Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POTENSIAL TERMODINAMIKA SAN PERS MAXWELL

Disusun Oleh :
KELOMPOK VII

Nama : Aji Ibnu Khair (4203121071)


Aninda Suhaila (4202121004)
Cindy Renika Manalu (4203321010)
Cristina Panggabean (4203321019)
Pasmayana Sinaga (4203121075)
Salonika Sarumaha (4202421019)

Dosen pengampu : Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si.

KELAS B
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, yang atas rahmat-nya maka penulis dapat
Menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “entropi”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah termodinamika. Dalam penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan –kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dan kami mengira makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Medan, 1 November 2021

Kelompok VII
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari hukum-hukum yang mengatur

perubahan energi dari suatu bentuk kebentuk lain, aliran dan kemampuan energi melakukan

usaha, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain tanpa ada pengurangan maupun

penambahan, prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi. Prinsip

termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dimana salah

satunya yaitu energi panas dari matahari yang diserap oleh bumi yang berupa gelombang

eletromagnetik. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip

alamiah dalam termodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk

membantu manusia dalam melakukan kegiatannya.

Aplikasi termodinamika sangat banyak, hal ini terjadi karena perkembangan ilmu

termodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan

diikuti oleh ilmuan termodinamika seperti Rudolph Clausius, William Rankine, dan Lord

Kelvin pada abad ke-19. Perkembangan termodinamika dimulai dengan pendekatan

makroskopis hingga yang bersifat mikroskopis. Adapun bentuk-bentuk energi yang dihasikan

dalam proses termodinamika dapat berupa berbagai bentuk, diantaranya energi kimia, energi

panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir salah satunya yaitu energi yang terdapat

dibeberapa proses termodinamika yaitu dengan pendekatan persamaan Maxwell-Boltzmann.

Misalkan pemancaran cahaya oleh filament tungsten dari sebuah bohlam. Gelombang

cahaya yang dipancarkan terdiri dari cahaya biru hingga ujung merah spectrum cahaya. untuk

memahami pemancaran cahaya dari system kooperatif


1.2 Tujuan

A. Statistik Maxwell Boltzmann

1. Ruang Fase

Ruang fase yang telah diulas dalam Bab 3 sangat berguna dalam membahas distribusi

kecepatan molekul. Setiap titik dalam ruang fase adalah representasi lengkap dari posisi

dan kecepatan setiap molekul. Jika kecepatan setiap molekul dinyatakan sebagai vektor

dengan titik tangkap pada pusat koordinat, maka vektor-vektor ini akan menembus

permukaan radial khayal tertentu. Untuk setiap vektor kecepatan berlaku

dimana index x menandakan komponen dalam arah Sumbu-x. Setiap vektor yang

bersesuaian dengan satu molekul dan direpresentasikan oleh anak panah dapat diwakili

oleh ujung vector berupa titik. Titik-titik ini berada dalam ruang yang kita sebut sebagai

ruang kecepatan (velocity space). Ruang repsentasi kecepatan adalah ruang tiga dimensi

Kartesian dengan sumbu vx, vy dan vz. Pada ruang kecepatan, ada kemungkinan dua

buah vektor berimpit. Keadaan ini bersesuaian dengan keadaan bahwa dua molekul

memiliki kecepatan yang persis sama, kendati posisinya berbeda. Dalam ruang fase, tidak

mungkin ada dua titik representasi berimpit sebab posisi setiap molekul unik. Suatu

elemen volume dV dalam ruang fase diasumsikan mengandung banyak sekali titik

representasi. Elemen-elemen volume selanjutnya dipandang sebagai bilik kemudian

diberi nomor. Kita dapat mendefinisikan densitas pada masing-masing elemen volume ini
Densitas ini akan merupakan fungsi dari 3 peubah ruang dan 3 peubah kecepatan; dan

perlu dirumuskan bentuk eksplisitnya.

2. Keadaan Mikro dan Keadaan Makro

Keadaan mikro adalah konfigurasi sesaat yang memuat data lengkap posisi dan kecepatan

(momentum) setiap molekul. Konfigurasi dapat dipandang sebagai hasil pemotretan pada

satu titik waktu. Potret nyata dari suatu sistem hanya memuat informasi posisi masing-

masing molekul dan tidak ada informasi tentang kecepatan. Kenyataan bahwa pemotretan

benda bergerak akan menghasilkan gambar yang kualitasnya tidak sebaik dengan

pemotretan benda diam. Sebab itu dikonsepkan bahwa potret untuk keperluan keadaan

mikro memuat informasi bukan hanya posisi, tetapi juga kecepatan yang dinyatakan oleh

warna. Pemotretan dapat dilakukan pada berbagai titik waktu, sedangkan hasil dari

masing-masing pemotretan adalah satu keadaan mikro.Sejumlah keadaan mikro

kemungkinan merepresentasikan keadaan makro yang sama. Jumlah keadaan mikro

untuk berbagai keadaan makro dapat berbeda, sebagaimana dibahas dalam Bab 3.

Misalnya seperti yang ditunjukkan dalam Gmb. 7.1.


i jkl m n

gambar 1. Ilustrasi Sebuah Keadaan Makro

3. Bobot Statistik

Andaikan N buah molekul terbagi ke dalam n bilik dimana masing-masing bilik berisi

N1,N2 . . .Nn molekul, maka jumlah keadaan mikroskopik dapat dihitung sebagai berikut

𝑁! 𝑁!
Ω =𝑁 ! 𝑁 ! … 𝑁 ! = Π𝑛 𝑁 !
1 2 𝑛 𝑖=1 𝑖

dimana • biasa juga disebut sebagai bobot statistik (Statistical weight). Faktorial dari

bilangan yang ordenya hingga 1023 akan sangat besar sehingga perlu teknik khusus

untuk menghitungnya. Kita akan menggunakan pendekatan Stirling yaitu

ln 𝑥! = 𝑥 ln 𝑥 − 𝑥

Elaborasi

Rumus Stirling dalam Persamaan di atas sebenarnya merupakan pengintegralan

sederhana sbb

Selanjutnya, kita akan merumuskan entropi yang secara mekanika statistik didefinsikan
Dengan menggunakan rumus stirling, diperoleh:

Jumlah molekul yang berada pada bilik ke-i tentu saja berubah setiap saat. Akan tetapi

pada saat entropi maksimum, maka perubahan bobot statistik maksimum Ωmax akibat

perubahan dari Ni adalah nol. Jika bobot statistik • maximum, logaritmanya juga

Ω maximum, sehingga

Suku pertama dari sini hasilnya lenyap sebab

Alasan kenapa∑ 𝛿𝑁𝑖 = 0 terkait dengan kenyataan bahwa jumlah molekul

tetap, pertambahan jumlah dalam suatu bilik adalah akibat pengurangan pada bilik yang

lain. Implikasinya,

Perlu diperhatikan bahwa δNi tidak saling bebas karena


yang merupakan persamaan syarat pertama. Karena sistem yang ditinjau merupakan

sistem terisolasi dimana energi dalamnya tetap, maka

Variasi dari persamaan ini menghasilkan persamaan syarat yang kedua (yang pertama

adalah Pers.7.8).

Dengan alasan yang sama saat mebahas distribusi kecepatan molekuler, kita

menggunakan pengali Lagrange, dalam hal ini ln α dan β, sehingga diperoleh

Karena telah dikalikan dengan pengali Lagnrange, δNi dalam persamaan di atas secara

efektif sudah saling bebas sehingga untuk setiap nilai i berlaku

yang menghasilkan

Karena ∑ 𝑁𝑖 = 𝑁 berarti
dimana Z disebut sebagai fungsi partisi. Persamaan untuk Ni dalam (7.12) dapat

dituliskan sebagai

Hubungan antar fungsi partisi dan entropi dapat ditelusuri dari bobot statistik sbb

Apabila ke dalam persamaan terakhir ini dimasukkan ∑ 𝑁𝑖 = 𝑁dan 𝑈 = 𝑤𝑖𝑁𝑖, diperoleh

Di sini kita mulai dapat memperkenalkan konsep temperatur yang muncul murni dari

peninjauan fisika statistik.

Contoh soal:

Telusuri perolehan hubungan berikut:

Solusi Dari Hk. I termodinamika,


sehingga dengan menandai U(S,V) diperoleh

Dengan demikian diperoleh

Dari Pers. 7.16 dan melalui turunan parsial S terhadap energi dalam U

Dari hubungan antara U,Z dan Ni diperoleh


Ternyata dari hubungan terakhir ini dapat diperoleh

Dengan demikian berdasarkan distribusi Maxwell-Boltzaman, jumlah molekul pada

tingkatan energi wi adalah

dan fungsi partisi

Fungsi partisi Z dapat dianggap sebagai pembangkit sebab melalui Z semua fungsi

termodinamik dapat diperoleh. Contohnya,

Juga dari hubungan 7.16 diperoleh

Juga dari F = U − TS diperoleh

dimana F adalah energi bebas Helmholtz. Dengan demikian tinjaun mekanika statistik

memungkinkan perolehan hubungan-hubungan termodinamika yang diturunkan langsung


dari experimen. Sebagai contoh, kita akan menggunakan statistik MB untuk menghitung

entropi gas ideal.

4. Perhitungan Entropi Gas Ideal

Dalam bagian ini akan digunakan konsep statistik Maxwell-Boltzmann untuk perhitungan

entropi gas ideal. Hamiltonian sistem dinyatakan oleh

suku energi potensial tidak ada karena molekul-molekul gas ideal saling bebas.
2 2 2
Perhatikan bahwa batas penjumlahan berubah dari N menjadi 3N, yaitu ⃗
𝑃 = 𝑝𝑥 + 𝑝𝑦 +

𝑝2𝑧 Jumlah microstate sistem dinyatakan oleh integrasi

Oleh karena Hamiltonian tidak bergantung pada posisi q, integrasi terhadap d3Nq

menghasilkanVN, sehingga

Perhitungan sisa integral dilakukan dengan memperhitungkan keadaan bahwa semua titik

dalam

ruang fase memenuhi


yang beberati bahwa daerah integrasi dapat dipandang sebagai bola berdimensi 3N

berjejari √2𝑀𝐸. Volume bola tersebut adalah berupa integrasi

dimana telah dilakukan transformasi peubah yi = xi/R. Dengan demikian integrasi

terakhir tidak

lagi bergantung pada R melainkan hanya pada dimensi N, sehingga

Perhatikanlah integral generik berikut

sehingga

yang berarti bahwa Pers. 7.25 bergantung hanya pada R = (x21 + ・ ・ ・ + x2N)1/2.

Akibatnya elemen volume ¦dxi dapat dinyatakan oleh kulit bola, menggunakan Pers. (7.23)
5. Paradoks Gibbs

Paradoks Gibbs

Sajian entropi gas ideal seperti dalam 7.26 memiliki kontradiksi. Kontradiksi ini adalah

Andaikan terdapat dua jenis gas yang terpisah seperti gambar. Kemudian pada saat t = 0, dinding

pemisah diangkat, sehingga setelah selang waktu tertentu keadaan setimbang baru dicapai.

Entropi sistem sebelum diding pemisah diangkat adalah

dan setelah diangkat

Berdasarkan Pers. (7.27) maka selisi antara entropi setelah dan sebelum dinding diangkat

adalah
Hingga disini belum terlihat kontradiksi sebab percampuran gas

merupakan proses ireversibel (tak terbalikkan). Setelah beberapa waktu sejumlah

molekul gas jenis A akan ke wilayah B, demikian sebaliknya. Kontradiksi muncul

ketika molekul yang ditinjau sejenis dan tak terbedakan.

Teori Debye

Teori ini membahas panas jenis zat pada pada temperatur rendah.

berarti kita tidak mampu menomori molekul-molekul gas. Jumlah keadaan mikro menjadi lebih

sedikit dibandingkan dengan keadaan untuk sistem terbedakan. Keadaan mikro tidak berubah

akibat pertukran molekul dari satu tempat ke tempat lain. Perhitungan perubahan entropi

menurut Pers. (7.30) bersifat paradoksal sebab di satu pihak ¢S > 0 berarti bahwa pertukaran

tempat molekul tidak mengubah Secara klasik.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari hukum-hukum yang mengatur

perubahan energi dari suatu bentuk kebentuk lain, aliran dan kemampuan energi melakukan

usaha, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain tanpa ada pengurangan maupun

penambahan, prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi. Prinsip

termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dimana salah

satunya yaitu energi panas dari matahari yang diserap oleh bumi yang berupa gelombang

eletromagnetik. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip

alamiah dalam termodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk

membantu manusia dalam melakukan kegiatannya.

SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih karena
kesediaannya untuk membaca makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
termodinamika. Tentunya masih banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan kami baik itu berupa
pengetahuan maupun bahan referensi, Oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik sangat kami
harapkan.

Anda mungkin juga menyukai