Penyusun
PENDAHULUAN
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan pengertian arus listrik
2. menjelaskan kuat arus listrik
3. mendeskripsikan sifat kelistrikan
4. menyebutkan contoh sifat kelistrikan bahan
5. menunjukan cara pemasangan amperemeter pada komponen listrik yang akan
diukur
6. menyebutkan komponen pada amperemeter
7. menjelaskan cara membaca skala pada amperemeter
8. menjelaskan prinsip kerja pada amperemeter
9. menunjukan cara pemasangan voltmeter pada komponen listrik yang akan
diukur
10. menyebutkan komponen pada voltmeter
11. menjelaskan cara membaca skala pada voltmeter
12. menjelaskan prinsip kerja pada voltmeter
13. menyelidiki hubungan hambatan kawat penghantar dengan panjang kawat, luas
penampang kawat, dan jenis kawatnya
14. menyelidiki hubungan tegangan dengan kuat arus listrik
CAKUPAN MATERI
1. Arus dan Hantaran
Arus listrik
Kuat arus listrik
Rapat arus listrik
Sifat kelistrikan bahan (konduktor, isolator, dan semikonduktor)
2. Alat Ukur Listrik
Amperemeter
Voltmeter
3. Rangkaian Sederhana
Rangkaian sederhana
Hukum ohm
Energi Pada Rangkain Listrik
4. Rangkaian Hambatan
Rangkaian hambatan seri
Rangkaian hambatan paralel
5. Rangkaian Tak Sederhana
Hukum I Kirchoff
Hukum II Kirchoff
Energi listrik
Daya listrik
Q
listrik yang mengalir (arus listrik), dapat ditulis dalam persamaan : I =
t
Keterangan :
I : Arus listrik (Ampere)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (Detik/Sekon)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini !
Contoh soal :
Arus listrik sebesar 5 mA mengalir pada sel saraf selama 0,1 detik.
Berapakah besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf
tersebut?
Diketahui:
A = 5 mA = 0,005 A
t = 0,1 s
e = 1,6 x 10-19 C
Ditanyakan: besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel
saraf
Jawab:
Q
Besar muatan listrik, I =
t
q=Ixt
Q=Ixt =0,005 x 0,1=5 x 10−4 C
dengan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
Penyelesaian:
Diketahui:
ρ=2,65 x 10−8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
Cari terlebih dahulu luas penampang (A) penghantar tersebut dengan menggunakan
rumus luas lingkaran, yakni:
L=πr 2
22
L= x (2,1 x 10−3 m)2
7
L=13,86 x 10−6
Jadi besarnya hambatan penghantar tersebut dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
ρl
R=
A
R=2,65 x 10−8 Ω. m x 40 m
1,4 x 10−5
R=7,6 x 10−2
c. Semikonduktor
Semikonduktor merupakan jenis bahan yang pada dasarnya
merupakan suatu bahan yang bersifat isolator, namun pada kondisi tertentu
bahan ini dapat berubah fungsi menjadi konduktor. Maksudnya, pada
kondisi umum, benda ini mungkin saja hanyalah isolator, hanya saja, ketika
ada kondisi tertentu yang memungkinkan, maka arus listrik pun dapat
melalui dan dihantarkan oleh benda ini.
Agar lebih jelas, dapat dilihat dari contoh udara. Pada dasarnya,
udara yang kering merupakan suatu isolator. Hanya saja, ketika terjadi
perbedaan potensial yang besar maka udara pun dapat berfungsi sebagai
konduktor.
Misalnya saja ketika terjadi petir. Petir ini mampu menghasilkan
perbedaan potensial listrik yang besar antar lapisan – lapisan udara. Ketika
itulah, konduksi listrik terjadi di udara, meski udara sendiri merupakan
sebuah isolator.
membuat komponen elektronik seperti transistor dan dioda. Pada
komponen – komponen ini, semikonduktor mengantarkan arus listrik ke
satu arah, sedangkan ke arah yang berlawanan dapat menghambatnya.
Contoh bahan yang termasuk semikonduktor yang paling banyak
digunakan dalam elektronik saat ini adalah germanium dan silikon.
Bahan semikonduktor
d. Superkonduktor
Superkonduktor adalah bahan material yang memiliki hambatan
listrik yang bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Karakteristik dari
bahan semikonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai
nol dan mengalami efek meissner.
Efek meissner adalah peristiwa superkonduktor menolak medan
magnet luar yng mengenainya. Sifat khas superkonduktor ini ditemukan
oleh Meissner dan Ochsenfeld pada tahun 1933. Dengan adanya efek
meissner ini, superkonduktor akan mengambang jika diletakkan diatas
medan magnet.
Ketika temperature bahan diturunkan dari temperature ruang
normal sampai pada batas temperature tententu bahan ini akan memiliki
sifat superkonduktor. Temperatur bahan saat terjadinya perubahan sifat
bahan ini dinamakan sebagai temperature kritis (TC). Contoh super
konduktor adalah kabel listrik. Dengan menggunakan bahan
superkonduktor, maka energy listrik tidak akan mengalami dispasi karena
hambatan pada semikonduktor bernilai 0 sehingga akan semakin efektif.
Untuk mengetahui besarnya kuat arus secara langsung dapat digunakan alat
yang namanya ampermeter. Ampermeter ini dapat dirakit dari alat basic
meter yang dipasang dengan Shunt. Dalam pemasangannya, ampermeter
harus dipasang secara seri dengan alat listrik yang akan diukur kuat arus
listriknya. Dalam suatu rangkaian, amperemeter dipasang secara seri.
Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub negatif
sumber arus. Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub
positif sumber arus. Jika dihubungkan secara terbalik, jarum penunjuk akan
menyimpang pada arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarummembentur
sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak
amperemeter, perhatikan gambar (a). Sedangkan untuk bagan rangkaiannya
tampak seperti gambar (b)
Berapakah besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian jika hasil
pengukurannya seperti gambar di atas?
Penyelesaian:
Jawab:
Imax = 5A
st = 19
smax = 50
b. Voltmeter
Bagaimana cara mengukur beda potensial? Ikutilah pembahasan berikut
ini! Untuk mengukur beda potensial berbagai sumber listrik. Untuk
mengukur tegangan secara langsung, kita dapat menggunakan alat
yangdisebut dengan voltmeter. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur
tegangannya. Titik potensial yang lebih tinggi, harus dihubungkan
dengan kutub positif dan titik potensial yang leJika kita hendak
mengukur tegangan lampu pijar, digunakan dua utas kabel untuk
menghubungkan paralel kedua ujung lampu pijar (titik A dan B) dengan
kedua terminal Voltmeter, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Untuk mengukur tegangan sumber listrik arus searah misalnya baterai atau aki,
ujung yang potensialnya lebih tinggi harus dihubungkan ke terminal positif
Voltmeter dan potensial yang lebih rendah dihubungkan ke terminal negatif
Voltmeter.Untuk lebih jelasnya, perhatikan paparan dibawah ini.
Baterai yang dihubungkan ke Voltmeter menghasilkan tegangan tertentu
yang disebut tegangan sumber. Setelah dihubungkan dengan lampu maka
tegangannya menjadi lebih kecil, tegangan dalam rangkaian tersebut dikatakan
tegangan jepit. Apabila beberapa buah baterai dirangkai berurutan (secara seri)
besar tegangannya adalah jumlah dari masing-masing tegangan baterai. Misalnya,
sebuah baterai mempunyai tegangan 1,5 Volt, maka 3 buah baterai yang
dirangkaikan secara seri, tegangan sumbernya menjadi 4,5 Volt. Bila ketiga baterai
dirangkai sejajar (paralel), tegangan sumbernya tetap 1,5 Volt tapi waktu
pemakainnya tiga kali lebih lama.
Secara matematis ditulis sebagai berikut:
Etot = n.E ( untuk rangkain seri)
Etot = E ( untuk rangkain paralel)
Dimana:
n = jumlah baterai
C. RANGKAIAN SEDERHANA
V =IR
Keterangan
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Contoh Soal :
Suatu mainan anak bertuliskan tegangan 6 volt, dan hambatannya 40 ohm.
Berapakah kuat arus yang ada di dalam mainan anak tersebut !
Jawab :
Dik :
Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm
Dit : Arus = .... Ampere ?
Penyelesaian : I = V/R = 6/40 = 0,15 Ampere
D. Rangkaian Hambatan
Apa itu hambatan ?
Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi
menhambat arus listrik. Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang
dirancang untuk menghambat arus dan menurunkan tegangan. Komponen listrik ini
banyak dipakai untuk sistem pengamanan komponen listrik agar tidak rusak karena
arus dan tegangan yang berlebih. Hambatan diukur dengan satuan Ohm (lambang
Ω). Hambatan dapat disusun atau dirangkai dengan 3 cara: seri, pararel dan
gabungan antara seri dan pararel. Masing-masing susunan punya karakteristik dan
ketentuan masing-masing.
Susunan Hambatan Seri
Berikut ilustrasi rangkaian hambatan seri :
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi
tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai
seri akan punya hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil
tegangan.
b. Susunan Hambatan Pararel
Bagaimana bentuk susunan pararel hambatan bisa sobat amati dalam ilustrasi di
bawah ini.
– Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar
maka total hambatan penggantinya adalah
1
R P=
Rn
2. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah
keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.
I n=I 1+ I 2 + I 3 + …+ I n
3. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula
dengan tegangan pada hambatan penggantinya.
Gambar 1.7 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri
Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui
tahanan R1 dan RP, seperti halnya arus yang memasuki pada tahanan seri
nilainya sama besar. Jika kita lihat rangkaian pada Gambar 1.7, arus yang
masuk akan melewati tahanan R1 kemudian akan terbagi di titik b, sebagian arus
mengalir melewati R2 dan sebagiannya lagi melewati tahanan R3. Sedangkan
arus pada titik c akan sama besar dengan arus yang masuk pada rangkaian.
Sesuai dengan Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus yang masuk pada
suatu titik cabang harus sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya”.
Untuk tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara sambungannya.
Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap tahanannya sama
dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan setiap
tahanannya sama besar. Maka persamaan arusnya:
I = I1 = IP
I = I1 = I2 + I3
Tegangannya,
V = Vab + Vbc
Vbc = V2 =
Agar lebih paham, mengenai rangkaian listrik seri dan pararel, pelajarilah contoh
soal dibawah ini !
Contoh soal
Perhatika gambar dibawah ini !
Besarnya energi (W) ketika muatan (elektron) mengalir dengan beda potensial
(V) adalah sebagai berikut :
W =qV
Jika q=i .t , maka :
W =V .i .t=R . i. i. t
2 V2
W =i Rt= 2 Rt
R
V2t
W= (Dalam Satuan detik)
R
Keterangan :
W energi listrik (J)
V tegangan / beda potensial (V)
R hambatan (ohm)
t waktu (s)
3. Konversi Energi Listrik Menajdi Kalor
Alat alat listrik seperti setrika, kompor listrik dan elemen panas merupakan alata lat
yang memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengubah energi listrik menjadi
energi kalor. sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :
W =Q
V .i . t=m. c . ∆ T
V .i . t=m. c .(T 2−T 1)
W=Q
I.R.I.t = m.c.(t2 – t1)
keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
T1 = suhu mula – mula (C)
T2 = suhu akhir (C)
DAYA LISTRIK
Ebergi yang diubah oleh peralatan listrik bila muatan q bergerak melintasi beda
potensial sebesar V adalah qV. Daya P merupakan kecepatan perubahan energi atau
energi persatuan waktu dan dirumuskan sebagai berikut :
W qV
P= =
t t
Untuk nilai R konstan, besarnya daya listrik sebanding dengan kuadrat kuat arus I
atau kuadrat tegangan V.Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat,
misalnya 50 W, 220 V yang artinya : “Daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut
50 W jika dipasang pada tegangan 220 V”. jika tegangan yang diberikan kepada alat
tersebut kurang dari 220 V, daya yang dipakai alat tersebut juga akan berkurang
dari 50 W. daya sesungguhnya yang dipergunakan oleh suatu alat akan memenuhi
persamaan :
P2=¿
Keterangan :
P2 = daya yang dipakai (watt, W)
P1 = daya yang tertulis pada spesifikasi (watt, W)
V2 = tegangan yang diberikan (volt, V)
V1 = tegangan yang tertulis pada spesifikasi (volt, V)
Dengan menganggap bahwa hambatan alat listrik R selalu konstan.
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule per
detik (J/s). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt (kW).
Konversi antara satuan HP (Hourse Power/tenaga kuda) dan watt, dinyatakan
dengan formula sebagai berikut:
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
Sedangkan menurut standar Amerika (US standard), daya dinyatakan dalam satuan
Hourse Power (HP)atau (ft)(lb)/(sec).
Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff 1 dan 2
Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-
cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang
yang dihasilkan oleh sumber arus listrik.
Hukum Kirchoff 1
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal
dengan Hukum Kirchoff.
“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik percabangan”.
Rumus Hukum Kirchoff 1:
Bunyi hukum Kirchoff 1 di atas, Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff
I. Secara matematis dinyatakan :
∑ I masuk =∑ I keluar
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai
berikut:
Hukum Kirchoff 2
Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang
hukum beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus
yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam
keadaan tertutup).
"Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan
potensial sama dengan nol".
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik
bisa digunakan atau diserap.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini !
Perhatikan gambar dibawah ini !
Thomas Alva Edison adalah penemu dari Amerika dan merupakan satu dari penemu
terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai bekerja pada usia yang sangat muda dan
terus bekerja hingga akhir hayatnya. Selama karirnya, Thomas Alva Edison telah
mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil penemuannya, termasuk bola lampu listrik
dan gramophone, juga kamera film. Ketiga penemuannya membangkitkan
industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman dan film yang akhirnya
mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia juga dikenal sebagai
penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi penemuan-penemuannya.
Contoh akumulator
Latihan Soal !
1. zat yang dapat menghantarkan arus listrik baik berupa zat padat,cair atau
gas di sebut
A.konduktif B.konduktor C.isolator D.insulator E. Semi
konduktor
2. Jika voltmeter AC menunjukkan angka 80 dan batas ukur maksimum
voltmeter adalah 300 volt maka tegangan hambatan R1 pada saat pengukuran
sebesar....
A. 100 volt
B. 150 volt
C. 200 volt
D. 250 volt
E. 300 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com-Modifikasi EBTANAS 1989)
Apabila R1 = 2Ω, R2 = 4Ω, R3 = 6Ω, maka kuat arus yang mengalir
pada rangkaian adalah…
A. 1,2 A
B. 1,0 A
C. 0,6 A
D. 0,5 A
E. 0,2 A
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 55 No.30)
5. Sepotong kawat yang memiliki panjang 2,5 m, dan jari jari 0,65 mm
memounyai hambatan 2 Ω. Jika panjang dan jari jari diubah menjadi
2 kali semula, maka hambatanya menjadi . . .
A. 1 Ω
B. 2 Ω
C. 3 Ω
D. 4 Ω
E. 5 Ω
6. Kompor listrik yang bertuliskan 500 W, 220 V digunakan untuk
memanaskan 300 gram air dari 10°C sampai 90°C. Jika kalor jenis air
= 1 kal/gr°C, maka berapa lama waktu yang diperlukan?
A. 3,36 menit
B. 4,36 menit
C. 2,38 menit
D. 3,38 menit
E. 1,38 menit
7. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1
mm2, mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara
ujungujung kawat dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus
yang mengalir dalam kawat!
A. 35 Ampere
B. 30 Ampere
C. 25 Ampere
D. 20 Ampere
E. 15 Ampere
8. Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 kΩ, dapat
mengukur tegangan maksimal 5 Volt. Jika ingin memperbesar batas
ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan muka yang
harus dipasang secara seri pada voltmeter
A. 57000 Ohm
B. 57500 Ohm
C. 56000 Ohm
D. 67000 Ohm
E. 75000 Ohm
9. Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360
coulomb dalam waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus
listrik yang melintasi kawat penghantar tersebut adalah
A. 6 A
B. 8 A
C. 7 A
D. 9 A
E. 5 A
.10. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 watt, 220 Volt.
daya lampu tersebut jika di pasang pada tegangan 110 volt adalah . . . .
A. 20 Watt
B. 25 Watt
C. 30 Watt
D. 35 Watt
E. 15 Watt
Esai
Kerjakan soal soal latihan dibawah ini dibuku latihan anda dengan Antusias !
1. Perhatikan gambar dibawah ini !
Beda potensial pada ujung ujung penghantar 20 Ohm adalah . .
2. Perhatikan gambar dibawah ini !