Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
kegiatan belajar maupun mengajar.
Makalah ini berisikan informasi tentang “Arus Listrik Rangkaian Sederhana”.
Selama penyusunan makalah ini, kami telah mendapat banyak bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini dengan kerendahan hati, kami
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu, diantaranya adalah :
1. Bapak Bambang Kusharjanta, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah fisika 2 dan
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Para anggota kelompok dan teman-teman yang telah mendukung dan mendirikan
ide serta meluangkan waktu untuk bersama-sama mengerjakan makalah ini.
Akhir kata, kami meminta maaf jika ada kesalahan kata dalam penulisan karena
kami ini jauh dari kesempurnaan. Segala kekurangan yang ada disebabkan karena
keterbatasan kami baik dalam kemampuan, pengetahuan maupun pengalaman dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, agar kami dapat mengevaluasi segala kesalahan.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
I.A Latar Belakang 4
I.B Rumusan Masalah 4
I.C Tujuan 4
I.D Manfaat 5
BAB II PEMBAHASAN 6
II.A Arus Listrik Dan Gerakan Muatan Listrik 6
II.B Resistansi dan Hukum Ohm 9
II.C Energi Pada Rangkaian Listrik 11
II.D Kombinasi Rangkaian Resistor 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Di masa yang serba teknologi ini, piranti-piranti elektronik semakin canggih dan
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Tiap-tiap alat elektronik tersebut tentunya
memiliki berbagai macam komponen di dalamnya yang dirangkai sedemikian rupa agar
dapat berfungsi dengan baik. Masing-masing komponen tersebut memiliki tugasnya
masing-masing, ada yang mengatur arus dan tegangan listrik di dalam alat, meratakan
arus listrik, memperkuat arus, dan masih banyak lagi. Salah satu komponen yang
dibutuhkan agar suatu alat elektronik dapat berfungsi dengan baik adalah kapasitor.
Kapasitor sendiri merupakan komponen atau perangkat yang dapat menyimpan sebuah
energi dalam medan listrik. Kapasitor berfungsi untuk “menyaring” tegangan yang
masuk ke dalam rangkaian listrik pada suatu alat. Kapasitor merupakan salah satu
penerapan dari dielektrik.
Alat elektronik ataupun semua yang memiliki listrik dan berdaya listrik pasti
terdapat kapasitor di dalamnya. Komponen ini sangat penting bagi kehidupan manusia.
Namun, secara umum wawasan mengenai kapasitor dan dielektrik dan pengaruhnya
masih kurang sempurna atau bahkan masih banyak yang belum tahu. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk memberikan pengertian mengenai kapasitor dan dielektrik
secara umum.
4
I.C Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada diatas dapat diambil beberapa tujuan yaitu :
1. Dapat memahami arus listrik dan gerakan muatan listrik
2. Dapat memahami resistansi dan hukum Ohm
3. Dapat memahami energi pada rangkaian listrik
4. Dapat memahami kombinasi rangkaian resistor
I.D Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Arus listrik adalah tingkatan aliran muatan lintas permukaan dari permukaan
kawat. Pada gambar ini menunjukkan segmen kabel yang membawa arus (tuduhan
bergerak). Jika Q adalah arus yang mengalir melalui lintas-sektional daerah A dalam
waktu t, arus adalah
dalam batas yang mendekati nol. Dalam satuan SI saat ini adalah Ampere (A)*:
Hal ini bisa ditolak secara negatif atau dikenakan biaya positif. Selain itu, arah
sepanjang kawat yang ditunjuk sebagai arah yang positif. Dengan konvensi, tanda arus
positif jika arus tersebut karena adanya muatan positif bergerak dalam arah positif atau
negatif dakwaan bergerak ke arah negatif. Namun, arus negatif jika karena baik untuk
biaya positif bergerak ke arah negatif atau untuk biaya negatif bergerak ke arah yang
positif. Konvensi ini didirikan sebelum diketahui bahwa operator mobile di logam itu
bebas elektron. Jadi, dalam logam pembawa arus kawat, elektron bebas bergerak ke arah
negatif ketika arusnya positif, dan sebaliknya.
Dalam kawat logam, gerakan elektron bebas bermuatan negatif cukup rumit.
