Disusun Oleh :
Kami pamjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan
karunianya, makalah ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan pembelajaran
kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.
Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang “Listrik Arus Searah”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah 2.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian makalah kami Dengan Harapan dapat di terima oleh bapak dan
dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Pembahasan 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa itu listrik arus searah ( DC ) ?
2. Bagaimana menghitung arus, tegangan, dan hambatan pada listrik ?
3. Apa saja yang termasuk sumber listrik arus searah ( DC ) ?
1.3 Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif ( + ) dan muatan negative ( - )
2. Muatan positif ada pada inti atom, sedangkan muatan negative ada pada electron
3. Electron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak dapat pindah
4. Atom-atom penghantar (konduktor) memiliki electron-elektron bebas yang sangat mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam penghantar itu.
5. Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beberapa potensial (tegangan)
Dari beberapa asas tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa arus listrik ditimbulkan oleh
muatan listrik yang berpindah atau muatan listrik yang bergerak. Bila dalam suatu
penghantar terus menerus terjadi perpindahan muatan atau electron, maka berarti dalam
penghantar itu terjadi arus listrik.
Agar terjadi arus listrik pada suatu penghantar maka ujung-ujung kawat penghantar itu
harus di buat berbeda potensialnya, ujung yang satu potensialnya harus lebih tinggi
daripada ujung yang lain. Beda potensial yang menyebabkan terjadinya arus listrik, sering
di sebut dengan tegangan lisrik.
2
2.2 Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui penampang
suatu kawat penghantat per satuan waktu. Jadi, bila sejumlah muatan q mengalir melalui
penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus i yang mengalir besarnya adalah:
I
ket :
I = Arus Listrik ( A )
Pada tahun 1827, seorang ahli fisika bangsa Jerman bernama George Simon Ohm ( 1789-
1854 ) menemukan hubungan antara arus dan tegangan listrik. Kuat arus yang mengalir
pada suatu kawat penghantar sebanding dengan tegangan yang
menimbulkannya. Pernyataan ini disebut hukum ohm. Dalam bentuk persamaan , hukum ini di
tulis :
V = i.R
• Dalam persamaan tersebut, R dapat dianggap sebagai tetapan kesebandingan. Tetapan
ini selanjutnya disebut hambatan listrik ( Resistor ).
I
Ket :
I = kuat arus ( Ampere )
V = tegangan atau beda potensial ( Volt )
R = hambatan ( Ohm )
3
Hambatan Listrik
Besar hambatan listrik pada suatu penghantar di pengaruhi oleh jenis bahan dari penghantar
tersebut. Besarnya hambatan listrik tersebut dapat di rumuskan :
R
Ket :
R = hambatan listrik (
= Hambatan Jenis penghantar ( / m )
L = Panjang Kawat ( m )
A = Luas penampang kawat penghantar ( m2 )
1. Sebanding dengan panjang penghantar (L). artinya, semakin panjang kawat maka
hambatannya semakin besar.
2. Berbanding terbalik dengan dengan luas penampang penghantar (A). artinya, semakin
luas penmapang penghantar maka hambatnnya semakin kecil.
3. Sebanding dengan hambatan jenis dari bahan kawat (ρ). Artinya. Jika bahan kawat
penghantar memiliki hambatan jenis yang besar maka hambatan jenis yang besar maka
hambatan penghantar dari bahan itu besar.
Besarnya hambatan listrik pada suatu bahan penghantar juga dipengaruhi oleh suhu badan
tersebut, persamaan matematisnya adalah :
R = R0 + R R = R0 ( 1 +
• Ket :
R0 = besar hambatan listrik semula ( ohm )
R = besar hambatan listrik setelah suhunya ( ohm )
Koefisien suhu ( 0C -1 )
t = perubahan suhu ( K )
Hukum Kirchof
Menurut hukum kirchof 1, jumlah arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari ttik percabangan itu.
keluar
i1 + i2 = i3 + i4
4
2.4 Alat Ukur Listrik
Alat ukur yang biasa digunakan dalam dalam pengukuran besar-besaran lisrik yaitu,
ampere meter, voltmeter, meter dasar, multitester dan osiloskop.
• Ampere meter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik , sedangkan voltmeter
digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik. Pada masa sekarang
kedua alat tersebut sudah di rangkum dalam satu alat yang disebut dengan meter dasar
(basic meter). Jadi, meter dasar dapat berfungsi sebagai ampere meter dan voltmeter.
• Multitester, yang sering disebut juga multimeter atau avo-meter adalah alat ukur yang
berfungsi sekaligus sebagai ampere meter . voltmeter, ohmmeter (pengukur hambatan
listrik). Di sampping itu, multimeter dapat digunakan dalam pengukuran arus listrik searah
maupun arus listrik bolak-balik
Arus listrik yang mengalir hanya ke satu arah disebut arus searah (direct current,
disingkat DC). Arus listrik yang lebih banyak dipakai orang ialah arus bolak – balik
(alternating current, disingkat AC ).
A. Rangkaian seri
VT = V1 + V2 + V3
IT = I1 = I2 = I3 RT = R1
+ R2 + R3 Ket :
B. Rangkaian paralel
•
Vp = V1 = V2 = V3
•
Ip = I1 + I2 + I3
•
2.6 Sumber listrik Arus Searah
Sumber arus searah adalah sumber energy listrik yang dapat menimbulkan arus listrik
yang besar arahnya selalu tetap (konstan). Sumber arus searah ini dapat berasal dari hasil
proses kimia atau dari proses lainnya. Sumber-sumber arus searah yang berasal dari proses
kimia disebut elemen-elemen elektrokimia.
1. Elemen-Elemen Elektrokimia
Prinsip dasar dari suatu elemen elektrokimia ialah dua lempeng logam berbeda jenis
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan lempeng yang satu tidak bersentuhan dengan
lempeng lainnya. Suatu reaksi kimia menyebabkan kedua logam melepaskan electron-
elektron ke larutan. Salah satu lempeng melepaskan electron lebih banyak daripada lempeng
lain, sehingga lempeng itu potensialnya menjadi lebih rendah dari pada lempeng lain tadi.
Beda potensial antara kedua lempeng tersebut dapat menimbulkan arus listrik dalam suatu
rangkaian. Elemen elektrokimia dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu,
elemen primer danelemen sekunder.
A. Elemen primer
Pada elemen primer, reaksi kimianya tidak dapat di balikan, sehingga elemen jenis ini
hanya dapat dipakai selama reaksi di dalamnya berlangsung. Jika reaksi kimia selesai, maka
bahan kimia di dalamnya tidak dapat di kembalikan menjadi bahan kimia semula. Contoh
6
sumber arus yang termasuk elemen primer yaitu, elemen volta, elemen leclance, elemen
kering, elemin alkalin dan elemen raksa.
B. Elemen sekunder
Selain diperoleh dari elemen-elemen elektrokimia, sumber arus searah dpaat juga
didapat dari generator arus searah. Generator adalah alat yang dapat mengubah energy
mekanik (gerak) menjadi energy listrik. Energy listrik pada generator timbul karena adanya
peristiwa induksi.
Generator ada yang menghasilkan arus bolak-bali (AC) dan ada yang menghasilkan arus
searah (DC). Perinsip kerja dari kedua jenis generator ini pada dasarnya sama. Perbedaannya
terletak pada bentuk komutatornya. Generator AC memiliki dua cincin yang terpisah,
sedangkan generator DC memiliki satu cincin yang terbelah dua.
1. Daya Listrik
Daya listrik yaitu kemampuan suatu perangkat listrik untuk menerima dan memanfaatkan
energy listrik. Besarnya daya listrik dapat ditentukan dengan persamaan.
atau P
P = V . I atau P = 𝐼2R
Ket:
P = Daya Listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (A) R =
Hambatan Listrik (Ω) t =
Suhu ( Kelvin )
2. Energy Listrik
Energy listrik yaitu besarnya daya listrik yang di mnafaatkan dalam waktu tertentu, secara
matematis dirumuskan :
P atau P = 𝐼2R t atau P = V i t atau W=Pt
Ket:
P = Daya Listrik (Watt) W = Energi yang dihasilkan sumber tegangan ( joule )
V = Tegangan Listrik (Volt) t = Suhu ( Kelvin )
I = Arus Listrik (A)
R = Hambatan Listrik (Ω)
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Listrik Arus Searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus listrik
searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel surya. Selain dari aki
sumber arus searah didapat juga melalui arus bolak balik yang yang dirubah menjadi arus
searah yaitu dengan menggunakan penyearah (Rectifier).
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Walaupun, mungkin saja arus
searah biasanya mengalir pada semi-konduktor, isolator dan ruang hampa udara.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://nur07alfiati.wordpress.com/listrik-arus-searah/
http://dinasuciwahyuni.blogspot.co.id/2016/08/listrik-arus-searah-materi-fisika-untuk.html