Anda di halaman 1dari 17

APLIKASI STATISTIKA BOSE-EINSTEIN PADA KAPASITAS

TERMAL ZAT PADAT

Disusun Oleh :

Nila Sarifah / M0215043

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                 
Surakarta, 9 Mei 2017

                                                                                               Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1...........................................................................LATAR BELAKANG
............................................................................................................1
1.2..................................................................PERUMUSAN MASALAH
............................................................................................................2
1.3................................................................................................TUJUAN
............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

2.1........................................... Hukum Distribusi Statistik Bose-Einstein


............................................................................................................3
2.2................................................................. Kapasitas Termal Zat Padat
............................................................................................................4
A. Eksperimen Dulong – Petit...........................................................4
B. Teori Einstein................................................................................4
C. Teori Debye..................................................................................7

BAB III PENUTUP .....................................................................................12

3.1. KESIMPULAN................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

DAFTAR GAMBAR

iii
Gambar.1 Grafik Cv.......................................................................................7

Gambar.2 Perbandingan...............................................................................11

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Fisika Statistik (Hukum Distribusi Statistik) digunakan dalam
mengungkapkan informasi tentang kumpulan benda banyak melalui lukisan
makro dan lukisan mikro. Anggapan yang digunakan adalah untuk sistem yang
ada dalam keadaan steimbang, hasil pengamatan akan banyak ditentukan
konfigurasi keadaan makro yang mencerminkan ragam lukisan mikro paling
banyak atau konfigurasi dengan peluang yang terbesar.
 Lukisan mikro memberi informasi secara tepat staus (keadan fisis )dari
masing- masing partikel penyusun sistem. (Namun hal itu sulit didapat karena
jumlah partikel banyak sekali)
 Lukisan makro memberi informasi yang kurang terperinci tetapi dapat
melukiskan karakteristik kumpulan partikel penyusun sistem.
Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik
a. Hukum Distribusi Statistik Maxwell  – Boltzmann (M-B)
b. Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E)
c. Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D)

Hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann digolongkan sebagai Statistika Klasik


artinya hukum-hukum fisika klasik (Mekanika Newtonian) berlaku.
Sedangkan Distribusi B-E dan F-D merupakan Statistika Kuantum, artinya
hukum-hukum kuantum berlaku pada statistika tersebut.
Dalam penggunaan jenis statistik didasarkan pada jenis penyusun partikel:
 Hukum Distribusi Statistik Maxwell  –Boltzmann (M-B) : partikel identik
tidak dapat dibedakan
 Hukum Distribusi Statistik Bose –Einstein (B-E) dan Hukum Distribusi
Statistik Fermi – Dirac (F-D): partikel tidak dapat dibedan

1
Pada Statistika Bose – Einstein tidak berlaku larangan Paulli atinya tida ada
pembatasan jumlah partikel yang berada pada suatu status atau keadaan.
Sedangkan Statistika Fermi – Dirac berlaku Asas larangan Paulli. Fisika statistik
banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat padat,
fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya
aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bagaimana aplikasi distribusi Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat?

1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk mengetahui aplikasi distribusi Bose – Einstein pada kapasitas
termal zat padat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hukum Distribusi Statistik


Bose-Einstein
Syarat berlakunya hukum distribusi Bose-Einstein adalah sebagai berikut:
 Berlaku untuk partikel-partikel Boson, yaitu semua partikel yang
memiliki fungsi
gelombang simetrik: foton, fonon, He dan lain-lain
 Partikel identik tidak dapat dibedakan
 Statistik kuantum
 Tidak berlaku Asas Pauli (tidak ada pembatasan jumlah partikel yang
dapat menempati suatu status)

Hukum Distribusi Bose-Einstein

1
Dengan β = dan Ei = hf
kT

Jika suhu rendah maka nilai Ae βEi⋙1 sehingga pada kondisi tersebut Hukum
Distribusi Bose-Einstein sama dengan Hukum Distribusi Maxwell
– Boltzmann.

Fungsi Distribusi Bose-Einstein

3
2.2 Kapasitas Termal Zat Padat
Atom-atom pada zat padat tidaklah diam akan tetapi bergetar pada kedudukan
setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat berperan
dalam menentukan sifat termal zat padat khususnya untuk bahan yang bersifat
isolator non magnetik. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron
terjadi pada bahan logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet.
A. Eksperimen Dulong - Petit
Menurut Dulong-Petit (1920), kapasitas termal padatan unsur adalah
hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 5,97 cal/mol K. Boltzmann,
setengah abad kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh
Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan
tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini
diturunkan dari teori kinetik gas. Molekul gas ideal memiliki tiga derajat
kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan adalah kT
1 1
yang merupakan total energi potensial  kT dan energi kinetik  kT sehingga
2 2
energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah 3 kT . Energi per mole
adalah

Sehingga Cv = 3R = 5,97 kal/mol K.


Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya
hukum Dulong-Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar.
Namun beberapa unsur memiliki kapasitas termal pada temperatur kamar
yang lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada
temperatur yang sangat rendah kapasitas termal semua unsur menuju nol.
B. Teori Einstein

4
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atom-
atom kristal sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain disekitar
kedudukan setimbangnya. Seakan-akan didalam 1 mol terdapat NA buah atau
yang bebas dan terikat pada titik setimbang tersebut.
Zat padat dipandang sebagai kumpulan osilator harmonis, maasing-masing
bergetar dengan frekuensi yang sama. Energi osilator terkuantisasi sebagai
berikut : E = n. hf
Energi rata-rata osilator

Energi 1 mol zat

Sehingga

Jadi kapasitas kalor Einstein

5
 Pada suhu tinggi

Maka

 Pada suhu rendah

Sehingga

Oleh karena itu Cv mendekati nol pada suhu-suhu rendah. Dan apabila T →0
maka Cv mendekati nol secara eksponensial.

6
Teori Einstein diuji secara eksperimen ole Nernst. Dalam ekaperimen
pada suhu-suhu rendah, didapat Cv tidak mendekati nol secara eksponensial
(Cv ~ T 3 ¿ . Disinilah letak kelemahan teori Einstein.

Gambar.1 Grafik Cv terhadap perubahan temperature Einstein dan eksperimen

C. Teori Debye
Debye beranggapan bahwa tiap atom sebagai vibrator bergetar dengan
frekuensi yang tidak sama dan ada frekuensi maksimum karena jumlah ragam
frekuensi keseluruhan tidak boleh melebihi 3N. Bila Kristal mempunyai 3N
atom yang bervibrasi 3-D maka system tersebut mempunyai 3N derajat
kebebasan. Getarannya akan mempunyai 3N ragam vibrasi yang masing-
masing vibrator mempunyai frekuensi tertentu. Sehingga energi total sistem
tersebut

7
Bentuk tersebut oleh Debye disederhanakan dengan pendekatan dari bentuk
diskrit kedalam bentuk kontinu pada tahun 1912 sehingga menjadi bentuk
integral:

Dengan g(f) rapat keadaan. Pemikiran ini didasarkan pada kenyataan


bahwa ragam frekuensi didalam Kristal sesuai dengan rambatan gelombang
bunyi yang merupakan gelombang elastik berfrekuensi rendah. Kuantum
energy gelombang elastic dalam zat padat disebut fonon. Dalam hal ini
panjang gelombang bunyi sangat besar dibandingkan jarak antar atom.
Sehingga kediskritan susunan atom dalam Kristal dapat diabaikandan
menggantikannya dengan medium elastik yang homogen.
Dengan

Sehingga

Maka energi tiap molnya adalah

8
Maka kapasitas termal

Jika

9
 Pada suhu tinggi
θD
<< 1 maka secara pendekatan e x ≈ 1 + x ≈ 1
T

Maka

Harga ini sama dengan terori klasik yang dikemukakan oleh Dulong Petit dan
Einstein
 Pada suhu rendah

10
θD
→ ∞ maka secara pendekatan
T

Maka

Ini merupakan pendekatan yang baik karena mendekati hasil eksperimen

Gambar.2 Perbandingan model Debye dan Einstein

11
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dari latar belakang dan pembahasan Aplikasi Statistika Bose Einstein diatas maka
dapat diambil kesimpulan:

1. Fisika Statistik selalu dimulai dengan sifat-sifat mikroskopik atau atom dalam
sistem untuk menyelidiki sifat makroskopik sistem.
2. Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik
 Hukum Distribusi Statistik Maxwell  – Boltzmann (M-B) →Mekanika
Kuantum
 Hukum Distribusi Statistik Bose –Einstein (B-E) → Mekanika Kuantum
 Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D)→Mekanika Kuantum

12
3. Kelemahan teori kapasitas termal Einstein terletak pada kesalahan Einstein
mengambil asumsi bahwa setiap atom sebagai vibrator bergetar dengan frekuensi
yang sama dan nilai frekuensi yang dibolehkan dari nol sampai tak hinnga.
Sehinga pada suhu-suhu rendah nilai Cv Einstein berbeda dari Cv Eksperimen.
4. Teori kapasitas termal dari Debye adalah teori yang paling baik karena
mendekati hasil eksperimen baik pada suhu rendah maupun pada suhu tinggi. Hal
ini disebabkan karena asumsi yang diambil Debye bahwa tiap atom bergetar
dengan frekuensi berbeda dan ada frekuensi maksimum.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9502827/PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE-
EINSTEIN_PADA_KAPASITAS_TERMAL_ZAT_PADAT

13

Anda mungkin juga menyukai