Anda di halaman 1dari 14

Modul Pelatihan

Management Stress Untuk Mereduksi


Tingkat Stress Mahasiswa Selama Masa Pandemi Covid-19

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Kelas C
1. Dinaya Sriwahyuni 1800013180
2. Tri Fani Adinda 1800013204
3. Umi Solikhah 1800013209
4. Wulan Kania 1800013210
5. Muhammad Roikhan H. 1800013211
6. Kurnia Diska 1800013214

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2020, virus ini telah menyebar ke 65 negara di dunia,
dan WHO telah menetapkan virus ini sebagai pandemi global (Yuliana, 2020).
Pandemi adalah penyakit yang menyebar ke banyak orang di banyak negara
secara bersamaan. Jumlah penularan virus corona sendiri terus meningkat
secara signifikan secara global. Dunia dihebohkan dengan meningkatnya jumlah
kasus COVID-19. Menurut data WHO pada Juni 2020, terdapat sebanyak 216
negara terinfeksi, dengan 8.708.008 kasus terkonfirmasi positif dan angka
kematian 461.715 (Kementerian Kesehatan, 2020).
Dihimbau agar masyarakat menghindari tempat berkumpulnya orang
banyak, dan ibadah juga dilakukan di rumah. Bahkan, segala aktivitas yang
biasanya dilakukan di luar rumah menjadi terhambat. Kebijakan menjaga jarak
sosial dan fisik akhirnya membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
kementerian pendidikan dan kebudayaan yaitu program home learning (BDR)
atau pembelajaran online. Proses pembelajaran online ini berlaku untuk semua
jenjang pendidikan mulai dari tk, sd, smp, sma hingga perguruan tinggi. Hal ini
untuk menghindari kontak fisik yang menyebabkan virus menyebar lebih luas.
Stres yang tidak dapat dikendalikan atau diatasi oleh mahasiswa dapat
mempengaruhi pikiran, perasaan, reaksi fisik, dan perilakunya. Secara kognitif,
mahasiswa mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, mengalami
kesulitan dalam menghafal materi, mengalami kesulitan dalam memahami topik,
memiliki pikiran negatif tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar, serta memiliki
kecemasan emosional, kepekaan, kesedihan, kemarahan, dan depresi. Secara
fisiologis, reaksi tersebut bermanifestasi sebagai kemerahan, pucat, lemas dan
merasa tidak enak badan, jantung berdebar, tremor, sakit perut, pusing, badan
kaku, dan berkeringat dingin. Selain itu, efek perilaku yang dihasilkan antara lain
destruktif, penghindaran, pertengkaran, penghinaan, keterlambatan
menyelesaikan tugas kuliah, dan partisipasi dalam kegiatan mencari kesenangan
yang berlebihan dan berisiko (Aryani, 2016).
Kegagapan para pendidik, kebingungan orang tua yang belajar di rumah
bersama anaknya, dan kebingungan siswa tentang metode pembelajaran online
disertai dengan tumpukan pekerjaan rumah telah menimbulkan kecemasan yang
meluas, terutama di masa pandemi Covid-19. Penelitian yang dilakukan oleh
Livana PH dkk (2020) menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19, pekerjaan
sekolah menjadi faktor utama penyebab stres siswa.

B. Tujuan Penyusunan Modul


Modul pelatihan management stress disusun dengan tujuan untuk Meningkatkan
management diri sehingga dapat mengurangi tingkat stress mahasiswa selama
masa pandemi covid-19.

C. Sistematika Modul
1. Pertemuan 1: Building Rapport, kontrak, identifikasi stressor dan penjelasan
pelatihan
2. Pertemuan 2 : Monitoring stres awal
3. Pertemuan 3 :Take Home Assignment
4. Pertemuan 4 : Skill Acquisition: Deep-breathing Relaxation dan Monitoring
akhir.

D. Alat Bantu Pelatihan


1. LCD
2. Laptop
3. Speaker
4. Materi presentasi power point
5. Kertas HVS kosong
6. Worksheet
7. Alat tulis
8. Skala psychological well-being
9. Musik relaksasi

E. Syarat Menjadi Pelatih (Fasilitator)


Persyaratan khusus yang diperlukan untuk menjadi fasilitator adalah
berpendidikan psikologi, sehingga syarat menjadi fasilitator adalah
1. Psikolog atau sarjana psikologi
2. Memiliki pengalaman memfasilitasi pelatihan

F. Karakteristik Peserta Pelatihan


Modul pelatihan ditujukan untuk mahasiswa pada semester VI dan VIII di
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan selama pandemic Covid 19.

G. Panduan Penggunan Modul


Modul ini terdiri dari beberapa sesi yang dlaksanakan setidaknya dalam …
kali pertemuan. Pertemuan dapat dilaksanakan sekali atau dua kali dalam satu
minggu. Tata cara penggunaan modul ini adalah sebagai berikut:
1. Periksalah kelengkapan modul. Modul ini memuat beberapa bagian di
alamnya yaitu (1) petunjuk tentang alur pelaksanaan pelatihan yang termuat
dalam prosedur penelitian (2) lembar pegangan peserta (handout), lembar
kerja (worksheet) dan lembar evaluasi pelatihan.
2. Periksalah ikhtisar modul untuk mendapatkan gambaran lengkap namun
singkat tentang materi modul, alokasi waktu, alat bantu, dan metode yang
digunakan.
3. Sebelum pelatihan dilaksanakan, bacalah prosedur pelatihan dengan
seksama, periksa pula semua kelengkapan yang harus disediakan pada saat
itu, misalnya: lembar pegangan, lembar kerja, dan alat bantu penelitian
lainnya
PEDOMAN PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Ikhstisar Modul
Pertemuan Tujuan Waktu Metode Alat Bantu
ke.../sesi...
Pertemuan 1 1. Peserta dan 30 1. Ice 1. LCD
Sesi 1: fasilatator menit breaking 2. Laptop
Building saling 2. FGD 3. Materi
Rapport, mengenal satu 3. Dialog presentasi
kontrak, dan sama lain power
penjelasan 2. Membangun point
pelatihan kepercayaan
antara fasilitator
dengan peserta
3. Mengidentifikasi
harapan dan
kekhawatiran
yang dialami
peserta
4. Menyusun
norma
kelompok
Pertemuan 1 1. Pemberian 60 1. Presentasi 1. LCD
Sesi 2: edukasi menit materi 2. Laptop
Indentifikasi mengenai 2. Refleksi 3. Materi
stressor stress pengalam presentasi
akademik dan an 4. Kertas
dampaknya HVS
2. Peserta kosong
mengetahui
akibat dari stres
akademik dan
cara-cara
mengatasinya
Pertemuan 2 1. Peserta 50 1. FGD 1. Kertas
Monitoring memahami menit 2. Refleksi HVS
stress awal respon stres pengalam kosong
secara fisik, an
emosi dan
perilaku.
2. Peserta
menganalisis
perasaan yang
muncul
terhadap situasi
stressfull

Pertemuan 3 1. Peserta 45 1. Ceramah 1. Laptop


Take home melakukan menit 2. LCD
assignment praktek 3. Materi
langsung dalam presentasi
identifikasi prosedur
penyebab stres praktek
serta perasaan
dan pikiran
yang muncul
pada situasi
tersebut.
2. Peserta
mempraktekkan
self-talk dalam
kehidupan
nyata.

Pertemuan 4 1. Merilekskan 90 1. Relaksasi 1. Laptop


Deep- dada, perut, menit 2. Praktek 2. Speaker
breathing dan seluruh 3. Diskusi 3. Musik
Relaxation tubuh relaksasi
dan 2. Memperkuat 4. Skala
monitoring sistem saraf psycholog
akhir 3. Memunculkan ical well-
perasaan being
tenang dan
nyaman
4. Membantu
untuk
meningkatkan
oksigen serta
menurunkan
karbondioksida
di dalam paru-
paru dan darah
5. Memastikan
peserta
memahami
pelatihan yang
telah dilakukan
6. Mengetahui
pendapat
peserta setelah
melakukan
pelatihan
7. Mengetahui
tingkat
psychological
well-being
peserta setelah
pelatihan
8. Mengakhiri sesi
B. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Pertemuan 1
Sesi 1: Rapport building, kontrak dan penjelasan pelatihan
Tujuan :
1. Perkenalan antara fasilitator dan peserta
2. Menciptakan suasana akrab antara fasilitator dengan peserta dan antar
peserta
3. Menjelaskan proses dan tahapan yang akan dilakukan selama pelatihan
manajemen stres kepada para peserta
Waktu : 30 menit
Alat dan Bahan :Lembar informed consent, alat tulis
Metode : Ice breaking, FGD, dialog
Prosedur :
1. Fasilitator membuka pelatihan dengan mengucapkan salam, memimpin doa,
kemudian memperkenalkan diri dan co-fasilitator
2. Fasilitator terlebih dahulu memperkenalkan diri kemudian dilanjutkan co-
fasilitator
3. Fasilitator meminta peserta dalam kelompok untuk memperkenalkan diri
4. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat pelatihan
manajemen stres yang akan dilakukan a. Tujuan : membantu para peserta
untuk melakukan manajemen stres secara mandiri b. Manfaat : mengelola
dan meminimalisir stres yang biasa dialami oleh para peserta
5. Fasilitator menjelaskan proses.

Sesi 2: identifikasi stressor


Tujuan:
1. Pemberian edukasi mengenai stress akademik dan dampaknya
2. Peserta mengetahui akibat dari stres akademik dan cara-cara mengatasinya.
Waktu: 60 menit
Alat & bahan: LCD, laptop, materi presentasi, dan kertas HVS kosong
Metode: Presentasi materi dan refleksi pengalaman
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan materi mengenai stress akademuk dan dampaknya
2. Fasilitator menuntun peserta untuk mampu mengidentifikasi gejala stress
yang dirasakan

Pertemuan 2
Monitoring Stress awal
Tujuan :
1. Peserta memahami respon stres secara fisik, emosi dan perilaku
2. Peserta menganalisis perasaan yang muncul terhadap situasi stressfull
Waktu : 50 menit
Alat dan Bahan : kertas HVS kosong
Metode : FGD dan refleksi pengalaman
Prosedur :
1. Fasilitator meminta peserta untuk menceritakan apa yang dirasakan pada
saat melihat tayangan foto atau video. Sebelum menceritakan perasaannya,
para peserta diminta untuk memberikan respon emosional melalui emoticon
yang telah disediakan diatas meja.
2. Co-fasilitator mencatat respon emosional serta perasaan yang dialami oleh
para peserta ketika melihat tayangan foto atau video pada kolom kedua.
3. Fasilitator memastikan bahwa semua peserta telah memberikan respon dan
telah dicatat oleh co-fasilitator
4. Co-fasilitator membantu mengelompokkan foto atau video yang paling
banyak mendapat respon negatif dari para peserta. Kemudian, foto atau
video yang telah dipilih tersebut akan ditayangkan kembali pada sesi
berikutnya.
Pertemuan 3
Take home assignment
Tujuan :
1. Peserta melakukan praktek langsung dalam identifikasi penyebab stres serta
perasaan dan pikiran yang muncul pada situasi tersebut.
2. Peserta mempraktekkan self-talk dalam kehidupan nyata.
Waktu : 45 menit
Alat dan Bahan : Laptop, LCD, materi presentasi prosedur praktek
Metode : Ceramah
Prosedur :
1. Fasilitator memberikan tayangan berupa foto atau video mengenai kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan stres dari berbagai aspek.
2. Fasilitator bertanya kepada para peserta terkait dengan situasi apakah yang
ada pada tayangan tersebut.
3. Co-fasilitator memiliki lembar kerja masing-masing peserta Situasi Apa yang
dirasakan Penyebab Pikiran yang muncul Negative self-talk Bukti Pikiran
alternatif Bukti Positive self-talk
4. Co-fasilitator membantu menuliskan jawaban peserta pada lembar kerja
tersebut
5. Fasilitator dan co-fasilitator memastikan bahwa semua peserta telah
menjawab pertanyaan dan lembar kerja masing-masing peserta telah terisi
pada kolom pertama.
Tugas rumah Prosedur :
1. Selama satu minggu, peserta diminta untuk menemukan situasi penyebab
stres, pengalaman nyata, apa yang dirasakan, pikiran yang muncul dan
negative self-talk.
2. Peserta diperbolehkan menyebutkan situasi stressfull yang muncul selama
satu minggu atau situasi lain yang paling sering dirasakan apabila dalam satu
minggu tersebut tidak muncul situasi stressfull sama sekali
3. Peserta diminta menemukan bukti yang mendukung pikiran negatif, pikiran
alternatif, dan bukti yang mendukung pikiran negatif pada kolom yang telah
disediakan
4. Tugas rumah ini akan didiskusikan di pertemuan selanjutnya bersama
fasilitator dan peserta yang lain.

Pertemuan 4
Deep-breathing Relaxation dan monitoring akhir
Tujuan :
1. Merilekskan dada, perut, dan seluruh tubuh
2. Memperkuat sistem saraf
3. Memunculkan perasaan tenang dan nyaman
4. Membantu untuk meningkatkan oksigen serta menurunkan karbondioksida di
dalam paru-paru dan darah
5. Memastikan peserta memahami pelatihan yang telah dilakukan
6. Mengetahui pendapat peserta setelah melakukan pelatihan
7. Mengetahui tingkat psychological well-being peserta setelah pelatihan
8. Mengakhiri sesi
Waktu : 90 menit
Alat dan Bahan : Musik relaksasi, skala Psychological Well-Being, laptop,
speaker.
Metode : Relaksasi, praktek, diskusi
Prosedur :
1. Fasilitator dan co-fasilitator mengatur ruangan menjadi senyaman mungkin
untuk melakukan relaksasi, seperti menyiapkan musik, mematikan lampu,
mengatur suhu pendingin ruangan (jangan terlalu dingin atau terlalu panas)
dan menutup pintu sehingga tidak ada gangguan.
2. Fasilitator memastikan suaranya didengar oleh seluruh peserta, kemudian
meminta peserta untuk memejamkan mata dan mengikuti instruksiyang akan
diberikan.
3. Co-fasilitator mulai memutar music.
4. Fasilitator mulai memberikan instruksi deep breathing relaxation.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau
memberikan saran terkait dengan pelatihan manajemen stres yang telah
dilakukan
6. Setelah memastikan semua peserta memahami pelatihan yang telah
dilakukan, cofasilitator membagikan kertas kepada para peserta
7. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan pendapat, apa yang dirasakan,
dan kesan selama mengikuti pelatihan manajemen stres. Kemudian peserta
juga diminta untuk menuliskan pengalaman dan perasaan yang dialami
setelah mengikuti pelatihan tersebut
8. Setelah memastikan peserta menyelesaikannya, co-fasilitator membagikan
skala psychological well-being kepada para peserta dan fasilitator meminta
peserta untuk mengisi dan melengkapi
9. Setelah selesai, fasilitator meminta peserta untuk mengumpulkan lembar
kertas dan skala psychological well-being
10. Fasilitator menjelaskan bahwa pelatihan manajemen stres telah selesai
dilakukan. Mewakili semua tim yang terlibat dalam pelatihan, fasilitator
mengucapkan terimakasih atas kesediaan peserta untuk mengikuti pelatihan
dari awal sampai akhir. Fasilitator juga meminta maaf apabila selama
pelatihan fasilitator dan tim melakukan kesalahan. Fasilitator berharap
semoga pelatihan yang telah dilakukan bermanfaat dan memberikan dampak
positif kepada para peserta
11. Fasilitator menutup pelatihan manajemen stress.

Daftar Pustaka
Aryani, F. (2016). Stres Belajar : Suatu Pendekatan dan Intervensi Konseling.
Makassar : Edukasi Mitra Grafika
Kemenkes RI. (2020a). Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan
Belum Optimal. Retrieved November 2, 2020, from
https://www.kemkes.go.id/article/view/20062200002/kepatuhan-
masyarakat-
Lubis H., Ramadhani A., Rasyid M. (2021). Stres akademik mahasiswa dalam
melaksanakan kuliah daring selama masa pandemi covid-19. Jurnal
Psikologi, 10(1). Hal 31-39.
Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur.
Wellness And Healthy Magazine. https://doi.org/10.30604/well.95212020

Anda mungkin juga menyukai