidikan mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Salah satu
contohnya adalah sektor pendidikan yang mana dalam pelaksanaanya sudah
tidak dilakukan lagi secara offline atau langsung di kelas, namun pertemuan
diadakan secara online melalui berbagai platform yang mendukung jalannya
pembelajaran bagi siswa. Hal tersebut mengakibatkan remaja menjadi bosan
terutama siswa yang melakuakan pembelajara dirumah atau secara online
mengalami peningkatan stress akibat pembelajaran secara online ini.
Salah satu faktor penyebab tingkat stress anak remaja saat ini adalah
karena mereka mengalami kesulitan saat harus belajar di rumah akibat
pandemi. Mereka beranggapan bahwa dengan sistem daring ini, pembelajaran
menjadi kurang efektif untuk dilaksanakan. Dari survei yang dilakukan
KPAI, sebanyak 79,9 % anak berpendapat bahwa interaksi berkurang dan
guru hanya memberikan tugas berat saja sehingga anak mengalami
peningkatan stress dan 20,1 % yang menganggap adanya interaksi dalam
proses pembelajaran. Ternyata, dampak negatif dari adanya peraturan seperti
Social & Physical Distancing serta PSBB, anak-anak merasa jiwanya menjadi
lebih tertekan. Menurut WHO (2019), stress yang muncul selama masa
pandemi Covid-19 bisa berupa rasa takut dan cemas mengenai kesehatan diri
dan kesehatan orang terdekatnya, pola tidur atau pola makan berubah, sulit
berkonsentrasi. Kondisi psikologis para remaja yang notabenenya masih
rentan dan mudah terganggu, makin diperparah dengan kondisi di lingkungan
sekitarnya yang tidak mendukung mereka melakukan aktivitas seperti
biasanya. Apalagi dengan situasi seperti sekarang ini yang mengharuskan
sang anak untuk bisa bertindak sesuai dengan kondisi dan aturan yang ada
dan mereka tidak bebas melakukan sesuatu yang menjadi kebiasaan mereka
untuk dilakukan di luar rumah. Berdasarkan data yang diperoleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang
meneliti tentang perkembangan psikologis masyarakat saat pandemi Covid-19
menunjukkan bahwa 64,3 % dari 1.522 responden mengalami masalah
kecemasan/stress sebagai dampak dari adanya pandemi ini. Responden
tersebut terdiri dari perempuan sebanyak 76,1 % yang berusia dari 14 tahun-
71 tahun. Mereka berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat (23,4 %),
Jawa Tengah (15,5 %), Jawa Timur (12,8 %), dan DKI Jakarta (16,9%).
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mengerti
dan memahami tentang manajemen stress
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian tentang stress
2. Mengetahui penyebab dari stress
3. Mengetahui tanda dan gejala stress
4. Mengerti dan memahami tentang manajemen stress
No Kegiatan Waktu
. Penyuluh Peserta
IV. Media
Leaflet
Power Point (PPT)
V. Materi
Terlampir
VI. Evaluasi
A. Evaluasi struktur
1. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
2. Alat dan tempat sudah disiapkan.
3. Penyaji dan peserta siap.
B. Evaluasi proses
1. Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
2. Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
C. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari stress.
2. Menjelaskan penyebab stress.
3. Mengenal tanda dan gejala stress.
4. Menjelaskan respon tentang respon tubuh terhadap stress
5. Menjelaskan kembali manajeme stress
VII. Referensi
Ananda, S. S. D., & Apsari, N. C. 2020. Mengatasi Stress Pada Remaja Saat
Pandemi Covid-19 Dengan Teknik Self Talk. Prosiding Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat, 7(2), 248-256. Diakses tanggal
26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/29050
Jebriela, B., Halim, C., & Hartanti, H. 2020. Peyuluhan Terkait Stres Dan
Mekanisme Coping Skill. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 5(1), 86-93. Diakses tanggal 26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Ristekdik/article/view/1276
Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. 2020. " Learning Task"
Attributable to Students' Stress During the Pandemic Covid-19.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203-208. Diakses tanggal 26
Oktober 2020, dari
http://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/590
Safety Sign Indonesia. 2020. Stress Saat Diam di Rumah Selama Pandemi
Covid-19. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020, dari
https://safetysignindonesia.id/stres-saat-diam-di-rumah-selama-
pandemi-covid-19-atasi-dengan-cara-ini/
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Stress merupakan perasaan yang dialami oleh seorang individu saat
menghadapi situasi yang tertekan. Menurut Cameron dan Meichenbaum,
stress terbagi menjadi beberapa macam bentuk, tergantung dari ciri-ciri
individu yang merasakannya, kemampuan untuk menghadapinya (coping
skills), dan sifat stressor yang dihadapinya. Stress adalah usaha penyesuaian
diri dimana bila individu tidak mampu mengatasinya, maka dapat
memunculkan gangguan fisik, perilaku, perasaan hingga gangguan jiwa
dengan berbagai faktor seperti frustasi, konflik, tekanan, serta krisis
(Maramis & Maramis, 2012). Sumber dari munculnya stress disebut dengan
stressor. Penyebab dari munculnya stress bisa dikarenakan adanya
penyaluran dari proses penilaian kognitif yang tidak sesuai sehingga
memunculkan pikiran-pikiran negatif yang berakibat stress (Ananda &
Apsarai, 2020)
Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan
sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi
semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu dan akan merasa
terancam. Stres merupakan respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat situasi atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis
terhadap seseorang (Doka, 2018)
D. Manajemen Stress
1. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya (ayah, ibu,
kakak, adik, teman, sahabat da pacar)
Membicarakan keluhan atau masalah yang dihadapi dapat membantu
meringankan perasaan tertekan yang dihadapi. Membangun komunikasi
yang positif tidak hanya dapat dilakukan dengan orang yang ada di
rumah dapat pula memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi
dengan keluarga yang beda tempat tinggal. Misalnya, kamu bisa
melakukan video call dengan orangtua, saudara, teman, atau pacar.
2. Melakukan kegiatan bersama sahabat secara virtual
Carilah kegiatan yang dapat mengurangi beban pikiran dengan
memanfaatkan aplikasi Zoom, Skype, atau Google Hangout lalu
lakukan kegiatan bersama-sama dengan teman secara live, mulai dari
makan siang bersama secara online, mengkonsumsi kopi di beranda
rumah masing-masing, bersenda gurau sambil berjemur pagi, dan
bahkan beribadah. Selain itu dapat memanfaatkan Instagram Live untuk
olahraga bersama, bermain musik dengan teman band, dan lain-lain.
3. Kembangkan hobi yang bermanfaat
Hobi dapat membuat rilex sejenak dan melupakan rutinitas atau
masalah yang ada. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan dirumah
untuk meringkankan stress dalam keadaan pandemi ini yaitu, bisa mulai
memasak, mencoba resep baru, menjahit, olahraga, main musik, atau
bahkan melukis. Bahkan, bagi sebagian orang merapikan rumah adalah
hal yang menyenangkan, bisa mengisi waktu di rumah dengan
merapikan lemari, merapikan meja rias, ruang tamu, membersihkan
laptop, gadget, kabel-kabel charger, dompet, dan barang-barang pribadi
yang selama ini terabaikan kebersihannya.
4. Berpikir positif
Hal-hal yang perlu kita ketahui dalam mengelola stres antara lain adalah
dengan mengenali dulu perasaan yang penuh dengan tekanan, berusaha
untuk mengalihkan perhatian, melakukan kegiatan positif sehingga
memunculkan perasaan positif dan mengenali respon yang efisien bagi
diri sendiri. Pada saat pandemi covid-19 ini pun penting untuk selalu
berpikir positif. Ketika individu mengalami stres, hal ini akan
berdampak pada kesehatannya. Jika stres yang dialami individu rendah
(eustress), bisa membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja dan
berdampak negatif pada kesehatan. Akan tetapi, jika stres yang dialami
individu sudah tinggi dan terjadi terus menerus akan mempengaruhi
kesehatan.
5. Tenangkan pikiran dengan relaksasi
Terdapat beberapa teknik relaksasi yang dapat dilakukan secara mandiri
yaitu :
a. Latihan nafas dalam (deep breathing)
Teknik ini dapat dilakukan secara mandiri, walupun sederhana,
latihan pernapasan sangat efektif untuk membuat badan dan pkiran
menjadi lebih rileks. Langkah-langkahnya meliputi:
1) Menarik napas lewat hidung
2) Tahan napas selama 2-4 detik
3) Hembuskan secara perlahan
4) Kembali tahan napas selama 2-4 detik
5) Dapat diulangi 5-6 kali
b. Relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation)
Teknik relaksasi ini untuk mengencangkan dan melemaskan
berbagai kelompok otot. Agar tidak terjadi kram otot teknik ini
dapat dilakukan bersama latihan pernapasan dalam. Langkah –
langkahnya yaitu :
1) Duduk atau berbaring di ruangan yang nyaman serta jauh dari
kebisingan
2) Kencangkan otot-otot kaki selama lima detik
3) Lalu lemaskan otot-otot tersebut selama 5 detik
4) Rentangkan jari-jari kaki Anda agar tidak kram.
5) Kembali kencangkan dan lemaskan otot-otot betis dengan
durasi waktu yang sama.
6) Selanjutnya, kencangkan dan lemaskan otot-otot pinggul dan
bokong.
7) Lalu, lakukan juga metode yang sama pada otot-otot perut dan
dada.
8) Setelah itu, kencangkan otot-otot bahu lalu lemaskan.
9) Kencangkan otot-otot wajah dengan cara mengerutkan wajah
sambil memejamkan mata selama 5 detik
10) Lalu lemaskan otot-otot wajah selama 5 detik
11) Terakhir, lemaskan otot-otot tangan dengan mengepal tangan
selama 5 detik dan melepaskan kepalan perlahan-lahan selama
5 detik
c. Kompres Hangat
Kompres hangat tidak hanya untuk orang yang sedang sakit, namun
dapat digunakan untuk meredakan stres dan kecemasan. Berikut
langkah-langkah terapi relaksasi dengan kompres hangat :
1) Basahi kain atau handuk dengan air hangat
2) Letakkan kain atau handuk di leher dan bahu Anda selama 10
detik
3) Tutup mata dan lemaskan otot-otot wajah, leher, dada bagian
atas, serta punggung
4) Lepaskan kompres, lalu pijat otot-otot dengan alat pemijat
yang Anda miliki guna meredakan ketegangan.
d. Teknik Visualisasi
Pada teknik ini menggunakan imajinasi untuk menghilangkan
pikiran-pikiran negatif. Beberapa orang memilih untuk melakukan
visualisasi dengan bantuan aplikasi yang berisi suara agar lebih
memudahkan. Langkah-langkah metode visualisasi adalah sebagai
berikut :
1) Duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman
2) Visualisasikan memori indah yang pernah dilalui atau suasana
menyenangkan yang sesuai dengan keinginan.
3) Terus bayangkan selama yang diinginkan, mungkin bisa
diiringi dengan latihan pernapasan dalam.