Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MANAJEMEN STRESS PADA REMAJA”

OLEH :
KELOMPOK 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Manajemen Stress Pada Remaja

Sub topik :

a. Pengertian Stress
b. Penyebab Stress
c. Tanda dan Gejala Stress
d. Manajemen Stress

Sasaran : Remaja Binaan di 13 Wilayah

Tempat : Ruang Zoom (Zoom Meeting)

Hari/Tanggal : Rabu, 02 November 2020

Waktu : 16.00 WITA

Penyuluh : Kelompok 9

I. Latar Belakang
Masyarakat saat ini sedang berjuang melawan virus berbahaya baru yang
dikenal dengan nama virus Covd-19 atau Corona Virus Diseases. Corona
Virus menjadi guncangan bagi hampir semua negara pada tahun 2020 ini.
Seluruh negara di dunia terkena dampak dari persebaran virus tersebut yang
menyebar begitu cepat dan tidak terduga, begitupula dengan Indonesia.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus ini, masyarakat dunia, khususnya di
Indonesia menerapkan Social Distancing serta Phyisical Distancing. Mereka
membatasi dirinya untuk tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain
dan tetap berada di rumah untuk mencegahnya terjangkit virus Covid-19.
Segala kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah diberhentikan untuk
sementara dan seluruh masyarakat dihimbau untuk tetap berada di rumah
masing-masing. Akibatnya, kondisi tidak biasa tersebut membuat semua
kalangan terpaksa harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru. Salah satu
yang terkena dampaknya adalah para remaja yang biasanya sering melakukan
aktivitas di luar rumah seperti bersekolah, bermain, dan lain –lain menjadi
terhambat. Berbagai macam sektor penting seperti sektor ekonomi, politik,
dan pendidikan mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Salah satu
contohnya adalah sektor pendidikan yang mana dalam pelaksanaanya sudah
tidak dilakukan lagi secara offline atau langsung di kelas, namun pertemuan
diadakan secara online melalui berbagai platform yang mendukung jalannya
pembelajaran bagi siswa. Hal tersebut mengakibatkan remaja menjadi bosan
terutama siswa yang melakuakan pembelajara dirumah atau secara online
mengalami peningkatan stress akibat pembelajaran secara online ini.
Salah satu faktor penyebab tingkat stress anak remaja saat ini adalah
karena mereka mengalami kesulitan saat harus belajar di rumah akibat
pandemi. Mereka beranggapan bahwa dengan sistem daring ini, pembelajaran
menjadi kurang efektif untuk dilaksanakan. Dari survei yang dilakukan
KPAI, sebanyak 79,9 % anak berpendapat bahwa interaksi berkurang dan
guru hanya memberikan tugas berat saja sehingga anak mengalami
peningkatan stress dan 20,1 % yang menganggap adanya interaksi dalam
proses pembelajaran. Ternyata, dampak negatif dari adanya peraturan seperti
Social & Physical Distancing serta PSBB, anak-anak merasa jiwanya menjadi
lebih tertekan. Menurut WHO (2019), stress yang muncul selama masa
pandemi Covid-19 bisa berupa rasa takut dan cemas mengenai kesehatan diri
dan kesehatan orang terdekatnya, pola tidur atau pola makan berubah, sulit
berkonsentrasi. Kondisi psikologis para remaja yang notabenenya masih
rentan dan mudah terganggu, makin diperparah dengan kondisi di lingkungan
sekitarnya yang tidak mendukung mereka melakukan aktivitas seperti
biasanya. Apalagi dengan situasi seperti sekarang ini yang mengharuskan
sang anak untuk bisa bertindak sesuai dengan kondisi dan aturan yang ada
dan mereka tidak bebas melakukan sesuatu yang menjadi kebiasaan mereka
untuk dilakukan di luar rumah. Berdasarkan data yang diperoleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang
meneliti tentang perkembangan psikologis masyarakat saat pandemi Covid-19
menunjukkan bahwa 64,3 % dari 1.522 responden mengalami masalah
kecemasan/stress sebagai dampak dari adanya pandemi ini. Responden
tersebut terdiri dari perempuan sebanyak 76,1 % yang berusia dari 14 tahun-
71 tahun. Mereka berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat (23,4 %),
Jawa Tengah (15,5 %), Jawa Timur (12,8 %), dan DKI Jakarta (16,9%).

II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mengerti
dan memahami tentang manajemen stress
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian tentang stress
2. Mengetahui penyebab dari stress
3. Mengetahui tanda dan gejala stress
4. Mengerti dan memahami tentang manajemen stress

III. Kegiatan Penyuluhan


A. Garis Besar Materi :
1. Pengertian Stress
2. Penyebab Stress
3. Tanda dan Gejala Stress
4. Manajemen Stress
B. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
C. Langkah-langkah kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Waktu
. Penyuluh Peserta

1. Pembukaan: a. Menjawab salam 5 menit


b. Memperhatikan
a. Salam pembuka
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan
tujuan
2. Kegiatan inti penyuluhan a. Menyimak dan 15 menit
menyampaikan materi memperhatikan
tentang: penyuluhan
b. Menanyakan hal – hal
a. Pengertian Stress
yang belum jelas
b. Penyebab Stress
c. Tanda dan gejala Stress
d. Manajemen stress
3. Penutup Bersama pemberi 10 menit
penyuluhan menyimpulkan
a. Menyimpulkan materi
materi
yang telah didiskusikan
b. Melakukan evaluasi
penyuluhan, mengakhiri
kegiatan dengan salam
c. Membagikan leaflet

IV. Media
Leaflet
Power Point (PPT)
V. Materi
Terlampir
VI. Evaluasi
A. Evaluasi struktur
1. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
2. Alat dan tempat sudah disiapkan.
3. Penyaji dan peserta siap.
B. Evaluasi proses
1. Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
2. Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
C. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari stress.
2. Menjelaskan penyebab stress.
3. Mengenal tanda dan gejala stress.
4. Menjelaskan respon tentang respon tubuh terhadap stress
5. Menjelaskan kembali manajeme stress

VII. Referensi

Ananda, S. S. D., & Apsari, N. C. 2020. Mengatasi Stress Pada Remaja Saat
Pandemi Covid-19 Dengan Teknik Self Talk. Prosiding Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat, 7(2), 248-256. Diakses tanggal
26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/29050

Doka, Y. 2018. Manajemen Stress. Diakses tanggal 26 Oktober 2020, dari


https://document/384640444/SAP-Manajemen-Stress-1-pdf

Jebriela, B., Halim, C., & Hartanti, H. 2020. Peyuluhan Terkait Stres Dan
Mekanisme Coping Skill. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 5(1), 86-93. Diakses tanggal 26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Ristekdik/article/view/1276

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Bagaimana Cara


Pengendalian Stress. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020, dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/stress/page/19/bagaiman
a-cara-mengatasi-stres
Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekomi Nasional. 2020.
Mengatasi Stress Selama Wabah Covid. Diakses pada tanggal 24
Oktober 2020, dari https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-
umum/mengatasi-stres-selama-wabah-covid-19

Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. 2020. " Learning Task"
Attributable to Students' Stress During the Pandemic Covid-19.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203-208. Diakses tanggal 26
Oktober 2020, dari
http://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/590

Safety Sign Indonesia. 2020. Stress Saat Diam di Rumah Selama Pandemi
Covid-19. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020, dari
https://safetysignindonesia.id/stres-saat-diam-di-rumah-selama-
pandemi-covid-19-atasi-dengan-cara-ini/

Lampiran

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Stress merupakan perasaan yang dialami oleh seorang individu saat
menghadapi situasi yang tertekan. Menurut Cameron dan Meichenbaum,
stress terbagi menjadi beberapa macam bentuk, tergantung dari ciri-ciri
individu yang merasakannya, kemampuan untuk menghadapinya (coping
skills), dan sifat stressor yang dihadapinya. Stress adalah usaha penyesuaian
diri dimana bila individu tidak mampu mengatasinya, maka dapat
memunculkan gangguan fisik, perilaku, perasaan hingga gangguan jiwa
dengan berbagai faktor seperti frustasi, konflik, tekanan, serta krisis
(Maramis & Maramis, 2012). Sumber dari munculnya stress disebut dengan
stressor. Penyebab dari munculnya stress bisa dikarenakan adanya
penyaluran dari proses penilaian kognitif yang tidak sesuai sehingga
memunculkan pikiran-pikiran negatif yang berakibat stress (Ananda &
Apsarai, 2020)
Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan
sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi
semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu dan akan merasa
terancam. Stres merupakan respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat situasi atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis
terhadap seseorang (Doka, 2018)

B. Penyebab dari Stress


Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi atau mengulangi stresor yang timbul.
Penyebab terjadinya stresor psikososial adalah :
1. Faktor keluarga dimana stres dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
2. Problem orangtua
3. Hubungan interpersonal berupa konflik dengan teman dekat, kekasih,
atasan atau pun bawahan
4. Masalah pekerjaan
5. Kondisi lingkungan yang buruk dimana seseorang merasa tercekam
atau tidak aman yang mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup.
6. Masalah keuangan yang tidak sehat
7. Ada masalah hukum
8. Penyakit fisik dan cedera
9. Adanya masalah perkawinan

Seseorang bisa terkena stress karena menemui banyak masalah dalam


kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu oleh
stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Lingkungan
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:
a. Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu
memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing
individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.
Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu
berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan
tersebut.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang
sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan
kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan
keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.
c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan
untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat
sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu
tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa
malu yang tinggi jika disebut gaptek.
d. Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, daerah tempat
tinggal mengalami bencana, pekerjaan rumah dan kantor
menumpuk.
2. Diri sendiri, terdiri dari:
a. Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin
dicapai.
b. Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-
menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan
perkembangan.
c. Perubahan bentuk tubuh (yang dulunya kurus jadi gemuk, muda
menjadi tua), mengidap suatu penyakit, pola makan yang kurang
sehat.
d. Pikiran Pikiran yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap
lingkungan dan pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap
lingkungan. Misalnya memikirkan masalah ekonomi, kurang
percaya diri, merasa tidak disukai oleh orang lain. Penyebab-
penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung membuat
sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang
berbeda dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu
stressor yang menjadi penyebab juga dapat mempengaruhi stress.

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:


1. Sifat stressor.
Pengetahuan individu tentang bagaimana cara mengatasi dan darimana
sumber stressor tersebut serta besarnya pengaruh stressor pada individu
tersebut, membuat dampak stress yang terjadi pada setiap individu
berbeda-beda.
2. Jumlah stressor
Banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
Jika individu tersebut tidak siap menerima akan menimbulkan perilaku
yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil.
3. Lama stressor
Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Semakin sering
individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam
mengatasi masalah tersebut.
4. Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu
mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya.
5. Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat
perkembangan yang berbeda.

Pada masa pandemi covid-19 ini banyak menimbulkan tekanan bagi


berbagai kalangan, salah satunya bagi remaja. Penyebab terjadinya stress
pada remaja yaitu :
1. Pembatasan sosial dan fisik (Sosial Distancing dan Phsycal Distancing)
selama pandemi dapat membuat bosan, murung, kurang bersemangat
dan cemas sehigga dapat menimbulkan stress
2. Mengalami kesulitan saat harus belajar di rumah akibat pandemi.
Remaja beranggapan bahwa dengan sistem daring ini, pembelajaran
menjadi kurang efektif untuk dilaksanakan.
3. Takut jatuh sakit atau tertular virus covid-19
4. Kesedihan dan kesepian karena tidak dapat berinteraksi langsung
dengan teman-teman
5. Kebingungan akibat informasi yang simpang siur
6. Mengalami kecemasan akibat memikirkan orang tuanya yang
mengalami dampak pandemi covid-19.

C. Tanda dan Gejala Stress


1. Gejala Fisik
a. Sakit kepala, leher tegang, gangguan pencernaan, gangguan
pernapasan
b. Gangguan tidur
c. Perubahan pola makan (kehilangan nafsu makan atau nafsu makan
berlebih)
d. Mudah merasa lelah
2. Gejala Perilaku
a. Sulit berkonsentrasi, lebih ceroboh atau mudah lupa
b. Mudah tersulut atau terpicu emosinya
c. Mudah marah
d. Sering menangis
e. Menarik diri dari lingkungan
f. Sulit membuat keputusan
g. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol da obat-obatan
3. Gejala Psikologis dan Emosional
a. Perasaan khawatir dan cemas
b. Merasa lemah dan tidak berdaya dalam mengatasi situasi pandemi
ini.
c. Memiliki pikiran buruk mengenai situasi ini atau pada masa
pandemi ini.
d. Kehilangan minat dan semangat pada aktivitas yang biasanya
diminati.
e. Merasa sedih dan marah.

D. Manajemen Stress
1. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya (ayah, ibu,
kakak, adik, teman, sahabat da pacar)
Membicarakan keluhan atau masalah yang dihadapi dapat membantu
meringankan perasaan tertekan yang dihadapi. Membangun komunikasi
yang positif tidak hanya dapat dilakukan dengan orang yang ada di
rumah dapat pula memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi
dengan keluarga yang beda tempat tinggal. Misalnya, kamu bisa
melakukan video call dengan orangtua, saudara, teman, atau pacar.
2. Melakukan kegiatan bersama sahabat secara virtual
Carilah kegiatan yang dapat mengurangi beban pikiran dengan
memanfaatkan aplikasi Zoom, Skype, atau Google Hangout lalu
lakukan kegiatan bersama-sama dengan teman secara live, mulai dari
makan siang bersama secara online, mengkonsumsi kopi di beranda
rumah masing-masing, bersenda gurau sambil berjemur pagi, dan
bahkan beribadah. Selain itu dapat memanfaatkan Instagram Live untuk
olahraga bersama, bermain musik dengan teman band, dan lain-lain.
3. Kembangkan hobi yang bermanfaat
Hobi dapat membuat rilex sejenak dan melupakan rutinitas atau
masalah yang ada. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan dirumah
untuk meringkankan stress dalam keadaan pandemi ini yaitu, bisa mulai
memasak,  mencoba resep baru, menjahit, olahraga, main musik, atau
bahkan melukis. Bahkan, bagi sebagian orang merapikan rumah adalah
hal yang menyenangkan, bisa mengisi waktu di rumah dengan
merapikan lemari, merapikan meja rias, ruang tamu, membersihkan
laptop, gadget, kabel-kabel charger, dompet, dan barang-barang pribadi
yang selama ini terabaikan kebersihannya.
4. Berpikir positif
Hal-hal yang perlu kita ketahui dalam mengelola stres antara lain adalah
dengan mengenali dulu perasaan yang penuh dengan tekanan, berusaha
untuk mengalihkan perhatian, melakukan kegiatan positif sehingga
memunculkan perasaan positif dan mengenali respon yang efisien bagi
diri sendiri. Pada saat pandemi covid-19 ini pun penting untuk selalu
berpikir positif. Ketika individu mengalami stres, hal ini akan
berdampak pada kesehatannya. Jika stres yang dialami individu rendah
(eustress), bisa membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja dan
berdampak negatif pada kesehatan. Akan tetapi, jika stres yang dialami
individu sudah tinggi dan terjadi terus menerus akan mempengaruhi
kesehatan.
5. Tenangkan pikiran dengan relaksasi
Terdapat beberapa teknik relaksasi yang dapat dilakukan secara mandiri
yaitu :
a. Latihan nafas dalam (deep breathing)
Teknik ini dapat dilakukan secara mandiri, walupun sederhana,
latihan pernapasan sangat efektif untuk membuat badan dan pkiran
menjadi lebih rileks. Langkah-langkahnya meliputi:
1) Menarik napas lewat hidung
2) Tahan napas selama 2-4 detik
3) Hembuskan secara perlahan
4) Kembali tahan napas selama 2-4 detik
5) Dapat diulangi 5-6 kali
b. Relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation)
Teknik relaksasi ini untuk mengencangkan dan melemaskan
berbagai kelompok otot. Agar tidak terjadi kram otot teknik ini
dapat dilakukan bersama latihan pernapasan dalam. Langkah –
langkahnya yaitu :
1) Duduk atau berbaring di ruangan yang nyaman serta jauh dari
kebisingan
2) Kencangkan otot-otot kaki selama lima detik
3) Lalu lemaskan otot-otot tersebut selama 5 detik
4) Rentangkan jari-jari kaki Anda agar tidak kram.
5) Kembali kencangkan dan lemaskan otot-otot betis dengan
durasi waktu yang sama.
6) Selanjutnya, kencangkan dan lemaskan otot-otot pinggul dan
bokong.
7) Lalu, lakukan juga metode yang sama pada otot-otot perut dan
dada.
8) Setelah itu, kencangkan otot-otot bahu lalu lemaskan.
9) Kencangkan otot-otot wajah dengan cara mengerutkan wajah
sambil memejamkan mata selama 5 detik
10) Lalu lemaskan otot-otot wajah selama 5 detik
11) Terakhir, lemaskan otot-otot tangan dengan mengepal tangan
selama 5 detik dan melepaskan kepalan perlahan-lahan selama
5 detik
c. Kompres Hangat
Kompres hangat tidak hanya untuk orang yang sedang sakit, namun
dapat digunakan untuk meredakan stres dan kecemasan. Berikut
langkah-langkah terapi relaksasi dengan kompres hangat :
1) Basahi kain atau handuk dengan air hangat
2) Letakkan kain atau handuk di leher dan bahu Anda selama 10
detik
3) Tutup mata dan lemaskan otot-otot wajah, leher, dada bagian
atas, serta punggung
4) Lepaskan kompres, lalu pijat otot-otot dengan alat pemijat
yang Anda miliki guna meredakan ketegangan.
d. Teknik Visualisasi
Pada teknik ini menggunakan imajinasi untuk menghilangkan
pikiran-pikiran negatif. Beberapa orang memilih untuk melakukan
visualisasi dengan bantuan aplikasi yang berisi suara agar lebih
memudahkan. Langkah-langkah metode visualisasi adalah sebagai
berikut :
1) Duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman
2) Visualisasikan memori indah yang pernah dilalui atau suasana
menyenangkan yang sesuai dengan keinginan.
3) Terus bayangkan selama yang diinginkan, mungkin bisa
diiringi dengan latihan pernapasan dalam.

6. Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur


Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar
zat endorphine yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang
yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
7. Tidur yang cukup
Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu
terapi untuk mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi
kesempatan pada otak untuk relax.
8. Makan – makanan bergizi seimbang
Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi
makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
9. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
10. Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan

Anda mungkin juga menyukai