OLEH KELOMPOK 4:
KELAS : FISIKA A 19
JURUSAN FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang
Sifat Termal. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang topik tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman dan kami
sendiri dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Kelompok IV
i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
ISI ............................................................................................................................ 2
PENUTUP ............................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kapasitas Panas
2
∆𝑄
𝐶= (1.1)
∆𝑇
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada volume tetap, maka panas
yang diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat ∆Q = ∆U. Kapasitas
kalor pada volume tetap (Cv) dapat dinyatakan:
∆𝑈 𝜕𝑈
𝐶𝑣 = ( ∆𝑇 ) = ( 𝜕𝑇 ) (1.2)
𝑣 𝑣
Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
Kapasitas panas pada tekanan konstan, (Cp) dengan relasi
𝜕𝐻
𝐶𝑝 = ( ∆𝑇 ) (1.3)
𝑝
3
Gambar 1. Kebergantungan kapasitas panas zat padat pada suhu
4
Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-
1
rata per derajat kebebasan adalah kbT sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga
2
3
dimensi adalah kbT. Energi per mole adalah :
2
3 3
Uk/mole = NkbT = RT, (N Bilangan Avogadro) (1.6)
2 2
yang merupakan energi internal gas ideal. Dalam padatan, atom-atom saling
terikat sehingga selain energi kinetik terdapat pula energi potensial sehingga
1
energi rata-rata per derajat kebebasan bukan kbT melainkan kbT. Energi per mole
2
padatan menjadi:
U k / mole padat = 3RT cal/mole (1.7)
Panas spesifik pada volume konstan:
𝑑𝑈
𝐶𝑣 = |𝑑𝑇 | = 3R = 5,96 cal/mole o K (1.8)
𝑣
5
3𝑁ħ𝜔
Bila 𝜔𝑘𝑝 = 𝜔, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶ 𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ħ𝜔⁄ (1.10)
𝑒 𝑘𝑏 𝑇−1
𝜕𝑈 𝑑 3𝑁𝑘𝑏 𝑇
𝐶𝑣 = = 𝑑𝑇 [ ħ𝜔⁄ ]
𝜕𝑇 𝑘𝑏 𝑇−1
𝑒
ħ𝜔⁄
−1 ħ𝜔 ħ𝜔⁄ 3𝑁ħ2 𝜔 2 𝑒 𝑘𝑏 𝑇
= 3𝑁ħ𝜔 ħ𝜔⁄ (− 𝑘 2
) 𝑒 𝑘𝑏 = 2
𝑘𝑏 𝑇−1 ) 𝑏𝑇 𝑘𝑏 𝑇 2 ħ𝜔⁄
(𝑒 (𝑒 𝑘𝑏 𝑇−1 )
ħ𝜔⁄
3𝑁ħ2 𝜔 2 𝑒 𝑘𝑏 𝑇
= 2ħ𝜔⁄ 2ħ𝜔⁄
𝑘𝑏 𝑇 2 𝑘𝑏 𝑇−2𝑒 𝑘𝑏 𝑇+1 )
(𝑒
3𝑁ħ2 𝜔 2 1
= ħ𝜔⁄ (1.11)
𝑘𝑏 𝑇 𝑘𝑏 𝑇−1 )
(𝑒
3𝑁ħ2 𝜔 2 ħ𝜔⁄
𝐶𝑣 = 𝑒 𝑘𝑏 𝑇
𝑘𝑏 𝑇2
ħ𝜔 2 𝑒 3𝜔⁄𝑘𝑇
= 3𝑅 ( 𝑘𝑇 ) 2 (1.12)
(𝑒 3𝜔⁄𝑘𝑇 −1)
6
rambatan gelombang tersebut atom-atom akan bergerak kolektif. Frekuensi
getaran atom bervariasi dari ω=0 sampai dengan ω =ωD. Batas frekuensi ωD
disebut frekuensi potong Debye.
Menurut model Debye ini, energi total getaran atom pada kisi diberikan oleh
ungkapan:
(1.14)
є (ω) adalah energi rata-rata osilator seperti pada model Einstein, sedangkan g
(ω) adalah rapat keadaan. Dalam selang frekuensi antara ω = 0 dan ω = ωD, g(ω)
memenuhi :
(1.15)
Jumlah moda getaran sama dengan jumlah 1 mol osilator tiga-dimensi, yang
dalam kurva pada gambar 1. ditunjukkan oleh daerah terarsir. Frekuensi potong
ωD adalah :
(1.16)
(1.17)
7
Gambar 2. Bola Debye dengan jejari qD
(1.19)
(1.20)
Pada suhu tinggi (T>>θD), batas atas integral (θD/T) sangat kecil,
8
sehingga integral yang bersangkutan menghasilkan :
3
𝐷 1 𝜃𝐷
∫0 𝑥 2 𝑑𝑥 = 3 ( 𝑇 ) (1.23)
Sesuai dengan hukum Dulong-Petiti, pada suhu tinggi model ini sesuai
dengan hasil eksperimen. Pada suhu rendah (T<<θD), batas integral pada
persamaan (1.22) menuju tak berhingga dan integral tersebut menghasilkan
4π4/15. Dengan demikian:
3 4 12𝜋 4 𝑅
𝐶 = 9𝑅 ( 𝑇 ) ∙ (4𝜋 ) = 𝑇3 (1.25)
𝜃𝐷 15 5𝜃𝐷
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kapasitas Panas adalah sejumlah panas (∆Q) yang diperlukan per mol
zat untuk menaikkan suhunya 1 K, disebut kapasitas kalor.
2. Koefisien hantaran termal adalah ketika bila dua buah sistem yang
berbeda suhunya disentuhkan satu sama lain, lama kelamaan kedua
sistem tersebut akan memiliki suhu yang sama.
3. Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan
bahan untuk menghantarkan panas. Konduktivitas termal adalah sifat
bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu
satuan luas jika gradien suhunya satu.
4. Tegangan termal pada umumnya timbul kalau setiap bagian benda
padat ditahan dan tidak dapat bergerak bebas. Sebagai tambahan
terhadap tambahan temperatur, tegangan termal dipengaruhi oleh laju
perubahan temperatur, oleh hantaran termal dari benda padat dan oleh
bentuknya. Kalau tegangan termal melampaui kekuatan patah dari
bahan maka akan terjadi retakan yang menyebabkan patas.
10
DAFTAR PUSTAKA
11