Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KAJIAN KIMIA IV

MICROMERITICS

Oleh :

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2020
MICROMERITICS

Sains dan teknologi sangat besar manfaatnya dalam kehidupan manusia saat ini, karena

dengan perkembangannya dapat membantu pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Begitu juga sains dan teknologi telah memberikan pengaruh terhadap peradaban di Indonesia.

Kimia Fisik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sains dan teknologi yang

melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi tingkat atom dan molekul. Kimia

fisik sangat membantu untuk penemuan-penemuan material-material baru di dunia dalam

berbagai bidang seperti bidang listrik, bidang kedokterak, bidang farmasi dan lain

sebagainya. Begitupun dengan micromeritics juga sangat berperan pada bidang farmasi. Mari

kita pelajari tentang micromeritics

A. MENGENAL MICROMERITICS

Micromeritics mengacu pada disiplin ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan studi

yang berkaitan dengan sifat fundamental serta diturunkan dari partikel. Pengetahuan yang

tepat tentang ukuran partikel sangat penting dalam ilmu farmasi dan material. Ini terkait

langsung dengan karakteristik fisik, kimia, serta farmakologis dari bahan aktif farmasi (API)

(Himawan,2019).

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab

ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap

efek fisiologisnya. Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu (Himawan,2019).

1. Menghitung luas permukaan 

2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat 

3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan

topikal 

4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi 


5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel). 

Tabel 1. Tabel Pembagian Sistem Dispersi berdasarkan Ukuran Partikel

B. METODE PENGUKURAN MIKROMERITICS

Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah

bahan besar (ditandai dengan jumlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya

suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang

diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah

awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada

jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat

pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (Martin, 1990).

Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah

menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang

tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear

(Moechtar, 1990).

Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya.

Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula

menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak

ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis
tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah

bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi,

garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas

permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Voigt, 1994).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Parrot,

1970).

 Mikroskopi Optik

 Pengayakan

 Dengan cara sedimentasi

C. PEMANFAATAN MICROMERITICS PADA DUNIA FARMASI

1. Himawan dkk pada tahun 2019 Menentukan Sifat Fisikokimia dan Mikromeritik

Sistem Biner Asam Ketoprofen Tartaric dengan menggunakan alat, bahan dan

metode sebagai berikut:

a. Alat dan Bahan

Bahan :

1. Ketoprofen dibeli dari CV Pharmalab dan digunakan tanpa pemurnian lebih

lanjut.

2. L (+) - Asam tartarat digunakan dalam penelitian ini.

Daftar Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini:


Gambar 1. Spektrofotometer FTIR (Shimadzu)

Gambar 2. Difraktometer (MaximaX)

Gambar 3. Kalorimeter Pemindaian Diferensial

b. Metode Persiapan Sampel

Campuran ekuimolar Ketoprofen (KT) dan Asam Tartarat (TA) dibuat

dengan metode penguapan pelarut. Sejumlah KT dan TA (masing-masing

sama dengan 0,1 molar) ditimbang dan digiling dengan mortar selama 10

menit. Massa bubuk kemudian dipindahkan ke gelas kimia dan dilarutkan

dalam metanol hangat (40°C) dengan pengadukan konstan. Pengadukan

dilanjutkan sampai diperoleh larutan bening. Larutan tersebut kemudian

disaring melalui kertas saring ke dalam cawan kristalisasi dan pelarut

diuapkan pada suhu kamar hingga diperoleh massa kering. Massa kemudian

dihancurkan dan disimpan dalam wadah kedap udara.

c. Karakterisasi Sampel
a) Spektroskopi FTIR. Spektrum infra merah dari sampel diperiksa

menggunakan FTIR Spektrofotometer. Sampel disiapkan dengan

menggunakan KBr dan dipindai dari 400 hingga 4000 cm-1. IR

spektrum diperoleh dengan memplot prosentase transmisi terhadap

bilangan panjang gelombang (Basavoju, 2008) .

b) Analisis Termal. Profil termal KT, TA, dan KTTA diperoleh dengan

menggunakan diferensial metode pemindaian kalorimetri seperti yang

dijelaskan dalam literatur dengan modifikasi. Sampel dipindai

menggunakan instrumen DSC dari 30 ° C hingga 250 ° C dalam wadah

aluminium di bawah atmosfer Argon. Itu kecepatan pemindaian adalah

3 ° C / menit (Cheney,2011).

