STATISTIKA BOSE-EINSTEIN
OLEH :
JURUSAN FISIKA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat, dan
hidayat-Nya sehingga penyusunan makalah tugas mata kuliah fisika statistika :
STATISTIKA BOSE-EINSTEIN dapat diselesaikan. Tidak lupa kami menyampaikan
terima kassih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan ini.
Kami menyadari atas segala kekurangan dalam penulisan materi ini, karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………………..
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………….
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………
…...
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Statistika Bose-Einstein……………………………………………………………
2.2. Sifat Dasar Boson………………………………………………………………….
2.3. Konfigurasi Boson Dan Konfigurasi Maksimal…………………………………...
2.4. Parameter α Untuk Photon Dan Phonon…………………………………………..
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………...
3.2. Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah Statistika Bose-Einstein adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Statistika Bose-Einstein.
2. Untuk mengetahui sifat dasar yang terdapat pada Statistika Bose-Einstein.
3. Untuk menentukan konfigurasi boson dan konfigurasi maksimum pada
Statistika Bose-Einstein.
4. Untuk mengetahi parameter α untuk photon dan phonon.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Statistika Bose-Einstein
Dalam statistika kuantum, Statistika Bose-Einstein adalah salah satu
dari dua cara yang memungkinkan dimana sekumpulan partikel yang sepadan
dan tak saling berinteraksi dapat menduduki sebuah set dari keadaan energi
diskret yang tersedia. Teori perilaku tersebut dikembangkan pada 1924-1925
oleh Satyendra Nath Bose yang mengakui bahwa sekumpulan partikel
sepadan dan identik dengan cara ini. Gagasan tersebut kemudian diadopsi dan
di perluas oleh Albert Einstein dalam kolaborasi dengan Bose.
Sifat partikel sub atomik yang tidak dapat dibedakan dapat dipahami
dari konsep gelombang partikel. Panjang gelombang De Broglie partikel-
h
partikel tersebut memenuhi λ= dengan m massa partikel dan v laju
mv
partikel. Karena m untuk partikel sub atomik sangat kecil maka panjang
gelombang λ cukup besar. Panjang gelombang yang besar menyebabkan
fungsi gelombang dua partikel yang berdekatan tumpang tindih (berimpi-tan).
Kalau dua fungsi gelombang tumpang tindih maka kita tidak dapat lagi
membedakan dua partikel yang memiliki fungsi-fungsi gelombang tersebut.
Kondisi sebaliknya dijumpai pada partikel klasik seperti molekul-
molekul gas. Massa partikel sangat besar sehingga λ sangat kecil. Akibatnya
tidak terjadi tumpang tindih fungsi gelombang partikel-partikel tersebut,
sehingga secara prinsip partikel-partikel tersebut dapat dibedakan.
Akan kita lihat nanti bahwa pada suhu yang sangat tinggi partikel sub
atomik berperilaku seperti partikel klasik. Pada suhu yang sangat tinggi
kecepatan partikel sangat besar sehingga panjang gelombangnya sangat kecil.
Akibatnya, tumpang tindih gelombang partikel-partikel menjadi hilang dan
partikel menjadi terbedakan.
Sistem kuantum yang akan kita bahas ada dua macam, yaitu boson dan
fermion. Boson adalah sistem yang memiliki spin kelipatan bulat dari ћ.
Sistem ini tidak memenuhi prinsip ekslusi Pauli sehingga satu tingkat energi
dapat ditempati oleh partikel dalam jumlah berapa pun. Sebaliknya, fermion
memiliki spin yang merupakan kelipatan gajil dari ћ /2 . Sistem ini memenuhi
prinsip ekslusi Pauli. Tidak ada dua partikel atau lebih yang dapat memiliki
keadaan yang sama.
Dari Gbr 1, apa pun cara penyusunan yang kita lakukan, yang berada
di ujung bawah selalu kursi karena benda harus disangga oleh kursi (sistem
harus menempati tingkat energi). Oleh karena itu, jika jumlah total kursi
adalah g 1 maka jumlah total kursi yang dapat dipertukarkan hanya g 1−1
karena salah satu kursi harus tetap di ujung bawah. Bersama dengan orang
sebanyak n 1, maka jumlah total benda yang dapat dipertukarkan dengan tetap
memenuhi sifat boson adalah ( g 1−1 ) +n 1=g 1+n 1−1. Akibatnya, jumlah
cara penyusunan benda yang dilakukan adalah ( g 1+ n 1−1 ) ! .
Karena sistem boson tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya, maka
pertukaran sesama orang dan sesama kursi tidak menghasilkan penyusunan
yang berbeda. Jumlah penyusunan sebanyak ( g 1+ n 1−1 ) ! .secara implisit
memperhitungkan jumlah pertukaran antar orang dan antar kursi. Jumlah
pertukaran antar orang adalah n 1 !dan jumlah pertukaran antar kursi adalah
g 1! .Oleh karena itu, jumlah penyusunan yang berbeda untuk n 1 boson di
dalam g 1keadaan hanyalah
( g 1+n 1−1 ) !
(1)
n1 ! g 1!
( g 2+ n2−1 ) !
(2)
n2 ! g 2!
( gM +nM −1 ) !
(3)
nM ! gM !
Akhirnya, jumlah total cara penyusunan yang berbeda secara
bersamaan n 1sistem di dalam g 1 keadaan, n 2 sistem di dalam g 2, . . . , nM
sistem dalam gM keadaan adalah
ln gs ! ≅ gs ln gs−gs
ln ns ! ≅ ns lnns−ns
M
δU =∑ Esδns=0(9)
s=1
M
δ lnW ≅ ∑ [δ ( gs+ ns−1 ) ln ( gs+ ns−1 )−δ ( gs+ ns−1 ) ¿¿−δgs ln gs+ δgs−δns ln ns +δns](11)¿ ¿
s =1
Mari kita hitung suku per suku yang terkandung dalam persamaan
(11).
∂
iii. δgs ln gs=¿ gs ln gs δns=0 ¿
∂ ns
∂
iv. δns ln ns=¿ ns ln ns δns ¿
∂ ns
1
[
¿ lnns +ns ×
ns ]
δns
¿¿
M
¿ ∑ [ ln ( gs+ ns−1 )−ln ns ]δns
s=1
M
gs+ns−1
¿ ∑ ln
s=1
[ ns
δns(12) ]
Karena gs ≫1 dan ns ≫ 1 maka gs+ns−1 ≅ gs+ nssehingga persamaan
(12) dapat disederhanakan lebih lanjut menjadi
M
gs+ ns
δ lnW =¿ ∑ ln
s=1
[ ns ]
δn s(13) ¿
M M M
gs+ ns
∑ ln
s=1
[ ns ]
δns+α ∑ δns+ β ∑ Esδns=0
s=1 s=1
Atau
M
gs+ns
∑
s=1
{[
ln
ns ] }
+α+ βEs δns=0(14)
Kesamaan di atas harus berlaku untuk semua variasi δns. Ini dijamin
jika bagian di dalam kurung selalu nol, yaitu
gs+ns
ln [ ns ]
+α + βEs=0
Atau
gs +ns
=exp (−α −βEs)
ns
gs
ns= (15)
exp (−α + βEs )−1
−1
Ternyata untuk assembli boson, parameter β juga berbentuk β= .
kT
Dengan demikian, bentuk lengkap fungsi distribusi Bose-Einstein untuk
assembli boson adalah
gs
ns= ( 16 )
Es
(
exp −α +
kT
−1 )
2.4 Parameter α untuk photon dan phonon
gs
ns= (17)
Es
exp( )
kT
−1
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Statistika Bose-Einstein adalah salah satu dari dua cara yang memungkinkan
dimana sekumpulan partikel yang sepadan dan tak saling berinteraksi dapat
menduduki sebuah set dari keadaan energi diskret yang tersedia.
2. Boson adalah sistem yang memiliki spin kelipatan bulat dari ћ. Sistem ini
tidak memenuhi prinsip ekslusi Pauli sehingga satu tingkat energi dapat
ditempati oleh partikel dalam jumlah berapa pun.
3. Kongurasi ini memiliki probabilitas yang jauh lebih besar daripada kongurasi-
kongurasi lainnya sehingga hampir seluruh waktu sistem boson membentuk
kongurasi tersebut. Sifat rata-rata assembli dapat dianggap sama dengan sifat
pada kongurasi maksimum tersebut.
4. Dalam satu kotak, foton bias diserap atau diciptakan oleh atom-atom yang
berada pada dinding kotak. Akibatnya, jumlah foton dalam satu assembli tidak
harus tetap. Jumlah foton bias bertambah, jika atom-atom di dinding
memancarkan foton dan bias berkurang jika atom-atom di dinding menyerap
foton. Untuk sistem seperti ini, pembatasan bahwa jumlah total sistem dalam
assembli konstan sebenarnya tidak berlaku.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu penulis menyadari bahwa makalah diatas
banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpendoman pada banyak sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Daftar Pustaka
http://belajarfisikasalverius.bolgspot.com/2016/05/tugas-mata-kuliah-fisika-
statistika.html?m=1