RINGKASAN
Penambahan sejumlah energi ke dalam suatu material dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah melalui pemanasan yaitu mengalirkan sejumlah panas atau kalor ke
dalam material tersebut. Reaksi dari material tersebut setelah menerima kalor adalah adanya
perbedaan temperatur. Sejumlah kalor yang ditambahkan ke dalam suatu material akan
menentukan sifat termal material tersebut.
Pada makalah ini akan dibahas beberapa sifat termal, yaitu :Kapasitas Panas (C), Panas
Jenis (c) dan Konduktivitas Panas (T). Pembahasan sifat termal ini dilihat dari kontribusi atom
dan elektron yang ada di dalam suatu material jika dialirkan sejumlah kalor ke dalam material
tersebut.Semakin banyak jumlah kalor yang dialirkan menyebabkan semakin tinggi kontribusi
atom dan elektron yang ada di dalam material. Jika ini terjadi, maka temperatur material tersebut
akan meningkat.
1.
PENDAHULUAN
Suatu material dapat diubah fungsionalitasnya melalui perubahan sifat dari material
tersebut. Salah satu cara untuk mengubah fungsionalitasnya adalah dengan menambahkan
sejumlah energi pada material tersebut. Salah satu cara penambahan energi adalah pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan sejumlah kalor ke dalam material tersebut.Reaksi
material yang mengalami penambahan energi melalui pemanasan diindikasikan dengan kenaikan
temperatur.
Pada reaksi material yang mengalami kenaikan temperatur ini akan dibahas tentang sifatsifat termal yang merupakan bagian dari sifat material tersebut. Dalam material, terdapat dua
kemungkinan penyimpanan energi termal.Kemungkinan pertama adalah penyimpanan energi
dalam bentuk vibrasi atom atau ion di sekitar posisi kesetimbangannya.Kemungkinan kedua
adalah perubahan energi kinetik yang yang dikandung oleh elektron bebas.Perubahan energi
kinetik pada atom dan elektron bebas inilah yang menentukan sifat termal dari suatu material.
Sifat termal yang akan dibahas pada makalah ini adalah kapasitas panas, panas spesifik, dan
konduktivitas panas.
2.
ISI
Ilmu termodinamika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang transfer energi
dalam skala makroskopis (Sudaryatno, 2012 : 191). Skala makroskopis yang dibahas dalam
termodinamika adalah tekanan (P), volume (V), temperature (T) dan medan magnet (H) (Huang,
1987 : 1). Dalam ilmu termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem
merupakan obyek yang akan diteliti, sedangkan lingkungan merupakan daerah yang berada di
luar sistem.
Suatu sistem dan lingkungan dibatasi oleh bidang batas (Sudaryatno, 2012 : 191)). Dengan
adanya bidang batas antara sistem dan lingkungan, terdapat beberapa kemungkinan, yaitu :
Sistem terisolasi, jika bidang batas tidak memberikan kemungkinan adanya transfer apapun
antara sistem dan lingkungan.
Sistem tertutup, jika bidang batas memungkinkan terjadinya transfer energi tetapi tidak
terjadi transfer materi.
Sistem terbuka, jika bidang batas memungkinkan terjadinya transfer energi maupun transfer
panas.
Pada proses pemanasan suatu material, berarti mengalirkan sejumlah kalor atau panas ke
dalam material tersebut. Dalam hal ini, material disebut sebagai sistem.Panas merupakan
bentuk energi yang dapat masuk atau keluar dalam suatu sistem maupun lingkungan yang
ditandai dengan adanya perbedaan temperatur. Jumlah kalor
mengubah temperatur
Dengan
adalah energi internal material yaitu total energi yang ada dalam material baik
9) :
(3)
Kapasitas panas pada tekanan tetap,
Atau :
(7)
2.2.
Ini menunjukkan bahwa panas gas ideal pada volume tetap lebih efisien dibandingkan
panas pada tekanan tetap. Pada volume tetap, tidak ada kerja, sehingga semua energi panas
meningkat sesuai dengan meningkatnya energy internal (Huang, 1987 : 9).
PANAS SPESIFIK
Panas spesifik adalah banyaknya kapasitas panas yang diperlukan untuk
menaikkanmassa materialsebesar 1 kelvin (Sudaryatno, 2012 : 179). Panas spesifik juga
sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per derajat kelvin. Penulisan panas spesifik
menggunakan huruf kecil yaitu dan
dalam tiga arah, yaitu x, y ,z, maka atom tersebut memiliki tiga derajat kebebasan,
sehingga energi kinetik rata-rata dari suatu atom adalah 3/2
Selain energi kinetik, energi potensial juga mempengaruhi besar energi dari atom
tersebut.Energy potensial dilihat dari atom-atom yang terikat dan bervibrasi di daerah
kesetimbangan.Sehingga besar energi atom tersebut adalah
energi kinetik, energi potensial juga memiliki tiga derajat kebebasan, sehingga energi
potensial rata-rata besarnya adalah 3/2
(8)
Dengan
Perhitungan Einstein
Einstein melakukan perhitungan melalui perhitungan kuantum.Einstein menganggap
bahwa sejumlah N atom yang berada dalam suatu material sebagai osilator harmonis yang
bervibrasi secara bebas pada arah tiga dimensi. Jika semua osilator tersebut bergerak
secara harmonis dengan frekuensi v, maka mengikuti hipotesa Planck, energi osilatornya
adalah :
(10)
Diketahui bahwa fungsi partisi dari energi osilator adalah :
(11)
Maka energi internal dari sistem ini adalah :
(12)
Didapatkan hasil akhirnya adalah :
(13)
Panas jenis pada volume tetap adalah :
(14)
Dengan memisalkan
didapatkan :
(15)
Hasil perhitungan Einstein mendekati hasil eksperimen.Ini dapat dilihat pada
grafik.Namun pada temperatur rendah, nilai panas jenis menurut Einstein tetap menuju
nilai nol.
Gambar 1 Kurva panas jenis menurut perhitungan Einstein(Yoshioka, D., 2007: 69 dan 75)
Perhitungan Debye
Penyimpangan yang terjadi pada perhitungan Einstein diakibatkan oleh asumsi Einstein
yang hanya memperhitungkan vibrasi atom dengan frekuensi yang sama. Pada
kenyataannya, dalam suatu material padat, vibrasi satu atom akan berdampak terhadap
atom tetangganya sehingga vibrasi akan berlangsung secara kolektif.
Vibrasi kolektif yang terjadi dalam material padat tersebut membentuk gelombang berdiri
dalam zat padat yang bersifat kontinu.Gelombang tersebut menjalar dengan kecepatan
suara secara transversal dan longitudinal.
Misalkan kecepatan masing-masing adalah
dan
, dan
dan
transversal berlaku :
(16)
6
adalah :
(18)
Karena terdapat Natom dalam suatu material padat dan bervibrasi dalam tiga dimensi,
maka jumlah modus vibrasi 3Nadalah :
(19)
Modus-modus yang bervibrasi dianggap sebagai fonon.Fonon adalah kuantum energi
elastik yang analog dengan foton yang merupakan kuantum energi elektromagnetik
(Sudaryatno, 2012 : 183). Jumlah fonon yang berenergi hv dalam daerah frekuensi antara
dan
content/uploads/2009/03/Termostatistik.pdf) :
(20)
Total energi vibrasi dalam frekuensi tersebut adalah :
(21)
Dengan
dan
di mana
Gambar 2 :Kurva panas jenis menurut Debye (Yoshioka, D., 2007: 69 dan 75)
Kontribusi Elektron
Suatu persoalan yang mempersulit perkembangan teori electron logam adalah menghitung
panas jenis dari elektron tersebut.Dalam suatu material, hanya elektron yang berada di
sekitar energi Fermi yang dapat terpengaruh oleh kenaikan temperatur dan eletronelektron inilah yang berkontribusi pada panas spesifik.Pada temperatur yang sangat tinggi,
elektron menerima energi internal sebesar
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dan kosong. Energi Fermi yang dimiliki oleh
elektron, rata-rata mengalami kenaikan sebesar
Kontribusi elektron pada temperatur kamar biasanya kurang dari 0,01 dari nilai
sesungguhnya. Jika ada sejumlah
(25)
(28)
Dengan
. Tanda
minus pada persamaan (29) menunjukkan bahwa kalor berjalan dari temperatur tinggi
menuju temperatur rendah yang mengakibatkan nilai konduktivitas berlawanan arah dengan
gradien temperatur.
dan
10
(32)
Energi termal yang ditransfer dengan jarak x pada perbedaan temperatur Tadalah :
(33)
Dengan T adalah konduktivitas panas yang dapat dinyatakan dengan :
atau
(34)
antar fonon.Pada saat tumbukan terjadi, elektron dan fonon memberikan energi sesaat
sebelum terjadi tumbukan. Sebagai asumsi konduktivitas panas material padat dapat
dianggap sebagai konduktivitas panas gas, sehingga menurut teori kineti gas, konduktivitas
panas dituliskan :
(36)
Dari persamaan (35) dapat dilihat gejala konduktivitas panas suatu material.Dalam
material metal, elektron bebas dominan dalam mempengaruhi nilai konduktivitas
panas.Jalan bebas rata-rata elektron berkisar 10 sampai 100 kali jalan bebas rata-rata
fonon.Tetapi panas spesifik elektron hanya 1/100 kali panas spesifik fonon.
Pada material non-metal, fonon yang dominan dalam mempengaruhi nilai konduktivitas
panas. Fonon juga yang menunjukkan bahwa konduktivitas panas material ini akan setara
dengan konduktivitas termal material metal pada temperatur tertentu. Pada temperatur
kamar, konduktivitas intan akan lebih baik dibandingkan konduktivitas perak. Hal ini
disebabkan karena jalan bebas rata-rata fonon cukup panjang.
Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan energi internal suatu material dan
kecepatan rata-rata atom dalam material tersebut. Namun jalan bebas rata-rata cenderung
menurun, baik itu untuk elektron maupun fonon. Kedua gejala ini saling meniadakan pada
material metal murni sehingga nilai konduktivitas panasnya akan tetap konstan, kecuali pada
temperatur yang rendah.
3.
KESIMPULAN
11
ini berlaku untuk material padatan pada temperatur kamar atau temperatur tinggi.
Perhitungan Einstein yang mengganggap bahwa atom sebagai osilator harmonik juga
mendapatkan nilai yang sama, namun tidak berlaku untuk temperatur yang rendah.
Debye melakukan perhitungan dengan menganggap bahwa material adalah sekumpulan
fonon yang bervibrasi menghasilkan gelombang dengan kecepatan transversal dan
longitudinal. Pada temperatur kamar atau temperatur tinggi, nilai yang didapatkan oleh
Debye adalah
Konduktivitas panas adalah sifat suatu material yang menunjukkan seberapa cepat
material tersebut menghantarkan panas (Buchori : 18). Nilai konduktivitas panas
adalah:
REFERENSI
12
Sutarman, Tatang. 2002. Diktat Kuliah Fisika Statistik. Jayapura : FMIPA UNCEN
http://paradoks77.blogspot.com/2011/04/panas-jenis-zat-padat.html (diakses pada tanggal 29
November 2012)
PERPINDAHAN_PANAS.pdf (application/pdf Object)
http://tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf (diakses pada tanggal
29 November 2012)
6.Model_elektron_bebas(KULIAH).pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112-WIEND
(diakses pada tanggal 25 November 2012)
Termostatistik.pdf (application/pdf Object)
http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/Termostatistik.pdf (diakses pada tanggal 21
November 2012)
http://file.upi.edu/Directory/FPMIPA/JUR.PEEND.FISIKA/195905271985031_KARDIAWAR
MAN/Modul_UT/KB-1_Modul_4_fis_zat_padat (diakses tanggal 21 November 2012)
13