Anda di halaman 1dari 17

Praktikum

Dasar Sistem Kontrol


01
Modul ke:

Pengatur Proporsi
Sub-CPMK 1.1
Mampu menjelaskan pengaturan atau kendali Proporsional
Sub-CPMK 1.2
Mampu merangkai pengaturan proporsional
Fakultas Sub-CPMK 1.3
Mampu mengukur error pengaturan proporsional
TEKNIK
Laboratorium Teknik Elektro
Program Studi
Teknik Elektro Letakkan foto
Terbaik anda
disini
Tujuan

Setelah menyelesaikan topik ini diharapkan anda dapat


menjelaskan metode dari pengoperasian pengatur
proporsi (Pengatur P).

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Sifat dari pengatur P yaitu bahwa sinyal output pada rangkaian
pengatur P ini adalah berbanding lurus dengan sinyal inputnya,
sehingga secara matematis dapat di tulis :

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Dimana Av ini adalah factor penguatan dari pengatur ini, artinya
apabila tegangan input berubah secara linier pula.Perhatikan
rangkaian pengatur P seperti yang diperlihatkan pada gambar
berikut ini.

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi

Dari rangkaian di atas dapat diperoleh turunan


sebagai berikut:
Em = Iin . R1 …………………………..…

Eout = IF (R2+R3)………………………

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Selanjutnya karena Im = IF
maka

Sehingga,

Kemudian karena,

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Besarnya Av atau factor penguatan ini pada system
pengaturan disebut dengan koefisien kerja proporsi
dengan singkatan Kp sehingga dalam hal ini.

Selanjutnya dalam system pengaturan yang memakai


rangkaian pengatur P akan selalu ada selisih statis,
dimana selisih statis ini tidak dapat dihilangkan sebab
system pengaturannya dikendalikan oleh selisih ini.
Namun selisih statis ini akan semakin kecil jika koefisien
kerja proporsi atau penguatannya semakin besar.
<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Selanjutnya dalam system pengaturan yang memakai rangkaian pengatur P akan selalu
ada selisih statis, dimana selisih statis ini tidak dapat dihilangkan sebab system
pengaturannya dikendalikan oleh selisih ini. Namun selisih statis ini akan semakin kecil
jika koefisien kerja proporsi atau penguatannya semakin besar.

Selisih statis ini pada system pengaturan dikenal sebagai deviasi dari system tersebut
yang disingkat dengan e, dimana,
e = tegangan input – tegangan feed back
Sehingga
e = w – Xr
w = tegangan input
Xr = Tegangan feed Back
Selanjutnya karena,
Ew = - E1
Xr = E2
Maka
e = -E1-E2
<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Selanjutnya perhatikan rangkaian dibawah ini,

Besarnya tegangan output, seperti yang sudah dijelaskan di atas ditentukan


oleh besarnya tahanan feed back, sehingga oleh karena itu pada terminal
inverting (-) dan terminal non inverting (+) terdapat tegangan yang hampir
sama. Selanjutnya karena R1 = 10K, R2 = 100 K dan tegangan V ref = 2 Volt,
maka pada outputnya akan timbul tegangan yang cukup besar sehingga pada
terminal inverting (-) terdapat tegangan turun tegangan ( Drop tegangan )
sebesar 0,2 Volt. Arus yang mengalir lewat R1 dan R2 mempunyai arah dari
kanan ke kiri sehingga terminal sebelah kanan pada R2 adalah positif.

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Besarnya tegangan output Vout adalah penjumlahan dari
tegangan pada R2 dan tegangan pada terminal inverting,
sehingga Vout = 2 + 2 = 4 Volt. Rangkaian di atas akan lebih nyata
apabila kita buat semacam tabel dengan kondisi sebagai berikut :
Kalau Vin = 1,9 Volt maka Vout = 3 Volt
Vin = 2 Volt maka Vout = 2 Volt
Vin = 2,1 Volt maka Vout = 1 Volt
Vin = 2,2 Volt maka Vout = 0 Volt
Vin = 2,3 Volt maka Vout =-1 Volt

<
← MENU AKHIRI >

Pengatur Proporsi
Dari harga Vin dan Vout di atas apabila dibuat grafiknya maka hasilnya adalah
seperti yang digambarkan di bawah ini,
Vout

4
3
2
1 2,3
1,9 2 2,1 2,2 Vin

Dari grafik di atas ternyata bahwa perubahan pada tegangan output adalah
berbanding lurus dengan perubahan pada tegangan inputnya, karena itu
rangkaian seperti diatas ini disebut sebagai rangkaian pengatur proporsi (
Pengatur P ).

<
← MENU AKHIRI >

Peralatan
Utama :
Pendukung :
Pesawat latih
Multimeter digital
OP-AMP 741
Osiloskop
Multimeter ( 2 buah )
Rheostat 10 KΩ
Rheostat 100 KΩ
Resistor 1 KΩ
Resistor 3,3 KΩ
Resistor 2,2 KΩ
Resistor 33 KΩ
Resistor 100 KΩ
Resistor 220 KΩ
Resistor 330 KΩ

<
← MENU AKHIRI >

Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti yang diperlihatkan pada diagram
gambar rangkaian gambar (a) di atas.
2. Atur tegangan input Vin sebesar 10 volt dan pertahankan
tegangan ini tetap selama percobaan berlangsung.
3. Pasang resistor – resistor R1 dan R2 dengan harga sesuai tabel
yang tersedia.
4. Selanjutnya ukurlah besarnya tegangan output dari tegangan
tersebut kemudian hitung besarnya penguatan tegangan. Catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel.
5. Modifikasi rangkaian diatas menjadi rangkaian seperti yang
diperlihatkan pada diagram rangkaian gambar (b).

<
← MENU AKHIRI >

Langkah Kerja
6. Atur besarnya tegangan input sebesar 1 Volt dan R var sebesar 0
Ohm
7. selanjutnya ukurlah besarnya tegangan output
8. Perbesar harga Rvar sampai Vout besarnya kira-kira ½ dari harga
output yang diharapkan .
9. Ulangi percobaan ini untuk bermacam harga R1 dan R2.

<
← MENU AKHIRI >

DIAGRAM RANGKAIAN
+ 15 V
Ro R1 R2
10 K
I2
I1
10 K Vin

Vout

- 15 V

+ 15 V
Ro R R1 R2
110
KK
I2
I1
R
Vin Ein
10 K

- 15 V
<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. Pudak Scientific
2. Ogata, Katsuhiko, Modern Control Engineering 5th
edition, Prentice Hall, 2010

<
← MENU AKHIRI >

Terima Kasih
Laboratorium Teknik Elektro

Anda mungkin juga menyukai