Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYULUHAN KESEHATAN PADA KELUARGA


PASIEN MENGENAI MANAJEMEN STRES
DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

DISUSUN OLEH:
Kelompok R. Kenari
Miftakhul Janah 131823143062
Rafidah Azizah 131823143066
Desna Ayu Arifianti 131823143002
Novela Ikko Alviani 131823143003
Jaka Yanuar 1317231430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Stres
Sub Topik : Manajemen Stres
Hari/Tanggal : Agustus 2019
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Kelompok B4 Stase Keperawatan Jiwa
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang Wijaya Kusama RSJ Menur
Provinsi Jawa Timur

I. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat memahami tentang
manajemen stres

II. Tujuan InstruksionalKhusus


Setelah mendapatkan penjelasan tentang manajemen stres, peserta penyuluhan
diharapkan mampu:
1. Mengetahui pengertian stress
2. Mengetahui tanda dan gejala stres
3. Mengetahui penyebab stres
4. Mengetahui tentang manajemen stres

III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga pasien diruang Jiwa
Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya

IV. Materi
(terlampir)
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah :
a.Ceramah
b.Diskusi
c.Tanya jawab

VI. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet
2. Lembar balik

VII. Pengaturan tempat

Flipchart
Moderator Penyaji

P P P

P P P

Fasilitator 1
P P P

Observer dan Notulen Pembimbing

Keterangan:

P
: Peserta

VIII. Pengorganisasian Kegiatan


Moderator :
Penyuluh :
Observer :
Notulen :
Fasilitator :
IX. Job Description
Pengorganisasian
1. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencanakegiatan
d. Mengatur jalannya diskusi
2. Penyuluh
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
e. Memotivasi peserta untuk aktif dalam prosesdiskusi
f. Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer dan Notulen
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapatmengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan

X. PlanofAction (POA) Tahapan dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


No. Tahap Waktu Kegiatan Tugas peserta penyuluhan
1. Pra Mahasiswa profesi Mengisi daftar hadir dan
kegiatan menyiapkan fasilitas duduk di tempat yang telah
penyuluhan seperti: daftar disediakan
hadir, ruangan, dan tempat
untuk peserta
penyuluhan
2. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
pembuka dan b. Mendengarkan tujuan
memperkenalkan diri dan maksud
b. Menyampaikan penyuluhan
tujuan c. Mendengarkan
dan maksud penyuluhan Dan menyetujui kontrak
c. Menjelaskan kontrak waktu waktu
dan mekanisme
penyuluhan
d. Menyebutkan materi d. Mendengarkan
penyuluhan materi penyuluhan yang
disampaikan
3. Pelaksanaa 20 a. Menggali pengetahuan a. Menjawab pertanyaan
n menit dan pemahaman peserta yang diajukan oleh
penyuluhan mengenai penyuluh
manajemen stres b. Mendengarkan materi
b. Memberikan penjelasan penyuluhan
terkait : c. Memberikan
1. Pengertian tentang pertanyaan terkait
stres materi preoperasi yang
2. Penyebab terjadinya dijelaskan.
stres
3. Mengetahui tanda
dan gejala
stres
4. Mengetahui tentang
manajemen stres
c. Diskusi tanya jawab
4. Penutup 10 a. Melakukan evaluasi a. Menjawab pertanyaan
menit pemahaman akan materi yang diajukan
kepada peserta b. Mendengarkan
penyuluhan kesimpulan
b. Menyimpulkan materi c. Menjawab salam
c. salam penutup penutup
XI. Evaluasi
1) Kriteria Struktural:
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan
b. Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja
sama dengan Tim Perawat Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Prov. Jawa
Timur
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2) Kriteria Proses:
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3) Kriteria Hasil:
a. Peserta yang datang sejumlah 50% dari jumlah pasien di Ruang Wijaya
Kusuma RSJ Menur Prov. Jawa Timur
b. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pemateri (penyaji)
c. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi
d. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan
penyaji
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Tentang Stres


Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari,
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, 1998). Stres
diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang
dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat
stres yang dialami individu dan akan merasa terancam. Stres merupakan respon
adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individual dan atau proses psikologis,
yaitu akibat situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan
atau psikologis terhadap seseorang (Ivancevich & Matteson, 1980 dalam Kreitner
& Kinicki, 2004).

2. Pengertian Manajemen Stres


Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)
secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional
yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Manajemen stres adalah kecakapan menghadapi tantangan dengan cara
mengendalikan tanggapan secara proporsional.

3. Penyebab Terjadinya Stres


Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan
adaptasi atau mengulangi stresor yang timbul. Penyebab terjadinya stresor
psikososial adalah :
a. Adanya masalah perkawinan
b. Problem orangtua
c. Hubungan interpersonal berupa konflik dengan kawan dekat, kekasih,
atasan atau pun bawahan
d. Masalah pekerjaan
e. Kondisi lingkungan yang buruk dimana seseorang merasa tercekam atau
tidak aman yang mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup.
f. Masalah keuangan yang tidak sehat
g. Ada masalah hukum
h. Perkembangan
i. Penyakit fisik dan cedera
j. Faktor keluarga dimana stres dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik

Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut
stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress karena menemui
banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas,
stress dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai
sumber, yaitu:
a. Lingkungan
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:
1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu
memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing
individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.
Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu
berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan
tersebut.
2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang sesuai
dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah,
perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan keinginannya
dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.
3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan untuk
selalu update terhadap perkembangan zaman membuat sebagian individu
berlomba untuk menjadi yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru,
tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut
gaptek.
4) Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, daerah tempat tinggal
mengalami bencana, pekerjaan rumah dan kantor menumpuk.
b. Diri sendiri, terdiri dari:
1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin
dicapai
2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-menerus
menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan perkembangan.
3) Perubahan bentuk tubuh (yang dulunya kurus jadi gemuk, muda
menjadi tua), mengidap suatu penyakit, pola makan yang kurang
sehat.
c. Pikiran
Pikiran yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan
pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan. Misalnya
memikirkan masalah ekonomi, kuran percaya diri, merasa tidak disukai
oleh orang lain.
Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung membuat
sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang berbeda dalam
menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu stressor yang menjadi
penyebab juga dapat mempengaruhi stress. Menurut Kozier & Erb, dikutip
Keliat B.A dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1) Sifat stressor. Pengetahuan individu tentang bagaimana cara
mengatasi dan darimana sumber stressor tersebut serta besarnya
pengaruh stressor pada individu tersebut, membuat dampak stress
yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda.
2) Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu
dalam waktu bersamaan. Jika individu tersebut tidak siap menerima
akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada
hal-hal yang kecil.
3) Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu menerima
stressor yang sama. Semakin sering individu mengalami hal yang
sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
4) Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu
mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya.
5) Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat
perkembangan yang berbeda.
4. Tanda dan Gejala Stres
1. Stres ringan
Stesor yang dihadapi bisa berlangsung beberapa menit atau jam.
Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stesor inni dapat menimbulkan
gejala antara lain kesulitan bernafas, bibir kering, lema, keringat berlebihan
ketika temperature tidakk panas, takut tanpa ada alas an yang jelas, merasa
lega jika situasi berakhir (Psychology Foundation of Australia, 2010).
2. Stres sedang
Stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari . Contohnya
adalah perselisishan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Stesor
ini dapat menimbulkan gejala yaitu mudah merasa letih, mudah marah, sulit
beristirahat, mudah tersinggung, gelisah (Psychology Foundation of Australia,
2010).
3. Stres berat
Situasi kronis yang terjadi dalam beberapa minggu, seperti perselisihan
dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang
dan kesulita finansial. Stesor ini dapat menimulkan gejala yaitu, merasa tidak
kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan
segala hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan
dimasa depan (Psycology Foundation of Auustralia, 2010).

4. Tahapan-Tahapan Stres
Gangguan stres biasanya lamban, tidak jelas kapan mulainya dan
seringkali kita tidak menyadarinya. Para ahli mencoba membagi stres
kedalam enam tahap dan setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala yang
dirasakan oleh yang bersangkutan.
a. Stres tahap 1
 Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
 Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari biasanya, namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan
 Merasa senang dg pekerjaanya & semakin bersemangat namun tanpa
disadari cadangan energi menipis
b. Stres tahap II
 stres yang semula menyenangkan mulai menghilang & timbul
keluhan-keluhan sbb
 Merasa letih sewaktu bangu pagi
 Merasa mudah lelah sesudah makan siang
 Lekas merasa capai menjelang sore
 Sering mengeluh perut tidak nyaman
 Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
 Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
 Tidak bisa santai
c. Stres tahap III
 Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata &
mengganggu
 Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare
 Ketegangan otot-otot semakin terasa
 Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
 Gangguan pola tidur
 Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pinsan)
d. Stres tahap IV
 Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul
spt:
 Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit
 Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan
menjadi membosankan terasa lebih sulit
 Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespon secara memadai
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
e. Stres Tahap V
 Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan
 Daya konsentrasi & ingat menurun
 Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya
f. Stres tahap VI
 Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana
 Gangguan sitem pencernaan semakin berat
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung & panik
g. Stres tahap VII
Tahap klimaks,seseorang mengalami serangan panik & perasaan takut
mati. Sering dibawa ke UGD, ICCU meskipun tidak ditemuakan kelainan
fisik organ
 Debaran jantung teramat keras
 Susah bernafas (sesak & megap-megap)
 Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
 Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
 Pingsan atau kolaps

Terdapat tiga indikator terjadinya stres, yaitu :


1. Indikator fisiologis
 ansietas
 Depresi
 Kepenatan
 Peningkatan penggunaan bahan kimia
 Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola aktivitas
 Kelehan menal
 Perasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 kehilangan motivasi
 Ledakan emosional & menangis
 Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
 Kecendrungan membuat kesalahan
 Mudah lupa & pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
 Ketidakmampuan bekonsentrasi
 Letargi
 Rentan terhadap kecelakaan
2. Indikator emosi
 kemampuan mendapat pengetahuan & keterampilan terganggu
 Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
 Stres menghambat komunikasi antara klien & orang lain
 Tidak mampu mengatasi konflik
 Peningkatan ketergantungan dengan orang lain
3. Indikator spriritual
Stres yang berat menyebabkan individu memandang stres sebagai hukuman
dari Tuhan
5. Respon Tubuh Terhadap Stres
Menurut Selye (1982), stres merupakan tanggapan non spesifik terhadap
setiap tuntutan yang diberikan pada suatu organisme dan digambarkan sbagai
GAS. Konsep ini menunjukkan reaksi stres dalam tiga fase, yaitu fase signal
(alarm), fase perlawanan ( resistance), dan fase keletihan (exhaustion).
Tahap signal adalah mobilisasi awal dimana badan menemui tantangan
yang diberikan oleh penyebab stres. Ketika penyebab stres ditemukan, otak
mengirimkan suatu pesan biokimia kepada semua sistem tubuh. Pernafasan
meningkat, tekanan darah naik, anak mata membesar, ketegangan otot naik, .
Jika penyebab stres terus aktif, GAS beralih ke tahap perlawanan. Tanda-tanda
masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan, ketakutan dan ketegangan.
Pribadi yang mengalami tahap tersebut selanjutnya melawan penyebab
stres. Sementara perlawanan terhadap suatu penyebab stres khusus mungkin
tinggi. Selama tahap ini, perlawanan terhadap stres lainnya mungkin rendah.
Seseorang hanya memiliki sumber energi yang terbatas, konsentrasi dan
kemampuan untuk menahan penyebab-penyebab stres. Individu-individu
sering lebih mudah sakit selama periode stres daripada pada waktu lainnya.
Tahap terakhir GAS adalah keletihan. Perlawanan pada penyebab stres yang
sama dalam jangka panjang dan terus menerus mungkin akhirnya menaikkan
penggunaan energi penyesuaian yang bisa dipakai dan sistem penyerang stres
menjadi letih.
Menurut Fortuna seperti yang dikutip oleh Yosep (2009) bahwa orang
yang mengalami stres akan menunjukkan penurunan konsentrasi perhatian,
dan kemunduran memori. Keadaan ini menyebabkan kesalahan dalam
memecahkan masalah dan penurunan kemampuan dalam merencanakan
tindakan. Dampak lain mengakibatkan semakin banyak tuntutan pada orang
yang mengalami stres. Kondisi ini menyebabkan ketidakmampuan menjalin
hubungan dengan orang lain.
Pengaruh pada kognitif dan emosi ini mendorong terjadinya perubahan
perilaku pada orang yang mengalami stres berkepanjangan. Perubahan ini
meliputi penurunan minat dan aktivitas, penurunan energi, tidak masuk atau
terlambat kerja, cenderung mengekspresikan pandangan sinis pada orang lain
atau rekan kerja serta melemahkan tanggung jawab. Fase keletihan terjadai
bila fungsi fisik dan psikologis seseorang telah sangat lemah sebagai akibat
kerusakan selama fase perlawanan. Bila reaksi ini berlanjut tanpa adanya
pemulihan, akan memacu terjadinya penyakit karena ketidakmampuan dalam
mengatasi tuntutan lingkungan yang dirasakan.
6. Manajemen Stres
1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi
makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi
untuk mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi
kesempatan pada otak untuk relax.
3. Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar
zat”endorphine” yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang
yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif
berasal dari pikiran positif, tindakan negatif berasal dari pikiran negatif
tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya kalau selalu berfikiran
negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby
membuat rilex dan sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu,
sebagai contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal ini
menambah semangat baru.
7. Berkomunikasi secara asertih atau bertutur kata baik.
8. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan bersosialisasi
dengan teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah
sendiri)
9. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada
semua orang, bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau
tidak tetaplah bersyukur.

Ada tiga cara dalam menghadapi stres, yaitu :


a. Mengurangi situasi stress,
1) Kebiasaan; Setiap individu mempunyai kebiasaan yang unik untuk
membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
2) Menghindari perubahan ; Menghindari perubahan dengan membatasi
perubahan yg tidak diperlukan dan dapat dihindarkan
3) Alokasi atau membatasi waktu atau menyediakan waktu untuk
memfokuskan diri beradaptasi dengan stresor,
4) Manajemen waktu; Teknik ini berguna bagi klien yang tidak dapat
mengerjakan berbagai hal pada waktu yang sama. Klien membuat
daftar tugas yang harus dilaksanakan dan memprioritas tugas yang
lebih penting dan lebih dahulu dijalankan.Cara lain adalah
mengatakan belajar mengatakan “TIDAK” secara asertif terhadap hal
yang mengganggu, atau membuat jadual pertemuan agar tidak tergesa-
gesa.
b. Modifikasi lingkungan; merubah lingkungan yang merupakan sumber
stres secara realistis akan mengurangi stres. Membersihkan rumah,
memberikan warna yang sejuk dan kalem pada tembok, memutar music
dan instrumen yang tenang.
c. Mengurangi respon fisiologis terhadap stres
1) Latihan Terstruktur
Latihan yang teratur meningkatkan tonus otot, menstabilakn berat badan
dan mengurangi ketegangan misalnya relaksasi progresif, latihan nafas,
hypnosis lima jari, stop berpikir dan berpikir positif.
2) Nutrisi & Diit
Nutrisi dan latihan saling berhubungan.Nutrisi berguna sebagai tenaga
dan untuk latihan sehingga sirkulasi baik. Makanan yang buruk dapat
meningkatkan respon stres
3) Istirahat
Istirahat & tidur perlu untuk menyegarkan tubuh dan ketegangan mental
d. Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stres
1) Sistem Pendukung
Sistem pendukung: Keluarga,teman kolega, yang akan mendengar,
memberi nasehat dan dorongan emosi sangat berguna bagi seseorang
yg sedang stress.
2) Meningkatkan Harga Diri
Meningkatkan harga diri dapat membantu strategi penurunan stress
secara positif, dengan cara mengidentifikasi aspek positif maka dapat
memfokuskan perhatian pada hal yg dapat dihargai orang lain.

7. Cara Penanggulangan Stres


1. Cara Fisik
a. Relaksasi Progresif
Gejala yang dialami: lelah, kram otot, nyeri leher punggung, tegang, sukar
tidur, cemas.
 Lama latihan 15 menit/hari
 Langkah-langkah :
Prinsip :
 Tegangkan dan lemaskan otot tubuh
 Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas
 Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah
dan atas lemaskan
 Kerut dahi, tekan kepala sejauh mungkin kebelakang, putar
searah jarum jam da sebaliknya.
 Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut
monyong kedepan, lidah tekan ke langit-langit, lemaskan
 Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari
hidung, tahan dan keluarkan dari perut dan tiupkan dari
mulut, lemaskan
 Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha, bokong,
lemaskan.
 Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara
bertahap.
b. Latihan Nafas
Gejala yang dialami: cepat marah, cepat tersinggung, tegang dan lelah
Nafas lega
 Duduk atau berdiri tegak
 Hela nafas dalam dan tahan ( sampai hitungan ke tiga )
 Keluarkan nafas melalui mulut dengan suara kelegaan
 Ulangi 5 – 10 kali
Nafas alternative
 Duduk dengan sikap nyaman
 Letakan jari telunjuk dan dan tengah tangan kanan di dahi
 Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari
 Tarik nafas pelan –pelan dari lubang hidung kiri
 Tutup lubang hidung kiri denga jari manis dan buka lubang
hidung kanan bersamaan
 Hembuskan nafas melalui lubang hidung kanan pelan pelan
 Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan
 Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri
bersamaan
 Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri
 Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara bertahap
2. Cara Pikiran
a. Hipnosis lima jari
Hafalkan langkah-langkah berikut:
1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik
menyenangkan, segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua
keadaan fisik yang menyenangkan)
2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta,
kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim (kenang manis
dengan orang yang dicintai)
3. Sentuh ibu jari denga jari manis. Kenang saat anda mendapat
pujian, penghargaan, prestasi dan anda sangat berterima kasih
(kenang semua keberhasilan dan prestasi)
4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah
yang pernah dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat
b. Stop Berpikir
Langkah – langkah:
1. Buat daftar pikiran yang menegangkan/dikhawatirkan
2. Nilai yang paling tidak menyenangkan
3. Tarik nafas dalam dan kosongkan pikiran
4. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan, cobalah
berpikir yang rasional dan normal (sambil pejam)
5. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1 sd 5
atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir katakana “STOP”
6. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang
tidak menyenangka, katakana “STOP”
7. Ganti pikiran: pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkaan
lalu dilawan atau diganti secara atentif/positif/rasional. Misalnya :
saya selalu gagal ujian, langsung katakana pada diri, “Tapi ada ko
yang saya lulus”.
c. Berpikir Positis – Afirmasi
Langkah – langkah:
1. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang
dimiliki (dapat ditambah setiap hari)
2. Lakukan afirmasi. Katakan pada diri sendiri afek positiif yang
saudara miliki, “saya mampu berkhotbah” Afirmasi dapat diulang
beberapa kali sehari
3. Cara Lingkungan
Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan Fisik:
 Rumah yang rapi, bersih, tenang dan nyaman akan membantu
mengatasi situasi stress
 Warna- warna yang sejuk dan indah juga dapat memberi
ketenangan
 Musik, suara yang lembut akan juga memberi perasaan rileks
 Pemandangan yang hijau, bunga yang indah dapat memberi
ketenangan.
Lingkungan Sosial:
Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/istri dan
anak. Untuk itu dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan
yang lain . Jika istri melihat suami sedang stress maka sebaiknya tidak
mena,bah stimulus yang menambah stress tetapi mendorong
menggunakan cara penanggulangan stress.
Berperan serta pada kegiatan lingkungan, ibadah bersama,
kebersihan llingkungan, pada pengungsian ikut membantu kegiatan
dapur umum, kegiatan social juga.
Semua cara diatas dapat membuat stress teratasi, tetapi sumber
masalah mungkin belum selesai. Oleh karena itu dianjurkan
menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah:
1. Identifikasi masalah secara obyektif
2. Identifikasi beberapa alternative penyelesaian masalah
3. Pilih dan laksanakan satu alternative
4. Evaluasi jika belumberhasil coba cara-cara lain
Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh habis. Prinsipnya :
Selalu ada harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Deborah Antai-Otong. 1995. Psychiatric Nursing: Biological and Behavioral


Concepts. W.B. Saunders Company, Phildelphia.

Depkes RI. Petunjuk Teknis Terapi Kelompok Pasien Mental di RS Jiwa.


Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.

Hayes R.E dan Joyce L. Kee. 1996. Farmakologi, Pendekatan Proses


Keperawatan. EGC. Jakarta.

Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC.
Jakarta.

Musradinur, 2016, Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi,


Jurnal edukasi vol 2 No 2 Juli 2016, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta: EGC.

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi5. Jakarta: EGC.

Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th
Edition. St Louis: Mosby.

Yosep, Iyus, 2009, Keperawatan Jiwa, Revika Aditama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai