Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL PERUBAHAN PARAMETER MIKROMERITIK 3 BUAH

SEDIAAN INHALASI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : TEGAR KRISTO MANOPPO


NIM : G 701 18 011
KELAS :D

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Judul : PERUBAHAN PARAMETER MIKROMERITIK 3
BUAH SEDIAAN INHALASI
Jurnal & volume : Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1)
Tahun dan jumblah halaman : 2005, 20-27
Penulis : Riswaka Sudjaswadi dan Agatha Budi Susiana Lestari.
Reviewer : Tegar Kristo Manoppo ( G70118011 )
Tanggal Reviewer : 22 Mei 2021

Pendahuluan :
Sifat kimia fisik sediaan aerosol yang penting adalah ukuran dan distribusi ukuran
droplet/partikel yang terkandung dalam droplet yang bersangkutan (Gonda, 1994;
Taylor, 2002). Ukuran droplet/partikel yang berhubungan langsung dengan
“nasib” obat sediaan inhalasi adalah diameter geometrik (dg) dan simpangan baku
geometriknya (τg), karena τg menentukan sifat polidispersitas droplet/partikel
yang bersangkutan (Gonda, 1994). Diameter geometrik (dg) dapat dihitung
menurut rumus Hatch dan Choate, jika distribusinya normal/log-normal (Martin
dan Buslamante, 1993), menggunakan data ukuran partikel/droplet yang diperoleh
lewat metode pengukuran yang dilaksanakan/dipilih. Jaminan mutu sediaan
inhalasi adalah deposisi obat pada tempat aksinya yang ditentukan oleh dA dan
distribusi ukuran droplet/partikel.

Tujuan Penelitian :
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis atau monitoring perubahan
ukuran droplet, agar jaminan mutu sediaan dapat dipertahankan.

Permasalahan :
perbandingan ideal dan proporsional antara kadar freon dan jumlah sediaan yang
harus disemprotkan karena berhubungan dosis obat saat disemprotkan, terjadi
pergeseran perbandingan tersebut menjauhi proporsionalitas yang seharusnya,
daya dorong menurun dan sediaan relatif menjadi lebih banyak, berada dalam
ruang yang lebih longgar, maka saat lewat nebuliser yang sama, hasil semprotan
cenderung membesar.
Subjek Penelitian :
Sampel percobaan adalah sediaan inhalasi produksi Boehringer Ingelheim, Jerman
(A), produksi PT Glaxo Orient, Jakarta (B), dan produksi Astra Merck (C).

Metode Penelitian :
Metode yang di pakai pada penelitian ini adalah metode mikroskopik dimana
sediaan disemprotkan (sesuai petunjuk penggunaan sediaan) lewat pipa tertentu,
kabut aerosols didorong dengan udara dingin hair dryer. Droplet yang dihasilkan
ditampung dengan gelas obyek, yang telah dilapisi larutan gelatin 5% dan telah
dikeringkan, selanjutnya dilakukan pengukuran droplet/partikel dengan metode
mikroskopik.

Hasil Penelitian :
Hasilnya menunjukkan bahwa diameter geometrik purata (dg) berubah menjadi
semakin besar dari semprotan pertama hingga terakhir, demikian pula simpangan
baku geometrik (τg) berfluktuasi ke arah polidis-persitas sedang. droplet semakin
besar sejak semprotan I hingga terakhir, meskipun ada yang perubahannya tidak
signifikan. Sementara itu τg menunjukkan bahwa keadaan droplet adalah
polidispers, (karena harga τg > 1,20), dan dari semprotan ke semprotan juga
tampak meningkat, namun berdasarkan harganya belum menunjukkan distribusi
yang tumpul dan melebar. Sementara itu data dg purata partikel juga mengalami
peningkatan seperti dg purata droplet, hal ini menunjukkan bahwa satu drolet
mengandung satu partikel obat, sesuai dengan prinsip kontrol kualitas sediaan
aerosols, agar dosis obat dapat senantiasa terkontrol konstan. Data τg partikel
menunjukkan bahwa pada semprotan I dan II, partikel bersifat monodispers,
sedangkan pada semprotan berikutnya, bersifat polidispers hingga akhir uji. Harga
τg juga tampak mengalami peningkatan hingga sifat polidispers sedang.
Berdasarkan perhitungan analisis variansi satu jalan, dilanjutkan dengan non-
orthogonal contrast, umumnya harga dA berbeda signifikan dari semprotan I
hingga akhir uji.
Kelebihan :
Keuntungan penggunaan sediaan aerosols pada umumnya adalah drug delivery
system yang unik, yaitu langsung pada tempat aksi obat, sehingga dosis therapi
dapat dicapai dengan dosis obat yang lebih rendah. Selanjutnya, karena obat
langsung pada tempat aksi, maka efek utama obat akan segera muncul, dan pada
penggunaan obat dengan dosis lebih rendah, efek samping akan jauh berkurang.

Kekurangan :
Perlu penelitian yang lebih akurat tentang kadar propelan yang optimal untuk
mempertahankan ukuran dan distribusinya, agar deposisi obat tidak mengalami
pergeseran.

Perbedaan rencana :
Data distribusi frekuensi ukuran droplet/ partikel juga menunjukkan pergeseran
jumlah droplet/partikel berukuran lebih besar menjadi lebih tinggi. Fenomena
yang tampak adalah jumlah droplet/partikel berukuran kecil makin susut,
sementara yang berukuran besar bermunculan. Hal itu dibahas sebagai peristiwa
pertumbuhan droplet akibat bergabungnya 2 atau lebih droplet yang berukuran
microfine saat spray drying untuk mengurangi gerakan Brown yang sangat cepat
karena energi bebas permukaan Gibbs yang juga sangat besar. Jika tabrakan itu
antara droplet berukuran kecil dengan yang berkuran besar, maka yang kecil
menyusut (hilang), yang besar bertambah besar, peristiwa tersebut dikenal sebagai
Ostwald ripening.

Kesimpulan :
Sediaan inhalasi yang diuji menunjukkan peningkatan diameter geometrik droplet/
partikel demikian pula harga simpangan baku geometriknya, yang berarti sistem
polidispersitas droplet/partikel juga meningkat. Kurva distribusi ukuran droplet
/partikel bergeser ke arah harga yang lebih besar dan melebar.

Anda mungkin juga menyukai