Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Judul Percobaan : Penguat OP-AMP Inverting

Kode Percobaan : O-1A

Tanggal Percobaan : 10 April 2021

Nama : Salsabil Aliyah Putri Rahma

NIM : 19030184091

Kelas : PFB 2019

ABSTRAK

Pada Percobaan berjudul Penguat Operasional Amplifier (OP-AMP) Inverting


yang telah dilakukan pada tanggal 10 April 2021, dengan menggunakan Simulasi
Electronic WorkBench (EWB)yang bertujuan untuk menentukan hubungan penguatan
(gain) amplitudo tegangan terhadap perubahan frekuensi dan juga bertujuan untuk
memahami penggunaan OP-AMP sebagai penguat inverting. Pada rangkaian ini
terminal input noninverting (+) dihubungkan dengan ground. R1 nya di gunakan untuk
menghubungkan sinyal masukan (Vin) dengan terminal input inverting. Rf (resistor
feed back) nya di hubungkan dari terminal output ke terminal input inverting. Pada
percobaan pertama dimana menggunakan rangkaian Inverting dengan menggunakan C
ini kami mengontrol resistor Rf sebesar 100K Ohm Ri sebesar 10K Ohm, C dan
amplitudo sebesar 1. Pada percobaan ini kami memanipulasi frekuensi sebanyak 11
kali yaitu (20,100,200,800,2K,4K,8K10K,12K,15K,20K)Hz, dan didapatkan variabel
respon nya yaitu Vout dan Kv. Pada percobaan ini di dapatkan hasil bahwa Hubungan
antara gain penguatan inverting (Kv) terhadap frekuensi yaitu terdapat frekuensi cut
off pada saat frekuensinya naik terjadi penurunan penguatan. Dan juga pada percobaan
pertama ini, kami mendapatkan gelombang berbentuk sinusoidal. Pada percobaan
pertama ini dapat dilihat bahwa semakin besar frekuensinya maka nilai Kv semakin
kecil dan Gelombangnya semakin terpotong. Pada rangakaian 2 ini mengkontrol
resistor Rf, sebesar 100K Ohm Ri sebesar 10K Ohm dan amplitudo sebesar 1. Pada
Percobaan pertama dan kedua ini Vinnya selalu konstan dan pada teori yang ada nilai
dari Vin selalu dua kali dari nilai Amplitudonya, dan pada percobaan ini sesuai dengan
teori yang ada. Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa hubungan antara gain
penguatan (Kv) inverting tanpa C bukan merupakan frekuensi cut off karena nilai Vout
nya konstan ,akan tetapi pada saat frekuensinya 12K-20K terjadi penurunan penguatan
Nilai Kv pada rangkaian inverting tanpa C berdasarkan teori dan praktikum sesuai.
Pada percobaan kedua ini didapatkan gelombang berbentuk sinusoida. Semakin besar
Frekuensinya, maka gelombangnya semakin lancip dan terpotong pula.

Kata kunci : Rangkaian, Inverting, Gelombang, Ri, Rf, Frekuensi.


BAB I
METODE PERCOBAAN

1.1. Alat dan Bahan


1. Menggunakan simulasi Electronic WorkBench (EWB)

1.2. Gambar percobaan

Gambar 1. Rangkaian penguat OP-AMP inverting dengan C

Gambar 2. Rangkaian penguat OP-AMP inverting tanpa C


1.3. Variabel Percobaan

• Percobaan 1 Rangkaian penguat OP-AMP inverting dengan C

Variabel Kontrol : Rf, Ri,C


Variabel Manipulasi : Frekuensi (f)
Variabel Respon : Vout,Vin, Kv, Bentuk gelombang.

• Percobaan 1 Rangkaian penguat OP-AMP inverting tanpa C

Variabel Kontrol : Rf, Ri


Variabel Manipulasi : Frekuensi (f)
Variabel Respon : Vout,Vin, Kv, Bentuk gelombang.

Langkah Percobaan

1. Membuka aplikasi EWB


2. Membuat rangkaian 1 yaitu inverting dengan C
3. Mengontrol Rf sebesar 100kohm dan Ri sebesar10 k ohm
4. Lalu rubah frekuensi sebanyak 11 kali
5. Lakukan langkah yang sama untuk rangkaian 2 tanpa C
6. Mengamati bentuk gelombang yang di hasilkan
7. Kemudian menuliskan datanya pada tabel.
BAB II

DATA DAN ANALISIS

a. Tabel data Rangkaian penguat OP-AMP inverting dengan C

Frekuensi (Hz) Vin (V) Vout (V) T/div (s/div) KV(V)

20 2 20 0,02 10

100 2 11 0,01 5,5

200 2 7 0,005 3,5

800 2 1,4 0,001 0,7

2000 2 0,6 0,0005 0,3

4000 2 0,25 0,0002 0,125

8000 2 0,16 0,0001 0,08

10000 2 0,11 0,0001 0,055

12000 2 0,09 0,00005 0,045

15000 2 0,08 0,00005 0,04

20000 2 0,04 0,00005 0,02


b. Tabel data Rangkaian penguat OP-AMP inverting tanpa C

Frekuensi (Hz) Vin (V) Vout (V) T/div (s/div) KV (V)

20 2 20 0,05 10

100 2 20 0,01 10

200 2 20 0,005 10

800 2 20 0,001 10

2000 2 20 0,0005 10

4000 2 20 0,0002 10

8000 2 20 0,0001 10

10000 2 20 0,0001 10

12000 2 18 0,00005 9

15000 2 17 0,00005 7,5

20000 2 12 0,00005 6

c. Analisis Data

Pada Percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 10 April 2021 yang
berjudul penguat OP-AMP inverting yang dilakukan denga menggunakan aplikasi
Simulasi Electronic WorkBench (EWB) yang memiliki tujuan yaitu menentukan
respon penguatan (gain) Kv terhadap frekuensi. Dimana Kv ini adalah pembagian
dari Vin/Vout. Primsip kerja sebuah operasional amplifier (Op-Amp) adalah
membandingkan nilai kedua input (Input Inverting dan Input Non Inverting),
Apabila kedua input bernilai sama maka output Op-Amp tidak ada (nol) dan
apabila terdapat terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op- Amp
akan memberikan tegangan output. Penguat Operasional amplifier merupakan
suatu jenis penguat elektronka dengan hambatan (coupling) arus searah yang
memiliki faktor penguatan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
Pada rangkaian inverting ini merupakan penguat yang berfungsi sebagai
menguatkan sinyal tetapi sinyal yang dikuatkan berbanding terbalik dengan sinyal
masukannya. Pada rangkaian Inverting ini terminal input noninverting (+)
dihubungkan dengan ground. R1 nya di gunakan untuk menghubungkan sinyal
masukan (Vin) dengan terminal input inverting. Rf (resistor feed back) atau umpan
baliknya di hubungkan dari terminal output ke terminal input inverting.
Berdasarkan percobaan yang berjudul Rangkaian Penguat Operasional Ampiflier
atau OP-Amp yang telah dilakukan, dimana pada percobaan kali ini digunakan
aplikasi simulasi Electronic Work Bench (EWB) maka didapatkan data seperti
tabel diatas, dan dapat dianalisis sebagai berikut

Pada tabel data percobaan pertama yaitu menggunakan rangkaian OP AMP


inverting dengan C. Pada rangkaian ini mengkontrol resistor Rf sebesar 100kohm
Ri sebesar 10kohm ,C dan amplitudo sebesar 1. Dan juga dengan memanipulasi
frekuensi sebanyak 11 kali yaitu (20,100,200,800,2K,4K,8K10K,12K,15K,20K)Hz
dengan 11 kali manipulasi frekuensi tersebut di dapatkan nilai Vout dan Vin dan
juga gelombang yang muncul pada osiloskop. Vin yang di hasilkan nilainya dengan
cara membaca gelombang dengan Peak - to - peak atau dari puncak ke puncak yang
merupakan nilai amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai
ke batas bawah maka dari itu mengapa nilai Vin konstan 2V karena, nilai Vin selalu
dua kali Amplitudunya. Bentuk gelombang berupa gelombang sinusoida dimana
Vout Vin saling berbeda fasa 180 derajat. Hal ini dikarenakan sebelum melewati
Operasional Amplifier (OP-Amp), Vin melewati R1 yang membuat Vin nya
tertahan. Dari data hasil percobaan yang diperoleh, terlihat bahwa Vin besarnya
selalu konstan sebesar 2V. Nilai Vout dengan 11 manipulasi frekuensi berturut turut
sebesar (20; 11; 7; 1,4 ; 0,6 ; 0,25 ; 0,16 ; 0,11 ; 0,09 ; 0,08 ; 0,04)V. Pada data
tersebut dapat dilihat bahwa Vin lebih besar dari Vout (Vin > Vout). Kemudian
setelah di dapatkan nilai dari Vin dan Vout maka hal yang harus dilakukan adalah
menghitung Kv dimana Kv= Vout/Vin. Dan didapatkan nilai Kv dari manipulasi
11 frekuensi yaitu (10; 5,5 ; 3,5 ; 0,7 ; 0,3 ; 0,125 ; 0,08 ; 0,055 ; 0,045 ; 0,04 ; 0,02
)V. Hal ini tidak sesuai dengan rumus perhitungan dimana Kv= -Rf/Ri. Dari nilai
Kv yang di peroleh menunjukkan bahwa manipulasi frekuensi yang di gunakan
terjadi penurunan penguatan frekuensi karena terdapat frekuensi cut off atau
frekuensi yang menjadi batas untuk melewatkan atau menghalangi sinyal masukan
yang mempunyai frekuensi yang lebih tinggi maupun frekuensi yang lebih rendah.
Dan juga pada percobaan yang menggunakan rangkaian inverting dengan C ini,
didapatkan gelombang yang dapat dilihat melalui osiloskop. Pada tabel data diatas
dapat dilihat bahwa semakin besar frekuensinya maka T/div nya semakin kecil
dikarenakan agar gelombang keluarannya yang didapat, dapat terlihat jelas, sebab
semakin besar frekuensinya Voutnya semakin kecil yang menyebabkan Kv nya
semakin kecil pula. Hal ini menyebabkan semakin besar frekuensinya
gelombangnya akan semakin terpotong.

Pada tabel percobaan kedua yaitu pada percobaan ini menggunakan


rangkaian OP AMP inverting tanpa C. Pada percobaan ini kami mengontrol resistor
Rf sebesar 100K Ohm Ri sebesar 10K Ohm dan amplitudo sebesar 1. Dengan
memanipulasi frekuensi sebanyak 11 kali yaitu
(20,100,200,800,2K,4K,8K10K,12K,15K,20K)Hz dengan 11 kali manipulasi
tersebut di dapatkan nilai Vout dan Vin sekaligus gelombang yang muncul pada
osiloskop. Vin yang di hasilkan nilainya dengan cara membaca gelombang dengan
Peak - to - peak atau dari puncak ke puncak yang merupakan nilai amplitudo dari
gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai ke batas bawah maka dari itu
mengapa nilai Vin konstan 2V karena, nilai Vin selalu dua kali Amplitudunya.
Bentuk gelombang berupa gelombang sinusoida dimana Vout Vin saling berbeda
fasa 180 derajat. Hal ini karena sebelum melewati OP-AMP,Vin melewati R1 yang
membuat Vin nya tertahan. Dari data hasil percobaan yang diperoleh, terlihat
bahwa Vin besarnya adalah konstan sebesar 2V. Nilai Vout dengan 11 manipulasi
frekuensi berturut turut sebesar (20,20,20,20,20, 20,20,20,18,15,10)V. setelah di
dapatkan nilai dari Vin dan Vout maka hal yang harus dilakukan adalah menghitung
Kv .Dimana Kv ini adalah pembagian dari Vin/Vout. Dan didapatkan nilai Kv dari
manipulasi 11 frekuensi yaitu (10,10,10,10,10, 10,10,10,9; 7,5 ; 5 )V. Hal ini sesuai
dengan rumus perhitungan dimana Kv= -Rf/Ri. Dari nilai Kv yang di peroleh
menunjukkan bahwa manipulasi frekuensi yang di gunakan bukan merupakan
frekuensi cut off karena nilai Vout nya konstan ,akan tetapi pada saat frekuensinya
12K-20K terjeadi penurunan penguatan. Dan juga pada percobaan yang
menggunakan rangkaian inverting tanpa C ini, didapatkan gelombang yang dapat
dilihat melalui osiloskop. Pada tabel data diatas dapat dilihat bahwa semakin besar
frekuensinya maka T/div nya semakin kecil dikarenakan agar gelombang
keluarannya yang didapat, dapat terlihat jelas, sebab semakin besar frekuensinya
Voutnya semakin kecil yang menyebabkan Kv nya semakin kecil pula. Hal ini
menyebabkan semakin besar frekuensinya gelombangnya akan semakin terpotong.
Dan semakin besar frekuensinya, maka gelombangnya semakin lancip.
PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan pada penguat rangkaian OP AMP inverting
dapat di simpulkan bahwa:

• Hubungan antara gain penguatan (Kv) inverting dengan C terhadap frekuensi


yaitu terdapat frekuensi cut off pada saat frekuensinya naik terjadi penurunan
penguatan.

• Hubungan antara gain penguatan (Kv) inverting tanpa C bukan merupakan


frekuensi cut off karena nilai Vout nya konstan ,akan tetapi pada saat
frekuensinya 12K-20K terjeadi penurunan penguatan

• Nilai Kv pada rangkaian inverting tanpa C berdasarkan teori dan praktikum


sesuai

• Semakin besar frekuensinya maka gelombangnya semakin terpotong

• Pada percobaan OP-Amp Inverting tanpa C bentuk gelombangnya ketika


frekuensi diperbesar, bentuknya semakin lancip

• Nilai Kv semakin frekuensinya diperbesar, nilainya semakin kecil, karena


Voutnya semakin kecil pula.

b. Saran
Saran untuk melakukan Percobaan Penguat OP-AMP Inverting dengan C ataupun
Tanpa C ini adalah :
 Lebih teliti dalam membuat rangkaiannya, karena jika rangkaiannnya salah maka
Gelombangnya tidak akan keluar dan data yang diambil juga akan salah
 Harus bisa membaca gelombang keluarannya agar mendapatkan nilai Voutnya
 Lebih teliti dalam mengonversikan nilainya, seperti Milisekon Ke Sekon, ataupun
Milivolt ke Volt
 Lebih telii dalam perhitungan Kvnya.
LAMPIRAN

 Inverting dengan C

Frekuensi 20hz

Frekuensi 100hz
Frekuensi 200hz

Frekuensi 800hz
Frekuensi 2Khz

Frekuensi 4Khz
Frekuensi 8Khz

Frekuensi 10Khz
Frekuensi 12Khz

Frekuensi 15Khz
Frekuensi 20Khz
 Inverting tanpa C

Frekuensi 20hz

Frekuensi 100hz
Frekuensi 200hz

Frekuensi 800hz
Frekuensi 2Khz

Frekuensi 4Khz
Frekuensi 8Khz

Frekuensi 10Khz
Frekuensi 12Khz

Frekuensi 15Khz
Frekuensi 20Khz

Anda mungkin juga menyukai