Praktikum
Dasar
Sistem Kontrol
0
Teknik Teknik Elektro MK14028 Laboratorium Teknik Elektro
1
Percobaan I
Pengatur Proporsi
Abstract Kompetensi
Setelah menyelesaikan topik ini • Memahami prinsip kerja dari
diharapkan anda dapat menjelaskan metode pengoperasian
metode dari pengoperasian pengatur pengatur proporsi proporsi
(Pengatur P)
Pengantar Praktikum Dasar Sistem Kontrol
I. Tujuan
Setelah menyelesaikan topik ini diharapkan anda dapat menjelaskan metode dari
pengoperasian pengatur proporsi (Pengatur P).
II. Pendahuluan
Sifat dari pengatur P yaitu bahwa sinyal output pada rangkaian pengatur P ini adalah
berbanding lurus dengan sinyal inputnya, sehingga secara matematis dapat di tulis :
Eout = Av . Ein
𝐸out
Av =
𝐸in
Dimana Av ini adalah factor penguatan dari pengatur ini, artinya apabila tegangan input
berubah secara linier pula.Perhatikan rangkaian pengatur P seperti yang diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
𝑅1 𝑅2 + 𝑅3
Sehingga
𝐸in = 𝑅
𝐸𝑖𝑛 𝑅
Kemudian karena
𝐸out
= 𝐴𝑣
𝐸𝑖𝑛
Besarnya Av atau factor penguatan ini pada system pengaturan disebut dengan koefisien
kerja proporsi dengan singkatan Kp sehingga dalam hal ini.
𝑅
𝐾𝑝=
𝑅
Selisih statis ini pada system pengaturan dikenal sebagai deviasi dari system tersebut yang
e = w – Xr
w = tegangan input
Selanjutnya karena
Ew = - E1
Xr = E2
Maka
e = -E1-E2
Selanjutnya perhatikan rangkaian dibawah ini,
Besarnya tegangan output, seperti yang sudah dijelaskan di atas ditentukan oleh
besarnya tahanan feed back, sehingga oleh karena itu pada terminal inverting (-) dan
terminal non inverting (+) terdapat tegangan yang hampir sama. Selanjutnya karena R1 =
10K, R2 = 100 K dan tegangan V ref = 2 Volt, maka pada outputnya akan timbul tegangan
yang cukup besar sehingga pada terminal inverting (-) terdapat tegangan turun tegangan
( Drop tegangan ) sebesar 0,2 Volt. Arus yang mengalir lewat R1 dan R2 mempunyai arah
dari kanan ke kiri sehingga terminal sebelah kanan pada R2 adalah positif.
Besarnya tegangan output Vout adalah penjumlahan dari tegangan pada R2 dan
tegangan pada terminal inverting, sehingga Vout = 2 + 2 = 4 Volt. Rangkaian di atas akan
lebih nyata apabila kita buat semacam tabel dengan kondisi sebagai berikut :
Kalau Vin = 1,9 Volt maka Vout = 3
Volt
Vin = 2 Volt maka Vout = 2
Volt
Vin = 2,1 Volt maka Vout = 1
Volt
Vin = 2,2 Volt maka Vout = 0
Volt
Vin = 2,3 Volt maka Vout =-1
Volt
Dari harga Vin dan Vout di atas apabila dibuat grafiknya maka hasilnya adalah
seperti yang digambarkan di bawah ini,
Vout
4
3
2
1 2,3
1,9 2 2,1 2,2 Vin
Dari grafik di atas ternyata bahwa perubahan pada tegangan output adalah
berbanding lurus dengan perubahan pada tegangan inputnya, karena itu rangkaian seperti
diatas ini disebut sebagai rangkaian pengatur proporsi ( Pengatur P ).
III. Peralatan
DIAGRAM RANGKAIAN
+ 15 V
Ro R1 R2
10 K
I1 I2
10 K Vin
Vout
- 15 V
+ 15 V
Ro R R1 R2
110KK
I1 I2
R Ein
10 K Vin
E
- 15 V
V. Kesimpulan
Kesimpulan :
LAPORAN
Praktikum
Dasar
Sistem Kontrol
Fakultas Program Studi Tatap Kode MK Disusun Oleh
Muka
0
Teknik Teknik Elektro MK14028 Laboratorium Teknik Elektro
Percobaan II
Pengatur Integrator
(Pengatur I)
Abstract Kompetensi
Setelah menyelesaikan topik ini diharapkan anda dapat menjelaskan metode dari
pengoperasian pengatur integrator ( Pengatur I ).
II. Pendahuluan
Apabila sinyal inputnya berupa gelombang segi Empat (square wave ) maka pada
outputnya akan berubah secara linier. Arus akan mengalir melalui R hanya apabila Vin tidak
sama dengan Vref dimana arus ini akan mengisi muatan pada kondensator C. Selanjutnya
apabila tegangan pada R adalah tetap atau konstan maka arus pengisian muatan pada
kondensator juga akan konstan karena itu tegangan pada kondensator akan berubah secara
linier pula. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2 di bawah ini.
Dari rangkaian diatas, apabila R 100K, C=1µ F dan Vin = 3 Volt serta Vref = + 3 Volt dengan
kondisi kondensator dianggap masih kosong, maka prinsip kerja dari rangkaian tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula Vin = Vref sehingga pada rangkaian tersebut tidak mengalir arus karena itu
kondensator belum ada pengisian muatan. Karena Vc =0 maka Vout = Vin =Vref = 3
Volt.
b. Pada saat To, Vin = 4 Volt dan tetap selama 0,2 detik. Selam 0,2 detik ini besarnya
arus yang mengalir pada R adalah :
Arus ini adalah tetap atau konstan serta akan mengisi muatan pada kondensator,
sehingga terminal sebelah kiri dari kondensator ini menjadi bermuatan positif dan
terminal sebelah kanannya berpolaritas negatif.
c. Selama 0,2 detik tersebut banyaknya muatan yang terdapat pada kondensator adalah
Q= I.t
= 10 µ A . 0,2 detik
= 10 . 10-6 x 0,2
= 2µ Coloumb
Karena itu besarnya tegangan pada kondensator adalah
𝑄 2. 1010
𝑉𝑐 = = = 2 𝑉𝑜𝑙
𝐶 1.10
d. Selanjutnya pada saat t = 0,2 detik, berlaku
Vout = Vref - Vc
=3–2
= 1 Volt
Dimana pada saat ini (saat t = 0,2 detik = 0,2 detik), Vin menjadi besar 2 Volt, sehingga
arus yang mengalir pada R adalah :
Dari perhitungan di atas ternyata besarnya arus ini adalh negatif. Ini berarti bahwa
arah arusnya sekarang jadi berlawanan dengan arah arus semula. Karena itu
kondensator ini diisi muatan tetapi dengan polaritasnya yang berlawanan, tentunya
setelah kondensator melepas muatannya.
e. Selama waktu t = 0,2 sampai t = 1 detik pada kondensator terdapat muatan sebesar :
𝑄 8. 10−6
𝑉= == −8 𝑉𝑜𝑙
𝐶 1.10
Sehingga besarnya tegangan pada kondensator pada saat t = 1 detik ini adalah
Vc = 2 – 8 = - 6 Volt
Sementara itu bagian sebelah kiri dari kondensator berpolaritas negatif dan sebelah
kanannya berpolaritas positif. Pada saat t = 1 detik ini, besarnya tegangan output
adalah :
Vout = Vref – Vc
= 3 – (-6)
= 9 Volt
g. Pada saat t =1 detik ini terjadi kembali Vin = Vref yaitu sebesar 3 Volt, namun karena
kondesatornya masih berisi muatan listrik maka besarnya tegangan pada output (V out)
tetap sebesar 9 Volt Sehingga apabila rangkaian diatas digunakan sebagai rangkaian
pengatur, maka tegangan outputnya akan berubah terus yaitu selama masih adanya
selisih antara tegangan acuan (Vref) dengan tegangan inputnya (Vin). Selanjutnya pada
rangkaian ini tidak menghasilkan selisih statis. Kemudian karena tegangan outputnya
tergantung pada konstanta waktu R dan C maka pengatur jenis ini bukanlah
merupakan pengatur yang cepat.
Rangkaian blok dari pengatur I diperlihatkan pada gambar berikut :
X Y
Dimana grafik yang tersapat di dalamblok itumenunjukan bagaimana reaksi atau respon
dari output terhadap inputnya.
III. Peralatan
Utama : Catu Daya ± 15 Volt
OP-AMP 741
Multimeter (2 buah)
Osiloskop
Function Generator
Rheostat 10 K Ω (2 buah)
Resistor 4,7 K Ω
Resistor 10 K Ω (4 buah)
Resistor 22 K Ω
Resistor 33 K Ω (2 buah)
Resistor 100 K Ω (2 buah)
Resistor 2,2 M Ω
Kapasitor 10η F
Saklar tekan
Pendukung : Multimeter digital
Osiloskop
1. Buatlah rangkaian nya seperti yang diperlihatkan pada diagram rangkaian gambar (a)
di atas, untuk sementara tanpa sinyal pada inputnya.
2. Buanglah muatan pada kapasitor dengan menekan saklar tekannya kemudian
amatilah tegangan outputnya .
3. Atur potensiometer R1 sedemikian rupa sehingga tegangan outputnya tidak berubah
lagi dan ukurlah besarnya tegangan output ini serta amati pengaruh pada output
apabila nilai dari R1 + R2 + R3 di ubah.
4. Gantilah nilai dari kapasitornya menjadi 100 µ F. Atur besarnya tegangan input
sebesar 0,5 dan 1 volt. Selanjutnya ukurlah besarnya tegangan output. Untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan jangan lupa untuk selalu mengosongkan muatan
pada kapasitornya.
Catat hasilnya pada tabel yang telah disiapkan.
5. Lepaskan resistorR2 dan R3 sehingga komponen yang tertinggal adalah R,R1 dan C
dengan nilainya seperti yang dapat dilihat pada tabel. Tentukan besarnya tegangan
output yang merupakan fungsi dari waktu.
Selanjutnya atur besarnya tegangan input pada 0,5 Volt dan buanglah muatan pada
kapasitor dengan menekan saklarnya. Ukurlah besarnya tegangan input dengan
interval waktu seperti yang terdapat pada tabel. Gambarkan hasil pengukuran ini pada
grafik yang tersedia.
6. Modifikasi rangkaian seperti yang di perlihatkan pada diagram rangkaian gambar (b) .
Masukkan sinyal segi Empat (square wave) dengan besarnya tegangan sebesar 2 Volt
serta frekwensinya sebesar 500 Hz. Amati bentuk gelombang input dan gelombang
outputnya dengan menggunakan osiloskop, di mana saluran 1 untuk mengamati
gelombang input dan saluran 2 untuk memonitor sinyal output.
a. Gambarkan kurva outputnya.
b. Naikan tegangan inputnya sampai 4 Volt dan ukurlah besarnya tegangan output.
c. Naikan frekwensi inputnya sampai 1 KHz dengan amplitudo yang sama/tetap.
d. Ukurlah besarnya tegangan output dan gambarkan bentuk gelombangnya.
DIAGRAM RANGKAIAN
R1
2,2 M ohm
10nF
R2
33 K ohm
Vout
V. Kesimpulan
Kesimpulan :
LAPORAN
Praktikum
Dasar
Sistem Kontrol
Percobaan III
Pengatur Differentiator
(Pengatur D)
Fakultas Program Studi Tatap Kode MK Disusun Oleh
Muka
0
Teknik Teknik Elektro MK14028 Laboratorium Teknik Elektro
Abstract Kompetensi
II. Pendahuluan
C I0
I1
Vin Vout
Gambar 1
Rangkaian Differentiator
Ii =Io
Vi / Zi = - Vo / Zo
Vi / (1/wC) = - Vo / R
Vo = - wRCVi
Sehingga apabila tegangan outputnya merupakan fungsi dari waktu maka persamaan di
atas dapat dinyatakan menjadi sebagai berikut :
Vo(t) = - RC dVi(t) / dt
Berarti dari persamaan di atas ternyata bahwa sinyal output merupakan turunan dari
tegangan input serta dengan polaritas yang berlawanan. Rangkaian seperti ini yang
dikenal sebagai rangkaian pengatur differentiator. Apabila sinyal inputnya berupa
tegangan sinus, maka tegangan outputnya adalah sebagai berikut :
Vi (t) = Vi sin ωt
Sebagai contoh untuk R = 100 KΩ, C = 0,01μF dengan sinyal input Vi (t) = 5 sin 628 t,
maka besarnya sinyal outputnya adalah :
Vo = -wRCVi cos ωt
= -3,12 cos ωt
Tegangan sinus 5 sin 628 t mempunyai tegangan puncak sebesar 5 Volt dengan
frekwensi sebesar 100 Hz sehingga ω = 2πf = 6,28 x 100 = 628 rad / detik.
Gambar 2
Bentuk gelombang sinyal input dan sinyal output pada rangkaian pengatur differntiator
VR2 = I . R2 = 1 mA . 5 K = 5 Volt
= 3-5
= -2 Volt
Selanjutnya tegangan output ini selalu ditentukan oleh tegangan yang terdapat
pada R2. Karena itu setelah 50 ms tegangan output akan kembali ke harga
lamanya yaitu sebesar 3 Volt.
d. Pada saat t = 100 ms, tegangan inputnya berubah dari 5 Volt menjadi 1 Volt.
Perubahan tegangan ini juga akan mempengaruhi tegangan pada Rd karena
itu pada saat t = 50 ms ini akan mengalir arus sebesar 2 mA dengan arah yang
berlawanan . Dengan adanya arus ini akan menghasilkan turun tegangan pada
R2 yaitu sebesar :
VR2 = I . R2
= 2 mA . 5 K
= 10 Volt
= 13 Volt
Selanjutnya setelah 50 ms, tegangan outputnya akan kembali ke harga semula yaitu
sebesar 3 Volt. Dari uraian diatas ternyata bahwa apabila terdapat perubahan pada
tegangan input akan menyebabkan adanya perubahan pula pada outputnya tetapi dengan
perubahan yang cukup mencolok yang selanjutnya akan kembali ke harga semula. Kondisi
seperti ini jelas bertentangan dengan persyaratan yang diperlukan pada system pengaturan.
Karena itu pengatur D ini jarang dipakai apabila digabungkan dengan pengatur lainnya
misalnya pengatur P dan pengatur I. Sehingga akan di jumpai nantinya pengatur PD dan
pengatur PID.
Skema blok dari rangkaian pengatur D, diperlihatkan pada gambar berikut :
X Y
Dimana grafik yang ada di dalam blok itu menunjukan bagaimana bentuknya respon output
terhadap fungsi inputnya.
III. Peralatan
C = 10 n F
C1
R
Vin Vout
Kesimpulan :
LAPORAN
Praktikum
Dasar
Sistem Kontrol
04
Teknik Teknik Elektro MK14028 Laboratorium Teknik Elektro
Percobaan IV
Pengatur PID
Abstract Kompetensi
Setelah menyelesaikan dapat menjelaskan prinsip kerja
topik ini diharapkan anda dapat dari rangkaian pengatur PID
melalui menjelaskan prinsip kerja dari pengamatan dan
pengukuran rangkaian pengatur PID melalui besaran – besaran
listriknya. pengamatan dan pengukuran
besaran - besaran listriknya.
.
II. Pendahuluan
C1 C2
R2
R1
Rd Vin +
Vout
- Vref
FG
Gambar 1.
( e)
Vout
td
Hasil D
Hasil P
Hasil I
(f )
X Y
X
III. Peralatan
C1
R1 R3
Ro
C2
R4
Vin Vout
FG
Ro
b. Tn= (R1+R2)xC1
R1.R2
c. Tv= xC2
R1+R2
TABEL PENGUKURAN
Ro dalamiK Ω 22 47 22 47 x
R1 dalamiK Ω 22 22 22 22 x
R2 dalamiK Ω 10 10 4,7 4,7 x
R3 dalamiK Ω 0,01 0,01 1 1 x
C1 dalamiμ F 0,1 0,1 0,01 0,01 x
C2 dalamiμ F 2 2 0,1 0,1 x
Vin dalamiVolt 0,1 0,1 0,1 0,1 x
Td dalamims Dihitung
Kp Dihitung
Tn dalamims Dihitung
Tv dalamims Diukur
Kp Diukur
Tn dalamims Diukur
Tv dalamims Diukur
V. Kesimpulan
Kesimpulan :
Daftar Pustaka
1. Phillips and Harbor, feedback Control Systems,3/e,Prentice Hall,2013
2. Norman S.Nise, Control System Engineering, The Ben/Cum Pub.Co. Inc, California ,
2014