c) Analisis PXRD. Pola difraksi serbuk X-ray dari KT, AT, dan KTTA

diperoleh dengan menggunakan instrumen PXRD. Sampel dipindai

menggunakan X-Ray dengan sumber lampu Cu K2α. Sampel diuji

pada tegangan 40 kV dan arus 30 mA. Difraktogram diperoleh pada

bidang datar pada θ / 2θ dengan nilai 2θ berkisar antara 5-50º dan

kecepatan scanning 2º / menit (Fulias, 2015)

d) Properti Micromeritics. Massa jenis, kepadatan tap, kepadatan

sebenarnya, kecepatan aliran dan sudut istirahat sampel ditentukan

dengan menggunakan metode standar dan dari data tersebut dapat

ditentukan Rasio Haussner, Indeks Carr, Porositas dan Bulkiness

sampel (Ainurofiq,2017).

d. Hasil dan Diskusi


Produk kristalisasi KTTA, terdiri dari campuran fasa semi-kristal dengan

kemungkinan prekursor yang tidak bereaksi. Produk menunjukkan sifat aliran

dan bulkiness yang superior dibandingkan Ketoprofen.

Tabel 2. Hasil Karakterisasi Micromeritics Sampel

2. Padekar Harshad dkk pada Tahun 2019 Merumuskan dan Mengevaluasi Tablet
Bilayer yang mengandung Diclofenac Sodium dan bubuk Aloe Vera Gel dengan
memanfaatkan micromeritics.
a. Bahan :
1. Diclofenac sodium
2. HPMC K4M
3. Talc (Thermosil fine chem.)
4. Aloe vera gel powder (maple biotech pvt ltd bhosari, Pune) starch
5. sodium starch glycolate
6. Lactose
7. Magnesium Stearate
Alat :
1. Spectrophotometer (FTIR)
2. Difractometer (X-RD)

b. Metode
Formulasi tablet bilayer dibuat dengan metode kompresi langsung.

Pelepasan Lapisan pelepasan segera disiapkan dengan menggunakan

disintegran super yang berbeda (natrium pati glikolat). Obat dan disintegran
super di atasnya dilewatkan melalui saringan 40 # dan pindahkan ke dalam

polybag dan campur hingga 3 menit. Kemudian tambahkan eksipien lainnya

ke campuran di atas. Terakhir, tambahkan bedak (glidant) ke dalam adonan.

Lapisan lain juga disiapkan dengan kompresi langsung; obat dan polimer

(HPMC k4M) melewati transfer saringan 40 # ke dalam polybag dan dicampur

dengan benar hingga 3 menit. Eksipien lainnya juga harus tercampur rata dan

akhirnya ditambahkan Magnesium Stearat pada campuran di atas dan diaduk

selama 2 menit. Akhirnya campuran batch yang dioptimalkan di atas

dikompresi dengan mesin kompresi tablet (Make-CREATE INDUSTRIES,

MODEL-LP8GMP). Sifat mikromeritik campuran bubuk seperti kerapatan

curah, kerapatan keran, rasio hausner, Carr indeks, sudut istirahat didapatkan

dengan menggunakan cara sebagai berikut :

1) Kepadatan

Kepadatan massal ditentukan dengan memasukkan campuran daya ke

dalam mengukur silinder dan total volume diukur dan juga total berat

bubuk diukur. Kepadatan curah dihitung dengan menggunakan rumus.

Kepadatan (BD) = berat bubuk / volume massal.

2) Kerapatan

Densitas sadapan ditentukan dengan menepuk silinder dengan

menggunakan alat kerapatan. Mengetuk silinder hingga 100 kali dan

kemudian ukur volume yang diperoleh dan hitung massa jenis tap dengan

menggunakan rumus.

Kerapatan (TD) = berat bubuk / volume yang diukur.

3) Rasio Hausner
Massa jenis rasio Hausner terhadap kerapatan yang disadap adalah

angkanya berkorelasi dengan kelancaran aliran bubuk atau campuran

bubuk. Ini dihitung menggunakan rumus,

Rasio Hausner = kepadatan yang disadap / kepadatan massal.

c. Hasil dan diskusi

Sifat mikromeritik seperti kerapatan, kepadatan, Sudut istirahat, indeks

kompresibilitas, dan Hausner ditunjukkan pada tabel. Nilai kerapatan

menunjukkan karakteristik pengepakan yang baik. Indeks kompresibilitas

formulasi Menunjukkan sifat aliran bubuk yang buruk yang selanjutnya

dikonfirmasi dengan menentukan sudut istirahat dalam kisaran 16° hingga 26°

yang menunjukkan aliran yang baik.

d. Kesimpulan Penelitian
Tablet yang disiapkan menunjukkan hasil yang memuaskan untuk berbagai tes

evaluasi seperti dimensi tablet, kekerasan, kerapuhan, berat keseragaman,

kandungan obat dan studi disolusi in vitro. Itu formulasi yang dioptimalkan

berdasarkan semua parameter A1 (Sodium pati glikolat) dipilih untuk lapisan

pelepasan segera dan D3 (HPMC K4M) dipilih untuk lapisan rilis terkontrol.

Obat mekanisme rilis ditemukan sebagai rilis tanpa perintah; tergantung pada

difusi obat dan relaksasi polimer. Tablet bilayer dari Bubuk gel lidah buaya
dan natrium diklofenak bermanfaat untuk NSAID dengan Antiulcer Aloe vera

gel powder.

D. KESIMPULAN PENGGUNAAN MICROMERITICS DI BIDANG FARMASI

Berdasarkan dua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Micromeritics di

bidang farmasi sangat bermanfaat karena selalu digunakan untuk menentukan sifat

kerapatam, kepadatan, indeks tekan yang sangat menentukan kualitas obat/tablet yang

akan dihasilkan di bidang farmasi.

E. DAFTAR PUSTAKA

Ainurofiq A, Mauludin R, Mudhakir D, Umeda D, Soewandhi SN, Putra OD, et al.


Improving mechanical properties of desloratadine via multicomponent crystal
formation. Eur J Pharm Sci. 2017;111(August 2017):65–72.

Basavoju S, Bostro D. Indomethacin – Saccharin Cocrystal : Design , Synthesis and


Preliminary Pharmaceutical Characterization. Pharm Res. 2008;25(3):530–41.

Cheney ML, Weyna DR, Shan N, Hanna M, Wojtas L, Michael J Zaworotko.


Hydrotropy: A promising tool for solubility enhancement: A review. J Pharm Sci.
2011;100(6):2172–81.

Childs SL, Maheshwari C, Mccausland L, Stahly BC. Screening strategies based on


solubility and solution composition generate pharmaceutically acceptable
cocrystals of carbamazepine †. 2008;856–64.

Fulias A, Ionut GV. Ketoprofen – cysteine equimolar salt. J Therm Anal Calorim.
2015;121(3).

Grossjohann C, Eccles KS, Maguire AR, Lawrence SE, Tajber L, Corrigan OI, et al.
Characterisation , solubility and intrinsic dissolution behaviour of benzamide :
dibenzyl sulfoxide cocrystal. Int J Pharm. 2012;422(1–2):24–32.

Himawan,A. 2019. Physicochemical and Micromeritics Properties of


KetoprofenTartaric Acid Binary System. Journal of Physics: Conference Series.
The 3rd International Conference On Science. Faculty of Pharmacy, Universitas
Hasanuddin, Makassar, Indonesia. doi:10.1088/1742-6596/1341/7/072004.

Martin, A., Swarbick, J., dan Cammarata, A., 1990, Farmasi Fisik Dasar dan Kimia
Fisik diterjemahkan oleh Yoshita, Edisi Ketiga, Hal 141-142, Universitas
Indonesia Press, Jakarta

Mochtar. 1990. Fisika Farmasi. UGM Press, Yogyakarta.


Padekar, 2019. Formulation and Evaluation of Bilayer Tablet Containing Diclofenac
Sodium as Sustained Release and Aloe Vera Gel Powder as Immediate Release.
International Journal of Current Pharmaceutical Research. Vol 11, Issue 4, 2019.
VJSM’s Vishal Institute of Pharmaceutical Education and Research Ale, Tal–
Junnar Dist-Pune (412411)

Parrot, E.L., 1970, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Third


Ed., 82, Burgess Pub. 6, Mineapolis.

Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai