DISUSUN OLEH:
Kelompok R. Kenari
Miftakhul Janah 131823143062
Rafidah Azizah 131823143066
Desna Ayu Arifianti 131823143002
Novela Ikko Alviani 131823143003
Jaka Yanuar 1317231430
Topik : Stres
Sub Topik : Manajemen Stres
Hari/Tanggal : Agustus 2019
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Kelompok B4 Stase Keperawatan Jiwa
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang Wijaya Kusama RSJ Menur
Provinsi Jawa Timur
I. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat memahami tentang
manajemen stres
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga pasien diruang Jiwa
Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya
IV. Materi
(terlampir)
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah :
a.Ceramah
b.Diskusi
c.Tanya jawab
VI. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet
2. Lembar balik
Flipchart
Moderator Penyaji
P P P
P P P
Fasilitator 1
P P P
Keterangan:
P
: Peserta
Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut
stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress karena menemui
banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas,
stress dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai
sumber, yaitu:
a. Lingkungan
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:
1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu
memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing
individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.
Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu
berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan
tersebut.
2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang sesuai
dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah,
perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan keinginannya
dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.
3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan untuk
selalu update terhadap perkembangan zaman membuat sebagian individu
berlomba untuk menjadi yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru,
tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut
gaptek.
4) Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, daerah tempat tinggal
mengalami bencana, pekerjaan rumah dan kantor menumpuk.
b. Diri sendiri, terdiri dari:
1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin
dicapai
2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-menerus
menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan perkembangan.
3) Perubahan bentuk tubuh (yang dulunya kurus jadi gemuk, muda
menjadi tua), mengidap suatu penyakit, pola makan yang kurang
sehat.
c. Pikiran
Pikiran yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan
pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan. Misalnya
memikirkan masalah ekonomi, kuran percaya diri, merasa tidak disukai
oleh orang lain.
Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung membuat
sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang berbeda dalam
menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu stressor yang menjadi
penyebab juga dapat mempengaruhi stress. Menurut Kozier & Erb, dikutip
Keliat B.A dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1) Sifat stressor. Pengetahuan individu tentang bagaimana cara
mengatasi dan darimana sumber stressor tersebut serta besarnya
pengaruh stressor pada individu tersebut, membuat dampak stress
yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda.
2) Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu
dalam waktu bersamaan. Jika individu tersebut tidak siap menerima
akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada
hal-hal yang kecil.
3) Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu menerima
stressor yang sama. Semakin sering individu mengalami hal yang
sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
4) Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu
mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya.
5) Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat
perkembangan yang berbeda.
4. Tanda dan Gejala Stres
1. Stres ringan
Stesor yang dihadapi bisa berlangsung beberapa menit atau jam.
Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stesor inni dapat menimbulkan
gejala antara lain kesulitan bernafas, bibir kering, lema, keringat berlebihan
ketika temperature tidakk panas, takut tanpa ada alas an yang jelas, merasa
lega jika situasi berakhir (Psychology Foundation of Australia, 2010).
2. Stres sedang
Stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari . Contohnya
adalah perselisishan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Stesor
ini dapat menimbulkan gejala yaitu mudah merasa letih, mudah marah, sulit
beristirahat, mudah tersinggung, gelisah (Psychology Foundation of Australia,
2010).
3. Stres berat
Situasi kronis yang terjadi dalam beberapa minggu, seperti perselisihan
dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang
dan kesulita finansial. Stesor ini dapat menimulkan gejala yaitu, merasa tidak
kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan
segala hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan
dimasa depan (Psycology Foundation of Auustralia, 2010).
4. Tahapan-Tahapan Stres
Gangguan stres biasanya lamban, tidak jelas kapan mulainya dan
seringkali kita tidak menyadarinya. Para ahli mencoba membagi stres
kedalam enam tahap dan setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala yang
dirasakan oleh yang bersangkutan.
a. Stres tahap 1
Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari biasanya, namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan
Merasa senang dg pekerjaanya & semakin bersemangat namun tanpa
disadari cadangan energi menipis
b. Stres tahap II
stres yang semula menyenangkan mulai menghilang & timbul
keluhan-keluhan sbb
Merasa letih sewaktu bangu pagi
Merasa mudah lelah sesudah makan siang
Lekas merasa capai menjelang sore
Sering mengeluh perut tidak nyaman
Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
Tidak bisa santai
c. Stres tahap III
Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata &
mengganggu
Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare
Ketegangan otot-otot semakin terasa
Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
Gangguan pola tidur
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pinsan)
d. Stres tahap IV
Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul
spt:
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit
Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan
menjadi membosankan terasa lebih sulit
Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespon secara memadai
Ketidakmampuan melakukan ADL
Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
e. Stres Tahap V
Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan
Daya konsentrasi & ingat menurun
Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya
f. Stres tahap VI
Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana
Gangguan sitem pencernaan semakin berat
Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung & panik
g. Stres tahap VII
Tahap klimaks,seseorang mengalami serangan panik & perasaan takut
mati. Sering dibawa ke UGD, ICCU meskipun tidak ditemuakan kelainan
fisik organ
Debaran jantung teramat keras
Susah bernafas (sesak & megap-megap)
Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
Pingsan atau kolaps
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC.
Jakarta.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi5. Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th
Edition. St Louis: Mosby.