Ketika tidak ada medan listrik dalam kawat, elektron bebas bergerak ke arah acak
dengan kecepatan yang relatif besar dari order † in addition, elektron bertumbukan
6
berulang kali dengan ion lattice di kawat. Karena vektor kecepatan elektron secara acak
berorientasi, kecepatan rata-rata adalah nol. Ketika medan listrik diterapkan, lapangan
diberikan gaya pada setiap elektron gratis, itu memberikan perubahan kecepatan di arah
berlawanan lapangan. Namun, jika ada tambahan energi kinetik tional ... yang diperoleh
dengan cepat akan musnah dengan tabrakan dengan ion kisi di kabel. Selama waktu
antara tabrakan dengan ion lattice, elektron gratis, rata-rata, memperoleh kecepatan
tambahan di arah berlawanan ke lapangan. Hasil net dari percepatan berulang ini dan
menghilangnya energi adalah bahwa elektron melayang sepanjang kawat dengan
kecepatan rata-rata Kecil, diarahkan berlawanan ke arah medan listrik, disebut
kecepatan melayang. Kecepatan melayang adalah besarnya kecepatan melayang
Gerakan elektron di logam mirip dengan gerak tikus atau seperti udara. Dalam
temperatur ruang udara, molekul gas bergerak dengan kecepatan besar karena energi
termal mereka, tapi rata-rata kecepatan mereka adalah nol. Ketika ada angin yang
berhembus, molekul udara memiliki rata-tara iocity kecil atau kecepatan melayang di
arah angin yang gerakan dengan kecepatan tinggi secara acak. Demikian pula, ketika
tidak ada terapan medan listrik, kecepatan rata-rata semua elektron bebas dalam logam
adalah nol, tetapi ketika ada sebuah medan listrik yang diterapkan, kecepatan rata-rata
tidak lagi nol karena kecepatan hanyut kecil dari elektron bebas.
Mari kita menjadi jumlah partikel bermuatan partikel muatan kapal induk per
unit volume dalam sebuah melakukan kawat lintas-sectional memanggil jumlah
kepadatan muatan operator. Asumsikan bahwa setiap partikel membawa muatan dan
bergerak ke arah yang positif dengan kecepatan melayang selama waktu semua partikel
di volume yang ditampilkan dalam sosok 25-2 sebagai daerah berbayang, melewati
daerah element. Jumlah partikel dalam volume ini adalah total biaya arus dalam volume
ini
Dengan demikian
7
Persamaan ini dapat digunakan untuk menemukan arus karena aliran dari setiap
spesies partikel diisi. Jika saat ini hasil dari gerakan lebih dari satu spesies muatan
bergerak, karena kadang-kadang dalam ionic seperti air garam, maka arus total adalah
jumlah arus untuk setiap individu spesies tuntutan.
Jumlah densitas muatan operator dalam konduktor dapat diukur oleh Efek Hal.
Hasilnya adalah di sebagian logam, ada sekitar satu bebas elektron per atom.
Area per unit saat ini yang diperoleh dengan membagi kedua sisi persamaan
diatas dengan area Vektor kepadatan saat ini, J, ditentukan oleh
Arus melalui permukaan didefinisikan sebagai fluks vektor kepadatan saat ini J
melalui permukaan. Yaitu
di mana A adalah area permukaan dan O adalah sudut antara J dan n. Tanda arus
saya sama dengan tanda cosO. Jika O<90 positif, dan jika 0>90° maka negatif. Panah
hitam dengan tanda plus di sebelah setiap kawat dalam gambar menunjukkan pilihan
untuk arah pada permukaan penampang kawat.
8
II.B Resistansi dan Hukum Ohm
9
Dari tabel tersebut dapat diketahui hambatan masing - masing kawat. Jika
panjang kawat dilambangkan dengan ℓ, hambatan jenis dilambangkan dengan ρ, dan
luas penampang dilambangkan dengan A. Untuk persamaannya dapat dituliskan dengan.
10
II.C Energi Pada Rangkaian Listrik
Energi listrik dapat diubah menjadi energi lain, akan tetapi diperlukan alat
listrik. Hubungan antara tegangan, kuat arus, jumlah lilitan, dan waktu terhadap
kenaikan suhu. Jika kenaikan suhu makin besar maka tegangan membesar, kuat arus
membesar, dan waktu semakin lama. Dengan demikian, besar energi listrik dapat ditulis
dalam bentuk persamaan berikut.
W=V×I×t
Berdasarkan rumus di atas dapat dikatakan bahwa besar energi listrik tergantung
oleh tegangan listrik, kuat arus listrik, dan waktu listrik mengalir. Energi listrik akan
semakin besar, jika tegangan dan kuat arus semakin besar serta selang waktu juga akan
semakin lama. Karena menurut Hukum Ohm V = IR, maka persamaan tersebut dapat
diturunkan menjadi persamaan berikut.
11
Keterangan:
R = hambatan (ohm)
Satuan energi listrik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
kWh (kilowatt hour atau kilowatt jam).
Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki sifat pasif,
dimana komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk dapat bekerja. Bersama
resistansi, resistor juga ditemukan oleh George Simon Ohm pada tahun 1787. Resistor
memiliki sifat menghambat arus listrik dan memiliki nilai besaran hambatan ohm (Ω).
Resistor dapat disimbolkan dengan huruf R dan mempunyai satuan ohm.
Analisis rangkaian seringkali dapat disederhanakan dengan mengganti
kombinasi atau lebih resistor dengan resistor setara tunggal yang memiliki arus dan
potensi penurunan yang sama dengan kombinasi resistor. Penggantian resistor dengan
resistor yang setara mirip dengan penggantian kombinasi kapasitor dengan kapasitor
yang setara. Pembagian resistor pun terbagi menjadi 2 jenis yaitu resistor secara seri dan
resistor secara paralel.
12
Penurunan potensial di R adalah IR1 dan penurunan potensial di R2 adalah IR2,
dimana I adalah arus pada setiap resistor. Penurunan potensial pada dua resistor adalah
jumlah dari penurunan potensial dari setiap resistor dapat dirumuskan sebagai.
Resistansi yang setara tunggal Req menghasilkan total penurunan potensial V ketika
membawa arus yang sama I ditemukan dengan mengubah V sama dengan IReq. lalu Req
dirumuskan sebagai berikut
𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2
Dengan : Req = Hambatan total
R1 = Hambatan di resistor 1
R2 = Hambatan di resistor 2
Namun, ketika terdapat lebih dari dua resistor secara seri, resistansi yang setara
tunggal dapat dituliskan sebagai
𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 +...
dihubungkan memiliki beda potensial yang sama, mereka terhubung secara paralel.
Karena cara terhubungnya mereka melalui kabel satu terminal dari setiap resistor adalah
potensial dari point a dan terminal lainnya dari setiap resistor adalah potensial dari point
b. Namun, arus mereka terbagi menjadi dua di point a yaitu arus I1 pada resistor cabang
atas R1 dan I2 pada resistor cabang bawah R2. arus pada cabang I1 dan I2 sama dengan
arus I pada kabel yang menuju titik a :
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2
13
Di titik b cabang kembali bersatu, jadi arus di kabel mengikuti titik b adalah
sama dengan 𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2. penurunan arus V melintasi salah satu resistor𝑉 = 𝑉𝑎 − 𝑉𝑏'
Untuk menyelesaikan masalah seperti gambar dibawah ini kita dapat men substitusi nya
Dengan demikian
1 1 1
𝑅𝑒𝑞
= 𝑅1
+ 𝑅2
Jika terdapat lebih dari dua resistor secara paralel, resistansi dapat ditulis seperti berikut
ini.
1 1 1 1
𝑅𝑒𝑞
= 𝑅1
+ 𝑅2
+ 𝑅3
+...
R1 = Hambatan di titik 1
R2 = Hambatan di titik 2
R3 = Hambatan di titik 3
14
BAB III
KESIMPULAN
Resistansi atau hambatan adalah kemampuan suatu benda untuk menahan aliran
arus listrik. Besar kecilnya hambatan suatu aliran arus listrik dipengaruhi oleh hambatan
jenis, suhu serta panjang dan luas penampang. Semakin besar suhu, panjang, atau luas
penghantarnya maka akan semakin besar hambatannya. Salah satu contoh resistansi
adalah alat resistor.
Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki sifat pasif,
dimana komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk dapat bekerja. Resistor
ditemukan bersamaan ditemukannya resistansi oleh George Simon Ohm tahun 1787.
Kombinasi resistor terdiri dari resistor secara seri dengan rumus resistansi
𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 +... dan resistor secara paralel dengan rumus resistansi
1 1 1 1
𝑅𝑒𝑞
= 𝑅1
+ 𝑅2
+ 𝑅3
+...
15
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Ikhwan (2009). Topik 4 Kapasitansi Kuliah Fisika Dasar II TIP [Powerpoint
Slides]. Diakses dari
https://docplayer.info/34550041-Topik-4-kapasitansi-fisika-dasar-ii-tip-tp-ugm-2
009-ikhsan-setiawan-m-si.html
Tipler, P. & Mosca G. (2008). Physics For Scientists and Engineers Sixth Edition. New
York: W.H. Freeman and Company
16