KEWARGANEGARAAN
Oleh:
KELOMPOK 4
Anggota : 1. SAMSUL BAHRI
2. SANRILA
3. AWALUDDIN
4. SRI WAHYUNI
5. ASRIL NASWIR
JURUSAN MATEMATIKA
KONSENTRASI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah atas limpahan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Nilai dan Norma Konstitusional UUD NRI 1945 dan
Konstitusional Ketentuan Perundang-undangan di Bawah UUD” yang merupakan salah satu
tugas mata kuliah kewarganegaraan, dengan harapan menjadi suatu acuan dalam pembelajaran
kewarganegaraan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan lapang dada kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca dengan harapan kami bisa membuat makalah
dengan lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Nilai dan Norma Konstitusional UUD
NRI 1945 dan Konstitusional Ketentuan Perundang-undangan di Bawah UUD” dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
1.3 TUJUAN
i. Untuk menelusuri konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara
indonesia
ii. Untuk mengetahui perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara indonesia
iii. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi dalam
kehidupan berbangsa-negara indonesia
iv. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan konstitusi dalam berbamgsa-negara indonesia
v. Untuk mengetahui esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara
indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa Prancis dikenal
dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio, dalam bahasa
Inggris digunakan istilah constitution, dalam bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam
bahasa Jerman dikenal dengan istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab digunakan
istilah masyrutiyah (Riyanto, 2009). Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk,
pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk suatu negara.
Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara atau dengan kata
lain bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai negara
(Prodjodikoro, 1970), pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara
(Lubis, 1976),88 dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara (Machfud MD,
2001). Dan untuk mengetahui urgensi itu kita harus terlebih dahulu mengetahui fungsi dari
konstitusional. Dan fungsinya sebagai berikut :
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan konstitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah
landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam
arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi undang-
undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi.
Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan
hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich dijelaskan
sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan
oleh dan atas nama rakyat.
Tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan
yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu
rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c)
dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu
yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin hak-hak asasi warga
negara.
4. Konstistusi penentu atau pembatas kekuasaan negara, konstitusi pengatur hubungan kekuasaan
antar organ negara, konstitusi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan
warga negara, konstitusi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara, konstitusi sebagai penyalur atau pengalih
kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara, konstitusi sebagai sumber
simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
serta sebagai center of ceremony, konstitusi sebagai sarana pengendalian masyarakat baik
dalam arti sempit yaitu bidang politik dan arti luas mencakup bidang sosial ekonomi,
konstitusi sebagai sarana perekayasaan dan pembauran masyarakat.
Dari fungsi tersebut kita tahu bahwa urgensi dari konstitusi yaitu dilihat dari dua segi. Segi
pertama dari segi isi karena konstitusi memuat dasar garis struktur dan memuat fungsi negara.
Kedua, dari segi bentuk yang memuat konstitusi bukan sembarang orang atau lembaga. Mungkin
bisa seorang raja, rakyat, badan konstitusi atau lembaga diktator.
Pada sudut pandang kedua mengaitkan pentingnya konstitusi dengan pengertian hukum
dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan hukum dalam arti sempit
dimana konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai “wewenang hukum” yaitu sebuah badan
yang diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada konstitusi. Tapi dalam kenyatannya
tidak menutup kemungkinan adanya konstitusi yang sama sekali hampa (tidak sarat makna,
kursif penulis) karena tidak ada pertalian yang nyata antara pihak yang benar-benar menjalankan
pemerintahan negara.
B. PERLUNYA KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-NEGARA
INDONESIA
Setiap negara harus memiliki konstitusi karena konstitusi merupakan tonggak awal
terbentuknya suatu negara. Konstitusi menjadi peyelenggaraan bernegara. Oleh karena itu
konstitusi menempati posisi penting dan straegis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara.
Negara konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi juga negara tersebut harus
menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa
konstitusi suatu negara harus mampu memberi pembatasan kekuasaan pemerintahan, serta
memberi perlindungan dan jaminan pada hak-hak dasar warga negara. Suatu negara yang
memiliki konstitusi, tetapi isinya mengabaikan dua hal diatas maka ia bukan negara
konstitusional.
Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak
akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar. Oleh karena itu, satu negara
demokrasi harus memiliki dan berdasar pada konstitusi, apakah itu tertulis maupun tidak tertulis,
namun tak semua negara yang memiliki konstitusi itu bersifat konstitusionalisme.
Konstitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah Undang-Undang Dasar 1945
yang berlaku mulai 5 Juli 1959, dimana kontitusi ini termasuk dalam konstitusi tertulis.
Pada paragraf sebelumnya dikatakan bahwa konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa
perubahan dalam perkembangannya. Perubahan konstitusi ini dilakukan pasti bukan tanpa sebab
yang tidak jelas, karna itu dalam pembahasan tentang alasan mengapa konstitusi di Indonesia
beberapa kali mengalami perubahan. Sepanjang sejarah, Indonesia tercatat mengalami 4 kali
perubahan konstitusi dalam kurun waktu yang cukup singkat.
Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4 tahun mulai 18 Agustus 1945 -
27 Desember 1949 namun ditahun terakhir konstitusi berubah dan ditetapkan menjadi UUD RIS
yang berjalan sampai 17 Agustus 1950. Perubahan yang terbilang cukup singkat ini
dilatarbelakangi oleh agresi militer Belanda yang mengharuskan mengubah bentuk negara dari
Presidensil menjadi pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah konstitusi
negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer yang menjadikan Presiden
Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala Pemerintahan.
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh karena itu Setiap
konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :
1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik
2. untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan menetapkan bagi
penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga tidak terdapat kekuasaan yang
semena – mena.
3. untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-hak
yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan.
Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan menyusun suatu pemerintahan negara,
maka akan diperlukan konstitusi.
5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,
juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan penguasa negara untuk mengemudikan suatu
negara.
6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada diantara lembaga-
lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah sekaligus
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak.
Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan
dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi,
pada hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara
dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Daftar Pustaka
Winarno, 2017. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Thaib, Dahlan,2009. Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: Total Media.
https://ankes3mk.blogspot.co.id/2017/01/dinamika-konstitusi-di-indonesia.html
http://yukimuri.blogspot.co.id/2013/06/peranan-konstitusi-dalam-kehidupan.html