Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN STRES PADA LANSIA

Topik : Stres
Sub Topik : Manajemen Stres
Hari/Tanggal : Kamis/ 02 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Mahasiswa STIKes Medika Nurul Islam Sigli
Tempat : Panti Sosial Tresna Werdha Balai Kasih Bireun
Sasaran : Lansia

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan lansia dapat memahami
tentang manajemen stress.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penjelasan tentang manajemen stres, peserta
penyuluhan diharapkan mampu:
1. Mengetahui pengertian stress
2. Mengetahui tanda dan gejala stres
3. Mengetahui penyebab stres
4. Mengetahui tentang manajemen stres

C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Balai Kasih Bireun.

D. Materi
(terlampir)
E. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

F. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet

G. Setting Tempat

H. Pengorganisasian Kegiatan
1. Moderator :
2. Penyuluh :
3. Observer :
4. Notulen :
5. Fasilitator :
I. Job Description Pengorganisasian
1. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencanakegiatan
d. Mengatur jalannya diskusi
2. Penyuluh
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses
penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta.
e. Memotivasi peserta untuk aktif dalam proses diskusi
f. Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer dan Notulen
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapatmengamankan jalannya proses
penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
J. Plan ofAction (POA) Tahapan dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Tugas peserta
No Tahap Waktu Kegiatan
penyuluhan
1. Pra kegiatan Mahasiswa profesi Mengisi daftar hadir dan
menyiapkan fasilitas duduk di tempat yang
penyuluhan seperti: telah disediakan
daftar hadir, ruangan,
dan tempat untuk
peserta penyuluhan
2. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam - Menjawab salam
pembuka dan - Mendengarkan
memperkenalkan diri tujuan dan maksud
- Menyampaikan penyuluhan
tujuan dan maksud - Mendengarkan
penyuluhan dan menyetujui
- Menjelaskan kontrak waktu
kontrak waktu dan penyuluhan
mekanisme - Mendengarkan
- Menyebutkan materi materi penyuluhan
penyuluhan yang disampaikan
3. Pelaksanaan 20 - Menggali - Menjawab
menit pengetahuan dan pertanyaan yang
pemahaman diajukan oleh
peserta penyuluhan penyuluh
mengenai manajemen - Mendengarkan materi
stres penyuluhan
- Memberikan - Memberikan
penjelasan terkait : pertanyaan terkait
Pengertian tentang materi preoperasi
stress, Penyebab yang dijelaskan.
terjadinya stress,
Mengetahui tanda
dan gejala stress,
Mengetahui tentang
manajemen stres
- Diskusi tanya jawab
4. Penutup 10 - Melakukan - Menjawab
menit evaluasi pertanyaan yang
pemahaman akan diajukan
materi kepada - Mendengarkan
peserta penyuluhan kesimpulan
- Menyimpulkan - Menjawab salam
materi penutup
- salam penutup

K. Evaluasi
1. Kriteria Struktural:
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara
dilaksanakan.
b. Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses:
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil:
a. Peserta yang datang sejumlah 50% dari jumlah lansia.
b. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemateri (penyaji)
c. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi
d. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari
pertanyaan penyaji.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Tentang Stres


Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat
dihindari, disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat,
2010).
Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan
sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi
semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu dan akan merasa
terancam. Stres merupakan respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat situasi atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis
terhadap seseorang (Kreitner & Kinicki, 2004).

B. Penyebab Terjadinya Stres


Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi atau mengulangi stresor yang timbul.
Penyebab terjadinya stresor psikososial adalah :
1. Adanya masalah perkawinan
2. Problem orangtua
3. Hubungan interpersonal berupa konflik dengan kawan dekat,
kekasih, atasan atau pun bawahan
4. Masalah pekerjaan
5. Kondisi lingkungan yang buruk dimana seseorang merasa tercekam
atau tidak aman yang mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup.
6. Masalah keuangan yang tidak sehat
7. Ada masalah hukum
8. Perkembangan
9. Penyakit fisik dan cedera
10. Faktor keluarga dimana stres dialami oleh anak dan remaja
yang disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang
disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress
karena menemui banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah
diungkapkan di atas, stress dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut
berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Lingkungan
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:
a. Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan
itu memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-
masing individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat
tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut
harus selalu berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di
lingkungan tersebut.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang sesuai
dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah,
perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan
keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.
c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan
untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat
sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu
tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa
malu yang tinggi jika disebut gaptek.
d. Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, daerah tempat
tinggal mengalami bencana, pekerjaan rumah dan kantor menumpuk.
2. Diri sendiri, terdiri dari:
a. Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang
ingin dicapai
b. Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-
menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan
perkembangan.
c. Perubahan bentuk tubuh (yang dulunya kurus jadi gemuk, muda
menjadi tua), mengidap suatu penyakit, pola makan yang
kurang sehat.
3. Pikiran
Pikiran yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap
lingkungan dan pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap
lingkungan. Misalnya memikirkan masalah ekonomi, kuran percaya diri,
merasa tidak disukai oleh orang lain.
Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung
membuat sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang
berbeda dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu
stressor yang menjadi penyebab juga dapat mempengaruhi stress.
Menurut Kozier & Erb, dikutip Keliat B.A dampak stressor dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu:
a. Sifat stressor. Pengetahuan individu tentang bagaimana
cara mengatasi dan darimana sumber stressor tersebut serta besarnya
pengaruh stressor pada individu tersebut, membuat dampak
stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda.
b. Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu
dalam waktu bersamaan. Jika individu tersebut tidak siap menerima
akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah
pada hal-hal yang kecil.
c. Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu menerima
stressor yang sama. Semakin sering individu mengalami hal
yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah
tersebut.
d. Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu
mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya.
e. Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat
perkembangan yang berbeda.

C. Tanda dan Gejala Stres


1. Stres ringan
Stesor yang dihadapi bisa berlangsung beberapa menit atau jam.
Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stesor inni dapat
menimbulkan gejala antara lain kesulitan bernafas, bibir kering, lema,
keringat berlebihan ketika temperature tidakk panas, takut tanpa ada
alas an yang jelas, merasa lega jika situasi berakhir (Psychology
Foundation of Australia, 2010).
2. Stres sedang
Stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari .
Contohnya adalah perselisishan yang tidak dapat diselesaikan dengan
seseorang. Stesor ini dapat menimbulkan gejala yaitu mudah merasa
letih, mudah marah, sulit beristirahat, mudah tersinggung, gelisah
(Psychology Foundation of Australia, 2010).
3. Stres berat
Situasi kronis yang terjadi dalam beberapa minggu, seperti
perselisihan dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit
fisik jangka panjang dan kesulita finansial. Stesor ini dapat menimulkan
gejala yaitu, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah
putus asa, kehilangan minat akan segala hal, merasa tidak dihargai,
merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan dimasa depan (Psycology
Foundation of Auustralia, 2010).

D. Tahapan-Tahapan Stres
Gangguan stres biasanya lamban, tidak jelas kapan mulainya
dan seringkali kita tidak menyadarinya. Para ahli mencoba membagi
stres kedalam enam tahap dan setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala
yang dirasakan oleh yang bersangkutan.
1. Stres tahap 1
a. Semangat bekerja besar, berlebihan (overacting)
b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari biasanya,
namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup
yang berlebihan
d. Merasa senang dengan pekerjaanya dan semakin bersemangat
namun tanpa disadari cadangan energi menipis
2. Stres tahap II
Stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan
timbul keluhan-keluhan sebagai berikut:
a. Merasa letih sewaktu bangu pagi
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c. Lekas merasa capai menjelang sore
d. Sering mengeluh perut tidak nyaman
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
g. Tidak bisa santai
3. Stres tahap III
a. Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata dan
mengganggu
b. Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare
c. Ketegangan otot-otot semakin terasa
d. Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
e. Gangguan pola tidur
f. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa
mau pinsan)
4. Stres tahap IV
Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat
muncul seperti:
a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan terasa lebih sulit
c. Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai
d. Ketidakmampuan melakukan ADL
e. Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
5. Stres Tahap V
a. Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat dan kegairahan
b. Daya konsentrasi & ingat menurun
c. Imbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya
6. Stres tahap VI
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
yang ringan dan sederhana
c. Gangguan sitem pencernaan semakin berat
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin
meningkat, mudah bingung dan panik
7. Stres tahap VII
a. Tahap klimaks, seseorang mengalami serangan panik dan
perasaan takut mati. Sering dibawa ke UGD, ICCU meskipun tidak
ditemuakan kelainan fisik organ
b. Debaran jantung teramat keras
c. Susah bernafas (sesak dan megap-megap)
d. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
e. Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
f. Pingsan atau kolaps
Terdapat tiga indikator terjadinya stres, yaitu :
1. Indikator fisiologis
a. ansietas
b. Depresi
c. Kepenatan
d. Peningkatan penggunaan bahan kimia
e. Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur dan pola aktivitas
f. Kelehan menal
g. Perasaan tidak adekuat
h. Kehilangan harga diri
i. Peningkatan kepekaan
j. Kehilangan motivasi
k. Ledakan emosional dan menangis
l. Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja
m. Kecendrungan membuat kesalahan
n. Mudah lupa dan pikiran buntu
o. Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
p. Ketidakmampuan bekonsentrasi
q. Letargi
r. Rentan terhadap kecelakaan
2. Indikator emosi
a. Kemampuan mendapat pengetahuan & keterampilan terganggu
b. Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
c. Stres menghambat komunikasi antara klien & orang lain
d. Tidak mampu mengatasi konflik
e. Peningkatan ketergantungan dengan orang lain
3. Indikator spriritual
Stres yang berat menyebabkan individu memandang stres sebagai
hukuman dari Tuhan

E. Respon Tubuh Terhadap Stres


Menurut Hayes (2015), stres merupakan tanggapan non spesifik
terhadap setiap tuntutan yang diberikan pada suatu organisme dan
digambarkan sbagai GAS. Konsep ini menunjukkan reaksi stres dalam tiga
fase, yaitu fase signal (alarm), fase perlawanan (resistance), dan fase
keletihan (exhaustion).
Tahap signal adalah mobilisasi awal dimana badan menemui
tantangan yang diberikan oleh penyebab stres. Ketika penyebab stres
ditemukan, otak mengirimkan suatu pesan biokimia kepada semua sistem
tubuh. Pernafasan meningkat, tekanan darah naik, anak mata membesar,
ketegangan otot naik, . Jika penyebab stres terus aktif, GAS beralih ke tahap
perlawanan. Tanda-tanda masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan,
ketakutan dan ketegangan.
Pribadi yang mengalami tahap tersebut selanjutnya melawan
penyebab stres. Sementara perlawanan terhadap suatu penyebab stres khusus
mungkin tinggi. Selama tahap ini, perlawanan terhadap stres lainnya mungkin
rendah. Seseorang hanya memiliki sumber energi yang terbatas, konsentrasi
dan kemampuan untuk menahan penyebab-penyebab stres. Individu-
individu sering lebih mudah sakit selama periode stres daripada pada waktu
lainnya. Tahap terakhir GAS adalah keletihan. Perlawanan pada penyebab
stres yang sama dalam jangka panjang dan terus menerus mungkin akhirnya
menaikkan penggunaan energi penyesuaian yang bisa dipakai dan sistem
penyerang stres menjadi letih.
Menurut Fortuna seperti yang dikutip oleh Yosep (2009) bahwa
orang yang mengalami stres akan menunjukkan penurunan konsentrasi
perhatian, dan kemunduran memori. Keadaan ini menyebabkan kesalahan
dalam memecahkan masalah dan penurunan kemampuan dalam
merencanakan tindakan. Dampak lain mengakibatkan semakin banyak
tuntutan pada orang yang mengalami stres. Kondisi ini menyebabkan
ketidakmampuan menjalin hubungan dengan orang lain.
Pengaruh pada kognitif dan emosi ini mendorong terjadinya
perubahan perilaku pada orang yang mengalami stres berkepanjangan.
Perubahan ini meliputi penurunan minat dan aktivitas, penurunan energi,
tidak masuk atau terlambat kerja, cenderung mengekspresikan pandangan
sinis pada orang lain atau rekan kerja serta melemahkan tanggung jawab.
Fase keletihan terjadai bila fungsi fisik dan psikologis seseorang telah sangat
lemah sebagai akibat kerusakan selama fase perlawanan. Bila reaksi ini
berlanjut tanpa adanya pemulihan, akan memacu terjadinya penyakit karena
ketidakmampuan dalam mengatasi tuntutan lingkungan yang dirasakan.

F. Manajemen Stres
1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi
makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu
terapi untuk mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur
memberi kesempatan pada otak untuk relax.
3. Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang
keluar zat”endorphine” yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman.
Orang yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan
positif berasal dari pikiran positif, tindakan negatif berasal dari pikiran
negatif……tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya kalau
selalu berfikiran negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena
hobby membuat rilex dan sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang
ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan
ragu, sebagai contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal
ini menambah semangat baru.
7. Berkomunikasi secara asertih atau bertutur kata baik.
8. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan
bersosialisasi dengan teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak
memendam masalah sendiri)
9. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat
pada semua orang, bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang
berhasil atau tidak tetaplah bersyukur.
Ada tiga cara dalam menghadapi stres, yaitu :
1. Mengurangi situasi stress,
a. Kebiasaan; Setiap individu mempunyai kebiasaan yang unik
untuk membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
b. Menghindari perubahan; Menghindari perubahan dengan
membatasi perubahan yang tidak diperlukan dan dapat dihindarkan
c. Alokasi atau membatasi waktu atau menyediakan waktu untuk
memfokuskan diri beradaptasi dengan stresor,
d. Manajemen waktu; Teknik ini berguna bagi klien yang tidak
dapat mengerjakan berbagai hal pada waktu yang sama. Klien
membuat daftar tugas yang harus dilaksanakan dan memprioritas
tugas yang lebih penting dan lebih dahulu dijalankan.Cara lain
adalah mengatakan belajar mengatakan “TIDAK” secara asertif
terhadap hal yang mengganggu, atau membuat jadual pertemuan
agar tidak tergesa- gesa.
2. Modifikasi lingkungan; merubah lingkungan yang merupakan
sumber stres secara realistis akan mengurangi stres. Membersihkan
rumah, memberikan warna yang sejuk dan kalem pada tembok,
memutar music dan instrumen yang tenang.
3. Mengurangi respon fisiologis terhadap stress
a. Latihan Terstruktur
Latihan yang teratur meningkatkan tonus otot, menstabilakn berat
badan dan mengurangi ketegangan misalnya relaksasi progresif,
latihan nafas, hypnosis lima jari, stop berpikir dan berpikir positif.
b. Nutrisi dan Diit
Nutrisi dan latihan saling berhubungan.Nutrisi berguna sebagai
tenaga dan untuk latihan sehingga sirkulasi baik. Makanan yang
buruk dapat meningkatkan respon stres
c. Istirahat
Istirahat dan tidur perlu untuk menyegarkan tubuh dan ketegangan
mental
4. Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stres
a. Sistem Pendukung
Sistem pendukung: Keluarga,teman kolega, yang akan mendengar,
memberi nasehat dan dorongan emosi sangat berguna bagi
seseorang yg sedang stress.
b. Meningkatkan Harga Diri
Meningkatkan harga diri dapat membantu strategi penurunan
stress secara positif, dengan cara mengidentifikasi aspek positif
maka ia dapat memfokuskan perhatian pada hal yg dapat dihargai
orang lain.
G. Cara Penanggulangan Stres
1. Cara Fisik
a. Relaksasi Progresif
Gejala yang dialami: lelah, kram otot, nyeri leher punggung, tegang,
sukar tidur, cemas.
b. Lama latihan 15 menit/hari
c. Langkah-langkah : Prinsip :
1) Tegangkan dan lemaskan otot tubuh
2) Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas
3) Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan
atas, lemaskan.
4) Kerut dahi, tekan kepala sejauh mungkin kebelakang, putar
searah jarum jam da sebaliknya.
5) Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut
monyong kedepan, lidah tekan ke langit-langit, lemaskan
6) Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari
hidung, tahan dan keluarkan dari perut dan tiupkan dari mulut,
lemaskan.
7) Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha, bokong, lemaskan.
8) Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara
bertahap.
d. Latihan Nafas
Gejala yang dialami: cepat marah, cepat tersinggung, tegang dan
lelah Nafas lega:
1) Duduk atau berdiri tegak
2) Hela nafas dalam dan tahan ( sampai hitungan ke tiga )
3) Keluarkan nafas melalui mulut dengan suara kelegaan
4) Ulangi 5 – 10 kali
Nafas alternative
1) Duduk dengan sikap nyaman
2) Letakan jari telunjuk dan dan tengah tangan kanan di dahi
3) Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari
4) Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kiri
5) Tutup lubang hidung kiri denga jari manis dan buka lubang
hidung kanan bersamaan
6) Hembuskan nafas melalui lubang hidung kanan pelan pelan
7) Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan
8) Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri
bersamaan
9) Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri
10) Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara bertahap
2. Cara Pikiran
a. Hipnosis lima jari
Hafalkan langkah-langkah berikut:
1) Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik
menyenangkan, segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua
keadaan fisik yang menyenangkan)
2) Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh
cinta, kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim (kenang
manis dengan orang yang dicintai)
3) Sentuh ibu jari denga jari manis. Kenang saat anda
mendapat pujian, penghargaan, prestasi dan anda sangat
berterima kasih ( kenang semua keberhasilan dan prestasi)
4) Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat
terindah yang pernah dikunjungi, bayangkan anda disana
beberapa saat
b. Stop Berpikir
Langkah – langkah:
1) Buat daftar pikiran yang menegangkan/dikhawatirkan
2) Nilai yang paling tidak menyenangkan
3) Tarik nafas dalam dan kosongkan pikiran
4) Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan, cobalah
berpikir yang rasional dan normal (sambil pejam)
5) Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1 sd
5 atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir katakana “STOP”
6) Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang
tidak menyenangka, katakana “STOP”
7) Ganti pikiran: pada saat muncul pikiran yang tidak
menyenangkaan lalu dilawan atau diganti secara atentif/ positif/
rasional. Misalnya: saya selalu gagal ujian, langsung katakana
pada diri, “Tapi ada ko yang saya lulus”.
c. Berpikir Positis – Afirmasi
Langkah – langkah:
1) Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif
yang dimiliki (dapat ditambah setiap hari)
2) Lakukan afirmasi. Katakan pada diri sendiri afek positiif
yang saudara miliki, “saya mampu berkhotbah” Afirmasi dapat
diulang beberapa kali sehari
3. Cara Lingkungan
Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik:
1) Rumah yang rapi, bersih, tenang dan nyaman akan
membantu mengatasi situasi stress
2) Warna-warna yang sejuk dan indah juga dapat memberi
ketenangan
3) Musik, suara yang lembut akan juga memberi perasaan rileks
4) Pemandangan yang hijau, bunga yang indah dapat memberi
ketenangan.
b. Lingkungan Sosial:
Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/istri dan
anak. Untuk itu dalam keluarga perlu saling mengenal satu
dengan yang lain. Jika istri melihat suami sedang stress maka
sebaiknya tidak mena,bah stimulus yang menambah stress tetapi
mendorong menggunakan cara penanggulangan stress.
Berperan serta pada kegiatan lingkungan, ibadah bersama,
kebersihan llingkungan, pada pengungsian ikut membantu kegiatan
dapur umum, kegiatan social juga.
DAFTAR PUSTAKA

Deborah Antai-Otong. (2011). Psychiatric Nursing: Biological and


Behavioral Concepts. W.B. Saunders Company, Phildelphia.

Hayes R.E dan Joyce L. Kee. (2015). Farmakologi, Pendekatan


Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.

Keliat Budi Ana. ( 2010). Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1.


EGC.Jakarta.

Musradinur, (2016), Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif


Psikologi, Jurnal edukasi vol 2 No 2 Juli 2016, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Stuart dan Laraia. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing.


8th Edition. St Louis: Mosby.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. ( 2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi
3. Jakarta: EGC.

Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi5. Jakarta: EGC.

Yosep, Iyus, (2009), Keperawatan Jiwa, Revika Aditama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai