Anda di halaman 1dari 24

DISTRIBUSI BOSE- EINSTEIN

KELOMPOK 3

LAILA AZWANI PANJAITAN (8186175007)


SHABRINA DZAHROH NASUTION (8186175003)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


UNIMED
PEMBAHASAN

Statistik Bose- Sifat Partikel Konfigurasi


Einstein Boson Boson

Distribusi Bose- Fungsi Partisi Bobot Statistik


einstein Boson Partikel Boson

Aplikasi
A. STATISTIK BOSE-
EINSTEIN

Statistik Bose-Einstein membahas tentang partikel


yang tak berinteraksi satu sama lain dan tunduk pada aturan
kuantum. Ketika menurunkan distribusi statistik untuk
boson, suatu sistem yang momentum sudutnya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari h / 2 dan juga tidak memenuhi
larangan Pauli.
Perbedaan Sistem
Boson dan Klasik

Sistem kuantum dengan


Dua buah boson identik dan sistem klasik adalah sifat
tidak dapat dibedakan. diskrit keadaan energi yang
Dalam sistem klasik, tersedia. Dalam statistik
pertukaran dua sistem akan klasik, energi dibagi dalam
menghasilkan susunan yang tingkatan yang diskrit.
berbeda, sedangkan dalam Dalam kasus mekanika
sistem boson tidak kuantum keadaan energi
menyebabkan adanya hasil diskrit tetap diperlukan
yang berbeda dalam dengan menganggap bahwa
perhitungan distribusi tiap keadaan yang tersedia
energi dengan peluang menempati volume
terbesar dalam sistem. tertentu dalam sebuah
ruang fase.
Syarat berlakunya Hukum
Distribusi Bose-Einstein

Partikel-partikel adalah identik (tidak dapat dibedakan) karena setiap


pertukaran partikel tidak menghasilkan keadaan baru.

Berlaku untuk partikel-partikel boson yaitu semua partikel yang


memiliki fungsi gelombang simetrik.

Tidak memenuhi larangan Pauli (di dalam satu atom, tidak boleh ada
2 elektron yang mempunyai ke-4 bilangan kuantum yang sama)

Tidak ada batasan jumlah untuk menempati satu keadaan.

Tunduk pada fisika kuantum


B. SIFAT PARTIKEL
BOSON
Boson adalah sistem yang memiliki spin
kelipatan bulat dari ℏ. tidak memenuhi prinsip eksklusi
Pauli sehingga satu tingkat energi dapat ditempati oleh
sistem dalam jumlah berapa pun. Sebaliknya, fermion
memiliki spin yang merupakan kelipatan ganjil dari
ℏ/𝟐. Sistem ini memenuhi prinsip eksklusi Pauli. Tidak
ada dua sistem atau lebih yang memiliki keadaan yang
sama.

Pada suhu yang sangat tinggi sistem sub atomik dapat


berperilaku seperti sistem klasik dan kecepatan sistem
sangat besar, sehingga panjang gelombangnya sangat
kecil. Akibatnya, tumpah tindih gelombang sistem-sistem
menjadi hilang dan sistem menjadi terbedakan. Sistem
boson tidak memenuhi prinsip larangan Pauli sehingga
satu tingkat energi dapat di tempati oleh sistem dalam
jumlah banyak. Prinsip larangan Pauli, hanya berlaku
pada fermion.
C. KONFIGURASI BOSON

Konfigurasi Boson, memiliki probabilitas yang jauh


lebih besar daripada konfigurasi – konfigurasi lainnya
sehingga hampir seluruh waktu sistem boson membentuk
konfigurasi tersebut.
Dalam pembagian tingkat energi sistem, sistem boson
tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya, sehingga
pertukaran sesama partikel tidak menghasilkan penyusunan
yang berbeda.
CONTOH
Tempatkanlahni = 5 buahpartikel boson
dalamsatubarisdandistribusikandalamgi = 6 kuantum.
Susunlahdistribusi yang mungkin!
Penyelesaian:
Denganmenggunakanpersamaanberikutinimaka :
6 6−1 +5 ! 6 5 +5 ! 6 10 !
𝑤𝑠 = 𝑤𝑠 = 𝑤𝑠 = = 252 𝑐𝑎𝑟𝑎
6! 5! 6! 5! 6! 5!
Berikutiniada 4 cara kemungkinandari 252 cara yang bisa
dibuatadalah:

CONTOH 2.
D.BOBOT STATISTIK PARTIKEL BOSON

Perumusan distribusi Bose –


Enstein dari bobot statistik
harus memperhitungkan
kenyataan bahwa partikel
tidak lagi dapat dibedakan
(indistinguishable). Pertukaran
partikel antar bilik, karena
partikelnya tak-terbedakan
tidak menyebabkan
Keadaan Makro dan Mikro
perbedaan keadaan mikro. untuk statistik Bose –
Einsten
Padamasing - masingtingkatanenergiEiterdapan Nipartikel.
Jikajumlah sub-bilikdalammasing-
masingtingkatanenergiadalahseragam, yaitu m
makabobotstatistiknyaadalah
n n + Ni − 1 !
Ω = Πi=1
n − 1 ! N1 !
Samadenganprosudersebelumnya,
n

ln Ω = ෍ ln(n + Ni − 1! − ln n − 1 ! − lnN1 !
i=1
DenganmenggunakanrumusStirlingdiperoleh
n

ln Ω = ෍ n + Ni ln n − Ni − n ln n − Ni lnNi
i=1
Untukentropimaksimum, makavariasi δ ln Ω=
n n+N0i
Jikajumlahpartikeldan energy total tetap,
makadiperolehkeadaanberikut :
𝛿𝑁 = ෍ 𝛿𝑁𝑖 = 0, 𝛿𝑈 = ෍ 𝑤𝑖 𝛿𝑁𝑖 = 0

DenganmenggunakanpengaliLangrange –lnα dan β diperoleh


n
n + Ni0
𝛿𝑙𝑛Ω = ෍ 0 δNi = 0
Ni
i=1
𝑁𝑖0 1
=
𝑛 𝛼 exp(𝛽𝑤𝑖 ) − 1

StatistikBose - Einstein dan Maxwell - Boltzmanmemilikipola


yang sama, bedanya,
ruaskiriadalahjumlahtitikrepresentasidalamkompartmensertapadar
uaskananpenyebutnyadikurangkan 1. Sepertijugadalamstatistik
Maxwell - Boltzman, pengali β = 1/kT, yang
E. FUNGSI PARTISI BOSON

Fungsi Partisi Boson diberikan dengan


nx = 0,1,2,3...
Fungsi partisi unstuk sistem terbuka untuk
Boson adalah :

Dengan syarat konstrain


Keadaan mikro yang memenuhi kriteria untuk boson berjumlah
tak terhingga. Beberapa keadaan mikro yang memiliki energi
terendah yaitu (0, 0), (1, 0, (0, 1), (2, 0), (1, 1), (0, 2), (3, 0), (2,
1), (1, 2), (0, 3) dan seterusnya.Jadi untuk sistem dua tingkatan
ini, mempunyai fungsi partisi,
𝑛𝑠

𝑄 = ෑ(1 − 𝑒 𝛽𝜇−𝛽𝜖𝑠 )−1


𝑠=1
Dengan cara yang sama, kita dapat melihat pola yang jelas, untuk
ns = ∞ jumlah tingkatan energi, sehingga fungsi partisinya adalah
:
Kedua rumus untuk fungsi partisi Fermion dan Boson,

Ket. Tanda (+) untuk fermion dan (-) untuk Boson.


F. DISTRIBUSI BOSE-EINSTEIN

Dalam statistik Bose Einstein semua keadaan kuantum


dianggap berpeluang sama untuk diisi, gs menyatakan banyaknya
keadaan (sel) yang memiliki energi sama єs .

Banyaknya partikel tak terbedakan= ns = 8


Banyaknya pembatas =gs – 1 = 6
Banyaknya sel = gs = 7
Gambar 1. Deretan ns, partikel tak terbedakan dipisahkan oleh gs – 1
pembatas menjadi gs sel
Jumlah pengaturan dibedakan, ws, dari sistem di dalam
lembar s adalah:

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode


pengali tak tentu Lagrange yaitu:

Dengan mengasumsikan bahwa nilia dan cukup besar


untuk memungkinkan kita menggunakan pendekatan
Striling, sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
Oleh karena dan jauh lebih besar dari pada
satu, maka :

Disederhanakan sehingga diperoleh:

yang secara umum dikenal dengan distribusi


Bose-Einstein untuk assembly boson. Seperti
hasil yang diperoleh pada materi sebelumnya .
G. APLIKASI DISTRIBUSI BOSE-EINSTEIN

Radiasi Kapasitas
Benda Hitam Kalor Kristal

Model Model
Einstein Debeye
Radiasi Benda Hitam

Benda hitam dapat dianalogikan sebagai kotak


yang berisi gas foton. Jumlah foton dalam kotak tidak
selalu konstan. Karena jumlah foton yang tidak
konstanisi maka faktor Bose-Einstein untuk gas foton
adalah 1/(eE/KT -1), yang diperoleh dengan
menggunakan α = 0. Kerapatan keadaan gelombang
berdiri dalam kotak tiga dimensi dalam persamaan
yaitu 4πdλ / λ4. Karena gelombang elektromagnetik
memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi) yang
saling bebas.
a. Hukum Pergeseran Wien

Hukum Pergeseran Wien telah dipakai untuk


memperkirakan suhu benda berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang dipancarkannya. Energi yang dipancarkan
benda diukur pada berbagai panjang gelombang. Kemudian
intensitas tersebut diplot terhadap panjang gelombang sehingga
diperoleh panjang gelombang yang memiliki intensitas terbesar.
Panjang gelombang ini selanjutnya diterapkan pada hukum
pergeseran Wien guna memprediksi suhu benda. Para astronom
memperkirakan suhu bintang-bintang berdasarkan spektrum
energy yang dipancarkan oleh bintang-bintang tersebut.
b. Persamaan Stefan-Boltzmann

Sebuah benda hitam memancarkan gelombang


elektromagnetik pada semua jangkauan frekuensi dari
nol sampai tak terhingga. Hanya intensitas gelombang
yang dipancarkan berbeda-beda. Ketika panjang
gelombang menuju nol intensitas yang dipancarkan
menuju nol juga dan ketika panjang gelombang menuju
tak terhingga intensitas yang dipancarkan juga menuju
tak terhingga. Intensitas gelombang yang dipancarkan
mencapai maksimum.
Kapasitas Kalor Kristal

Dalam kristal atom-atom bervibrasi. Jika


diselesaikan dengan mekanika kuantum maka energi
vibrasi atom-atom dalam kristal terkuantisasi.
Kuantisasi getaran atom tersebut disebut fonon. Karena
jumlah fonon tidak konstan maka fungsi didtribusi
untuk fonon diperoleh dengan mengambil α = 0. Fungsi
distribusi tersebut persis sama dengan fungsi distribusi
untuk foton.
Model Einstein
Model Einsten menjelaskan dengan baik
kebergantungan kapasitas panas terhadap suhu. Sesuai
dengan pengamatan eksperimen bahwa pada suhu
menuju nol kapasitas panas menuju nol dan pada suhu
sangat tinggi kapasitas panas menuju nilai yang
diramalkan Dulog-Petit. Akan tetapi, masih ada sedikit
penyimpangan antara data eksperimen dengan ramalan
Einsten. Pada suhu yang menuju nol, hasil eksperimen
memperlihatkan bahwa kapasitas panas berubah sebagai
fungsi kubik (pangkat tiga) dari suhu. Oleh karena itu
perlu penyempurnaan pada model Einstein untuk
mendapatkan hasil yang persis sama dengan eksperimen.
Model Debeye
Salah satu masalah yang muncul dalam model
Einstein adalah asumsi bahwa semua fonon bervibrasi
dengan frekuensi yang sama. Tidak ada stifikasi untuk
asumsi ini. Asumsi ini digunakan semata-mata karena
kemudahan mendapatkan solusi. Oleh karena itu hasil
yang lebih tepat diharapkan muncul jika dianggap
frekuensi fonon tidak seragam. Asumsi ini digunakan oleh
Debeye untuk membangun teori kapasitas panas yang
lebih teliti. Sebelum masuk ke teori dt untuk Debeye
terlebih dahulu membahas kerapatan keadaan untuk kisi
dalam usaha mencari eksperesi yang tepat untuk g.
PERBEDAAN DISTRIBUSI FERMI-DIRAC DAN
BOSE-EINSTEIN
Unsur Pembeda Distribusi Fermi-Dirac Distribusi Bose-Einstein
Sistem Penerapan Identik, partikel tak Identik, partikel tak
terbedakan, memenuhi terbedakan, tidak memenuhi
prinsip Pauli prinsip Pauli
Kategori Partikel Fermion Boson
Sifat Partikel Spin ½. 3/2, 5/2,… fungsi Spin 0,1,2,… fungsi
gelombang anti simetri gelombang simetrik terhadap
terhadap pertukaran label pertukaran label partikel
partikel
Sifat Distribusi Tidak lebih dari satu partikel Tidak ada batas pada jumlah
per keadaan partikel per keadaan
Contoh Elektron bebas dalam logam Foton dalam rongga, fonon
dalam zat padat, helium cair
pada temperatur rendah

Anda mungkin juga menyukai