Op-Amp mempunyai dua input yang berbeda yaitu input inverting dan input non-inverting. Dari kedua input
tersebut kita dapat memberikan tegangan input secara bersamaan. Hal tersebut akan membentuk rangkaian
differensial amplifier. Pada percobaan ini praktikan akan mengoperasikan Op-Amp sebagai penguat diferensial
amplifier. Op-Amp juga dapat membuat perubahan dari yang inputnya tegangan menjadi output berupa arus. Hal
ini berlaku kebalikan. Sehingga pada percobaan ini praktikan akan menguji Op-Amp sebagai pengubah tegangan
ke arus dan arus ke tegangan.
Vout
A=
Iin
(2)
−A 0
A= Rf (4)
1+ A 0 CARA KERJA
Op-Amp dapat berfungsi sebagai pengubah tegangan Pada percobaan pertama praktikan menyusun
menjadi arus yang disebut dengan transkonduktansi rangkaian seperti pada gambar 4.1. Kemudian
amplifier. Rangkaian Op-Amp ini akan membuat arus praktikan mengatur V1 sebesar 0.2 V dan V2 sebesar
3 Universitas Indonesia 2022 sebanding dengan 0.3 V, mencatat Vout yang terukur menggunakan
tegangan tertentu. Pada gambar 3.2 terlihat bahwa Voltmeter, dan mengubah Rf (Rf1 dan Rf2) menjadi
terdapat feedback negatif. Tegangan feedback ini 50 KΩ, kemudian mencatat Vout yang terukur.
bergantung pada nilai VD (perbedaan tegangan Setelah itu, praktikan melakukan kalkulasi Vout
input). Ketika terdapat beban berupa kapasitor maka berdasarkan teori dan membandingkan hasil
pengisian dan pengosongan kapasitor mempunyai percobaan dan teori pada bagian analisis.
laju tetap.
Pada percobaan kedua praktikan menyusun rangkaian
Konverter tegangan ke arus dapat juga dirangkai seperti pada gambar 4.2. Kemudian praktikan
dengan menghubungkan secara langsung salah satu mengatur P1 hingga didapat nilai tegangan V = 1V,
ujung load dengan ground. Pada rangkaian ini ketika mencatat arus output Iout, mengubah variable resistor
nilai Rf dan RL sangat kecil maka Op-Amp menjadi hingga mendapat Vin yang sesuai dengan variasi
saturasi karena arus keluar nya sangat besar. yang sudah ditentukan, lalu mengulangi langkah yang
sudah dilakukan. Setelah itu, praktikan melakukan
kalkulasi hubungan antara tegangan dengan arus pada
bagian analisis.
Pada percobaan ketiga praktikan menyusun rangkaian
seperti pada gambar 4.3. Kemudian praktikan
mengatur P1 hingga mendapatkan arus sebesar
500μA. Kemudian praktikan hasil tegangan output
dari percobaan yang dilakukan, kemudian mencatat
pada tabel sesuai dengan ketentuan modul. Lalu
praktikan mengubah variable resistor sehingga arus
Gambar 3.1. Rangkaian Transimpedance Amplifier input menjadi 800μA dan 1200μA dan mengulangi
langkah yang sudah dilakukan sebelumnya. Setelah
itu, praktikan melakukan kalkulasi hubungan antara
tegangan dengan arus pada bagian analisis.
Gambar 4.1 Differential amplifier
Gambar 5.2. Rangkaian Pengubah Tegangan ke Arus
(Floating Load Converter)
HASIL
Simulasi
Simulasi Percobaan 1
Simulasi Hasil
V1 = 0.2 V
V2 = 0.3 V
Rf1 = 8 kΩ
Rf1 = 8 kΩ
Vout = -100mV
V1 = 0.2 V
V2 = 0.3 V
Rf1 = 50 kΩ
Rf1 = 50 kΩ
Vout = -625 mV
Simulasi Percobaan 2
Simulasi Hasil
P1 = 5k
V1 = 1.09 V
P1 = 5k
V1 = 1.98 V
P1 = 5k
V1 = 3.07 V
Simulasi Percobaan 3
Simulasi Hasil
Vin = 15 V
P1 = 5k
Iin = 517 μA
Vout = -2.59 V
Vin = 15 V
P1 = 5k
Iin = 883 μA
Vout = -4.17 V
Vin = 15 V
P1 = 5k
Iin = 1.21 mA
Vout = -4.91 V