Anda di halaman 1dari 33

VAKSIN DAN IMUNISASI

AMELIA RUMI
SEJARAH (WHO)

Edward Jenner 1749 - 1823


SEJARAH (WHO)
DEFINISI

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan
yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi
tertentu.
MECANISM OF ACTION

Vaksin menginduksi kekebalan aktif - yaitu kekebalan yang dihasilkan oleh respons imunologis
alami terhadap antigen.
1. Individu yang divaksinasi setelah pemberian, mereka dapat memberikan perlindungan hidup
dengan satu dosis (seperti melakukan vaksin alami).
2. Beberapa dosis vaksin tidak aktif diperlukan untuk menginduksi jangka panjang, kekebalan
yang efektif. Dosis tambahan pada interval waktu yang bervariasi (dosis penguat) sering
diperlukan untuk mempertahankan kekebalan.
3. Respon imun sel T-independen dibuat untuk antigen polisakarida yang menstimulasi sel B
secara langsung (maturase – booster response)  memory immunoglobulin dg igG afinitas
tinggi.
KLASIFIKASI VAKSIN
JENIS-JENIS VAKSIN
1. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
KEAMANAN VAKSIN

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas dan
keamanan vaksin:
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin sensitif beku belum pernah mengalami pembekuan.
3. Vaksin belum terpapar suhu panas yang berlebihan.
4. Vaksin belum melampaui batas waktu ketentuan pemakaian vaksin yang telah dibuka.
5. Pencampuran vaksin dengan pelarut harus berasal dari pabrik yang
sama.
KEJADIAN IKUTAN PASCA – IMUNISASI (KIPI)

KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi
vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur, koinsiden atau
hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib, 2011; Kemenkes RI, 2013)

KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang
menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau
signifikan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. (Kemenkes,
2013)
ANGKA KEJADIAN DAN KEPARAHAN

Pada tahun 2012 diperoleh laporan sebanyak 190 kasus dari 19 provinsi (57,5%)
yang terdiri dari 100 kasus KIPI serius dan 90 kasus KIPI non-serius. Dari data
tersebut terlihat belum semua provinsi melaporkan. Diperkirakan kasus KIPI lebih
besar dari laporan yang ada. (Kemenkes RI, 2013)

Sejak tahun 2012 sudah dilaksanakan upaya penguatan surveilens KIPI di 2 provinsi,
yaitu Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan total laporan KIPI
sebesar 10.052 kasus.
PENYEBAB KIPI
PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap reaksi vaksin, di antaranya perhatikan indikasi kontra,


tidak memberikan vaksin hidup kepada anak defisiensi imunitas, ajari
orangtua menangani reaksi vaksin yang ringan dan anjurkan untuk segera
kembali apabila ada reaksi yang mencemaskan (paracetamol dapat
diberikan 4x sehari untuk mengurangi gejala demam dan rasa nyeri), kenali
dan atasi reaksi anafilaksis, siapkan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas
lengkap. (Akib, 2011)

Anda mungkin juga menyukai