Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

LISTRIK ARUS SEARAH

Oleh :
1. Indi Abida Firdaus
2. Maulina Herawati
3. Rini Astria
4. L. Ghantar Sasake
5. M. Ramdhan Prastya
Kelas : XII MIPA 1
SMA Negeri 1 Batukliang Utara
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran.
limpah, dan hikmat yang diberikan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
"Laporan Praktikum Fisika Tentang Listrik Arus Searah". Adapun penulisan laporan percobaan
ini bertujuan untuk mempresentasikan hasil rancangan listrik tentang prinsip kerja rangkaian listrik
searah (DC).
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah Kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan
hal tersebut, Kami dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata
Pelajaran Fisika kelas XII MIPA 1 yang telah membimbing.
Dalam penyusunan laporan ini, Kami telah menyadari pengetahuan dan pengalaman Kami
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.

Batukliang Utara, 04 September 2023


PENDAHULUAN

A. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengukur beda potensial pada rangkaian listrik.
2. Menerapkan Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik.

B. Landasan Teori
1. Arus Listrik
Arus listrik atau dalam versi bahasa inggris sering disebut "electric current" dapat
didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu Biasanya
arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I Arus listrik
merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu.

I=Q/t
Ket :
I = Kuat Arus (A)
Q = Muatan Listrik (C)
t = Waktu (s)

Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi
ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu ampere sama dengan
1 couloumb dari elektron melewati satu titik pada satu detik Pada kasus ini, besarnya
energi listrik yang bergerak melewati konduktor (penghantar). Kust arus listrik diukur
menggunakan amperemeter Tokoh penemu arus listrik adalah Michael Faraday. Muatan
listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, arus
konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu
bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang
sebaliknya.
2. Tegangan listrik
Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt) Besaran ini mengukur
energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi Alat untuk mengukur
tegangan listrik dinamakan voltmeter Penemu tegangan listrik adalah Alessandro Volta.

V=LR
Ket:
V = Tegangan Listrik (V)
I = Arus Listrik (A)
R = Hambatan Listrik (Ohm)
Tenaga (the force) yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam sebuah
rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah nilai dari beda potensial energi antara
dua titik. Pada sebuah rangkaian, besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan
elektron pada titik satu dengan titik yang lainnya merupakan jumlah tegangan.
3. Hambatan listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Alat untuk mengukur
hambatan listrik dinamakan ohmmeter. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut:

R = V/I
Ket:
R = Hambatan (Ohm)
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
Bahan yang digunakan untuk hambatan listik adalah resistor

Resistor
Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau
penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap
perpindahan elektron (muatan negatif) Resistor merupakan salah satu komponen
terpenting pada sebuah rangkaian elektronika. Resistor disingkat dengan huruf "R".
Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang
ahli fisika bangsa Jerman Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi Satuan
konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho,

Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan


listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki
hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt
dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama
dengan sebanyak 6.2415061018 elektron per detik mengalir menghadap arah yang
berlawanan dari anas.

4. Hukum Ohm
Georg Simon Ohm, (16 Mac 1789 Erlangen, Jerman 6 Julai 1854, Munich) pakar
fizik Jerman, yang dilahirkan di Erlangen. Dengan menggunakan peralatan hasil
ciptaannya sendiri. Ohm berhasil menemukan hokum asas elektrik yang menjadi dasar
bagi lahirnya teori-teori elektrik yang lain.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik (I)
yang mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda potensial (V) yang
diberikan pada ujung-ujungnya. Artinya, semakin besar beda potensial, maka semakin
besar arus yang mengalir. Sebaliknya, jika beda potensial yang diberikan diperkecil,
semakin kecil pula arus yang mengalir. Kita bisa merumuskannya menjadi sebagai
berikut.

I=V

Ketika arus listrik I mengalir dalam sebuah kawat konduktor dengan beda potensial
di ujung-ujungnya V, maka arus akan berbanding terbalik dengan hambatan,
menghasilkan rumus sebagai berikut.

I a I/R

Berdasarkan dua persamaan di atas, maka didapatkan rumus dari hukum Ohm
sebagai berikut.

I=V/R, V=LR, atau R=V/I


Besaran R adalah hambutan pada kawat.

Hukum Ohm juga dapat dinyatakan sebagai "arus yang mengalir melalui konduktor
berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua ujungnya, sementara kondisi fisik
konduktor seperti temperatur, regangan, dan lainnya tetap konstan".

5. Keterbatasan hukum Ohm


Namun, hukum Ohm juga memiliki keterbatasan. Hukum ini telah diturunkan
dengan asumsi bahwa hambatan tidak tergantung pada arus Sehingga, hambatan atau
resistansi selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (1). Artinya, hukum Ohm tidak
berlaku untuk fluida, materi semikonduktor, maupun isolator. Material yang tidak
memenuhi hukum Ohm disebut sebagai material non-Ohmik.
Rangkaian listrik
Rangkaian listrik seri disusun secara sejajar, sedangkan rangkaian listrik paralel
disusunsecara bersusun atau bercabang. Sedangkan rangkaian campuran merupakan
kombinasi darirangkaian seri dan paralel.

 Rangkaian listrik seri


ITotal = I1 = I2 = I3
VTotal = V1 + V2 + V3 +...
RTotal = R1 + R2 + R3 +...
 Rangkaian listrik parallel
ITotal = I1 + I2 + I3 +...
VTotal = V1 = V2 = V3
RTotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +...
PEMBAHASAN
C. Alat dan Bahan
1. Cutter atau guntig
2. Dua buah baterai
3. Sakelar
4. Bohlam lampu
5. Dudukan lampu
6. Kabel
7. Papan kardus
8. Lakban
D. Cara Membuat
1. Siapkan kabel, kemudian gunting bagian ujungnya dan bagi kabel menjadi dua bagian.
2. Selanjutnya, kita dapat bagi kabel yang satunya menjadi dua bagian (total ada 3 kabel).
3. Lalu ambil salah satu kabel untuk dikupas ujungnya kemudian diputar agar bagian penutup
kabel dapat terpisah dengan tembaganya saja, lakukan pula dengan kedua kabel lainnya.
4. Jika sudah, kita ambil dudukan bohlam dan masukkan bohlam ke dalam dudukannya
(dengan cara diputar dan pastikan posisinya kuat dan lampu tidak bergerak-gerak).
5. Lalu, kita masukkan bagian kabel ke dalam dudukan lampu dengan cara seperti diputar,
lakukan pula dengan sisi satunya dan sambungkan ujung yang lain dengan sakelar.
6. Selanjutnya, sisi sakelar yang belum disambung, disambungkan dengan kabel.
7. Kemudian, perhatikan baterai, yang mana kutub positif harus bertemu dengan kutub negatif
dan rekatkan menggunakan isolasi atau lakban dengan tujuan agar baterai dapat stabil dan
tidak beruubah-ubah posisinya.
8. Dan tempelkan bagian ujung kabel pada sisi positif dan sisi negatif baterai tersebut
9. Apabila lampu tersebut menyala, maka sambungan pada kabel-kabel tersebut dapat di tutup
menggunakan isolasi agar tidak terputus.
10. Setelah semua komponen sudah selesai dirangkai, tempel-lah rangkaian tersebut pada
papan kardus dengan menggunakan isolasi.
E. Cara Kerja Alat
Cara kerja alat ini bergantung pada sakelar yang ada, ketika sakelar di-on-kan, maka lampu
tersebut akan menyala dan ketika sakelar di-off-kan, maka lampu akan mati. Hal tersebut
terjadi dikarenakan adanya hambatan pada sakelar, yang dimana sakelar berperan untuk
menghambat arus listrik yang mengalir.
F. Data Hasil Percobaan
No Sumber Tegangan (V) Arus Listrik (A) Daya Lampu Beda Potensial (V) Nyala Lampu
1. 10V 0,5A 2,5 watt 4,0 Sangat Terang
2. 3V 0,5A 2,5 watt 4,0 Tidak Menyala
3. 20V 0,5A 2,5 watt 4,0 Sangat Terang
4. 3V 0,5A 1,5 watt 4,0 Terang
G. Analisis Data
Pada percobaan pertama, lampu tersebut menghasilkan cahaya yang sangat terang,
dikarenakan sumber tegangannya menggunakan aki. Tetapi, pada percobaan kedua, pada saat
menggunakan baterai, lampu tersebut tidak menyala, dikarenakan muatannya lebih besar
daripada sumber tegangannya. Di percobaan ketiga, nyala lampu juga sangat terang, karena
kita mencoba memasukkan ujung kabelnya ke dalam lubang cokrol. Dan dipercobaan
keempat, setelah kita mengganti lampunya menggunakan lampu yang daya nya 1,5 watt,
akhirnya lampu tersebut bisa menyala dengan menggunakan baterai.
KESIMPULAN DAN SARAN

Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke
potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu ampere sama dengan 1 couloumb
dari elektron melewati satu titik pada satu detik Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang
bergerak melewati konduktor (penghantar). Kust arus listrik diukur menggunakan amperemeter
Tokoh penemu arus listrik adalah Michael Faraday. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel
atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, arus konvensional didefinisikan sebagai aliran
muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron
yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai