Anda di halaman 1dari 9

Kristal tersusun oleh atom-atom yang diam´ pada posisinya di titik kisi.

Sesungguhnya,
Atom-atom tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya. Getaran atom-
atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu energi panas yang dimiliki
atom-atom pada suhu tersebut. Pada bagian ini akan dibahas proses penentuan kapasitas panas
pada bahan kristal berdasarkan persamaan Klassik, Model Einstein dan model Debye. (Soal et
al., n.d.)

Sifat termal

Sifat termal adalah respon material aplikasi dari panas. Benda padat menyerap energi
dalam bentuk panas , sehingga temperatur dan dimensinya naik.  Kapasitas Termal  dan
konduktifitas termal adalah sifat yang sering dibahas pada pemanfaatan praktis dari padatan.
Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan, maka perlu dibedakan antara tempratur/suhu dengan
kandungan  kalor.

Energi Kisi Model Klasik

Andaikan atom bermasa m melakukan gerak harmonik dengan frekuensi ω Bila


konstanta gaya pemulih adalah μ perpindahan atom dari titik kesetimbangannya adalah π dan
kecepatannya adalah v, maka energi totalnya adalah :

Panas Spesifik

Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per derajat K, yang
juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat K. Untuk membedakan
dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp), maka panas spesifik
dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).
Perhitungan Klasik. Menurut hukum Dulong-Petit (1820), panas spesifik padatan unsur adalah
hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole K. Boltzmann kemudian menunjukkan
bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa
energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini
diturunkan.

Panas Spesifik Pada Tekanan Konstan, Cp

● Hubungan antara Cp dan Cv diberikan dalam thermodinamika

● V adalah volume molar, αv dan β berturut-turut adalah koefisien muai volume dan
kompresibilitas yang ditentukan secara eksperimental.
Model Einstein( tambahi rumus)

Berdasarkan kesuksesan dari M. Planck dalam menggambarkan radiasi benda hitam


dengan aturan terkuantisasinya, Einstein kemudian mengambil aturan tersebut untuk
menjelaskan bagaimana ketergantungan panas jenis terhadap suhu.

Dalam model Einstein ini, atom kristal dianggap bergetar satu sama lainnya di sekitar
posisi seimbangnya secara bebas. Getaran atom dianggap harmonic sederhana, dengan frekuensi
yang sama. Bila dalam bahan terdapat N atom, maka ia akan mempunyai 3N osilator harmonic
yang bergetar secara bebas.

Model Einstein memberikan hasil yang baik terhadap capasitas jenis panas zat mendekati nol pada saat
temperature mendekati nol. Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan hasil experimen

Sesuai dengan prinsip mekanika kuantum “modern” yang mana dibangun 20 tahun setelah masanya Einstein, energi
kuantum persamaan dimodifikasi menjadi :

Ada tambahan energi ½ ℏ𝜔E, adalah energi titik nol karena ada pada seluruh suhu
termasuk T = 0.

Model Debye

Total energi getaran seluruh kekisi adalah


Dengan adalah rapat keadaan

Energi rata-rata dinyatakan oleh

Namun bentuk integral tersebut harus memiliki batas integrase yaitu ujung bawah dan atas
spektrum frekuensi

Untuk menentukan banyaknya mode digunakan DOS medium kontinu kara debye
mengasumsikan bentuk relasi disperse yang sama dengan gelombang suara pada bahan akan
diperoleh persamaan

Maka frekuensi Debye yang merupakan frekuensi batas pada getaran kekisi ini di tentukan
melalui

Sehingga diperoleh dengan n

Energi total getaran kekisinya adalah

Sehingga kalor jenisnya


Model Debye memprediksi dengan tepat kapasitas panas akibat getaran kisi Kristal sebanding dengan T3 seperti
pada model Einstein pada suhu rendah dan pada suhu tinggi kapasitas panas mendekati batas eqipartisi.

Rapat keadaan model Debye

● Atom pada model Enstiein diasumsikan borosilasi bebas, sedangkan pada kenyataannya
atom- atom saling berinteraksi sehingga osilasi satu atom akan mempengaruhi atom
lainnya.

●  Gerak yang ditinjau adalah  gerak kekisi secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh atom
tetangga, bukan gerak individu sehingga ditinjau model kekisi kolektif. Contoh umum
dari model kolektif ini adalah gelombang suara. Debye mengasumsikan bahwa model
kekisi menyerupai gelombang  suara yang memiliki relasi dispersi :  maka nilai  pada
model Einstein adalah tunggal, yaitu . Sedangkan  pada model Debye nilai ω bervariasi
dari 0 hingga nilai ω maksimum.

● Total energi getaran seluruh kekisi adalah E = 


Dengan g (ω)  adalah rapat keadaan. Nergi retara dinyatakan  =  namun bentuk integral
tersebut harus memiliki batas intergral, yaitu ujung bawah dan atas spektrum frekuensi.
Batas bawas spektrum frekuensi adalah ω = 0 sedangkan batas atas ditentukan
sedemikian sehinggv banyaknya model harus sama dengan banyaknya derajad kebebasn
atom disebuah bahan, yaitu untuk menentukan banyak model, digunakan medium
kontinu, karena Debye mengasumsikan bentuk relasi dispersi yang sama dengan
gelombang suara pada bahan.

Tempetatur Debye

Suhu Debye adalah parameter tergantung bahan dalam fisika solid- state. Ini adalah
ukuran dari besarnya frekuensi foton yang terjadi dalam suatu material.

Kapasitas Panas

Kapasitas panas (heat capacity) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan temperatur padatan sebesar satu derajat K. (Lihat pula bahasan tentang
thermodinamika). Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu

a. Kapasitas panas pada volume konstan, Cv, dengan relasi

dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan baik dalam
bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron-bebas

b. Kapasitas panas pada tekanan konstan, Cp, dengan relasi

dengan H adalah enthalpi. Pengertian enthalpi dimunculkan dalam thermodinamika karena


sesungguhnya adalah amat sulit meningkatkan kandungan energi internal pada tekanan konstan.
Konduktivitas termal

Konduktivitas termal adalah suatu pengukuran laju dimana energi ditransferkan dari
suatu daerah dari bahan ke daerah lain akibat perbedaan temperatur. Secara umum, untuk semua
bahan fluks energi Q sebanding dengan gradien temperaturnya, yang secara matematis
dinyatakan oleh Q = -k (dT/dX), dimana k disebut konduktivitas termal.

Adapun faktor- faktor dapat mempengaruhi konduktivitas termal antara lain yaitu :

1. Suhu

Konduksi termal akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu.

2. Kandungan uap air

Konduksi Termal akan meningkat seiring meningkatkan kandungan kelembaman.Bila


nilai (k) besar maka merupakan pengalir yg baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan
pengalir yg baik.

3. Berat jenis

Nilai konduktifitas termal akan berubah bila berat jenisnya berubah. Semakin tinggi berat
jenis makan semakin baik pengalir konduktifitas tersebut
4. Keadaan pori- pori bahan

Semakin besar rongga maka akan semakin buruk konuktifitas termalnya. Panas diangkut
dalam bahan padat oleh kedua gelombang kisi (foton) dan elektron bebas. Konduktivitas
termal berhubungan dengan masing- masing mekanisme ini dan konduktivitas total
jumlah kontribusi keduanya. Dimana k1 mewakili getaran kisi dan konduktivitas termal
elektron. energi termal yang terkait dengan fonon atau gelombang kisi diangkut dalam
arah gerak mereka

Isolator Thermal Isolator

Isolator thermal yang baik adalah material yang porous. Rendahnya konduktivitas
thermal disebabkan oleh rendahnya konduktivitas udara yang terjebak dalam pori-pori. Namun
penggunaan pada temperatur tinggi yang berkelanjutan cenderung terjadi pemadatan yang
mengurangi kualitasnya sebagai isolator thermal.

Isolator thermal yang paling baik adalah ruang hampa, karena panas hanya bisa
dipindahkan melalui radiasi. Material polimer yang porous bisa mendekati kualitas ruang hampa
pada temperatur sangat rendah; gas dalam pori yang membeku menyisakan ruang-ruang hampa
yang bertindak sebagai isolator. Material isolator jenis ini banyak digunakan dalam aplikasi
cryogenic.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, D. (n.d.). FISIKA ZAT PADAT Slide.

Pebimbing, D., & Arwanda, R. (2018). MAKALAH PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT
SIFAT THERMAL ZAT PADAT ( KRISTAL ). 4151240007.

Prasetyowati, R. (2012). SIFAT THERMAL KRISTAL.pdf (p. 28).


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319975/pendidikan/SIFAT+THERMAL+KRISTAL.
pdf

Soal, F. L. D. A. N., Sebagai, B. D., Untuk, P., Kristal, M., Bragg, D. H., Sinar-x, E. E. D. D.,
Soal, G. L. D. A. N., Pendahuluan, A., Energi, B. P., Hidrogen, C. I. O. N. M., Ionik, E. I.,
Waals, F. I. V. A. N. D. E. R., & Soal, H. L. D. A. N. (n.d.). Daftar isi bab i pengantar
fisika zat padat.

Wendri, N. (2016). Diktat Kuliah Fisika Zat Padat I. 2016(i), 1–47.

Anda mungkin juga menyukai