FAKULTAS FARMASI
OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS : C6
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Maka dari itu, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan
dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung dari keluarga
dan teman-teman. Didalam pembuatan makalah ini, kami menyadari betul
bahwa kami belum berpengalaman dalam menulis makalah. Oleh karena
itu, kami mohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang
tedapat dalam makalah ini. Akhir kata kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat
penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam
tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan
kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf
bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan lain. Nociceptor ini terdapat di
seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan
di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron
dengan amat banyak sinaps via sumsum belakang, sumsum lanjutan,
dan otak tengah. Dari thalamus (opticus) impuls kemudian di teruskan
ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls dirasakan sebagai nyeri.
Ada juga beberapa macam yang menyebabkan nyeri di antaranya
sendi yang di bebani terlalu berat dengan kerusakan mikro yang
berulang kali, seperti pada orang yang terlampau gemuk, juga akibat
arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya pangkal paha secara
abnormal (dysplasia). Hanya sebagian kecil kasus yang disebabkan
keausan akibat penggunaan terlalu lama dan berat.
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
syaraf pusa secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit
tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan
meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.Rasa nyeri dalam
kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah
melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-
gangguan di dalam tubuh,seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-
infeksi kuman atau kejang-kejang otot.
Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis,
fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-
mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit,
selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain.
Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris
keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke
thalamus dan kemudian kepusat nyeri di dalam otak besar, dimana
rangsangan dirasakan sebagai nyeri. Rasa nyeri merupakan
mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan tubuh
yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
cara memindahkan stimulus nyeri. Dengan kata lain, nyeri pada
umumnya terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata.
Senyawa analgetik dibagi menjadi dua yaitu Analgetik narkotik dan
Analgetik non narkotik, yang akan dibahas lebih mendalam pada
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara struktur dan aktivitas obat golongan
analgetik narkotik ?
2. Bagaimana hubungan antara struktur dan aktivitas obat golongan
analgetik non narkotik (Analgetik-antipiretik)?
3. Bagaimana hubungan antara struktur dan aktivitas obat golongan
analgetik non narkotik (NSAID atau OAINS)?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui hubungan antara struktur dan aktivitas obat
golongan analgetik narkotik
2. Untuk mengetahui hubungan antara struktur dan aktivitas obat
golongan analgetik non narkotik (Analgetik-antipiretik)
3. Untuk mengetahui hubungan antara struktur dan aktivitas obat
golongan analgetik non narkotik (NSAID atau OAINS)
BAB II
TINJAUAN UMUM
a. Turunan Morfin
Morfin didapat dari opium, yaitu getah kering tanaman
Papaver somniferum . Opium mengandung tidak kurang dari 25
alkaloid , antara lain adalah morfin, kodein, noskapin, papaverin,
tebain dan narsein. Selain efek analgesik turunan morfin juga
menimbulkan euforia sehingga banyak disalahgunakan. Oleh
karena itu, distribusi turunan morfin dikontrol secara ketat oleh
pemerintah. Karena turunan morfin menimbulkan efek
kecanduan,yang terjadi secara cepat, maka dicari turunan atau
analognya yang masih mempunyai efek analgesik tetapi efek
kecanduannya lebih rendah.
Hubungan struktur-aktivitas turunan morfin seperti Eterifikasi
dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas
analgesik, meningkatkan aktivitas antibatuk dan meningkatkan efek
kejang. Eterifikasi ,esterifikasi,oksidasi atau pergantian gugus
hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen dapat
meningkatkan aktivitas analgesik, meningkatkan efek stimulan,
tetapi juga meningkatkan toksisitas. Perubahan gugus hidroksil
alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik
secara drastis. Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat
meningkatkan aktivitas analgesik. Hidrogenasi ikatan rangkap
C7C8 dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi
dibanding morfin. Substitusi pada cincin aromatik akan mengurangi
aktivitas analgesic. Contohnya, seperti berikut :
1) Morfin, didapat dari hasil isolasi opium, yang mengandung
morfin antara 5-20%. Dalam sediaan biasanya sebagai garam
HCl atau sulfat. Morfin digunakan untuk mengurangi rasa sakit
yang hebat, misal serangan jantung akut. Efek kecanduannya
terjadi dengan cepat. Morfin diikat oleh protein plasma kurang
lebih 20-35 %, dan mempunyai waktu paro eliminasi 2,9 kurang
lebih 0,5 jam. Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam. I.M. atau S.C.
: 10 mg/70 kg bb.
d. Turunan Lain-Lain
Adapun contoh dari turunan lain-lain yaitu :
1) Tramadol ( Tramal,Seminae), analgesik kuat dengan aktivitas
0,1-0,2 kali morfin. Meskipun efeknya melalui reseptor opiat,
tetapi efek depresi pernafasan dan kemungkinan resiko
kecanduan relatif kecil. Senyawa diabsorpsi dalam saluran
cerna lebih kurang 90%, dengan masa kerja 4-6 jam. Dosis : 50
mg 1 dd.
2) Butarfanol tartrat ( Stadol NS), turunan morfinan dengan efek
analgesik kuat. Digunakan dalam bentuk semprot (spray) untuk
mengatasi rasa nyeri yang sedang dan hebat. Sediaan semprot
hidung : 10 mg/ml.
b. Turunan 5-pirazolon
Turunan 5-pirazolon, seperti antipirin, amidopirin dan
metampiron, mempunyai aktivitas analgesik-antipiretik dan
antirematik serupa dengan aspirin. Turunan ini digunakan untuk
mengurangi rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri pada
spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin, neuralgia, migrain,
dismenorhu, nyeri gigi dan nyeri pada rematik. Efek samping yang
ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah agranulositosis, yang
dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal.
Tabel. Struktur turunan 5-pirazolon
Contoh:
1. Antipirin (Fenazon), mempunyai aktivitas analgesik hampir
sama dengan asetanilid, dengan awal kerja yang lebih cepat.
Efek samping agranulositosisnya cukup besar sehingga
sekarang tidak Iagi digunakan untuk pemakaian sistemik.
Antipirin mempunyai efek paralitik pada saraf sensori dan
motonk, sehingga digunakan untuk anestesi setempat dan
vasokontriksi pada pengobatan rinitis dan laringitis. Dosis:
larutan 5-15%
2. Amidopirin (Pyramidon, Aminopirin, Aminofenazon),
mempunyai aktivitas analgesik serupa dengan antipirin, awal
kerjanya lebih lambat dan masa kerjanya lebih panjang.
Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat, dan ± 25-30% akan
terikat oleh protein plasma, waktu paro plasma 2-3 jam. Efek
samping agranulositosisnya besar dan dapat berakibat fatal,
sehingga sekarang tidak Iagi digunakan dan dilarang beredar di
Indonesia.
3. Metampiron Na (Metamizol Na, Antalgin, Novalgin, Dipiron),
merupakan analgesik-antipiretik yang cukup populer di
Indonesia. Senyawa dapat menghambat sintesis prostaglandin
D dan E menghasilkan efek analgesik, anti radang dan
antipiretik. Dalam lambung cepat terhidrolisis menjadi metabolit
aktif 4-metilaminoantipirin. Absorpsi obat pada saluran cerna
cepat, dan cepat pula termetabolisis di hati. Sebagian besar
diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya. Efek samping
agranulositosisnya cukup besar. Dosis: 500 mg 4 dd.
4. Profifenazon (Isopirin, Larodon), digunakan terutama sebagai
antirematik. Senyawa dapat menimbulkan spasma pada otot
bergaris, dan penggunaannya sering dikombinasi dengan obat
analgesik lain. Dosis: 500 mg 4 dd.
Contoh:
Contoh:
Hubungan struktur-aktivitas
Contoh:
Contoh
a. Indometasin (Benocid), mempunyai aktivitas antiradang,
analgesik-antipiretik dan antirematik, digunakan tetutama untuk
pengobatan nyeri karena keradangan dan kelainan degeneratif
pada sistem otot rangka, kelainan sendi, remalik artritis dan
penyakit pirai akut.
b. Sulindak (Clinoril), mempunyai aktivitas antirematik yang
kurang lebih sama dengan indometasin dan tidak menyebabkan
efek samping nyeri kepala. Sulindak adalah pra-obat, bentuk
yang aktif adalah metabolit sulfidanya.
c. Fentiazak (Donorest, Norvedan), digunakan sebagai antiradang
yang kronik dan akut serta untuk pengobatan artritis.
d. Asam tiaprofenat (Surgam), mempunyai aktivitas antiradang
dan analgesik-antipiretik, digunakan terutama untuk pengobatan
nyeri karena keradangan dan kelainan degeneratif pada sistem
otot rangka, artritis tulang, rematik artritis dan penyakit pirai
akut.
e. Asam metiazinat (Soripal); mempunyai efek antiradang cukup
besar, digunakan pada semua kondisi rematik, untuk
meringankan rasa nyeri saraf otot dan untuk pengobatan
penyakit pirai akut.
f. Ketorolak trometamin (Rativol), dapat menghambat biosíntesis
prostaglandin, mempunyai efek analgesik yang kuat, digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri sesudah pembedahan.
Gambaran struktur pada turunan arilasetat dan heteroarilasetat
yang diperlukan untuk aktivitas antiradang ternyata juga dijumpai
pada struktur obat antiradang tertentu, seperti turunan salisilat,
pirazolidmdion dan N-arilantranilat, yaitu adanya gugus aromatik
yang bersifat planar, gugus yang bersifat asam dan struktur rantai
samping tertentu. Gugus aromatik dan asam diperlukan untuk
pengikatan obat pada reseptor, sedang rantai samping diperlukan
untuk mengatur distribusi obat dalam menembus membran biologis.
6. Turunan Oksikam
Turunan ini pada umumnya bersifat asam, mempunyai efek
antiradang, analgesik dan antipiretik, efektif untuk pengobatan
simptomatik rematik artritis, osteoartritis dan antipirai. Mekanisme
kerjanya dengan menghambat sintesis prostaglandin, menurunkan
panas dengan bekerja pada pusat regulasi panas di hipotalamus,
menghambat tromboksan A2, dan menurunkan sensitivitas reseptor
nyeri. Efek anti radang dihasilkan melalui stabilisasi lisosom,
menurunkan produksi kinin dan leukotrien, mengubah faktor
kemotaktik dan menghambat aktivasi neutrofil.
Contoh: piroksikam, tenoksikam dan meloksikam
Selekoksib
Valdekoksib
Etorikoksib
Lumirakoksib
Na peroksib
8. Turunan lain-lain
Seperti turunan yang terdahulu, turunan ini juga
menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna, serta
menyebabkan ketidaknormalan hematologis dan kadangkadang
bersifat hepatotoksik atau nefrotoksi
3.1 Kesimpulan
1. Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan Sistem
saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa nyeri
yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut,
sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal.
3.2 Saran
Demikianlah hasil pembahasan dalam makalah kelompok kami.
Diharapkan kepada pembaca sekalian, yang menjadikan makalah ini
sebagai panduan dalam membuat makalah selanjutnya, maka
diharapkan dapat melengkapi referensi yang berkaitan dengan
pembahasan yang berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA