ground, maka sinyal keluarannya akan memiliki fasa yang berlawanan (180 ) dengan
sinyal masukan.
Sedangkan apabila kaki non-inverting diberikan sinyal masukan dan kaki inverting
dihubungkan ke ground, maka sinyal keluaran akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
masukan.
Untuk memahami kerja dari op-amp perlu diketahui sifat-sifat dari op-amp ideal, yaitu:
Av ,oI
1. Penguat lingkar terbuka (
) bernilai tak berhingga
Ro,oI
2. Hambatan keluaran lingkar terbuka (
) bernilai nol
Ri ,oI
3. Hambatan masukan lingkar terbuka (
) bernilai tak berhingga nol
4. Lebar pita (bandwidth) nilainya tak berhingga, dengan demikian perbedaan frekuensi
tidak berhingga
5. Common Mode Rejection Ratio (CMRR) bernilai tak berhingga
Kaki 1
Kaki 2
Kaki 3
Kaki 4
Kaki 5
Kaki 6
Kaki 7
Kaki 8
Vout
Rf
Rt
Vin ...(1)
Vout (1
R1
)Vin ...(2)
R2
7. Mengulangi langkah 1s/d 6 untuk R2=2K dan Vin diberi gelombang kotak 1Vpp,2Vp-p dan 5 Vp-p.
1.
2.
3.
4.
B. Penguat Inverting
7. Mengulangi langkah 1 s/d 6 untuk R2=20k dan Vin diberi gelombang kotak 1Vpp,2Vp-p dan 5 Vp-p.
1.
2.
3.
4.
R1 1K
R2 10 K
Vm 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Diketahui
Ditanya
Frekuensi = 1 Khz
: Penguatan tegangan (Av) ?
Percobaan II
Diketahui :
R1 1K
R2 2 K 2
Frekuensi = 1Khz
2.5.2. Percobaan Non-Inverting
Karena kami lupa mendokumentasi , kami tidak mendapatkan gambar data
yang kami butuhkan. Sehingga kami mengambil gambar data percobaan
kelompok I. Gambar Data dari kelompok I seperti berikut :
Percobaan I
R1 10 K
R2 10 K
Vin 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Diketahui :
Percobaan II
R1 10 K
R2 20 K
Vin 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Diketahui :
AV
R2
10
10
R1
1
kami
menghitung
R2 10 K
Vm 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Diketahui :
AV
R2
10
10
R1
1
Frekuensi = 1 Khz
8
Jika Vin bernilai 1 Vpp, 2 Vpp dan 5 Vpp maka akan di dapati Vo sebesar :
Vin
Vo
= 1 Vpp
= AV x Vin
= -10 x 1
= -10 V
Vin
Vo
= 2 Vpp
= AV x Vin
= -10 x 2
= -20 V
Vin
Vo
= 5 Vpp
= AV x Vin
= -10 x 5
= -50 V
AV
R2
10
10
R1
1
Jika pada percobaan sebelumnya Rf =10 ohm dan Rin = 1ohm maka pada
percobaan kedua nilai Rf dan Rin berubah menjadi Rf =2 Kohm dan Rin = 1Kohm.
Vin bernilai 1 Vpp, 2 Vpp dan 5 Vpp maka akan di dapati Vo sebesar :
Vin
Vo
= 1 Vpp
= AV x Vin
= -2 x 1
= -2 V
Vin
Vo
= 2 Vpp
= AV x Vin
= -2 x 2
= -4 V
Vin
Vo
= 5 Vpp
= AV x Vin
= -2 x 5
= -10 V
Diketahui :
R1 10 K
Ditanya :
R2 10 K
Vin 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Penguatan (Av) = ?
10
Av
R2
10
1 1 11 2
R1
10
Jika Vin bernilai 1 Vpp, 2 Vpp dan 5 Vpp maka akan di dapati Vo sebesar :
Vin
Vo
= 1 Vpp
= AV x Vin
= 2 x 1
= 2V
Av (
Vin
Vo
= 2 Vpp
= AV x Vin
= 2 x2
= 4V
Vin
Vo
= 5 Vpp
= AV x Vin
= 2 x 5
= 10 V
R2
) 1
R1
Ditanya :
R2 20 K
Vin 1Vpp, 2Vpp,5Vpp
Penguatan tegangan (Av) = ?
Av
R2
20
1
1 3
R1
10
Jika Vin bernilai 1 Vpp, 2 Vpp dan 5 Vpp maka akan di dapati Vo sebesar :
Vin
Vo
= 1 Vpp
= AV x Vin
= 3 x 1
= 3V
Vin
Vo
= 2 Vpp
= AV x Vin
= 3 x 2
= 6V
Vin
Vo
= 5 Vpp
= AV x Vin
= 3 x 5
= 15 V
2.7. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik penguatan inverting yaitu bentuk sinyal keluarannya terbalik dengan
sinyal input disertai dengan amplitudonya yang lebih besar dari pada sinyal Input.
Sedangkan karakteristik penguatan non-inverting yaitu penguatannya dapat diketahui
dengan bertambah tingginya amplitudo dan bentuk sinyalnya sama seperti sinyal awal.
Pengaruh frekuensi yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan pada rangkaian OPAMP meliputi inverting dan non-inverting menyebabkan respon penguatan melemah
atau kurang maksimal.
11
BAB III
PENGUAT KELAS A
3.1. Teori Dasar
3.1.1. Definisi Penguat Daya Kelas A
Penguat kelas A didefinisikan sebagai suatu penguat yang mempunyai
kemampuan terbesar dalam mereproduksi masukan dengan distorsi yang terkecil,
dengan atau tanpa rangkaian umpan balik negatif. Namun demikian ,efesiensi
penguat kelas A adalah paling kecil di bandingkan dengan penguat daya kelas
lainnya. Rangkaian penguat kelas A dengan umpan balik emitor ditunjukkan
dengan gambar berikut:
12
13
Ciri Khas penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah
aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat
fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk
sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas
A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%. Ini tidak lain
karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input
(atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif
dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar
dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor
penguat kelas A perlu di tambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang
lebih besar.
- Digunakan untuk daya yang sedang < 10 Watt.
- Input dan output berada 180 o
Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat
penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino, Ph.D. dalam bukunya
yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid I antara lain sebagai berikut:
1.1.
14
rc = Rc // RL
Sehingga dapat di hitung bati tegangan terhadap beban dengan
menggunakan persamaan swbagai berikut:
Dimana :
r c =
rc =
RC =
RL =
A =
Av =
Resistansi emiter AC
Resistansi kolektor AC
Resistansi kolektor DC
Resistansi beban
Bati tegangan tanpa beban
Bati tegangan dengan beban
1.2.
Bati Arus
Pada gambar 2.3, bati arus sebuah transistor adalah perbaningan arus
kolektor ac terhadap arus basis ac. Persamaannya adalah sebagai berikut:
1.3.
Bati Daya
Pada gambar 2.3, daya masuk ac pada basis adalah
Pin = Vin Ib .
Daya keluar AC dari kolektor adalah
Pout = -Vout Ic
Tanda minus (-) diperlukan karena adannya pembalaikan fasa,
Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan di tulis dengan Ap.
Dengan mengambil perbandingan tersebut, didapatkan
15
16
17
3.4.
Langkah Percobaan
1. Melakukan pengesetan titik kerja (tanpa sinyal AC) dengan mengatur potensiometer
sehingga tegangan VCE
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1
2 VCC
IC Vcc/Rc = 6 mA.
Mengukur arus IB dan tentukan hFE ()
IB =
hFE=
- Berikan tegangan masukkan AC (f =10 KHz), sehingga tegangan keluaran sebesar,
mungkin tapi tidak cacat.
- Caranya melakukan kalibrasi Function Generator dengan mengatur Frequency 10
KHz. Hubungkan kabel output Function Generator dengan kabel probe CH1 dari
osiloskop. Gunakan Fine pada Function Generator untuk memperhalus tampilan
gelombang pada osiloskop
- Atur power supply sebesar 12v, tentukan ground + atau dengan menggunakan
Multimeter/ Amperemeter. Maka di dapatkan Ground di (-) dan nilai Positif (+)
- Mencari nilai maksimal dan minimal dari potensiometer dengan menggunakan
Multimeter/Amperemeter. Titik max 1k
- Menghubungkan Resistor , Potensiometer, Transistor
- Hubungkan power supply 12v ke transistor (Emiter)
Mengukur Sinyal masukkan dengan osiloskop pada posisi AC, Sinyal keluaran pada
posisi DC.
Menggambarkan bentuk gelombang tegangan masukkan dan tegangan keluaran.
Tentukan penguatan tegangan (Av), penguatan arus (Ai), dan penguatan daya (Ap).
Menggambarkan rangkaian ekivalen ac dan garis beban ac!
Perhatian : Hindari pemakaian kabel penghubung yang tidak terlalu penting untuk
menghindari pengaruh osilasi yang tinggi dalam rangkaian
18
19
Berdasarkan data hasil pengamatan diatas dapat dihitung berapa besar IC (Arus
Colector) yang dihasilkan.
Rc 1K
Vcc 12mA
Vce 6, 26Vcc
Vce 1/ 2Vcc 5,81Vcc
Diketahui :
Kami telah mengukur arus IB (Arus Basis) , dipengukuran kami mendapatkan hasil
IB 0, 06 A
Diketahui
hFE IC / IB 0, 012 / 0, 06 0, 2
Ditanya
Jadi :
Disini kami menentukan Tegangan (Av), Penguatan Arus (Ai),Penguatan Daya (Ap)
Io
Ai 20 log10 ( )
Vo
Iin
Av 20 log10 ( )
Vi
dB
dB
tegangan (Av) ?
Ap 10 log10 (
Ditanya
: a. Penguatan
b. Penguatan arus (Ai) ?
Po
)
Pi
c. Penguatan arus (Ap) ?
dB
3.7. Kesimpulan
Seluruh sinyal output bekerja pada daerah aktif
Sinyal bekerja didaerah aktif dan bentuk sinyal keluarannya sama persis dengan sinyal
input
20
BAB IV
FILTER PASIF
4.1. Teori Dasar
Filter adalah rangkaian empat terminal yang dapat melewatkan sinyal dalam jangkauan
frekuensi yang dipilih dan meredam sinyal lain yang frekuensinya di luar frekuensi yang
dipilih. Berdasar jenis frekuensi yang dipilih, filter dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu :
- Low Pass Filter (LPF)
- Ban Pass Filter (BPF)
- High Pass Filter (HPF)
- Ban Stop Filter (BSF)/Band Eliminate Filter (BEF)
Simbol keempat filter tersebut ditunjukan dalam gambar 4.1.
H=20 log 10
V2
V1
1
A=20 log 10
21
23
24
2. LPF Chebyshev
25
200
400
600
800
1K
A(dB)
1,9821
6,5635
6,8484
7,447
8,09120
()
1,800
1,800
900
450,000
300,000
F(Hz)
A(dB)
1K5
9,8272
2K
11,7654
2K5
-45,848
3K
-43,098
4K
-38,8024
()
300,000
112,500
112,500
150,000
30,000
26
200
400
600
800
1K
A(dB)
7,4960
8,6913
9,7291
10,3325
11,7817
()
1,800
900
900
300,000
300,000
F(Hz)
A(dB)
1K5
-42,974
2K
-32,803
2K5
-45,848
3K
-43,098
4K
-22,3381
()
300,000
300,000
150,000
150,000
36,000
Vin
....dB
Vout
A 20 log10
Beda Fasa :
Redaman
1ms
360 1,800
0, 2
A 20 log10
5.28V
6.5635dB
2.48V
1.
Frekuensi 200
2. Frekuensi 400
2.5ms
360 1,800
0,5
A 20 log10
5.12V
1.9821dB
2.48V
27
500 s
360 450, 000
0, 4
A 20 log10
3.
5.28V
7.447 dB
2.24V
Frekuensi 600
4. Frekuensi 800
1ms
360 0, 625
576
A 20 log10
5.28V
6.8484dB
2.40V
500 s
360 300, 000
0, 6
A 20 log10
5.
1000
500 s
360 300,000
0, 6
4.96 V
5.28 V
9.8272dB A 20 log10
8.09120dB
1.60V
2.08V
Frekuensi
6. Frekuensi 1500
28
250 s
360 112,500
0,8
4.96 V
4.96 V
45.8485dB A 20 log10
11.7654dB
960mV
1.28V
A 20 log10
Frekuensi 2000
250 s
360 112,500
0,8
100 s
360 30, 000
1, 2
7.
8. Frekuensi 2500
250 s
360 150, 000
0, 6
5.08 V
5.28 V
43.0980dB
38.8024dB A 20 log10
720mV
460mV
A 20 log10
Frekuensi 3000
.9.
Vin
....dB
Vout
A 20 log10
Beda Fasa :
Redaman
1ms
360 900
0, 4
A 20 log10
1.
2.5ms
360 1,800
0, 2
5.44 V
5.12 V
8.6913dB A 20 log10
7.4960dB
2.00V
2.16V
Frekuensi 200
2. Frekuensi 400
29
3.
Frekuensi 600
1ms
360 900
0, 4
A 20 log10
5.68 V
5.52 V
9.7291dB A 20 log10
10.3325dB
1.84V
1.68V
500 s
360 300, 000
0, 6
A 20 log10
3.
4. Frekuensi 800
1ms
5.28 V
11.7817 dB
1.36V
250 s
360 30, 000
1, 2
A 20 log10
5.40 V
42.9748dB
760mV
250 s
360 30, 000
1, 2
A 20 log10
250 s
360 150, 000
0,6
5.72 V
4.96 V
36.893dB A 20 log10
32.8032dB
400mV
216mV
Frekuensi 2000
7.
8. Frekuensi 2500
30
250 s
360 150, 000
0,6
A 20 log10
100 s
360 36, 000
1
5.04 V
5.20 V
28.1121dB A 20 log10
22.3381dB
128mV
68.0mV
Frekuensi 3000
.9.
4.7. Kesimpulan :
- Butterworth filter memberikan optimasi pada daerah pass-band, Chebysev
memberikan optimasi pada Roll-off
- Filter Chebyshev mempunyai daerah transisi yang lebih kecil daripada filter
Butterworth
- Butterworth memiliki nilai redaman yang lebih kecil dari Chebyshev
- Chebyshev memiliki nilai redaman yang lebih besar dari Butterworth
31
BAB V
FILTER AKTIF
5.1. Dasar Teori
Filter adalah rangkaian empat terminal yang dapat melewatkan sinyal dalam jangkauan
frekuensi yang dipilih dan meredam sinyal lain yang frekuensinya di luar frekuensi yang di
pilih. Berdasarkan jenis frekuensi yang di pilih, filter dapat dibagi menjadi empat jenis
yaitu:
1. Filter lolos rendah/ Low pass Filter.
2. Filter lolos tinggi/ High Pass Filter.
3. Filter lolos rentang/ Band Pass Filter.
4. Filter tolah rentang/Band stop Filter or Notch Filter.
Simbol ke empat filter tersebut ditunjukkan dalam gambar 5.1
Gambar 5.1. Simbol-simbol Filter
Filter adalah suatu device yang memilih sinyal listrik berdasarkan pada frekuensi dari
sinyal tersebut. Filter akan melewatkan gelombang/sinyal listrik pada batasan frekuensi
tertentu sehingga apabila terdapat sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain
(tidak sesuai dengan spesifikasi filter) tidak akan dilewatkan. RAngkaian filter dapat
diaplikasikan secara luas, baik untuk menyaring sinyal pada frekuensi rendah, frekuensi
audio, frekuensi tinggi, atau pada frekuensi-frekuensi tertentu saja.
Filter adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya; ada
frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang
ditolak, dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter
dinyatakan dengan fungsi alih (transfer function).
Magnitude (nilai besar) dari fungsi alih dinyatakan dengan |T|, dengan satuan dalam
desibel (dB). Filter dapat diklasifikasikan menurut fungsi yang ditampilkan, dalam term
jangkauan frekuensi, yaitu passband dan stopband. Dalam pass band ideal, magnitude-nya
adalah 1 (= 0 dB), sementara pada stop band, magnitude-nya adalah nol.
Berdasarkan hal ini filter dapat dibagi menjadi 4.
1. Filter lolos bawah (low pass filter), pass band berawal dari w = 2pf = 0 radian/detik
sampai dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah frekuensi cut-off.
2. Filter lolos atas (high pass filter), berkebalikan dengan filter lolos bawah, stop band
berawal dari w = 0 radian/detik sampai dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah
frekuensi cut-off.
3. Filter lolos pita (band pass filter), frekuensi dari w1 radian/detik sampai w2
radian/detik adalah dilewatkan, sementara frekuensi lain ditolak.
32
4. Filter stop band, berkebalikan dengan filter lolos pita, frekuensi dari w1 radian/detik
sampai w2 radian/detik adalah ditolak, sementara frekuensi lain diteruskan
Berdasarkan atas komponen penyusunannya, filter terdiri dari filter pasif dan aktif. Jika
filter pasif hanya tersususn komponen pasif (kapasitor dan inductor atau resistor), maka
filter aktif dirangkai dari komponen-komponen aktif dan pasif. Komponen aktifnya berupa
amplifier (transistor atau op-amp), sedang komponen pasifnya berupa resistor dan
kapasitor. Contoh rangkaian filter aktif di tunjukkan dalam gambar 5.2.
Untuk mendapatkan frekuensi cut-off yang kecil filter pasif memerlukan nilai
induktansi yang tinggi, akibatnya filter pasif menjadi lebih berat, besar dan mahal. Dengan
ukuran komponen yang lebih kecil. Filter aktif sudah bisa mendapatkan frekuensi cut-off
yang kecil. Sebagaimana filter pasif. filter aktif juga terdiri dari berbagai jenis. Dua di
antarannya adalah filter Butterworth dan Chebyshew. Contoh rangkaian filter aktif di
tunjukkan dalam gambar 5.2.
Persamman komplek tersebut mempunyai nilai mutlak |H| dan sudut fasa Karena filter
bersifat meredam sinyal, maka penggunaan fungsi transfer |H| sering diganti menjadi 1/|H|,
sehingga persamaan menjadi:
H=20 log 10
V1
V2
1
A=20 log 10
Karena mengandung komponen-komponen kapasitif dan induktif, maka filter dapat
mengubah fasa sinyal, sehingga fasa sinyal outputnya berbada dengan fasa sinyal input.
Perbedaan fasanya tergantung pada frekuensi tegangan input.
Perbedaan fasa menyebabkan perbedaan delay propagasi. Delay propagasi adalah waktu
yang dibutuhkan filter untuk mengeluarkan sinyal di keluarannya. Delay propagasi di
nyatakan sebagai /.
33
Untuk melihat karateristik filter beberapa parameter yang dapat di gunakan adalah
redaman (anenuation) karakteristik transmisi karakteristik fasa. Redaman dan beda fasa
hendaknya di ukur pada beberapa frekuensi kedua karakteristik tersebut di namakan
karakteristik frekuensi filter.
5.2. Alat Percobaan
- Papan percobaan DL 2153B
- Function generator
- Oscilloscope 2 channe
- Power supply simestris 15V
- Beban 600
- Kabel secukupnya
5.3. Gambar rangkaian Percobaan
1. Low Pas Filter (LPF)
34
36
3. BPF
Note : Karena waktu yang kami miliki tidak cukup, maka kami tidak dapat melakukan
percobaan pada filter aktif BPF.
37
360 18
360 45
2000
4
2
5
A 20 log10 6.02059dB A 20 log10 4.4371dB
4
3
a.
Frekuensi 200
Frekuensi 400
500
500
360 102,85
360 144
1750
1250
3
3
A 20 log10 3,5218dB A 20 log10 2.4987dB
2
4
b.
c.
Frekuensi 500
b.
Frekuensi 800
500
360 180
1000
3
A 20 log10 2, 4987 dB
4
e. Frekuensi 1000
200
400
500
800
1000
6.02059dB
4.4371dB
4.4371dB
2.4987dB
2, 4987dB
45
102,85
18
144
Berikut ini adalah tabel data percobaan rangkaian filter aktif LPF
180
38
1000
1500
360 240
360 216
1500
2500
4
2
A 20 log10 12.0411dB A 20 log10 6.0205dB
1
1
b.
500
1000
1000
360 360
360 288
1000
1250
4
4
A 20 log10 6.0205dB A 20 log10 6.0205dB
2
2
800
Berikut ini adalah tabel data percobaan rangkaian filter aktif LPF
F
400
600
800
1000
6.0205dB
12.0411dB
6.0205dB
6.0205dB
216
240
288
360
5.7. Kesimpulan
o Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan LPF(Low Pass Filter) berfungsi untuk
melewatkan tegangan output dengan frekuensi dibawah frekuensi cutt-off rangkaian.
o Sedangkan HPF berfungsi untuk melewatkan tegangan output dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off rangkaian.
39