Anda di halaman 1dari 68

Unit Operasi Pencampuran

(Mixing/Blending)
Kelompok 1
Anggota Kelompok
Angelia Y. U. Sinaga 1806265192
Asri Kartika Ratri 1806193842
Anas Maulana 1806135956
Athaya Syaharani Putri K 1806185494
Aulia Padma Hartmaya 1806194220
Fiona Natania 1806194145
Hary Anwar Laksono 1806193924
Hana Khairunnisa Salsabila 1806194095
Michicho Citra Zhangrila 1806194510
Nur Tyas Ayunda 1806193836
Phillip 1806194681
Rizal Abdullah 1806136220
Salsabila Tasyah 1806194132
Selvianna Darel 1806194435
Sekar Ayu Kinasih 1806185563
Sheryn Laura Saragi 1806136271
Sisi Praista 1806194082
Syifa Rizki Maharani 1806193975
Sylvia Lioner 1806194492
Definisi
Unit operasi pencampuran didefinisikan sebagai perlakuan terhadap dua atau lebih bahan
dalam kondisi terpisah atau tercampur secara kasar sehingga setiap partikel dari salah satu
bahan dapat sedekat mungkin dengan partikel dari masing-masing bahan lainnya.

Klasifikasi mixing menurut Danckwerts (1953):


Pencampuran juga didefinisikan ● Positive mixing: pencampuran yang dilakukan pada sistem
sebagai proses yang cenderung yang pada waktu tertentu dapat secara spontan bercampur
menghasilkan pengacakan partikel sempurna.
yang berbeda dalam suatu sistem. ● Negative mixing: pencampuran yang ditujukan untuk suspensi
(padat dalam cair) dimana setiap fase yang berbeda
Mixing artinya menyatukan kepadatannya akan terpisah kecuali terus menerus diaduk.
massa, sedangkan Blending ● Neutral mixing: pencampuran yang terjadi ketika tidak terjadi
artinya mencampur massa pencampuran (demixing/segregasi) kecuali sistem tersebut
hingga homogen diberi gaya. Contohnya pada solid-solid mixing dan solid-liquid
mixing yang salah satu konsentrasinya lebih tinggi.

Anthony J. Hickey, David Ganderton. (2010). Pharmaceutical Process Engineering Second Edition, Volume 195. Drugs and the Pharmaceutical Sciences. New York: Informa Healthcare USA, Inc.
Charles Ross & Son Company. Ross White Paper: Mixing Technologies in the Pharmaceutical and Medical Industries. Cited from: https://www.mixers.com/whitepapers/pharma.pdf
Tujuan
Pencampuran merupakan langkah dasar dari sebagian besar
urutan proses, hal ini bertujuan:
● Untuk memastikan keseragaman komposisi sehingga sampel
kecil yang diambil dari bahan curahan dapat mewakili komposisi
keseluruhan campuran
● Untuk memberikan reaksi fisik atau kimia seperti disolusi, dimana
difusi alami dibantu dengan pengadukan.
● Mengurangi ukuran partikel, memfasilitasi perpindahan panas,
memanipulasi rheologi, memberikan penampilan dan tekstur
yang dapat diterima, stabil untuk jangka waktu yang sesuai, dll

Anthony J. Hickey, David Ganderton. (2010). Pharmaceutical Process Engineering Second Edition, Volume 195. Drugs and the Pharmaceutical Sciences. New York: Informa Healthcare USA, Inc.
Charles Ross & Son Company. Ross White Paper: Mixing Technologies in the Pharmaceutical and Medical Industries. Cited from: https://www.mixers.com/whitepapers/pharma.pdf
Aplikasi dari Mixing dan Blending
Produksi Emulsi dan Krim Produksi Sediaan Semisolid
Dua cairan yang tidak saling bercampur akan (salep dan suppositoria)
dicampur melalui proses mixing, sehingga Salep dan suppositoria memerlukan adanya pengadukan
nantinya salah satu cairan akan terdispersi ke untuk mencampurkan padatan atau cairan dengan basis
cairan lainnya. semisolid.

Produksi Tablet, Kapsul, dan Bedak Kosmetik


Produksi Suspensi dan Pasta
- Dry mixing untuk mempersiapkan bahan sebelum
Partikel padat dapat terdispersi ke dalam cairan
masuk ke tahap direct compression (untuk tablet).
dengan dilakukannya proses pencampuran
- Wet mixing saat tahap granulasi (tablet dan kapsul).
(mixing).
- Dry blending untuk memperoleh campuran powders
yang homogen (untuk kapsul, dry syrups, bedak
Sumber: Charles Ross dan Son Company. (n.d.). Ross White Paper: Mixing kosmetik).
Technologies in the Pharmaceutical and Medical Industries. Diakses dari [Internet]
https://www.mixers.com/whitepapers/pharma.pdf
Aplikasi dari Mixing dan Blending cont’d

Preparasi Active Pharmaceutical Memaksimalkan Proses Fermentasi Aerob


Ingredients (APIs) Mixes Dalam proses fermentasi aerob, diperlukan
APIs Mixes merupakan campuran dari satu atau adanya mixing untuk meningkatkan distribusi
lebih eksipien dan bahan aktif farmasi yang oksigen yang terlarut di dalam sel (proses
digunakan untuk meningkatkan keamanan, aerasi). Dengan adanya ketersediaan oksigen
stabilitas atau kemampuan kerja bahan aktif. atau dalam kondisi aerob, mikroorganisme
Proses mixing dan blending diperlukan untuk cenderung lebih aktif untuk tumbuh dan
memperoleh campuran APIs yang homogen. berkembang biak.

Sumber:
- Hadiyanto dan Azim, M. (2016). Dasar-dasar Bioproses Edisi Pertama. Semarang: EF Press Digimedia. Diakses dari [Internet]
http://eprints.undip.ac.id/58054/1/Buku_Dasar_Bioproses_Hadiyanto.pdf
- Pharmaceutical machinery. (n.d.). Pharmaceutical Mixer. India: Pharma Laboratory Mixer. Diakses dari [Internet] https://www.pharmaceuticalmachinery.in/laboratory_mixer.htm
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pencampuran (Mixing/Blending)
1. Ukuran Partikel, Bentuk, dan Densitas

Perbedaan ukuran partikel bahan yang dicampur dapat menyebabkan segregasi. Oleh karena itu,
pengembangan formulasi yang tepat memerlukan pemilihan bahan yang memiliki distribusi ukuran partikel
yang sebanding bila memungkinkan. Zat obat sering digiling, untuk meningkatkan jumlah partikel obat
(pada unit berat dasar) dalam batch, dan dengan demikian meningkatkan keseragaman konten yang
dihasilkan campuran dan satuan dosis. Penggilingan tidak hanya diterapkan untuk memecah partikel
tunggal, tetapi juga digunakan untuk membubarkan aglomerat. Bentuk partikel juga dapat
mempengaruhi proses pencampuran. Partikel yang berbentuk bulat dan kubik biasanya menunjukkan sifat
aliran yang baik dan karena itu mendorong terjadinya pencampuran. Densitas komponen dalam
campuran juga harus dicocokkan, karena perbedaan besar dapat menyebabkan segregasi. Namun,
perbedaan karena densitas bahan saja cenderung tidak berdampak pada keseragaman campuran, dan
biasanya tidak signifikan.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and
Mechanical Properties.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pencampuran (Mixing/Blending) (Con’t)
2. Cohesivity

Salah satu definisi serbuk kohesif adalah situasi di mana gaya perekat (mekanik, elektrostatik, Van der
Waals, tegangan permukaan) antar partikel melebihi berat partikel. Besarnya kekuatan perekat sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik partikel, seperti ukuran, bentuk, dan kelembaban. Kelembaban permukaan
memiliki dampak yang nyata pada kohesivitas. Kepadatan pengepakan material juga mempengaruhi
kohesivitas, seperti: menentukan jumlah kontak antar partikel per satuan luas. Karakteristik aliran bahan
kohesif dapat bervariasi. Aliran bahan yang buruk dapat menghasilkan variabilitas berat yang berlebihan
untuk unit dosis karena: variasi densitas, dan pengisian rongga cetakan yang tidak merata pada mesin
cetak tablet. Serbuk kohesif sering membutuhkan tekanan eksternal untuk mencapai keseragaman.
Selain itu, dengan menyiapkan pengencer yang seragam, partikel pengencer membentuk penghalang
fisik yang menghalangi kemampuan partikel obat untuk bersatu dan membentuk aglomerat.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and
Mechanical Properties.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pencampuran (Mixing/Blending) (Con’t)
3. Kelembaban dan Suhu

Kelembaban dapat berdampak signifikan pada kohesivitas campuran, dan kadar air dapat
mempercepat pembentukan aglomerat. Serbuk yang menyerap kelembapan sekitar mungkin rentan
terhadap membentuk aglomerat. Dalam situasi seperti itu, seiring waktu pencampuran berlanjut,
keseragaman akan meningkat hingga titik tertentu, dan kemudian menurun karena pembentukan
aglomerat, menuju ke demixing.

Suhu campuran dapat mempengaruhi kecenderungan kohesif dan aglomerasi bahan. Dalam
beberapa kasus, pemanasan dapat menyebabkan pelunakan partikel, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kohesi dan menghasilkan pembentukan aglomerat.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and
Mechanical Properties.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pencampuran (Mixing/Blending) (Con’t)
4. Kecepatan Rotasi Blender

Kecepatan rotasi yang dioperasikan oleh tumble blenders dapat mempengaruhi proses pencampuran.
Ottino menggambarkan pergerakan material selama proses pencampuran sebagai suatu fungsi kecepatan
rotasi blender. Kecepatan rotasi berdampak pada laju geser dan karenanya efisiensi pencampuran,
terutama ketika bahan kohesif sedang dicampur.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and
Mechanical Properties.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pencampuran (Mixing/Blending) (Con’t)
5. Muatan Elektrostatik

Ketika dua permukaan bersentuhan, transfer elektron dapat terjadi dan pada pemisahan, menghasilkan
muatan yang berlawanan pada permukaan masing-masing material. Gerakan relative partikel dan tabrakan
dengan permukaan selama operasi pencampuran dan transfer serbuk memberikan kondisi ideal untuk
terjadinya triboelektrifikasi.

Electrostatic charging adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor
termasuk sifat permukaan kontak dari kedua bahan yang bersentuhan, sifat partikel, peristiwa kontak
(tekanan kontak, luas, waktu, dan frekuensi), dan kondisi atmosfer.

Berbagai formulasi dan proses pembuatan obat telah digunakan untuk mengontrol pembentukan
elektrostatik selama proses blending, termasuk salah satunya penambahan komponen yang dapat
membantu dalam menghilangkan muatan (colloidal silica),
Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and
Mechanical Properties.
Pemilihan Jenis Mixer (Solid Mixing)
Pemilihan Jenis Mixer (Solid Mixing)

● Dalam memilih mixer terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ukuran batch,
formula, karakteristik material, dan cara material tersebut perlu dikeluarkan dari alat.
● Untuk menentukan mixer → tentukan karakteristik material yang digunakan:
○ free flowing: membutuhkan sedikit shear
○ Kohesif : membutuhkan lebih banyak shear

● Jika material bersifat non kohesif → maka digunakan alat difusif


● Jika material bersifat kohesif → gunakan alat convection atau shear
● Jika material memiliki tendensi untuk beragregasi → gunakan shear atau convection

Paulsworth, Chris. 2017. Choosing a mixer for low shear batch mixing. Hosokawa Micron Powder System. CSC publishing
Duroudier, J.-P. (2016). Mixture of Divided Solids: Choice of Mixing Devices. Solid-Solid, Fluid-Solid, Fluid-Fluid Mixers, 79–117.
doi:10.1016/b978-1-78548-180-2.50003-1
Pemilihan Jenis Mixer (Solid-Solid Mixing)
Tumbler Mixer/ Rotating Convection Mixer
Shape
Ribbon Blade Orbital screw
➔ Untuk partikel free flowing dan
granul kering ➔ Bisa untuk partikel yang berbeda ➔ Bisa untuk partikel yang
➔ Cocok untuk material yang rapuh ukuran, bentuk, kepadatan, atau berbeda ukuran, bentuk,
➔ Mudah untuk dibersihkan dan ada kecenderungan untuk densitas.
dikosongkan, lebih menghemat beragregat ➔ Mudah untuk mengeluarkan
daya ➔ Tidak cocok untuk material yang material yang telah diaduk,
➔ Tidak cocok untuk material yang sangat kohesif kecuali diinginkan ➔ Cocok untuk batch besar
mudah teragregasi dengan kuat hasil seperti adonan karena volume yang dapat
➔ pilihan utama jika seluruh ➔ Bisa digunakan untuk skala besar ditampung besar,
material memenuhi karakteristik atau kecil ➔ Tidak cocok untuk material
➔ Tidak sesuai untuk partikel yang kohesif karena dapat
Contoh: terlalu halus dan abrasif karena menyangkut pada alat, dan
Double cone blender, V cone dapat menyangkut pada alat mengakibatkan materi
blender tanpa blades
tertinggal pada alat.
Holdich, Richard. (2002). Fundamentals of Particle Technology. ISBN 0-9543881-0-0
Hickey, A., Ganderton, D. Pharmaceutical Process Engineering Volume 112. Drugs and The Pharmaceutical Science
Pemilihan Jenis Mixer (Solid-Solid Mixing)
Muller dan Millers Zig Zag continuous blend

➔ Dapat menghancurkan agregat ➔ Untuk partikel dengan karakteristik free


(direkomendasikan jika bertujuan untuk flowing
menghancurkan gumpalan) ➔ Untuk partikel dengan ukuran 60
➔ Dapat sekaligus mencampur dan mikrometer.
mengecilkan ukuran partikel
➔ Tidak untuk partikel free flowing dan
terlalu kohesif (karena memerlukan
gaya gesek dalam proses mixing)

Pernenkil, L., & Cooney, C. L. (2006). A review on the continuous blending of powders. Chemical Engineering Science, 61(2), 720–742. doi:10.1016/j.ces.2005.06.016
Hickey, A., Ganderton, D. Pharmaceutical Process Engineering Volume 112. Drugs and The Pharmaceutical Science
Pemilihan Jenis Mixer (Solid-Liquid Mixing)
Blades Ball mill dan Koloid mill Spray device

➔ Digunakan untuk pasta kental ➔ Untuk mencampurkan pasta ➔ Digunakan jika komposisi
(diperlukan proses kneading, ➔ Untuk sediaan dispersi dengan cairan sangat kecil sehingga
stretching, dan folding) (Sigma komposisi cairan yang lebih sulit untuk membentuk pasta
blades) banyak
➔ Granulasi basah ➔ Mendispersikan agregat padat
(walaupun perlu
dipertimbangkan penambahan
agent deflokulasi)
Contoh:
Contoh: Contoh: Closed ribbon mixer, planetary
Sigma blades, ribbon blades, Ball mill dan koloid mill mixer, sigma blade mixer, tumbler
planetary blades mixer yang disertai spray device

Holdich, Richard. (2002). Fundamentals of Particle Technology. ISBN 0-9543881-0-0


Hickey, A., Ganderton, D. Pharmaceutical Process Engineering Volume 112. Drugs and The Pharmaceutical Science
Pemilihan Impeller untuk Liquid-Liquid Mixing
Propeller Turbine Paddle
➔ Digunakan ketika melalukan ➔ Efektif untuk cairan dengan rentang ➔ Simple paddle diigunakan
mixing dengan kapasitas viskositas yang luas, sampai untuk mencampurkan cairan
tinggi (jumlah besar) dengan 7.0 Pascal.second yang miscible dengan viskositas
➔ Efektif pada viskositas rendah ➔ Dapat mencampurkan cairan rendah, sedangkan gate paddle
(maksimum viskositas 2.0
miscible dengan viskositas rendah dapat digunakan untuk
Pascal.second atau slurry
dalam volume yang besar pencampuran dengan viskositas
dengan maksimal 10% bagian
➔ Dapat mencampurkan slurry hingga lebih tinggi
solid dengan partikel yang halus;
baik untuk cairan miscible 60% bagian solid ➔ Digunakan dalam pencampuran
atau immiscible ➔ Dapat digunakan untuk suspensi antasida, agar dan
➔ Tidak efektif pada cairan mencampurkan immiscible liquid pektin, campuran antidiare
dengan viskositas tinggi, > 5 bila ukuran lubang cukup kecil dan seperti bismuth & kaolin
Pascal.second seperti gliserin, dengan kecepatan tinggi sehingga
castor oil, dll dapat digunakan untuk produksi
emulsi dan krim

Hickey, A., & Ganderton, D. (2010). Pharmaceutical process engineering. New York: Informa Healthcare.
Turbine
Propeller Paddle
Viskositas Beberapa Senyawa dalam Sediaan
Farmasi
1 Pascal.second = 1000
centipoise (cp)

Sinko, P. J., & Singh, Y. (2011). Martin's physical pharmacy and pharmaceutical sciences: physical chemical and biopharmaceutical principles in the pharmaceutical
sciences. Walter Kluer.
Derajat Pencampuran
Derajat pencampuran adalah suatu ukuran untuk tingkat relatif
pencampuran dalam sistem aliran kontinu (Danckwerts,1958). Derajat pencampuran dipengaruhi oleh:
● Ukuran partikel relatif, bentuk dan
Definisi lain yaitu suatu ukuran untuk mengetahui sejauh mana kepadatan masing-masing
aliran fluida akan meningkatkan dispersi zat terlarut yang komponen
mengarah ke homogenitas (Wiley, 2015). ● Kadar air, karakteristik permukaan
dan karakteristik aliran
Derajat pencampuran adalah indikator kualitas proses
masing-masing komponen
pencampuran.
● Kecenderungan bahan untuk
beragregasi
Cara yang paling efektif untuk menyatakan derajat ● Efisiensi mixer tertentu untuk
pencampuran adalah dengan mengukur variasi statistik komponen tersebut
dalam komposisi sejumlah sampel yang diambil dari
campuran.

Hickey, A. J., & Ganderton, D. (2001). Pharmaceutical Process Engineering (Drugs and the Pharmaceutical Sciences).
Industries, F. (n.d.). Paper No . : 04 Paper Title : Unit Operations in Food Processing.
Wiley D., Weihs G.F. (2015) Mixing Index. In: Drioli E., Giorno L. (eds) Encyclopedia of Membranes. Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-40872-4_2080-1
c. Ordered Mixing
Derajat Pencampuran Ordered mixing paling mungkin untuk menghasilkan
campuran yang hampir sempurna. Ordered mixing dapat
diperoleh dengan 3 cara, yaitu:
a. Mekanis
b. Adhesi
c. Coating
(Pelapisan)

a. Perfect Mixing b. Random Mixing


Dalam random mixing, setiap partikel individu
dapat bergerak secara independen dan acak.
● Kemungkinan mendapatkan satu
● Virtually impossible Dalam ordered mixing, "satuan" yang teratur
jenis partikel sama di semua lokasi
● Partikel yang diambil dari bergerak secara keseluruhan, bukan secara
pencampuran dan sama dengan individu. Ordered mixing diperoleh ketika obat,
posisi manapun dalam
proporsi partikel itu dalam dalam keadaan terdispersi halus, melekat pada
campuran akan mengandung
campuran total. permukaan partikel pembawa yang jauh lebih
proporsi yang sama dari setiap besar
partikel

Hickey, A. J., & Ganderton, D. (2001). Pharmaceutical Process Engineering (Drugs and the Pharmaceutical Sciences).
Loyd V. Allen, Jr. (2015). Mixing Solids: Random vs Ordered Mixing, Part II. International Journal of Pharmaceutical Compounding,
Parameter Statistik
Coefficient of
Arithmetic Mean Standard Deviation
Variation
atau Number Length Mean

KV = SD/Mean x 100%

Untuk menghitung distribusi ukuran Untuk menghitung persebaran Untuk membandingkan efisiensi 2
partikel partikel atau lebih unit operasi atau 2
ukuran sampel berbeda atau
Keterangan: Pencampuran dilanjutkan hingga komposisi berbeda
N = jumlah sampel mencapai ± 3 SD dari hasil uji dosis
yi dan y = komposisi sampel sampel

A. Rushton, A. S. W. & R. G. H. (1996). Particle Size , Shape and Size Distributions.


K. Sambamurthy. (2007). Pharmaceutical Engineering. New Age International
Matuszek, D. B. (2020). Ultraviolet fluorescence in the assessment of quality in the mixing of granular material. Sustainability (Switzerland), 12(4), 1–13. https://doi.org/10.3390/su12041546
Rhodes, M. (2008). Introduction to Particle Technology: Second Edition. In Introduction to Particle Technology: Second Edition. https://doi.org/10.1002/9780470727102
Derajat Pencampuran
Parameter kuantitatif suatu pencampuran dapat ditentukan
dengan Indeks Pencampuran (M) yang merupakan ukuran
untuk melihat tingkat homogenitas suatu pencampuran. Tujuan:
Indeks pencampuran mengikuti laju orde pertama
● Membandingkan efisiensi dari 2 atau
M = 1-e-kt
lebih operasi pencampuran
atau ● Membandingkan efisiensi dari 2 atau
M = A (1-e-kt) lebih alat pencampuran
Ket: ● Mengoptimasi proses pencampuran
M = Indeks pencampuran berdasarkan waktu pencampuran
t = waktu
A dan k = konstan
*A dan k bergantung pada:
● Mixer geometry
● Karakteristik fisik serbuk
● Proporsi bahan yang dicampurkan
Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Hickey, A. J., & Ganderton, D. (2001). Pharmaceutical Process Engineering (Drugs and the Pharmaceutical Sciences).
Ket:
Derajat Pencampuran M = Indeks pencampuran antara 0
(segregasi sempurna) dan 1 (pencampuran
sempurna)
Indeks pencampuran dapat ditentukan menggunakan standar S = Standar deviasi
deviasi dari sampel pencampuran. Rumus indeks pencampuran S2 = Varians dari sampel pencampuran
berdasarkan Lacey S02 = Varians dari serbuk tidak tercampur
SR2 = Varians dari pencampuran random
q = komponen pencampuran q
p = komponen pencampuran p
atau qp = campuran komponen qp = 1
N = jumlah partikel dalam sampel

Sulaymon. (2010). Prediction of Equilibrium Mixing Index and Optimum Mixing Time for Three solid materials in Fluidized Column. Al-Khwarizmi Engineering Journal, 6(4), 21–30.
Berk, Z. (2009). Mixing Food Process Engineering and Technology, 175–194. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-373660-4.00007-7
Derajat Pencampuran
Contoh:
Sebuah perusahaan farmasi menyiapkan campuran serbuk untuk dibuat
menjadi tablet; 22 kg zat aktif dan 78 kg eksipien dimasukkan ke dalam
mixer serbuk dan dicampur selama 7 menit dengan kecepatan konstan. 10
Sampel pencampuran, masing-masing dengan berat 20 g, dianalisis untuk
kandungan zat aktifnya. Hasilnya, dalam persen, adalah: 21,8, 21,8, 23,0,
21,4, 22,3, 22,0, 22,7, 20,9, 22,0 dan 21,7%. Tentukan indeks
pencampurannya.

Jawab
Konsentrasi zat aktif dalam campuran adalah 22%, p adalah hasil individual
dari sampel

Berk, Z. (2009). Mixing Food Process Engineering and Technology, 175–194. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-373660-4.00007-7
Prinsip solid-solid mixing

Prinsip utama dalam melakukan solid-solid mixing adalah mencegah/


menghindari terjadinya segregasi

Hal Hal yang harus diperhatikan dalam solid-solid mixing :


● Mempunyai ukuran partikel yang seragam
● Mempunyai laju alir yang baik
● Ukuran diameter partikel < 100 mikro meter

1. Holdich R. fundamentals of particle tecnology. 2002. 374–398 p.


Mekanisme Solid Mixing

Convective Mixing

Shear Mixing

Diffusive Mixing
Convective Mixing
Gerakan dari kelompok yang relatif besar
pada partikel yang berdekatan dari satu
tempat ke tempat yang lain dalam campuran.

Mungkin terjadi ketika pisau mixer atau pedal


bergerak melalui campuran.
Shear Mixing
Lapisan bahan bergerak/mengalir di atas
lapisan yang lain sehingga lapisan bergerak
pada kecepatan yang berbeda dan
bercampur pada antarmuka lapisan.

Terjadi ketika aksi mixer menginduksi gradien


kecepatan dalam dasar serbuk.
Diffusive Mixing
Gerakan acak partikel di dalam lapisan serbuk
sehingga partikel mengubah posisi relatif
terhadap satu sama lain.

Terjadi karena partikel serbuk menjadi kurang


rapat dan ada peningkatan ruang udara atau
rongga di antaranya sehingga ada potensi
partikel serbuk untuk melewati ruang kosong
yang tercipta di bawah gaya gravitasi (dalam
tumbling mixer) atau dengan gerakan paksa
(dalam fluidized bed).
Alat Solid-Solid Mixing

Tumbling Mixers
● V Cone/Twin Shell Blenders
● Double Cone Blenders

Convection Blenders
● Ribbon Blenders
● Orbiting Screw Blenders
● Planetary Blenders

Continuous Type
● Barrel Type
● Zig-zag Continuous Blender
Tumbling Mixers
● Diffusion mixer, juga dikenal sebagai tumbling mixer/blender adalah peralatan pencampur
bubuk/padat yang terdiri dari bejana logam tertutup (biasanya baja tahan karat) yang
berputar pada suatu sumbu pada kecepatan optimal.
● Difusi adalah mekanisme utama pencampuran dalam tumbling mixer. Bahan padat (bubuk)
yang akan dicampur dimasukkan ke dalam wadah blender dan pergerakan partikel bubuk
terjadi dengan memiringkan blender (baiknya sudut 27°) menggunakan gravitasi untuk
mendorong aliran.
● Bentuk yang berbeda dari tumbling mixers menghasilkan pergerakan material di berbagai
bidang, yang diperlukan untuk pencampuran yang cepat.
● Contoh dari tumbling mixers: V cone/twin shell blenders, double cone blenders

Carley-Macauly, K. W., & Donald, M. B. (1962). The mixing of solids in tumbling mixers—I. Chemical Engineering Science, 17(7), 493–506. doi:10.1016/0009-2509(62)87001-8
V Cone/Twin Shell Blenders
● Berbentuk V dan terbuat dari stainless steel atau plastik transparan.
● Bahan dimuat sekitar 50-60% dari total volume blender
● Ideal untuk granul yang fragile
● Bahan umumnya diisi melalui 2 cangkang atas bentuk V, dan dikeluarkan
melalui port puncak/ujung
● Ukuran kecil (20 kg) berputar pada 35 rpm, ukuran besar (1 ton) berputar
pada 15 rpm
● Saat blender berputar, material mengalami tumbling motion (gerakan
terjatuh ke bawah)
● Ketika blender dibalik, bahan terpisah menjadi dua bagian. Proses
pemisahan dan penggabungan kembali ini secara terus menerus
menghasilkan pencampuran yang teratur dengan cara mekanis.
Ajwad, M. (2016). Design and Development of V-Blender Machine , Part 5. Integrated Design Project Conference, January, 1–14. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1887.7529
Double Cone Blenders

● Blender terdiri dari kerucut ganda pada poros berputar


● Biasanya digunakan untuk jumlah bahan yang sedikit
● Efisien untuk mencampur bubuk dengan densitas yang berbeda
● Bahan dimuat dan dikosongkan melalui port yang sama
● Tingkat rotasi harus optimal tergantung pada ukuran, bentuk gelas
dan sifat bahan yang akan dicampur
● Tingkat rotasi biasanya berkisar dari 30-100 rpm
● Pencampuran terjadi karena tumbling motion (gerakan jatuh ke
bawah)

Hitesh, S., Swati, M., & Darshana, J. (2011). Process optimization for double-cone blender and application of statistics. International Journal of Pharmaceutical Research, 3(4), 18–23.
Kelebihan dan Kekurangan V Cone dan Double Cone

Kelebihan:
● Jika granul yang fragile harus dicampur, V Cone blender cocok digunakan karena
gesekan minimum
● Dapat mencampurkan bahan dalam skala besar
● Mudah dibersihkan, mengisi/memuat bahan, dan mengeluarkan bahan
● Peralatan ini membutuhkan perawatan minimum

Kekurangan:
● V Cone dan Double Cone Blender membutuhkan ruang dengan atap yang tinggi
untuk pemasangan
● Jika bubuk mengalir bebas, dilusi diperlukan untuk penambahan bahan aktif dosis
rendah
Convection Blenders
● Pencampur konveksi (convection blenders) terdiri dari wadah statis vertikal
atau horizontal (bejana berbentuk silinder, kerucut, berbentuk U atau W).

● Serbuk/padatan disirkulasikan dengan bilah, dayung, atau sekrup yang


berputar.

● Pilihan/subkelas alat pencampur dalam kelompok ini jauh lebih luas karena
biasanya ditentukan oleh bentuk bejana dan geometri impeller.

● Partikel direorientasi dalam hubungannya satu sama lain sebagai akibat dari
gerakan mekanis → dikenal sebagai pencampuran dayung (paddle) atau
pencampuran bajak (plow).

● Pencampuran terdiri dari mekanisme konveksi (convection) dan geser (shear).

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Ribbon Blenders
● Terdiri dari bejana silinder horizontal yang biasanya
terbuka di bagian atas.

● Dilengkapi dengan dua bilah heliks (pita) → dipasang


pada poros yang sama dan terhubung ke penggerak
dengan kecepatan tetap.

● Pita berputar di dalam bejana silinder terbuka dan


partikel dibawa oleh pita yang bergerak.

● Fitur yang dapat divariasikan: penampang pita, pitch,


jarak antara pita bagian luar dan dinding bejana, serta
jumlah spiral pada pita.

● Alat ini dapat digunakan untuk pencampuran padat –


padat maupun cair – padat.

CCPS (Center for Chemical Process Safety). (2005). Guidelines for Safe Handling of Powders and Bulk Solids. New York: American Institute of Chemical Engineers.
Orbiting Screw Blenders
● Terdiri dari wadah berbentuk kerucut dengan sekrup
berputar yang mengangkat partikel dari dasar wadah
ke permukaan.

● Pada saat yang sama, sekrup mengorbit di sekitar


dinding wadah.

● Keuntungan: pencampuran berlangsung cepat dan


konsumsi daya untuk menghasilkan campuran yang
seragam sangat berkurang.

● Dapat digunakan untuk hampir semua aplikasi yang


membutuhkan pencampuran padatan dan beberapa
aplikasi yang memerlukan pencampuran padatan
dengan cairan.

CCPS (Center for Chemical Process Safety). (2005). Guidelines for Safe Handling of Powders and Bulk Solids. New York: American Institute of Chemical Engineers.
Planetary Blenders

● Dikenal sebagai pencampur vertikal dan biasa disebut


beater.

● Terdiri dari jangkar berbentuk dayung/agitator yang


berputar dalam bejana berbentuk silinder dengan
dasar hemispherical (setengah bola).

● Dinamakan demikian karena memiliki agitator (terdiri


dari beberapa bilah atau jari vertikal) yang berputar
mirip dengan cara planet bergerak mengelilingi
matahari.

● Gerakan planetary blenders sangat efektif dalam


mencampur isi bejana.

Pharmapproach. (2020). Blending and Mixing Equipment: Convective Mixers. Retrieved from https://www.pharmapproach.com/convective-mixers/#planetary
Kelebihan Kekurangan
● Menghasilkan campuran dengan
cepat dan kurang rentan terhadap
segregasi dibandingkan campuran ● Memiliki “titik mati” di mana
yang dihasilkan oleh Tumble pergerakan material menjadi
Blenders. terbatas di area tersebut.

● Bahan harus dimasukkan ke wadah ● Mungkin sulit untuk dibersihkan.


perantara untuk dipindahkan ke unit
operasi berikutnya.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Continuous type

Barrel Type

❏ Material dicampur berdasarkan gerakan


jatuh dari partikel
❏ Keberadaan baffle dapat meningkatkan
ketercampuran (mixing)
❏ Ketika material mencapai bagian tengah
dari shell, maka baffle akan menyebabkan
bagian dari material bergerak ke belakang
→ sehingga dapat menghasilkan
pencampuran dari bahan yang intens
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
❏ Mudah dioperasikan dan efisiensi besar
❏ Dapat digunakan untuk mencampur bahan dalam kapasitas besar

Kekurangan:
❏ Memerlukan ruang dengan bagian atap yang tinggi untuk dilakukan pemasangan
❏ Pembersihan alat mungkin dapat terjadi kesulitan
Continuous type
Zigzag Type

❏ terdiri dari beberapa Blender berbentuk V yang disatukan.


Beroperasi berdasarkan jatuhnya partikel, tanpa pengikis
internal dan perangkat pengaduk
❏ Gerak yang dihasilkan adalah gerak menggelinding →
sehingga partikel tidak dihancurkan
❏ Laju aliran tergantung pada → kecepatan rotasi dan sudut
kemiringan di mana sumbu rotasi diatur, yang dapat
disesuaikan.
❏ Digunakan untuk mencampur padatan dengan padatan
atau mencampur padatan dengan cairan → cairan
ditambahkan melalui kepala dispersi di drum yang
mengubah cairan menjadi kabut lalu dengan cepat
dimasukkan ke dalam solid.

CCPS (Center for Chemical Process Safety). (2005). Guidelines for Safe Handling of Powders and Bulk Solids. New York: American Institute of Chemical Engineers.
Solid Liquid Mixing
● Sistem solid-liquid mixing merupakan sistem yang digunakan untuk
mendispersikan aglomerat, menjaga partikel padat dalam suspensi,
mencampurkan partikel padat dan koloid dalam cairan, dan mencampurkan
dua cairan (co/: cat)
● Alat yang digunakan: mixer, berfungsi sebagai pengaduk, bioreaktor,
fermentor, kristalisasi, dan mengubah fase padat.
● Proses yang terlibat: pembasahan, dispersi partikel padat, dan pelepasan dan
penggabungan partikel ke dalam cairan
● Hasil akhir mixing yang diharapkan: homogen, padatan terdisolusi dalam cairan
atau padatan disuspensi ke dalam medium cair.
Proses yang Terlibat dalam Solid-Liquid
Mixing

Pelepasan Partikel
Tegangan
padat ke dalam
Permukaan
Cairan
- Disolusi
- Dispersi
Tegangan Permukaan
● Molekul yang berada di fase bulk akan
berada dalam satu keseimbangan terhadap
gaya antarmolekul.
● Interaksi antar molekul bergantung pada
pemadatan fasa dan distribusi antar partikel.
● Dalam hal ini, tegangan permukaan bernilai
positif karena terdapat gaya tarik menarik
pada agregat molekul dan kohesi.
● Pada tegangan permukaan, sistem akan
memberikan energi untuk meningkatkan luas
permukaan untuk mengurangi ukuran
partikel solid.
Pelepasan Partikel Padat ke Cairan
● Pelepasan partikel padat ke dalam cairan
dapat dilakukan dengan cara suspensi atau
dispersi.
● Suspensi : partikel padat disuspensikan ke
dalam alat melalui pipa yang dihubungkan ke
hopper. Tujuan suspensi untuk membawa
partikel padat dan memberikan laju alir ke
cairan tanpa merusak partikel padat.
● Dispersi padatan ke cairan dilakukan dalam
waktu yang singkat dengan memanfaatkan
proses disolusi dan pelelehan. Padatan
didispersikan menjadi sferis.
Mekanisme Liquid Mixing

Bulk Transport Turbulent Transport

Molecular Diffusion Laminar Transport


Lachman, L., Schwartz, J.B., and Lieberman H.A., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms., Tablets, 2nd Ed, 492, Marcell Dekker Inc., New York.

Mekanisme Liquid Mixing

Bulk Transport
Pencampuran yang melibatkan pergerakan dalam jumlah yang relatif besar dari material
yang akan dicampurkan, mekanisme ini cenderung menghasilkan tingkat pencampuran
yang besar tetapi meninggalkan cairan di dalam massa bergerak tidak tercampur

Turbulent Mixing
Pencampuran yang dilakukan dengan cara memberikan pergerakan pada molekul secara paksa
(turbulen). Keefektifan pencampuran disebabkan karena perubahan yang konstan dalam
kecepatan dan arah pergolakan. Di dalam fluida yang bergolak, ada kelompok-kelompok kecil
molekul yang bergerak bersama sebagai satu kesatuan, yang disebut pusaran. Pusaran ini
mengecil dan digantikan oleh pusaran baru. Perubahan konstan dalam kecepatan dan arah
gerakan berarti turbulensi yang diinduksi adalah mekanisme pencampuran yang efektif
Lachman, L., Schwartz, J.B., and Lieberman H.A., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms., Tablets, 2nd Ed, 492, Marcell Dekker Inc., New York.

Mekanisme Liquid Mixing

Laminar Mixing
Aliran laminar sering terjadi jika cairan yang sangat kental diproses. Jika dua cairan yang
tidak sama dicampur melalui aliran laminar, shear yang timbul dapat meregangkan antar
permukaan di antara keduanya. Proses ini diperlukan waktu yang panjang agar
lapisan-lapisan dari cairan-cairan yang berbeda dapat mencapai dimensi molecular.

Difusi Molekuler
Pencampuran pada tingkat molekul di mana molekul berdifusi karena gerakan termal
molekul. Merupakan transfer massa yang disebabkan oleh gerakan molekul secara acak
dan dominan pada fluida yang diam atau fluida yang mengalir laminar.
Alat Solid-Liquid Mixing

Konsentrasi Solid Rendah


Solid-liquid mixing dengan konsentrasi solid yang
rendah.
a. Paddle mixer
Pasta
b. Propeller mixer Solid-liquid mixing dengan konsentrasi solid
c. Turbine mixer dan liquid hampir sama atau membentuk
pasta semisolid.
a. Sigma blade
b. Triple ball mill
Konsentrasi Liquid Rendah c. Colloid mill

Solid-liquid mixing dengan konsentrasi liquid yang


rendah.
a. Tumbling mixer
b. Ribbon mixer
c. Planetary mixer
Paddle Mixer
- Untuk mengaduk jenis liquid yang begitu kental dengan
pencampuran sedikit bahan yang memiliki granul tebal.
pengaduk jenis ini digunakan dengan putaran yang sangat
rendah antara 25 - 50 rpm. Aplikasi dari mesin ini dipakai
untuk pengadukan liquid, bahan perekta, kosmetik dan
lainya yang mengadung minyak atau sejenisnya.

Kelebihan :
- Homogenitas pencampuran yang sangat baik dalam waktu
yang cepat
- Tahan abrasi dan tugas berat untuk beberapa material
abrasif
- Katup pelepasan ukuran besar untuk meminimalkan residu

kekurangan
- tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil
Propeller mixer
- Digunakan pada kecepatan berkisar antara 500
rpm hingga 2800 rpm (revolution per minuts)
di biasanya digunakan dan diaplikasikan pada
cairan dengan tingkat viskositas yang rendah.

Kelebihan
- Mempunyai stabilitas yang lebih besar
- Daya tahan yang dibutuhkan untuk masa pakai
yang lama

Kekurangan
- Tidak efektif pada viskositas tinggi atau cairan
kental.
Sigma Mixer
- Sigma mixer adalah sepasang pisau yang bekerja sama dan berputar Σ menghasilkan efek
geser yang kuat sehingga bahan semi-kering atau bahan plastik kental karet dapat
membuat material bereaksi dengan cepat untuk mendapatkan pencampuran seragam
- menurut proses yang berbeda dapat diatur ke kecepatan yang berbeda, kecepatan yang
paling umum adalah 42/28 RPM

Kelebihan :
- Digunakan dalam viskositas tinggi
- Membuat pencampuran menjadi konstan
Kekurangan
- Tidak cocok digunakan pada viskositas rendah
Turbine Mixer
● Turbine mixer adalah pencampur yang efektif pada rentang
viskositas yang luas.
● Terdiri dari sejumlah blade yang terpasang pada piringan
bundar.
● Diameter turbin bervariasi 30-50% dari diameter vessel.
● Pada dasarnya semua turbine mixer memiliki motor, peredam
kecepatan, poros, dan impeller.
● Turbin berputar pada kecepatan yang lebih rendah daripada
propeller (50-200 rpm)
● Biasanya dipasang secara vertikal pada garis tengah tangki.
● Prinsip: turbine mixer adalah alat mekanis yang digunakan
dalam pencampuran berbagai jenis cairan. Turbine mixer
bekerja terutama berdasarkan prinsip shearing action.

Paul, E. L., Atiemo-Obeng, V. A., & Kresta, S. M. (2004). Handbook of Industrial Mixing: Science and Practice. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Sahoo, Subhashree. (2020). Pharmaceutical Engineering (Theory) Unit III. Department of Pharmaceutics, Kanak Manjari Institute of Pharmaceutical Sciences.
● Jenis impeller turbin mixer: Open straight blade turbine, vertical curved
blade turbine, dan pitched blade turbine
● Turbin menghasilkan aliran radial dan tangensial, tetapi ketika kecepatan
meningkat aliran radial mendominasi. Pada pitched blade turbine
menghasilkan aliran axial.
● Di dekat impeller arus cepat, turbulensi tinggi, dan aliran menjadi jelas
membentuk pusaran.

Kelebihan:
● Turbin memberikan gaya geser yang lebih besar daripada
propeller, sehingga turbin cocok untuk preparasi emulsi.
● Efektif untuk larutan dengan viskositas luas hingga 7,0
pascal-second.
● Turbin juga dapat digunakan untuk menangani slurry dengan
60% padatan.
● Turbin cocok untuk cairan dengan volume besar,
Kekurangan: memiliki laju pemompaan yang lebih lama.

Sahoo, Subhashree. (2020). Pharmaceutical Engineering (Theory) Unit III. Department of Pharmaceutics, Kanak Manjari Institute of Pharmaceutical Sciences.
Triple Roll Mill
A
● Triple roll mill dilengkapi dengan tiga rol yang dipasang
bersentuhan satu sama lain dan berputar pada kecepatan yang D
berbeda. B
C
● Bahan dibiarkan melewati hopper A, di antara rol B dan C dimana
ukurannya diperkecil. Kemudian bahan dilewatkan di antara rol C
dan D dimana ukurannya dikurangi lebih lanjut dan diperoleh
campuran yang halus. Setelah melewati rol C dan D, bahan
dikeluarkan melalui scrapper.
● Dalam skala besar, roll mill digunakan untuk mendapatkan salep
dengan ukuran tekstur halus dan seragam. Salep kasar yang
melewati rol yang bergerak dimana ukuran partikelnya berkurang
dan diperoleh produk halus yang seragam komposisi dan
teksturnya.
● Keuntungan: triple roll mill menghasilkan dispersi yang sangat
seragam dan cocok untuk proses berkelanjutan.

Bhat, B., & Agrawal, S.S. (2007). Pharmaceutical Engineering: Mixing. New Delhi: Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research.
Colloid Mill
● Berguna untuk penggilingan, pendispersi, homogenisasi dan
penguraian aglomerat dalam pembuatan emulsi, salep, krim,
minyak, dan lainnya.
● Mekanisme: bahan yang akan diproses dimasukkan ke hopper
sehingga melewati elemen rotor dan stator di mana bahan
tersebut mengalami gaya geser dan hidrolik yang tinggi.
● Kecepatan putaran rotor bervariasi (3.000-20.000 rpm).
● Hampir semua energi yang dipasok diubah menjadi panas dan
gaya geser dapat meningkatkan suhu produk, sehingga
dilengkapi dengan pendingin.
● Keuntungan:
○ Distribusi partikel yang sangat halus melalui gaya geser
yang optimal.
○ Kapasitas tinggi dengan kebutuhan ruang minimal.
○ Penanganan cepat dan pembersihan mudah.

Bhat, B., & Agrawal, S.S. (2007). Pharmaceutical Engineering: Mixing. New Delhi: Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research.
Permasalahan Mixing
Mixing Solid-Solid
● Aglomerasi Partikel
Aglomerasi partikel dapat terjadi pada pencampuran solid-solid jika shear force yang
diaplikasikan pada powder bed tidak cukup untuk melampaui gaya tarik antar partikel padat.
Jika aglomerat terbentuk, ia dapat bergerak tanpa mengalami dispersi di seluruh powder
bed dan menghasilkan campuran yang buruk (poor blend).

● Demixing
Keseragaman (Uniformity) campuran dapat memburuk jika waktu pencampuran semakin
lama. Demixing dapat terjadi pada serbuk yang mengalir bebas (free flowing, kohesi
rendah) maupun serbuk kohesif.
Partikel yang lebih besar cenderung mengalir lebih baik dibandingkan partikel berukuran
kecil, yang juga dapat mengarah ke segregasi yang menjadi penyebab utama demixing.
Pada serbuk kohesif, segregasi dapat muncul karena adanya aglomerasi antar partikel
serbuk. Demixing jarang muncul pada formulasi farmasetik kecuali pada pencampuran
dengan waktu yang sangat lama.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Permasalahan Mixing
Mixing Solid-Solid

● Segregasi
Segregasi merupakan fenomena dimana partikel dengan karakteristik yang sama (ukuran,
komposisi, densitas, resiliensi, muatan, dll) terdistribusi ke berbagai zona yang berbeda di
dalam alat atau proses. Segregasi dapat mempengaruhi konsentrasi senyawa obat dan
menyebabkan masalah keseragaman (uniformity), yang dapat mengarah ke masalah sifat
fisikokimia sediaan. Segregasi rentan dan paling sering terjadi saat serbuk yang sudah
dicampur dikeluarkan atau di-transfer ke tempat lain.

● Penempelan partikel bahan pada dinding mixer/ blender


Kelembaban relatif pada ruang produksi yang rendah dapat menyebabkan partikel
menempel ke dinding alat mixer atau blender dan menyebabkan perubahan pada bentuk
sediaan yang dihasilkan. Masalah ini dapat dideteksi dengan melepas, membongkar,
mengecek, dan memeriksa alat.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Permasalahan Mixing
Mixing Solid-Solid

● Keseragaman (Uniformity) dan Homogenitas


Pada pencampuran material solid-solid, masalah terkait keseragaman dapat disebabkan
karena pencampuran yang tidak optimum, error saat mengambil sampel, segregation after
discharge, analytical error, dan distribusi partikel yang tidak merata.

Augsburger, Larry & Hoag, Stephen. (2008). Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets: Volume 1: Unit Operations and Mechanical Properties.
Permasalahan Mixing
Mixing Solid-Liquid

● Keseragaman (Uniformity) dan Homogenitas


○ Terutama terjadi pada pencampuran atau blending solid dengan sejumlah kecil
liquid (biasanya pada proses granulasi serbuk). Pencampuran dalam kasus ini dapat
dilakukan dengan menyemprotkan liquid dalam bentuk droplet halus ke material
serbuk yang bergerak secara terus-menerus sehingga semua partikel serbuk dapat
terpapar oleh cairan. Dapat digunakan closed ribbon mixer, planetary mixer, dan
sigma blade mixer.
○ Juga terjadi pada pencampuran solid dan liquid jika fase solid yang akan
dicampurkan juga merupakan campuran. Untuk mengatasi masalah ini, material solid
harus dipastikan benar-benar telah tercampur lebih dahulu sebelum ditambahkan
dengan liquid.

Hickey, A. J., & Ganderton, D. (2001). Pharmaceutical Process Engineering (Drugs and the Pharmaceutical Sciences).
Permasalahan Mixing
Mixing Liquid-Liquid

● Kelarutan dan Viskositas (Miscibility and Viscosity)

Menambahkan satu cairan ke cairan lain mudah apabila cairannya dapat


bercampur. Sedangkan, menggabungkan cairan dengan viskositas yang berbeda
bisa lebih sulit daripada menggabungkan cairan dengan sifat fisik yang serupa.
Pencampuran cairan dengan viskositas yang berbeda biasanya hanya
membutuhkan perpanjangan waktu pencampuran tetapi waktunya dapat
bervariasi tergantung pada perbedaan viskositas. Selain itu, juga memerlukan laju
penambahan yang terkontrol.

Dickey, D.S. (2015). Tackling Difficult Mixing Problems. American Institute of Chemical Engineers (AlChE). Retrieved from: www.aiche.org/cep
Permasalahan Mixing
Mixing Liquid-Liquid

● Pusaran (Vortex)
Dalam pencampuran yang baik, diperlukan pusaran pusat yang kuat pada
permukaan tangki berpengaduk agar seluruh isi tangki bergerak dalam rotasi.
Jika semua cairan berputar bersama, hampir tidak ada pencampuran yang terjadi
dalam arah radial atau aksial. Maka, untuk mengendalikan pusaran dan pusaran
yang berlebihan adalah menggunakan baffles. Baffles biasanya 3 atau 4 pelat
vertikal yang memanjang keluar dari dinding tangki untuk mengarahkan aliran
rotasi dari impeller ke arah vertikal. Untuk menghindari stagnan, sebagian besar
baffles juga dipasang dengan celah antara baffles dan dinding tangki.

Dickey, D.S. (2015). Tackling Difficult Mixing Problems. American Institute of Chemical Engineers (AlChE). Retrieved from: www.aiche.org/cep
Permasalahan Mixing
Mixing Liquid-Liquid

● Perilaku Non-Newtonian (Non-Newtonian Behavior)


Salah satu sifat yang sangat sulit adalah viskositas non-Newtonian. Viskositas
memiliki efek menahan gerakan fluida sehingga gerakan yang diciptakan oleh
impeller mixer dalam fluida kental dapat mati sebelum menggerakkan seluruh isi
tangki. Dengan semua cairan non-Newtonian, ada potensi bahwa sebagian tangki
akan tetap tidak tercampur karena gerakan fluida yang tidak memadai. Maka,
salah satu pendekatan untuk mencampur cairan ini dan cairan kental lainnya
adalah dengan menggunakan impeller besar atau ganda sehingga cairan tidak
harus bergerak jauh dari mixer untuk mencapai bagian lain dari tangki.

Dickey, D.S. (2015). Tackling Difficult Mixing Problems. American Institute of Chemical Engineers (AlChE). Retrieved from: www.aiche.org/cep
Permasalahan Mixing
Mixing Liquid-Liquid

● Emulsifikasi (Emulsification)
Emulsi merupakan kombinasi dari fase minyak dan fase air dimana salah satunya
terdispersi dalam yang lain. Untuk membentuk emulsi yang stabil, fase terdispersi
harus dicegah agar tidak menyatu. Pencampuran yang lebih intens dapat
mengurangi jumlah penstabil (surfaktan) yang dibutuhkan atau penstabil yang
lebih banyak dapat mengurangi intensitas pencampuran yang diperlukan untuk
membentuk emulsi. Pembentukan emulsi membutuhkan pencampuran
high-shear dimana seringkali digunakan blade impeller khusus. Pada beberapa
kasus juga membutuhkan kecepatan tinggi dan mixer rotor-stator.

Dickey, D.S. (2015). Tackling Difficult Mixing Problems. American Institute of Chemical Engineers (AlChE). Retrieved from: www.aiche.org/cep
Thank You
QnA
1. Salah satu parameter dari mixing adalah dengan menetapkan derajat pencampuran (index
mixing), bagaimana cara samplingnya?
2. Apakah validasi mesin dilakukan saat pertama kali menggunakan mesin tersebut atau
bagaimana?

Anda mungkin juga menyukai