Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TERMODINAMIKA

DISTRIBUSI BOLTZMAN, BOSE-EINSTEIN, DAN FERMI-DIRAC

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Termodinamika

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. SUDARNINGSIH, S.Pd., M.Si.
NIP. 19710919 200112 2 001

OLEH :
RIA AGUSTIANA PUTRI
NIM. 1711014220019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
BANJARBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan “Makalah Termodinamika Distribusi
Boltzman, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac” ini dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini, terutama
kepada:
1. Dr. Sudarningsih, S.Pd., M.Si. yang menjadi dosen pengampu mata kuliah
Termodinamika.
2. Rekan-rekan serta pihak lain yang memberikan dorongan dan bantuan
dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis sendiri.

Banjarbaru, 12 Desember 2019


Penulis,

Ria Agustiana Putri


DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ...............................................................................
BAB III : PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mekanika statistik terdapat masalah utama yang dihadapi yaitu
menentukan kemungkinan dari persebaran partikel-partikel kedalam tingkat-tingkat
energi dan keadaan-keadaan atau status energi. Rincian sebaran partikel ini sangat
tergantung pada apakah partikel-partikel itu terbedakan atau tidak terbedakan.
Spesifikasi jumlah partikel kedalam tingkat-tingkat energi dengan tidak menghiraukan
apakah partikel-partikel itu terbedakan atau tidak disebut keadaan makro dari suatu
sistem. Setiap keadaan makro dapat dirinci lagi menjadi keadaan-keadaan mikro
tergantung kepada apakah partikel-partikel tersebut terbedakan atau tidak, dan apakah
masing-masing tingkat energi tergenarasi atau tidak. Jumlah keadaan mikro untuk
setiap keadaan makro k, disebut“peluang termodinamik” yang disimbolkan dengan
Wk, sedangkan peluang termodinamik sistem adalah jumlah semua peluang
termodinamik tiap-tiap keadaan makro.
Distribusi persebaran partikel ini dibedakan menjadi tiga bagian yang akan
dibahas pada makalah ini, yaitu diantaranya adalah distribusi Maxwell-Botzman,
distribusi Fermi-Dirac dan distribusi Bose-Einstein.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini diantaranya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi Maxwell-Botzman?
2. Apa yang dimaksud dengan distribusi Fermi-Dirac?
3. Apa yang dimaksud dengan distribusi Mengetahui distribusi?
4. Apa perbedaan dari ketiga distribusi tersebut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini diantaranya adalah:
1. Mengetahui distribusi Maxwell-Botzman.
2. Mengetahui distribusi Fermi-Dirac.
3. Mengetahui distribusi Mengetahui distribusi
4. Mengetahui perbedaan dari ketiga distribusi tersebut.
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Distribusi
Boltzman, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac serta perbedaan dari ketiganya .
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Distribusi Maxwell-Boltzman


1. Keadaan Mikro dan Makro
Dalam suatu sistem seperti gas, suatu keadaan mikro berkaitan dengan
sekumpulan posisi dan momentum dari partikel-partikel gas. Biasanya, suatu sistem
mempunyai konstrain, misalnya volume tetap, sehingga orang cukup memperhatikan
keadaan-keadaan mikro pada volume tetap itu saja. Dalam sistem kuantum, keadaan
mikro adalah solusi dari persamaan Schrodinger seperti HˆE.
Keadaan makro adalah sekumpulan keadaan-keadaan mikro dengan energy
tertentu, U, yang memenuhi konstrain tertentu, misalnya energi U, volume dan jumlah
partikel N yang konstan. Jumlah keadaan mikro dalam suatu keadaan makro tertentu
dinyatakan sebagai bobot statistik dari keadaan makro tersebut dan dinyatakan dengan
simbol (U,V,N). Pada keadaan setimbang statistik, orang tak memerlukan rincian
dari keadaan-keadaan mikro; yang diperlukan hanyalah jumlah keadaan mikro dalam
keadaan makro bersangkutan.
Karena interaksi dan tumbukan, distribusi partikel-partikel pada tingkat-tingkat
energi keadaan mikro bisa berubah. Dapat diasumsikan bahwa pada setiap keadaan
makro dari suatu sistem, ada suatu distribusi yang lebih baik daripada distribusi-
distribusi lainnya. Artinya, secara fisis pada suatu sistem yang memiliki sejumlah
partikel dengan total energi tertentu, terdapat suatu distribusi paling mungkin. Jika
distribusi itu tercapai, sistem itu disebut dalam keadaan setimbang statistik, dan dalam
keadaan itu maksimum.
2. Ensemble Mikrokanonik
Ensembel adalah sistem partikel dengan lingkungannya. Dalam gambar di
bawah diperlihatkan tiga buah sistem dan lingkungannya.

Gambar 1. System dan lingkungannya


Dalam Gambar (a),sistem partikel terisolasi dari dunia luar. Dengan demikian maka
U, V, N konstan. Secara statistik, sistem partikel ini dipandang sebagai ensemble
mikrokanonik. Dalam Gambar (b) sistem partikel kontak termal dengan reservoir suhu
di sekitarnya. Sistem dan reservoir secara keseluruhan terisolasi dari dunia luar.
Dengan demikian maka T, V, N konstan, sedangkan energy U berfluktuasi. Secara
statistik, sistem partikel dan reservoir secara keseluruhan dipandang sebagai ensemble
kanonik. Dalam Gambar (c) sistem partikel kontak termal dan kontak partikel dengan
reservoir di sekitarnya. Sistem dan reservoir secara keseluruhan terisolasi dari dunia
luar. Dengan demikian maka T, V, μ konstan, sedangkan energi U dan jumlah partikel
N berfluktuasi sekaligus. Secara statistik, gabungan sistem partikel dan reservoir
secara keseluruhan dipandang sebagai ensemble kanonik besar.
Dalam ensembel mikrokanonik seperti dalam Gambar 2.2(a), sistem partikel
terisolasi dengan lingkungannya. Yang konstan dari sistem adalah energi dalam U,
volume V dan jumlah partikel N. Dengan keadaan seperti itu maka semua keadaan
mikro yang mungkin dari sistem memiliki probabilitas yang sama. Oleh sebab itu
berlaku:
(U) jumlah keadaan mikro berenergi U
sehingga probabilitas bahwa sistem ada pada keadaan mikro ke-i dengan energi U
1
adalah p1 = Ω(U) dan probabilitas sistem pada keadaan dengan energi U’≠U sama

dengan nol. Entropinya adalah:


S = kb ln  (U)
3. Ensembel Kanonik: Distribusi Maxwell-Boltzman
Ensembel kanonik merupakan gabungan dari suatu sistem partikel dan suatu
reservoir panas yang besar. Dalam ensembel ini, karena terjadi kontak termal antara
sistem dan reservoir maka suhu sistem partikel menjadi tetap. Yang konstan dari
sistem partikel adalah suhu T, volume V dan jumlah partikel N. Misalkanlah system
menempati suatu keadaan mikro ke-i yang berenergi Ei ; energi ini jauh lebih kecil
dari pada energi reservoir sehingga jumlah keadaan mikro gabungan sama dengan
jumlah keadaan mikro dalam sistem partikel,
Secara lengkap probabilitas di atas harus dinormalisasi; untuk itu

(1)
dengan

(2)
disebut fungsi partisi untuk satu partikel.
Energi rata-rata satu partikel dirumuskan seperti

(2a)
Dengan menggunkaan persamaan (1) dan (2a) maka:

Dengan menggunakan persamaan (1) dan persamaan


diperoleh apa yang disebut distribusi Maxwell-Boltzmann, yakni jumlah partikel
yang menempati keadaan mikro ke-i:

2.2 Distribusi Bose-Einstein


Distribusi Bose-Einstein merupakan distribusi yang berkaitan pada mekanika
kuantum. Pada Distribusi Bose-Einstein, partikel tidak dapat dibedakan
(indistinguishable), namun tidak terikat oleh prinsip larangan Pauli. Artinya, partikel
pada distribusi ini (boson) dapat menempati tingkat energi manapun, atau semua
tingkat energi dapat ditempati oleh partikel yang jumlahnya lebih dari satu. Namun,
syaratnya adalah bahwa semua partikel harus menempati salah satu dari tingkat energi
yang ada, tidak boleh ada partikel yang tidak menempati tingkat energi. Sehingga
banyaknya cara agar partikel sebanyak n dapat menempati keadaan g adalah:

Banyaknya konfigurasi partikel ini hanya berlaku pada tingkat energi tertentu. Pada
tingkat energi lain, keadaan yang boleh ditempati dapat berbeda. Dengan kata lain,
pada tingkat energi Ei memiliki keadaan sebanyak gi. Namun, jumlah partikel pada
tiap tingkat energi dapat berbeda, karena partikel dapat menempati tingkat energi
manapun. Dengan demikian, jumlah total banyaknya cara partikel dapat menempati
sistem adalah:
Seperti halnya dengan distribusi lain, kita dapat menggunakan metode Lagrange untuk
mengetahui nilai maksimum dan minimum dengan menghubungkannya pada relasi
Maxwell dengan pengali Lagrange di dalamnya, yaitu:
Persamaan ini merupakan persamaan distribusi Bose-Einstein.
2.3 Distribusi Fermi-Dirac
Dalam statistik Maxwell-Boltzmann, masalah simetri ini tidak diperhitungkan.
Dalam statistik kuantum masalah simetri menjadi penting karena terkait dengan cara
pendistribusian partikel di tingkat-tingkat energi. Ada dua jenis statistik kuantum.
Yang pertama membahas partikel-partikel yang mengikuti prinsip eksklusi Pauli.
Jumlah partikel yang bisa menempati suatu keadaan k (disebut keadaan mikro)
hanyalah 0 atau 1. Hal itu menyebabkan fungsi keadaan bersifat antisimetrik
terhadap pertukaran partikel. Fisika statistic untuk itu disebut statistik Fermi-Dirac dan
partikel yang memenuhinya disebut fermion. Suatu partikel fermion memiliki spin
pecahan. Elektron misalnya, mempunyai spin s=1/2, demikian juga proton dan inti-inti
13C dan 3He.
1. Energi Fermi
Energi Fermi adalah tingkat energi tertinggi yang ditempati elektron pada suhu
KT0(pada keadaan dasar). Energi Fermi merupakan suatu kuantitas yang sangat
penting dalam sistem fermion (elektron adalah fermion). Fermion adalah sistem
partikel dengan fungsi gelombang yang saling bertumpangan, yang memiliki spin
setengah bilangan bulat-ganjil (...25,23,21). Fermion memenuhi prinsip ekslusi Pauli,
dan fungsi gelombang sistem fermion berubah tanda terhadap pertukaran setiap
pasangan partikel. Fungsi gelombang semacam ini disebut antisimetrik. Hanya satu
fermion yang diperbolehkan terdapat pada keadaan kuantum tertentu dari sistem
tersebut. Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli adalah jumlah fermion harus lebih
sedikit atau sama dengan jumlah keadaan. Ini berbeda dengan sistem klasik atau boson
di mana tidak ada pembatasan jumlah partikel yang menempati keadaan tertentu.
Berapa pun jumlah keadaan yang tersedia, maka keadaan tersebut dapat menampung
partikel klasik maupun boson yang jumlahnya berapa pun.
2. Fungsi Distribusi Fermi-Dirac
Syarat dari distribusi Fermi Diract adalah:
 Partikelnya tak terbedakan.
 Satu keadaan energi hanya dapat diisi oleh satu partikel atau kosong atau
memenuhi prinsip eksklusi Pauli.
 Berlaku untuk fermion (partikel spin pecahan misalnya: 1/2,1/3,1/4), electron,
proton, neutron dan lain-lain.
Secara matematis Ditribusi Fermi Diract dapat dituliskan:

2.4 Perbedaan Distribusi Maxwell-Boltzman, Bose-Einstein dan Fermi-Dirac


Berikut beberapa perbedaan dari ketiga distribusi partikel yang telah dibahas di
atas:
Maxwell-Boltzman Bose-Einstein Fermi-Dirac
 Partikel dapat  Partikel tidak dapat  Partikel dianggap
dibedakan. dibedakan. identik dan tak dapat
 Ukuran ruang sel  Ukuran dari ruang dibedakan satu
dapat lebih kecil dari sel tidak dapat lebih terhadap lainnya.
yang kita butuhkan. sedikit dari h3.  Keadaan energy
 Jika ni menjadi  Banyaknya sel adalah hanya boleh diisi oleh
banyaknya sel, kurang dari 1 partikel.
kemudian gi >> ni banyaknya partikel  Mematuhi aturan
maka ni / gi >> 1. atau pauli.
Untuk itu, jumlah sel perbandingannya ni /  Berlaku untuk
dapat dibuat lebih gi . fermion atau partikel
besar jika mungkin.  Hanya berlaku untuk dengan spin pecahan.
 Masih menggunakan sistem kuantum  Distribusi Fermi-
prinsip klasik. boson non- dirac pada suhu 0
 Ukuran dari ruang sel berinteraksi adalah :
dapat lebih dari yang  Tidak mematuhi  1 keadaan energy
ditentkan. larangan pauli. hanya boleh diisi
 1 sel dapat di isi lebih oleh 1 partikel.
dari 1 partikel.  Degenerasi
 Tidak ada simetri tingkat energy
yang dibutuhkan bergantung dari
ketika dua partikel volume.
ditukar.  Energy total
system
tergantung
temperature
system.
 Jumlah keadaan
energy dalam 1
tingkat energy
ditunjukkan
dengan nilai
degenerasi
tingkat energy.
 Terdapat 5
partikel dalam
suatu system.
 Terdapat 4
tingkat energy
yang
diperhitungkan.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan kecepatan partikel dalam gas,
di mana partikel bergerak bebas antara tumbukan kecil, tetapi tidak berinteraksi
satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem, massa partikel, dan kecepatan
partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom atau molekul dari gas.
2. Distribusi Bose-Einstein adalah cara yang memungkinkan dimana sekumpulan
partikel yang sepadan dan tak saling berinteraksi dapat menduduki sebuah set
dari keadaan energi diskret yang tersedia, di ekuilibrium termodinamika.
3. Distribusi Fermi-Dirac adalah distribusi dimana partikel dianggap identik dan
tak dapat dibedakan satu terhadap lainnya serta keadaan energi hanya dapat diisi
oleh satu partikel atau kosong atau memenuhi prinsip eksklusi Pauli.
4. Perbedaan dari ketiga distribusi tersebut terletak pada bentuk partikel, ukuran
ruang sel serta prinsip yang mendasarinya (pada Maxwell-Boltzmann masih
menggunakan prinsip klasik, Bose-Einstein tidak mematuhi larangan pauli dan
Fermi-Dirac mematuhi aturan Pauli.

1.2 Saran
Diperlukan pengembangan lebih dalam mengenai isi materi agar lebih
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2007). Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa. Bandung: FMIPA-


ITB.
Setia, U. & Suhendi. (2005). Fisika Statistik. Bandung: Institut Pendidikan Indonesia.
Siregar, R.E. (2012). Fisika Statistik. Jatinangor: UNPAD Press.

Anda mungkin juga menyukai