Disusun Oleh :
SURAKARTA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Surakarta, 9 Mei 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1...........................................................................LATAR BELAKANG
............................................................................................................1
1.2..................................................................PERUMUSAN MASALAH
............................................................................................................2
1.3................................................................................................TUJUAN
............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
3.1. KESIMPULAN................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar.1 Grafik Cv.......................................................................................7
Gambar.2 Perbandingan...............................................................................11
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pada Statistika Bose – Einstein tidak berlaku larangan Paulli atinya tida ada
pembatasan jumlah partikel yang berada pada suatu status atau keadaan.
Sedangkan Statistika Fermi – Dirac berlaku Asas larangan Paulli. Fisika statistik
banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat padat,
fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya
aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat.
1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk mengetahui aplikasi distribusi Bose – Einstein pada kapasitas
termal zat padat
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dengan β = dan Ei = hf
kT
Jika suhu rendah maka nilai Ae βEi⋙1 sehingga pada kondisi tersebut Hukum
Distribusi Bose-Einstein sama dengan Hukum Distribusi Maxwell
– Boltzmann.
3
2.2 Kapasitas Termal Zat Padat
Atom-atom pada zat padat tidaklah diam akan tetapi bergetar pada kedudukan
setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat berperan
dalam menentukan sifat termal zat padat khususnya untuk bahan yang bersifat
isolator non magnetik. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron
terjadi pada bahan logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet.
A. Eksperimen Dulong - Petit
Menurut Dulong-Petit (1920), kapasitas termal padatan unsur adalah
hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 5,97 cal/mol K. Boltzmann,
setengah abad kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh
Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan
tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini
diturunkan dari teori kinetik gas. Molekul gas ideal memiliki tiga derajat
kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan adalah kT
1 1
yang merupakan total energi potensial kT dan energi kinetik kT sehingga
2 2
energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah 3 kT . Energi per mole
adalah
4
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atom-
atom kristal sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain disekitar
kedudukan setimbangnya. Seakan-akan didalam 1 mol terdapat NA buah atau
yang bebas dan terikat pada titik setimbang tersebut.
Zat padat dipandang sebagai kumpulan osilator harmonis, maasing-masing
bergetar dengan frekuensi yang sama. Energi osilator terkuantisasi sebagai
berikut : E = n. hf
Energi rata-rata osilator
Sehingga
5
Pada suhu tinggi
Maka
Sehingga
Oleh karena itu Cv mendekati nol pada suhu-suhu rendah. Dan apabila T →0
maka Cv mendekati nol secara eksponensial.
6
Teori Einstein diuji secara eksperimen ole Nernst. Dalam ekaperimen
pada suhu-suhu rendah, didapat Cv tidak mendekati nol secara eksponensial
(Cv ~ T 3 ¿ . Disinilah letak kelemahan teori Einstein.
C. Teori Debye
Debye beranggapan bahwa tiap atom sebagai vibrator bergetar dengan
frekuensi yang tidak sama dan ada frekuensi maksimum karena jumlah ragam
frekuensi keseluruhan tidak boleh melebihi 3N. Bila Kristal mempunyai 3N
atom yang bervibrasi 3-D maka system tersebut mempunyai 3N derajat
kebebasan. Getarannya akan mempunyai 3N ragam vibrasi yang masing-
masing vibrator mempunyai frekuensi tertentu. Sehingga energi total sistem
tersebut
7
Bentuk tersebut oleh Debye disederhanakan dengan pendekatan dari bentuk
diskrit kedalam bentuk kontinu pada tahun 1912 sehingga menjadi bentuk
integral:
Sehingga
8
Maka kapasitas termal
Jika
9
Pada suhu tinggi
θD
<< 1 maka secara pendekatan e x ≈ 1 + x ≈ 1
T
Maka
Harga ini sama dengan terori klasik yang dikemukakan oleh Dulong Petit dan
Einstein
Pada suhu rendah
10
θD
→ ∞ maka secara pendekatan
T
Maka
11
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Dari latar belakang dan pembahasan Aplikasi Statistika Bose Einstein diatas maka
dapat diambil kesimpulan:
1. Fisika Statistik selalu dimulai dengan sifat-sifat mikroskopik atau atom dalam
sistem untuk menyelidiki sifat makroskopik sistem.
2. Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik
Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) →Mekanika
Kuantum
Hukum Distribusi Statistik Bose –Einstein (B-E) → Mekanika Kuantum
Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D)→Mekanika Kuantum
12
3. Kelemahan teori kapasitas termal Einstein terletak pada kesalahan Einstein
mengambil asumsi bahwa setiap atom sebagai vibrator bergetar dengan frekuensi
yang sama dan nilai frekuensi yang dibolehkan dari nol sampai tak hinnga.
Sehinga pada suhu-suhu rendah nilai Cv Einstein berbeda dari Cv Eksperimen.
4. Teori kapasitas termal dari Debye adalah teori yang paling baik karena
mendekati hasil eksperimen baik pada suhu rendah maupun pada suhu tinggi. Hal
ini disebabkan karena asumsi yang diambil Debye bahwa tiap atom bergetar
dengan frekuensi berbeda dan ada frekuensi maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9502827/PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE-
EINSTEIN_PADA_KAPASITAS_TERMAL_ZAT_PADAT
13