Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA


JURUSAN FARMASI

JURNAL FORMULA TFS SOLIDA


KEMPA LANGSUNG-TABLET FUROSEMID

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :1
KELAS :A
ASISTEN : LEVANA VELENCIA TANRIONO
NILAI NILAI
NAMA NIM TUGAS
DOKUMEN DISKUSI
Ni Luh Putu PREFORMUL
G 701 19 101
Dwijayanti ASI
Inggrid Alvionita H PREFORMUL
G 701 19 132
Lago ASI
Putri Amalia FORMULASI
G 701 19 100
Haruna
Ma’rifatul Serin
G 701 19 012 FORMULASI
Aulia
Alifia Ramadhani
G 701 19 047 KEMASAN
Emili
Rahma Mutiani G 701 19 141 KEMASAN
KEMASAN
Syafira Chantika G 701 19 135
EVALUASI
Syamsul aditnya G 701 19 002
EVALUASI
Sushmita G 701 16 128
Tegar kristo EVALUASI
G 701 18 011
manopo

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
I. Rancangan produk
Nama produk : FUROTABLET®
Nama perusahaan : Onegroup
Nomor registrasi sediaan : DKL201301A1
Kandungan ampisilin/tab : 40 mg
Bobot tablet : 100 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 10 tablet

Formula
Setiap 40 mg sediaan mengandung :
No. Nama bahan Fungsi Jumlah
% mg/ml
1. Furosemide Zat aktif - 40 mg
2. Gelatin Bahan pengikat 2% 2 mg
3. Laktosa Bahan pengisi qs 41 mg
4. Amilum Desintegran 10% 10 mg
5. Mg.stearat Lubrikan 2% 2 mg
6. Talk Glidan 5% 5 mg

Bahan kemas
Primer : Aluminium Foil
Sekunder : Individual folding box
Label : Stiker
Leaflet : Kertas 70 gsm
III. Rancangan Batch Produksi
Nama perusahaan : Onegroup
Nomor registrasi produk : DKL201301A1
Table master Batch
No. No item Nama bahan Fungsi Jumlah
Per Per
pcs batch
1 A-001 Furosemide Zat aktif 40 400
mg mg
2 B-001 Gelatin Bahan
2 mg 20 mg
pengikat
3 B-002 Laktosa Bahan 41 410
pengisi mg mg
4 B-003 Amilum(pati) Desintegran 10 100
mg mg
5 B-004 Talk Glidan 5 mg 50 mg
6 B-005 Magnesium Lubrikkan
2 mg 20 mg
stearate
III. Dasar Formulasi
1. Dasar pemilihan zat aktif
• Furosemide diserap dengan cepat setelah dikonsumsi, bioavailabilitasnya 60%
(Barceloux, D. dan Robert, B., 2012)
• Furosemide adalah salah satu Loop diuretic standar turunan sulfonamide.
Furosemide adalah terapi awal dalam paru-paru akut (Opie, L. dan Bernard, J.,
2011)
• Furosemide adalah turunan sulfonamide yang mirip dengan diuretik tiazid.
Furosemide dengan cepat diserap dari usus dan sangat terikat pada protein
plasma (Doyle, A., 2019)

2. Dasar pembuatan zat aktif menjadi sediaan


• Tablet furosemide tablet adalah sediaan padat yang dibuat dengan cara
kompresi atau dipadatkan mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan
tambahan (Edy, H. dan Karlah, E., 2020)
• Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan aktif tunggal atau lebih dan
disempurnakan melalui tambahan bahan pengisi atau tanpa bahan tambahan
pengisi (Lazuardi, M., 2019)
• Tablet adalah suatu sediaan padat yang dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan
(Murtini, G. dan Yetri, E., 2018)

3. Dasar pemilihan kekuatan sediaan.


• Furosemide adalah Loop diuretik dengan dosis 40 sampai 60 mg per hari
(Chakravarty, D., 2010)
• Dosis furosemid yaitu 40 mg (Yahya, A., F., 2010)
• Dosis yang biasa digunakan untuk furosemide adalah 40 mg (Edmunds, M. dan
Maren, S., 2014)
4. Dasar pemilihan zat tambahan
• Laktosa
➢ Laktosa adalah bahan tertua dan banyak digunakan sebagai bahan pengisi
tablet yang digunakan secara oral (Vacca. J., 2020)
➢ Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa,
contohnya laktosa (Yamlean, 2020).
➢ Laktosa dapat mengalami deformasi plastis (Irreversivel) dalam
pencetakan sehingga penggunaannya sebagai bahan pengisi tablet sangat
menguntungkan ( Fatmawaty, dkk, 2015).
• Gelatin
➢ Tablet yang diproduksi dengan menggunakan gelatin sebagai bahan
pengikatnya memiliki tingkat kekerasan yang sama dengan yang
menggunakan PVP K30 sebagai bahan pengikat (Tjandrawina, 2016).
➢ Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan yaitu gelatin (Sahidin,
2020)
➢ Pemilihan gelatin dikarenakan gelatin merupakan pengikat yang baik dan
dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat(Aisyiah, 2018).

• Amilum
➢ Amilum merupakan jenis bahan penghancur yang paling umum digunakan
dan harganya juga yang murah. Konsentrasi 5-20% (Fatmawaty, dkk,
2015).
➢ Bahan penghancur memiliki fungsi menghancurkan tablet menjadi granul
ketika kontak dengan cairan tubuh atau cairan dalam saluran cerna. Contoh
bahan penghancur adalah pati (Amilum) (Edy. H dan karlati. L, 2020).
➢ Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul,
selanjutnya menjadi partake-partikel penyusun sehingga akan
meningkatkan kecepatan disolusi tablet. Contohnya amilum dengan
konsentrasi 5-20% (Murtini. G dan Yetri. E, 2018)
• Magnesium stearate
➢ bahan pelican (Lubrikan) berfungsi mengurangi gesekan selama
pengembaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat
pada cetakan. contoh bahan pelican ; magnesium stearate, asam stearate,
dll (Ambari.Y dan Amarullah. A., 2021).
➢ Magnesium stearat bersifat hidrofobik dan dapat menghambat
pembubaran obat dari bentuk sediaan padat; maka konsentrasi yang
digunakan sebaiknya rendah(Rowe, Raymond C,et al. 2006 : 405).
➢ Magnesium stearat memiliki kekuatan geser rendah dan membentuk film
antarpart yang menolak keausan dan mengurangi keausan permukaan.
(Gibson, Mark. 2009 : 392)

• Talk
➢ Gliran biasa disebut glidan, walaupun beberapa glidan mempunyai
sifat-sifat lubrikan atau antilekat. aktifator aliran juga memperbaiki
sifat aliran serbuk dengan mengurangi adhesi dan kohesi. beberapa
glidan yang biasa digunakan antara lain talk, pati jagug dll (Fatmawaty,
dkk, 2015).
➢ Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalirkan serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa
proses granulasi (Tim MGMP pati, 2015).
➢ Glidanst ditambahkan dalam formulasi untuk
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga
massa tersebut dapat mengisi de dalam jumlah yang seragam. tak lebih
baik digunaakan sebagai glidan dengan konsentrasi 1-5% (Murtini. G
dan Elisa. Y., 2018).

5. Dasar pemilihan bahan kemasan


• Kemasan adalah wadah untuk meningkatkan nilai dan fungsi sebuah produk
(Rahardjo, 2019).
• Kemasan sekunder atau disebut juga transport packaging diperlukan untuk
melindungi kemasan primer selama dalam penyimpanan di gudang serta saat
distribusikan ke pelanggan partai besar maupun pelanggan-pelanggan eceran
(Julianti., S, 2014).
• Pengemasan juga disebut pembungkusan pewadahan atau pengepakan dan
merupakan salah satu cara pengawetan bahan karena pengemasan dapat
memperpanjang umur simpan bahan (Waziiroh dan Yuwono, 2019).

6. Dasar pemilihan metode kempa langsung


• Metode cetak langsung adalah memperoleh tablet dengan cara langsung
mengempa campuran zat aktif dan zat tambahan pada mesin pencetak tablet
(Edy, H dan Farlah, L. 2020).
• Metode cetak langsung merupakan pembuatan tablet dengan metode cetak
langsung dimana campuran obat dan semua bahan obat tambahan (pengisi,
penghancur, pelincir) dicampur kemudian dicetak (Fatmawaty, dkk. 2015).
• Metode kempa langsung adalah proses ketika tablet dikempa langsung dari
campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai (termasuk pengisi,
disintegran, dan lubrikan) yang akan mengalir dengan seragam ke dalam
lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kuat (Murtini, G dan
Yetri, E. 2018).
IV. Skema Kerja
1. Skema
Alat dan Bahan

-Disiapkan
Zat aktif dan bahan
tambahan

- Ditimbang
bahan pengikat dan zat aktif
furosemide

- dicampur dan tambahkan

Laktosa dan amilum

- campur sampai berbentuk


Mg. stearate dan talk

-Dicampur dan kempa


Tablet

Kemas

2. Peralatan
- Alat cetak tablet
- Timbangan analitik
- Cawan porselin
- Sendok tanduk
V. INFORMASI BAHAN AKTIF

V.1. Uraian Farmakologi

1. Furosemide (MIMS, 2021)

Nama : Furosemide
Kelas farmakologi : Antidiuretic
Indikasi : Pasien dengan retensi cairan yang berat (edema, ascites),
hipertensi, heart failure, edema paru akut, edema pada
sindrom nefrotik, insufisient, renal kronik, sirosis hepatic
Mekanisme kerja : Menghambat penyerapan ion natrium dan klorida pada
protul proksimaldan distal serta loop of henle. Dengan
merusak system kontransportasi yang mengikat klorida
menyebabkan peningkatandalam air, kalsium,
magnesium, sodium dan klorida.
Kontraindikasi : Hipokalemia, hyponatremia, anusi (obstruksi part renal),
pasien yang alergi terhadap preparate sulfat.
Efek samping : Hipotensi, hyponatremia, hipokalemia, hipokalsemia,
hiperurisemia, ototoksisitas, hiperglikemia,
meningkatkan LDL kolesterol fdan menurunkan HDL.
Dosis dan pemberian : Oral ; edema; dewasa, dosisawal 40 mg pada pagi hari,
penunjang 20-40 mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg
sehari pada udem yang resisten. Anak, 1-3 mg/kg/BB
sehari maksimal 40 mg.
Interaksi obat : Pemberian Bersama aminoglikosida dan cisplatin
meningkatkan ototoksisitas. Aminoglikosida, sefaloridin
meningkatkan nefrotoksisitas, ACE inhibito penurunan
tekanan darah secara tajam. Efek antagonisme dengan
indometasin, potensiasi efek dengan salisilat, teophylin,
lithium, relaksasi otot. Hipokalemia dapat menimbulkan
toksisitas digitalis.
Farmakokinetika : Absorbs : bioavailabilitas 47-64%, Distribusi : protein
terikat 91-99%, metabolism : dihati 10% dan ekresi :
urine 50%.
V.2. Uraian sifat fisika-kima bahan aktif

1. Furosemide (FI edisi IV 1995 ; 400)

Nama resmi : FUROSEMIDUM


Nama lain : Furosemide
RM/BM : C12H11ClN2O5S/330,74
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, putih hamper kuning, tidak berbau.


Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dalam
dimetilformamida dan dalam larutan alkali hidroksida, larut
dalam methanol, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut
dalam eter, sangat sukar larut dalam kloroform.
Khasiat : Antidiuretikum
Kegunaan : Sebagai zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup bai, tidak tembus cahaya.
Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas : Tidak dicampur atau dilarutkan dengan glukosa dan larutan
asam lainnya. (HPE, 2009)
2. Laktosa (FI edisi III 1979 : 338)
Nama resmi : LACTOSUM
Nama lain : Laktosa
RM/BM : C11H12011/360,31
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak
berbau, dan rasa sedikit manis. Stabil di udara., tetapi mudah
menyerap bau.
Kelarutan : Mudah (pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak
larut dalam kloroform dan eter
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan pengisi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Laktosa memiliki stabilitas yang baik dan merupakan zat yang
dapat memberikan pelepasan laju dan zat aktif yang baik.
Inkompatibilitas : Reaktif dengan mengoksidasi agen (HOPE, 2009)
3. Gelatin (FI edisi IV, 1995 ; 404)
Nama resmi : GELATINUM
Nama lain : Gelatin
RM/BM : -/-
Rumus Struktur : -
Pemerian : Lembaran, kepingan atau potongan atau serbuk kasar sampai
halus; kuning lemah atau coklat terang; warna bervariasi
tergantung ukuran partikel. Larutannya berbau lemah seperti
kaldu. Jika kering stabil di udara, tetapi mudah terurai oleh
mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan. Gelatin tipe
A menunjukan titik isoelektrik antara pH 7 dan pH 9; gelatin
tipe B menunjukan titik isoelektrik antara pH 4,7 dan pH 5,2.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin; mengembang dan lunak bila
dicelup dalam air; menyerap air secara bertahap sebanyak 5
sampai 10 kali beratnya; larut dalam air panas, dalam asam
asetat 6 N dan dalam campuran panas gliserin dan air; tidak
larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan pengikat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Stabilitas : Gelatin kering stabil diudara. Gelatin basah juga stabil untuk
waktu yang lama jika disimpan dalam kondisi dingin.
Inkompatibilitas : Gelatin adalah bahan amfoter yang akan bereaksi dengan
asam. (HOPE, 2009)
4. Amilum (FI edisi IV 1995 : 685)

Nama resmi : AMYLUM (STARCH)


Nama lain : Pati
RM/BM : C6H10O5)n/50 000–160 000
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih,


tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dalam air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan penghancur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Bila digunakan sebagai pengencer atau disintesis dalam
bentuk sediaan padat, pati dianggap inert di bawah
penyimpanan normal. Namun, larutan pati atau pasta yang
panas
secara fisik tidak stabil dan mudah terserang mikroorganisme
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat. Terbentuk
senyawa inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium.
(HOPE, 2009)
5. Talk (FI edisi III, 1979 : 728)

Nama resmi : TALCUM


Nama lain : Talk
RM/BM : Mg6(Si2O5)4(OH)4/379.259
Rumus Struktur :

Pemerian : Bedak yang sangat halus, putih keabuan-abuan, tidak berbau,


kristal bubuk. Ini mudah melekat pada kulit dan lembut untuk
menyentuh dan bebas dari grittiness.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam encer asam dan basa, organic pelarut
dan air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan glidan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Talk adalah material stabil dan memungkinkan disterilisasi
dengan melakukan pemansan pada suhu 160˚C pada waktu
kurang dari 1 jam. Itu juga distrerilkan dan menggunakan
etilen oksida atau radiasi sinar gamma.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan campuran quartenary ammonium.
(HOPE, 2009)
6. Magnesium stearat (FI edisi III, 1979 : 254)

Nama resmi : MAGNESII STEARAS


Nama lain : Magnesium stearate
RM/BM : C36H70MgO4/591,4
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk sangat hablur, berwarna putih terang, sedikit jika


disentuh, lengket dikulit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol (95%) hangat.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan lubrikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tempat kering.
Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam besi.
Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
Magnesium stearat tidak bisa digunakan pada produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan kebanyakan
garam alkaloid. (HPE, 2009)
VI. Perhitungan
Furosemid 40mg
Dl = 20-40 mg
Dm = 600 mg/hari
1. Dosis lasim
Umur Rumus Perhitungan Hasil
(Tahun) (mg)
6
𝑛 × (20
6 × 𝐷𝐿 6 + 12 6,66-13,2
𝑛 + 12
− 40)
7
𝑛 × (20
7 × 𝐷𝐿 7 + 12 7,36-14,4
𝑛 + 12
− 40 )
8
𝑛 × (20
8 × 𝐷𝐿 8 + 12 8-16
𝑛 + 12
− 40 )
9-18
𝑛 9
9 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 )
20 20
𝑛 10
10 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 )
20 20 10-20
𝑛 11
11 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 11-22
20 20
𝑛 12
12 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 12-24
20 20
𝑛 13
13 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 13-26
20 20
𝑛 14
14 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 14-28
20 20
𝑛 15
15 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 15-30
20 20
𝑛 16
16 × 𝐷𝐿 (20 − 40 ) 16-32
20 20
𝑛 17
17 × 𝐷𝐿 (20 − 40 ) 17-34
20 20
𝑛 18
18 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 18-36
20 20
𝑛 19
19 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 19-38
20 20
𝑛 20
20 × 𝐷𝐿 × (20 − 40 ) 20-40
20 20
2. Dosis maksimum

Umur Rumus Perhitungan Hasil


(Tahun) (mg)

𝑛 6
6 × 𝐷𝑀 × 600 200
𝑛 + 12 6 + 12
𝑛 7
7 × 𝐷𝑀 × 600 221,05
𝑛 + 12 7 + 12
𝑛 8
8 × 𝐷𝑀 600 240
𝑛 + 12 8 + 12
𝑛 9
9 × 𝐷𝑀 × 600 270
20 20
𝑛 10
10 × 𝐷𝑀 × 600 300
20 20
𝑛 11
11 × 𝐷𝑀 × 600 330
20 20
𝑛 12
12 × 𝐷𝑀 × 600 360
20 20
𝑛 13
13 × 𝐷𝑀 × 600 390
20 20
𝑛 14
14 × 𝐷𝑀 × 600 420
20 20
𝑛 15
15 × 𝐷𝑀 × 600 450
20 20
𝑛 16
16 × 𝐷𝑀 × 600 480
20 20
𝑛 17
17 × 𝐷𝑀 × 600 510
20 20
𝑛 18
18 × 𝐷𝑀 × 600 540
20 20
𝑛 19
19 × 𝐷𝑀 × 600 570
20 20
𝑛 20
20 × 𝐷𝑀 × 600 600
20 20
3. Aturan pakai DL
Umur Rumus Perhitungan Hasil
(Tahun) (mg)
𝐷𝐿 6,66 − 13,2
6 0,16-0,33 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 7,36 − 14,4
7 0,18-0,36 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 8 − 16
8 0,2-0,4 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 9 − 18
9 0,22-0,45 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 10 − 20
10 0,25- 0,5 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 11 − 22
11 0,275-0,55 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 12 − 24
12 0,3-0,6 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 13 − 26
13 0,32-0,65 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 14 − 28
14 0,35-0,7 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 15 − 30
15 0,37-0,75 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 16 − 32
16 0,4-0,8 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 17 − 34
17 0,42-0,0,85 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 18 − 36
18 0,45-0,9 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 19 − 38
19 0,47-0,95 tab
𝑘𝑠 40
𝐷𝐿 20 − 40
20 0,5-1 tab
𝑘𝑠 40
4. Aturan pakai DM
Umur Rumus Perhitungan Hasil
(Tahun) (mg)
𝐷𝑀 200
6 𝑘𝑠 40 5tab
𝐷𝑀 221,05
7 𝑘𝑠 40 5,26 tab
𝐷𝑀 240
8 𝑘𝑠 40 6 tab
𝐷𝑀 270
9 𝑘𝑠 40 6,75 tab
𝐷𝑀 300
10 𝑘𝑠 40 7,5 tab
𝐷𝑀 330
11 𝑘𝑠 40 8,25 tab
𝐷𝑀 360
12 𝑘𝑠 40 9 tab
𝐷𝑀 390
13 𝑘𝑠 40 9,75 tab
𝐷𝑀 420
14 𝑘𝑠 40 10,5 tab
𝐷𝑀 450
15 𝑘𝑠 40 11,25 tab
𝐷𝑀 480
16 𝑘𝑠 40 12 tab
𝐷𝑀 510
17 𝑘𝑠 40 12,75 tab
𝐷𝑀 540
18 𝑘𝑠 40 13,5 tab
𝐷𝑀 570
19 𝑘𝑠 40 14,25 tab
𝐷𝑀 600
20 𝑘𝑠 40 15 tab
Aturan pakai
Bukan untuk anak < 6 tahun
6-11 tahun = 0,16-0,33 dan 0,275-0,55 tablet/ hari
12 – 20 tahun = 0,3-0,6 dan 0,5-1 tablet / hari
Diminum 1 x sehari ( pagi ) setelah makan

Perhitungan bahan
Sediaan Furosemide = 40mg
Sediaan yang dibuat = 100 mg

1. Furosemide = 40 mg
10
2. Amilum 10% = 100 𝑥 100

= 10 mg
2
3. Gelatin 2% = 100 × 𝑥100

=2 mg
2
4. Mg stearate = x100
100

= 2mg
5
5. talk 5 % = × 100
100

= 5mg
6. Laktosa ad 100% = 100 - (10+2+2+5+40)
=100 – 59
= 41 mg

6. per batch
- Furosemide = 40 mg x 10 = 400 mg
- Amilum Solani = 10 mg x 10 = 100 mg
- Lactosa = 41 mg x 10 = 410 mg
- Mg. Stearat = 2 mg x 10 = 20 mg
- Talk = 5 mg x 10 = 50 mg
- Gelatin = 2 mg x 10 = 20mg
VII. Rancangan Dasar Proses Manufaktur

• Persiapan kemasan primer


1. Disiapkan kemasan yang telah didesain untuk digunakan
2. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan

• Pencampuran
1. Disiapkan alat dan bahan
2. ditimbang bahan menggunakan neraca analitik
3. bahan aktif dan eksipien
4. dicampurkan furosemid dengan laktosa sebagai bahan pengisi, amilum sebagai
bahan penghancur dan gelatin sebagai bahan pengikat
5. dicampur kan semua bahan hingga homogen

• Pengisian
1. Di siapkan alat dan bahan
2. Ditambahkan fase luar berupa talk dan mg. stearate.
3. Di masukkan campuran ke dalam mesin kempa yang telah diatur keakuratan
pengempaan
4. Dimasukkan tablet yang telah dikembangkan ke dalam kemasan primer yang telah
dibuat

• Labeling
1. Ditutup kemasan primer yang telah diisi tabel ampisilin
2. Diberi label pada kemasan primer

• Pengemasan sekunder
1. Dimasukkan kemasan primer ke dalam kemasan sekunder
2. Diberi etiket dan label untuk menambah informasi tentang sediaan
VIII. KEMASAN

Furotablet
PT. ONEGROUP FARMA

Furotablet
PT. ONEGROUP FARMA

KETERANGAN LENGKAP LIHAT DI BROSUR

INDIKASI :
bermanfaat untuk mengeluarkan DOSIS :
kelebihan cairan dari dalam tubuh 20-80 mg PO sekali sehari; dapat
melalui urine. Obat ini sering ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam;
digunakan untuk mengatasi
tidak melebihi 600 mg/hari
edema (penumpukan cairan) di
dalam tubuh) atau hipertensi
tinggi).meningitis
- leaflet

INDIKASI :
bermanfaat untuk
mengeluarkan kelebihan
cairan dari dalam tubuh
melalui urine. Obat ini
sering digunakan untuk
mengatasi edema
(penumpukan cairan) di
dalam tubuh) atau
hipertensi

DOSIS :
20-80 mg PO sekali sehari;
dapat ditingkatkan 20-40 mg
setiap 6-8 jam; tidak
melebihi 600 mg/hari

EFEK SAMPING:
antara lain: Pusing, Vertigo,
Mual dan muntah, Diare,
Penglihatan buram, juga
Sembelit

KONTRAINDIKASI:
gagal ginjal dengan anuria,
prekoma dan koma hepatik,
defisiensi elektrolit,
hipovolemia,
hipersensitivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2019. Bentuk sediaan farmasetis dan penghantahan obat. EGC. Jakarta.

Doyle, A. 2019 Pharmaceutical and Therapeutic Asperde of Hypertention. Australia: Newcastle

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Edy H dan karlati. L, 2020. Teknologi dan formulasi sediaan padat. Yogyakarta: lakeisha.

Fatmawaty, dkk, 2015. Teknologi sediaan farmasi. Yogyakarta: Deepublish.

Gibson, Mark. 2009. Pharmaceutical Preformuation and Formulation, Second Edition. USA:
Informa Healthcare USA, Inc.

Julianti., S. 2014. Mengenal Metode, Teknik dan Strategi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Murtini, G dan Yetri. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta;Kemenkes RI

Mims. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ampicillin?mtype=generic. (diakses


pada 8 oktober 2021, Pukul 12.50 WITA).

Rahardjo. 2019. Desain Grafis Kemasan UMKM. Yogyakarta: Deepublish.


Rowe, Raymond C, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. UK:
Pharmaceutical Press.

Vacca. J., 2020. Nanoscak networking andcommunicati. Handbook. Prancis: CRC press.

Waziiroh dan Yuwono. 2019. Teknologi Pengolahan Tepung Terigu dan Olahannya Diindustri.
Malang: UB Press.

Yamlean, 2020. Buku ajar farmsetika. yogyakarta: lakeisha.

Anda mungkin juga menyukai