PEMICU 2
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
Kelompok 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah pemicu kedua termodinamika
teknik kimia mengenai hukum satu termodinamika yang merupakan salah satu tugas
dalam mata kuliah Termodinamika Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam proses pembuatan karya tulis ini, yaitu:
1. Ibu Dr. Ir. Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan M.T. Dosen
Termodinamika Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2. Rekan-rekan Departemen Teknik Kimia 2015 yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
Penulis berharap, para pembaca dapat mendapatkan manfaat yang baik dari dalam
karya tulis ini. Penulis juga mohon maaf bila terdapat kekurangan-kekurangan di
dalamnya, karena keterbatasan waktu, tempat dan sumber informasi yang ada. Kami
sebagai penulis pun juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu
kemajuan kami. Semoga kami, sebagai penulis dapat menjadi pribadi yang lebih baik
lagi kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
Jawaban Pertanyaan...................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Distribusi Populasi Boltzmann................5
Gambar 2. Kurva Entalpi Air Sebagai Fungsi Temperatur.......7
Gambar 3. Aliran Steam Melewati Nozzle..................................................................11
Gambar 4. Kompresor Adiabatik.................................................................................12
Gambar 5. Aliran Fluida Pada alat Penukar Panas ..........13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sifat Termodinamika Es Pada Suhu -10oC sampai 0oC............................... 8
Tabel 2. Sifat Termodinamika pada mencairnya es 00C ........................................... 9
Tabel 3 Sifat Termodinamika Air Pada Temperatur 00-1000c................................... 9
Tabel 4. Sifat Termodinamika Air Pada Temperatur 1000C...................................... 10
Tabel 5. Sifat Termodinamika Uap Jenuh pada Suhu 100oC menjadi steam pada 10
suhu 110oC.................................................................................................................
Tabel 6. Saturated Steam Pressure Table................................................................... 13
Tabel 7. Superheated Steam Table............................................................................. 13
JAWABAN PERTANYAAN
PEMICU 2 TERMODINAMIKA
3
Hukum 1 Termodinamika
1. Jelaskan energi internal molekul gas dalam hal mode yang berbeda gerak
translasi,rotasi, dan mode getaran.
Berbagai bentuk energi pada molekul dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu energi
makroskopik dan energi mikroskopik. Energi makroskopik adalah keberadaan energi ditandai
dari posisinya terhadap lingkungannya atau terhadap suatu referensi yang ditentukan. Contoh
bentuk energi makroskopik adalah energi kinetik (KE) dan energi potensial (PE). Keberadaan
energi mikroskopik ditentukan oleh struktur internal dari= zat pembawa energi sendiri dan
tidak tergantung kepada lingkungannnya, yaitu struktur dan gerakan molekul zat tersebut.
Sedangkan, energi mikroskopik ini disebut sebagai energi internal (U), yang meliputi semua
jenis energi mikroskopik, yaitu akibat dari struktur dan aktivitas molekul dalam masa yang
ditinjau. Struktur molekul adalah jarak antar molekul dan besar gaya tarik antar molekul,
sedang aktivitas molekul adalah kecepatan gerak molekul.
a) Energi Translational : energi ini merupakan energi hasil dari atom-atom yang bergerak
berpindah tempat secara translasi. Hal ini disebabkkan molekul gas karena
mempunyai komponen kecepatan, semakin cepat pergerakan molekul, semakin besar
energi dalamnya. Maka dari itu perhitungan energi translational dapat dirulis sebagai
berikut:
2
1
Etrans= mv
2
b) Energi rotasional : Rotasi merupakan perputaran datri suatu molekul. Dan energi ini
juga merupakan energi dalam molekul gas karena mempunyai komponen kecepatan.
Namun energi tersebut hanya dimiliki oleh gas non-monoatomik. Tingkat energi
timbul dari rotasi di sekitar pusat massanya, dan energi rotasional mempunyai rumus:
1 l2 l ( l+1 ) h2 l ( l+ 1 ) h 2
Er= I 2= Er= =
2 2l sehingga 2l 2 r 02
dimana adalah massa tereduksi molekul tersebut dan r adalah jarak rata-rata
o
antara dua atom pada suatu molekul, dan I adalah momen inersia molekul.
4
c) Energi vibrasional : energi tersebut juga berasal dari struktur molekul non-
monoatomik dalam bentuk getaran dan dapat dihitung dengan rumus:
1
( )
Evib= v + hf dimana v=0,1,2,
2
Energi dari molekul, atom, atau pertikel subatomik terbatas pada tingkat energi tertentu. Nilai
dari tingkatan energi bergantung kepada karakteristik dari suatu partikel. Pemisahan dari
tingkatan energi rotasi (pada molekul kecil sebesar 10-23 J atau 0,01 zJ, sekitar 0,01 kJ mol -1)
lebih kecil daripada tingkatan energi vibrasinya (sekitar 10 kJ mol -1), yang ternyata lebih
kecil daripada tingkatan energi elektroniknya (sekitar 10 -18 J atau 1 aJ, yang bernilai dekat
dengan 103 kJ mol-1).
Pada distribusi Boltzmann, semakin tinggi tingkat energinya, populasinya semakin rendah
dan semakin tinggi suhunya, semakin besar kemungkinan tingkat energi yang tinggi diisi
penuh oleh molekul-molekul. Selain itu, tingkat energi yang terpopulasi akan semakin
banyak jika perbadingan antara Ei Ej dengan kT dekat (seperti dalam gerak tranlasi dan
rotasi), dibandingkan bila mereka jauh (seperti pada vibrasi dan elektronik).
5
Pada energi rotasional, bentuknya seperti gelombang yang menuju kekanan seiring
bertambahnya suhu, sedangkan pada tingkat electronic, sebarannya tidak teratur, tergantung
apakah elektron tereksitasi atau tidak.
3.Jelaskan bagaimana kita bisa memperkirakan kapasitas panas gas monoatomik dan
poliatomik ideal sebagai fungsi temperatur berdasarkan prinsip ekuipartisi
Dasar teorema ekuipartisi yaitu dalam kesetimbangan termal, energi akan terdistribusikan
secara merata ke semua bentuk energi yang berbeda. Peningkatan temperatur akan membuat
bertambahnya energi kinetik dari molekul-molekul gas yang kemudian akan disimpan ke
dalam bentuk-bentuk energi kinetik lain, seperti energi translasi, rotasi, dan vibrasi yang
besarnya sama (ekuipartisi).
Molekul-molekul gas menyimpan energi kinetik dalam bentuk energi tersebut sesuai dengan
struktur senyawanya. Pada molekul poliatomik non-linear, terdapat kemungkinan gerak
translasional pada arah x-, y-, dan z. Namun, terdapat perbedaan pada banyaknya
kemungkinan dalam gerak rotasinya.
Hal ini terjadi karena adanya kekhususan yang terjadi pada nilai C p air fase cair. Pada fase
tersebut, air akan memiliki kapasitas panas yang lebih besar. Diskontinuitas disebabkan
adanya usaha pembengkokan ikatan hidrogen saat kenaikan suhu pada H2O fase cair.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk menaikkan suhu H 2O fase cair, karena
sebagian energi terpakai untuk membengkokkan iktan hidrogen tersebut. Hal tersebut tidak
ditemui pada H2O fase padat dan gas.
5. Hitung panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol gas metana 300-
800K menggunakan data yang ditampilkan!
Untuk mempermudah perhitungan, maka kurva kapasitas panas tekanan konstan pada rentang
300- 800 K adalah linier (kondisi awalnya memang hampir linier) dengan kapasitas kalornya
adalah 8.1 cal/mol K pada 300 K, dan 15 cal/mol K pada 800 K, sehingga panas yang
dibutuhkan adalah :
1 cal cal
Q
2(8.1
mol . K
+15
mol . K )
( 800 K 300 K ) 1mol
6
Q 5775 cal
Terjadi diskontinuitas pada kurva H2O dikarenakan terjadi perubahan fase dari solid menjadi
liquid, dan liquid menjadi gas. Dapat dilihat bahwa Cp H 2O melonjak sangat tinggi saat
perubahan fase dari solid menjadi liquid, dan diskontinu turun saat berubah fase menjadi gas.
6. Apakah anda pikir hal tersebut masuk akal mengasumsikan kapasitas panas yang
konstan untuk rentang suhu menyeluruh?
Hal tersebut masuk akal dikarenakan gas pada pernyataan tersebut merupakan gas
monoatomik, seperti yang terlihat pada gambar 3(a) yaitu helium.
7. Salah satu kebutuhan untuk memahami konsep kekelan energi dan massa, dalam
rangka untuk memahami bagaimana kalorimeter bekerja. Jelaskan sifat
termodinamika yang disebutkan dalam pernyataan berikut dan menentukan nilai-nilai
mereka untuk air sebagai bahan murni pada tekanan atmosfer.
1. Kapasitas panas yang solid sebagai fungsi temperatur dari -10 sampai 0 dan panas
yang dibutuhkan untuk memanaskan es dari -10oC sampai 0oC
7
No Sifat Keterangan
Termodinamika
1 Temperatur Naik, T =10
No Sifat Keterangan
Termodinamika
1 Temperatur Tetap, yaitu 0
3. Kapasitas panas cair sebagai fungsi temperature 0oC sampai 100oC dan panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan air dari 0oC sampai 100oC.
No Sifat Keterangan
Termodinamika
1 Temperatur Meningkat, T =100
2 Tekanan Tetap,(101 kPa)
8
fase) meningkat seiring kenaikan suhu,
6 Kapasitas Panas Meningkat karena terjadi kenaikan
suhu
Tabel 3. Sifat Termodinamika Air pada Suhu 0oC sampai 100oC
No Sifat Keterangan
Termodinamika
1 Temperatur Tetap, yaitu 100
5. Kapasitas panas uap sebagai fungsi temperatur dari 100 oC 110oC dan panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan uap jenuh pada 100oC menjadi superheated steam
pada 110oC.
No Sifat Keterangan
Termodinamika
1 Temperatur Meningkat, T =10
2 Tekanan Tetap, (101kpa)
8. Steam enters a nozzle with a low velocity at 150C and 200 kPa, and leaves as a
saturated vapor at 75 kPa. There is a heat transfer from the nozzle to the surroundings
9
in the amount of 26 kJ for every kilogram of steam flowing through the nozzle.
Determine:
V1 Nosel V2
T1 : 1500C T2 : 91.760C
E E out= E
system=0
0 (steady)
E out
E
2 2
m (
h 1+ V 1 =Q
2 )
out + m
(
h 2+ V 2
2 )
(since W =0, pe 0 ; Dividing by the mass flow
10
V 22V 12
h 2=h 1qout
2
V 2 =401.75 m/s.
1
m=
V . A2
v2 2 . , setelah dimasukkan, persamaan menjadi
1
m=
401.75 x 0.001
2.2172
11
Tabel 6. Saturated Steam Pressure Table
E E out= E
system=0
E out
E
+ mh
W mh
1=Qout + 2
=mQout
W + m(h2h 1)
Dimana qout =0 kJ/kg dan dari table p-h untuk R-134a diperoleh massa jenis =0.24 lbm/ft 3
maka setelsh dilakukan perhitungan didapat
lbn
m=2.4
a. ft cube dan b. Touput =108.130 Celcius.
10. Kukus (steam) masuk alat penukar panas (HE) pada 1,4 Mpa dan 300 oC dimana
kukus terkondensasi pada keluaran beberapa tube-tube. Kukus yang terkondensasi
12
meninggalkan HE sebagai cairan pada 1,4 Mpa dan 150 oC dengan laju alir 5000 kg/hr.
Kukus dikondensasi oleh air yang lewat tube-tube. Air masuk HE pada 20 oC dan
menyebabkan kenaikan suhu 20 oC pada sisi keluaran. Asumsikan HE dalam keadaan
adiabatis dan jelaskanlah laju alir yang diperlukan
Steam
P = 1.4 Mpa
T = 300 oC
= 5000 kg/h
1
2
water T1+20 oC = 313 K
T=20 oC=293 K
4
Kondensat
T = 150 oC
P = 1.4 Mpa
= ??
Cp = 4.18 kj/kgoC
h1 = 3041.6kj/kg
h3 = 630 kj/kg
E = Eout
pe Q 0
m 1 h1 + m 4 h 4= m 2 h2 + m 3 h 3 dimana W
13
h
( 1h 3)= m w (h2h 4 )
m s
h
h
( 2h 4 )
( 1h3)
m w = m s
h
T
C p ( 2T 4 )
( 1h3 )
m w =m s
m w =40.05 kg/ s
10. Nitrogen cair disimpan dalam tangki logam 0,5 m3 yang diinsulasi dengan baik.
Perkirakanlah proes pengisian tangki kosong yang awalnya mempunyai suhu 295 K.
Nitrogen cair dicapai pada titik didih normal 77,3 K dan pada tekanan beberapa bar.
Pada kondisi ini, entalpinya adalah -120,8 kJ/Kg. Saat katup dibuka, nitrogen mengalir
masuk tangki saat evaporasi pertama kali terjadi dalam proses pendinginan tangki.
Jika tangki mempunyai massa 30 kg dan logam mempunyai kapasitas panas spesifik
0,43 kJ/Kg.K. Menurut anda berapakah massa nitrogen yang harus mengalir masuk ke
dalam tangki hanya untuk mendinginkannya ke suhu yang membuat nitrogen cair
mulai terakumulasi di dalam tangki? Asumsikan bahwa nitrogen dan tangki selalu
pada suhu yang sama. Sifat-sifat uap jenuh nitrogen (a saturated nitrogen vapor) pada
beberapa suhu diberikan sebagai berikut :
14
90 3,600 0,06628 85
95 5,398 0,04487 86,8
100 7,775 0,03126 87,7
105 10,83 0,02223 87,4
110 14,67 0,01598 85,6
Tabel 7. Sifat-Sifat Uap Jenuh Nitrogen
Diketahui :
80 1,396 0,1640
85 2,287 0,1017
95 5,398 0,04487
78,9
82,3
H= 85 kJ/kg
86,8
87,7
87,4
15
85,6
Pada titik dimana nitrogen cair mulai terakumulasi di tangki, tangki tersebut diisi dengan uap
nitrogen jenuh pada suhu akhir dan memiliki sifat-sifat berikut :
T mewakili tangki. H dan m mewakili aliran masuk. Karena di awal tangki dievakuasi, maka
integrasi akan menghasilkan
56,006
59,041
U= 61,139 kJ/kg
62,579
63,395
63,325
62,157
Tvap = 100 K
16
Dengan menyambungkan persamaan 1 dan 2 akan dihasilkan :
17. Gas metana dibakar dibakar secara sempurna dengan 30% udara berlebih pada
tekanan atmosfer. Metana dan udara masuk tungku pada suhu 30 0C jenuh dengan uap
air, dan gas buang meninggalkan tungku pada 15000C. Kemudian gas buang melewati
penukar panas dan keluar dari HE pada 50 0 C. Dengan basis 1 mol metana, Hitunglah
banyak panas yang hilang dari tungku, dan banyak panas yang ditransfer dalam
penukar panas.
Basis : 1 mol CH4 and 30% udara berlebih Jumlah mol metana = 1 mol
Jumlah mol oksigen = 130% x 2 x 1 mol = 2,6 mol Jumlah mol nitrogen = 79/21 x
2,6 mol = 9,78 mol
Jumlah mol semua gas kering = nCH4 + nO2 + nN2 = 1+2,6+9,78 mol = 13,38 mol
Tekanan uap air pada suhu 300C = 4,241 kPa, maka jumlah uap air yang masuk ke sistem =
N2 = 9,78 mol
Q = H = H298 + Ahp
17
0,6 3,639 0,506 -0,227
A= . Ai B= . Bi D= . Di
i i i
Q = Hp + H298 = -70.612 J
Flue gas mengalami pendinginan dari 15000C ke 500C. Tekanan parsial dari air di flue gas
yang meninggalkan tungku adalah :
Tekanan uap air pada 500C adalah 12,34 kPa dan air akan mencair untuk menurunkan tekanan
parsialnya sampai titik ini
Jumlah mol air berkondensasi : n = 2,585 1,578; Kalor laten air pada suhu 500C
adalah 2382,9 x 18,015; Panas sensible dari proses pendinginan flue gas ke suhu 50 0C dengan
semua air sebagai uap :
18
Q = R . MCHP (323,15 - 1773,15) n . AH50
Q = -766.677 Joule
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, Kamarza, dan Wulan, Praswati PDK. Diktat Kuliah Termodinamika. Program Studi
Teknik Kimia, Universitas Indonesia.
Smith, J.M., et.al. 2005. Introduction to Chemical Engineering Thermodyamics. Edisi 7. New
York: McGraw Hill.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M. 1996. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. Edisi 5. Singapore: McGraw-Hill.
Anonim. 2012. Penerapan Proses Isobarik, Isotermal, Isokorik, dan Adiabatis dalam
http://budisma.web.id. (Diakses 17 Februari 2017, pukul 01.15)
19
Anonim. 2012. Waters Triple Point dalam http://www.sv.vt.edu. (Diakses 18 Februari 2017,
pukul 15.22)
20
21