Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBINA


KELUARGA KECIL SEHAT JIWA

Oleh kelompok 3 :
1. David Suryo Widodo : G3A017126
2. Reka Denny Marsen : G3A017162
3. Khotimatus Sa’diyah : G3A017118
4. Kusmarniasih : G3A017129
5. Imam Riyanto : G3A017122

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBINA KELUARGA
KECIL SEHAT JIWA

Pokok Bahasan : Pentingnya Dukungan Keluarga Dalam Membina


Keluarga Kecil Sehat Jiwa
Sasaran : Pasien Puskesmas Banjardawa
Tempat : Puskesmas Banjardawa
Hari/Tanggal : Kamis, 19April 2018
Waktu : 45 menit
Penyuluh : Kelompok 3

A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Peserta mampu mengetahui dan memahami menejemen stres dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
1. Peserta memahami pengertian stres
2. Peserta memahami faktor penyebab stres (stresor)
3. Peserta mengetahui tanda dan gejala stres
4. Peserta mengetahui dampak stres
5. Peserta memahami cara menejemen stres
6. Peserta mampu mengaplikasikan manajemen stres terhadap
berbagai stresor dengan tepat
B. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang stres
2. Meningkatkan pemahaman dalam mengenali tanda dan gejala stres.
3. Mencegah dampak negatif dari stres
4. Meningkan kemampuan dalam menejemen stres
C. Sasaran
Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bnjardawa
D. Tempat dan Waktu
Tempat : Puskesmas Banjardawa
Waktu : 09.00-09.45

E. Metode
Metode yang digunkan adalah ceramah, tanya jawab dan simulasi.

F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik
G. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Pasien Metode Media

Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Ceramah -


2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan sub 2. Memperhati
topik yang akan kan dengan
dibahas baik
4. Menjelaskan maksud, 3. Mendengar
tujuan, dan kontrak kan dengan
waktu seksama
5. Menggali
pengetahuan peserta
tentang materi
penyuluhan
Penyajian 30 menit 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengar Ceramah Lembar
pengertian stres dengan dan tanya balik
2. Menjelaskan faktor- seksama jawab danLeafl
faktor penyebab stres 2. Memperhati et
3. Menjelaskan tanda kan dengan
gejala stres baik
4. Menjelaskan dampak 3. Bertanya
stres mengenai hal
5. Menjelaskan yang belum
mengenai manajemen dimengerti
stres
6. Menjelaskan bentuk
dukungan keluarga
dalam membina
kelurga sehat jiwa
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Bertanya jika Ceramah lembar
kesempatan peserta ada yang dan tanya evaluasi
didik untuk bertanya belum jawab
2. Memberikan mengerti
pertanyaan kepada 2. Menjawab
peserta didik pertanyaan
3. Menyimpulkan 3. Mendengar
kegiatan belajar dengan
4. Mengucapkan salam seksama
penutup 4. Menjawab
salam penutup

H. Evaluasi
a. Struktur
1. Adanya koordinasi dengan pihak Puskesmas Banjardawa.
2. Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang
digunakan.
b. Proses
1. Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 orang
2. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik
3. Waktu penyuluhan 45 menit
4. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
dimulai
5. Pemateri diharapkan menguasai materi yang baik
6. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
7. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
c. Hasil
Masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dalam manajemen
stress yang baik dan benar.
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi mengahadapi stressor, yang
dapat berasal dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Dalam arti
umum stres merupakan pola reaksi atau respons penyesuaian seseorang
terhadap situasi yang dipersepsikan mengancam atau tekanan terhadap
kesejahteraan orang yang bersangkutan (Kreitner dan Knicki, 2005).

B. Penyebab Stres (Stresor)


Terdapat tiga sumber utama stres, yaitu:
1. Lingkungan, misalnya cuaca, suara bising, kepadatan penduduk, tekanan
waktu, sandar prestasi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan, dan
perubahan dalam keluarga.
2. Fisik,yaitu perubahan bentuk tubuh, misalnya masa pubertas, hamil,
haid, kecelakaan atau cacat, perubahan berat badan.
3. Pikiran. Pikiran menjelaskan dan menterjemahkan pengalaman
perubahan dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana
kita memberi makna atau lebel pada pengalaman dan antisipasi ke
depan, bisa membuat kita rileks atau stres.
Karnadi (1998) mengungkapkan bahwa manusia sering memperoleh
kemajuan dan stres yang disertai prestasi fisik maupun ketrampilan. Hal ini
merupakan hal yang sehat asalkan tetap percaya diri, dan dapat
mempergunakan enersi dan ketegangan yang timbul dari tuntutan tambahan
tersebut. Kondisi emosional tertentu juga dapat merupakan stresor sekunder,
kebosanan dengan kurangnya rangsangan atau minat pada pekerjaan,
menganggur, atau pensiun dapat menimbulkan depresi, apati, dan stres.
keraguan akan apakah masih dibutuhkan atau dihargai dapat menimbulkan
citra diri yang buruk dan rasa terasing. Kesedihan atau kehilangan pasangan
dengan pengaruh yang dalam dan berkepanjangan dan bila kesedihan tetap
tidak dapat diatasi dapat mencetuskan sakit mental atau fisik.
C. Tanda dan Gejala Stres
Tanda-tanda fisik seseorang mengalami stres adalah sebagai berikut:
1. Gerakan motorik yang tidak disadari berupa:
a. Menggigit kuku
b. Mengepalkan tangan
c. Mengencangkan rahang
d. Mengetuk-ngetuk jari
e. Menggesek-gesek gigi
f. Menarik bahu
g. Mencubit kulit muka
h. Mengetuk-ngetukkan kaki
i. Menyentuh rambut
j. Gemetar
2. Aspek emosi ditandai sebagai berikut:
a. Cemas
b. Depresi
c. Kecewa
d. Marah atau bermusuhan
e. Tidak berdaya
f. Tidak sabar
g. Mudah tersinggung
h. Gelisah
3. Aspek perilaku, ditandai sebagai berikut:
a. Agresif
b. Gangguan pola tidur
c. Mengerjakan beberapa hal sekaligus
d. Ledakan emosional
e. Meninggalkan pekerjaan yang belum selesai
f. Reaksi berlebihan
g. Berbicara terlalu keras atau cepat
D. Dampak Stres
Penatalaksanaan stres yang tidap tepat dapat menimbulkan perubahan dalam
hidup seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisiologis,
psikologis, dan perilaku.
1. Dampak Fisiologis
Secara umum gangguan fisik pada orang yang mengalami stres antara
lain:
a. Mudah masuk angin
b. Kepala pusing
c. Kejang otot (kram)
d. Mengalami kegemukan atau penurunan berat badan
e. Menderita penyakit tertentu seperti penyakit jantung, hipertensi,
gangguan menstruasi, maupun gangguan pernafasan.
2. Dampak Psikologis
a. Keletihan emosi
b. Jenuh
c. Konsentrasi menurun
d. Gangguan mental
3. Dampak Perilaku
a. Prestasi belajar menurun
b. Tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Membolos
d. Suka mengantuk
e. Daya ingat menurun
f. Tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat

E. Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan kemampuan penggunaan sumber daya
(manusia) secara efektif untuk mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan
emosional yang mucul karena tanggapan (respons). Tujuan dari manajemen
stres adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih
baik. Menejemen stres dapat dikatakan sebagai kecakapan seseorang dalam
menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara
proporsional.
Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya
melakukan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat,
membaca, kecanduan positif seperti melakukan yang disukai secara teratur,
istirahat teratur, dan ngobrol.

1. Nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan yang dalam hal ini berperan sangat penting bagi tubuh kita
seperti:
a. Memperlambat denyut jantung
b. Mengatur tekanan darah
c. Menghilangkan ketegangan otot
d. Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional
Adapun cara untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah
sebagai berikut:
Tahap persiapan
a. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksaan tindakan
b. Sediakan waktu selama 5 – 10 menit
c. Atur posisi duduk/ berbaring yang nyaman
Tahap pelaksanaan
a. Putar musik dengan suara perlahan dan rileks
b. Tutup mata, dan letakkan satu tangan pada perut kanan atas
c. Tarik nafas dalam secara perlahan –lahan lewat hidung.
d. Hembuskan secara perlahan lewat mulut
e. Fokuskan pada pernafasan anda, dan rasakan pergerakan keluar
masuknya udara pada tubuh anda.
f. Ulangi sampai anda merasakan rileks
g. Buka mata perlahan-lahan
Tahap terminasi
a. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
b. Evaluasi manfaat yang dirasakan
2. Pijat (massage)
Pijat adalah rangsangan pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
tingkat tekanan tangan yang berubah-ubah untuk menurunkan nyeri,
memberikan relaksasi, dan/ atau memperbaiki sirkulasi.
Pelaksanaan :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, hangat, dan tenang.
b. Posisikan diri dengan nyaman untuk pemijatan

3. Relaksasi otot progresif


Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan
otot-otot. Peregangan dilakukan selama 5 – 7 detik, kemudian rileks
selama 20 – 3- detik. Saat inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi
secara perlahan ketika lekasasi otot. Dengan berkurangnya ketegangan
otot dan emosi, merangsang pelepasan endorphin sehingga
menimbulkan relaksasi.
Indikasi: Nyeri, kecemasan, insomnia
Tujuan yang diharapkan: Mengurangi kecemasan, nyeri, mual,
insommnia, dan meningkatkan kontrol diri
Tahap persiapan
a. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan
tindakan
b. Nyalakan musik
c. Atur posisi pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman.
Gunakan bantal untuk menopang lengan, buat klien dalam posisi
nyaman.
d. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15 – 30
menit.
Tahap pelaksanaan
a. Kurangi cahaya lampu dan putar musik pelan-pelan
b. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan, anjurkan tarik nafas
dalam dan hembuskan secara perlahan (3 -6 kali) dan rileks (saat
menginstruksikan pertahanan suara lemah lembut.
c. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi tarik nafas dan
hembuskan secara perlahan wajah, rahang, mulut (kedipkan mata
dan kerutkan wajah dengan rileks), leher (tarik dagu ke leher lalu
rileks), dan tangan kanan (genggam lalu rileks)
4. Memperbanyak Berdzikir dan berdoa
Menurut pandangan islam, ketika seseorang sedang mendapatkan
musibah yang tentu saja dapat menimbulkan keadaan tertekan, islam
mengajarkan untuk memperbanyak berdzikir dan bersabar.
Memperbanyak berdoa kepada Tuhan dan meminta bantuan-Nya untuk
memperoleh jalan keluar terbaik.
5. Mengungkapkan masalah yang dimiliki kepada anggota keluarga
terdekat
Dalam keadaan tertekan karena adanya masalah, sebaiknya tidak
dipendam atau dipikirkan sendiri. Memendam masalah akan semakin
memperburuk keadaan karena kondisi stressful akan semakin
meningkat. Dengan mengungkapkan masalah kepada keluarga terdekat
akan membantu seseorang tersebut menemukan jalan keluar dari
masukan pemikiran orang lain sehingga beban lebih berkurang.
Daftar Pustaka

Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner


Kesaksian Seorang Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Agustini. 2006. Terapi Salat Tahajut : Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Jakarta
: Hikmah.
Ibung, Dian. 2008. Stres pada Anak usia 6 – 12 tahun. Jakarta : Elex Media
Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai