Anda di halaman 1dari 18

Op-Amp Voltage Follower

Posted on Februari 17, 2016 by DEPOK INSTRUMENTS

Op-Amp

Op-Amp adalah akronim dari Operational Amplifier. Op-Amp merupakan rangkaian penguat
tegangan dengan elemen tahanan, kapasitor, dan transistor yang dibuat dalam
bentuk Integrated Circuit (IC) (untuk lebih detil mengenai dasar-dasar Op-Amp silakan klik
di sini).

Op-Amp Voltage Follower

Op-Amp Voltage Follower (atau dikenal juga sebagai Unity-gain Amplifier atau Buffer
Amplifier) adalah rangkaian Op-Amp yang memiliki penguatan atau gain (A) tegangan
sebesar 1x. Dengan kata lain, Op-Amp tidak memberikan amplifikasi ataupun atenuasi
terhadap sinyal inputnya. Yang artinya keluaran dari Op-Amp sama dengan masukannya.

Gambar 1. Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

Gambar 2. Cara Kerja Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

Aplikasi
Jika melihat dari Gambar 2, sepertinya rangkaian ini rangkaian yang tidak ada gunanya ya?
Padahal pada kenyataannya, rangkaian ini sangatlah berguna.

Pada artikel Op-Amp Basic dijelaskan bahwa impedansi pada pin-pin masukan (input) Op-
Amp sangat besar bahkan pada Op-Amp ideal sampai dengan tak-hingga. Sehingga arus yang
mengalir ke dan dari pin-pin masukan sangatlah kecil. Prinsip inilah yang menjadi dasar
kegunaan dari Op-Amp Voltage Follower. Suatu Op-Amp Voltage Follower menarik sangat
sedikit arus dengan memberikan sinyal tegangan yang sama. Op-Amp Voltage Follower
berfungsi sebagai penyangga-isolasi (isolation-buffer), yaitu penyangga yang mengisolasi
suatu rangkaian, sistem, atau perangkat sehingga sumber tegangan (power supply) dari
rangkaian, sistem, atau perangkat tersebut hampir tidak terganggu.

Implementasi dari Op-Amp Voltage Follower umumnya untuk menyangga suatu sensor atau
perangkat yang dibutuhkan sinyal keluarannya agar sinyal keluaran mereka dapat dibaca
dengan baik tidak terganggu oleh hambatan-dalam dari pembacanya sendiri. Perbandingan
antara pembacaan Sensor tanpa dan dengan Op-Amp Voltage Follower dapat dilihat pada
Gambar 3.

(a)

(b)

Gambar 3. (a) Pembacaan Sensor Langsung, (b) Pembacaan Sensor dengan Implementasi
Op-Amp Voltage Follower.

Rujukan
1. http://www.learningaboutelectronics.com/Articles/Voltage-follower

Aplikasi Op Amp ke 3 : Buffer


Dapat disebut juga sebagai pengikut tegangan (voltage follower). Rangkaian Buffer Op amp
digambarkan sebagai berikut.

Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan penguatan satu. Diantara
masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi. Keluaran dari op amp terhubung pada masukan
inverting dan tegangan masukan dihubungkan pada masukan non inverting. Hambatan umpan balik
sama dengan nol sehingga besarnya penguatan adalah :

Dengan masukan non inverting, rangkaian ini memiliki impedansi masukan yang amat tinggi serta
impedansi keluaran yang amat rendah. Keuntungan ini menjadi sangat ideal untuk penyangga.

Buffer adalah sirkuit yang sangat berguna , karena membantu untuk mengatasi banyak masalah
impedansi . Impedansi input buffer op - amp sangat tinggi : dekat hingga tak terbatas . Dan output
impedansi sangat rendah : hanya beberapa ohm .
Ini berarti kita dapat menggunakan buffer untuk membantu rantai bersama sub-sirkuit secara
bertahap tanpa khawatir tentang masalah impedansi. Buffer memberikan manfaat serupa dari
pengikut emitor kita melihat dengan transistor, tetapi cenderung bekerja lebih idealnya .

Buffer dengan input membalik

Penyangga negative sering diperlukan dalam pemakaian khusus. Rangkaian penyangga fase terbalik
ditunjukan pada Gambar diatas. Karena Rin sama dengan Rf maka rumus penguatan sebagai berikut:

Kelemahan dari rangkaian ini adalah amat berkurangnya impedansi masukan (impedansi masukan
rendah).

Operasional Amplifier (Op-Amp) Sebagai


Buffer
Wednesday, May 23rd 2012. | Teori Elektronika

Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output sama dengan
tegangan inputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan =
1. Fungsi dari rangkaian buffer pada peralatan elektronika adalah sebagai penyangga, dimana
prinsip dasarnya adalah penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan. Rangkaian buffer
yang dibangun dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp), dapat dibuat dengan sangat
sederhana. Rangkaian buffer dari Op-Amp menjadi sangat sederhana karena tidak diperlukan
komponen tambahan pada konfigurasi buffer non-inverting.

Rangkaian Buffer Dari Operasional Amplifier (Op-Amp)

Dengan menghubungkan jalur input inverting ke jalur output operasional amplifier (op-amp)
maka rangkaian buffer pada gambar diatas akan memberikan kemampuan mengalirkan arus
secara maksimal sesuai kemampuan maksimal operasional amplifier (op-amp) mengalirkan
arus output.

Dengan metode hubung singkat antara jalur input inverting dan jalur output operasional
amplifier (op-amp) maka diperoleh perhitungan matematis sebagai berikut.

Sehingga diperoleh nilai penguatan tegangan (Av) sebagai berikut:

Dari persamaan diatas terlihat bahwa rangkaian operasional amplifier diatas tidak memiliki
faktor penguatan tegangan (Av = 1) atau tidak terjadi penguatan tegangan.

Rangkaian buffer dengan operasional amplifier (op-amp) seperti terlihat pada gambar diatas
menghasilkan penguatan + 1. Rangkaian ini sangat menguntungkan karena kita dapat
memperoleh suatu penguat dengan hambatan input (impedansi input) yang sangat tinggi
(10 – 1012Ω) dan dengan hambatan output (impedansi output) sangat rendah (10-3 – 10-
1
Ω), yaitu mendekati kondisi ideal. Rangkaian buffer ini disebut juga sebagai rangkaian
pengikut (follower), suatu bentuk peningkatan dari penguat pengikut emitor (emitor
follower). Sehingga penguat operasional dengan konfigurasi seperti pada gambar diatas
berfungsi sebagai penyangga (buffer) dengan penguatan = 1.

Aplikasi rangkaian buffer baik yang dibuat dari penguat transistor maupun penguat
operasional (Op-Amp) pada umumnya digunakan sebagai stabiliser sinyal. Salah satu
aplikasi riil dari rangkaian buffer adalah pada sistem transmisi sinyal dengan kabel (sistem
audio outdor).

konfigurasi rangkaian penguat selisih

Penguat Differensial Pada Op-Amp


Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika

Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan


kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan
akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling.
Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari
permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor
kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk
mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan
terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk
mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat.

Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp

Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk
mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai
konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari
akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut,
sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat
mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya.

Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp


Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp

Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat
tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun
analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama.

Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp

Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial
adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada
tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam
disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin,
dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan
saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode
Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa
yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan
menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik
transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE.

Aplikasi Op Amp ke 4 : Penguat Differential


Differential Amplifier

Sejauh ini kita hanya menggunakan salah satu masukan penguat operasional untuk terhubung
ke amplifier, baik menggunakan "pembalik" atau "non- pembalik" terminal input untuk memperkuat
sinyal input tunggal dengan input lain yang terhubung ke tanah. Tapi kita juga bisa menghubungkan
sinyal untuk kedua input pada saat yang sama memproduksi jenis lain yang umum dari rangkaian
penguat operasional disebut Amplifier Diferensial .

Pada dasarnya, seperti yang kita lihat di tutorial pertama tentang penguat operasional , semua
op -amp "Differential Amplifier" karena konfigurasi masukan mereka . Tapi dengan menghubungkan
satu sinyal tegangan ke salah satu terminal input dan sinyal lain tegangan ke terminal input lain
tegangan output yang dihasilkan akan sebanding dengan " Perbedaan " antara dua sinyal tegangan
input V1 dan V2.

Kemudian penguat diferensial memperkuat perbedaan antara dua tegangan membuat jenis
rangkaian penguat operasional yang Pengurang tidak seperti penjumlahan penguat yang
menambahkan atau merangkum bersama tegangan input. Jenis rangkaian penguat operasional
umumnya dikenal sebagai Differential Amplifier konfigurasi dan ditunjukkan di bawah ini :
Dengan menghubungkan setiap input masukan ke tanah 0V kita dapat menggunakan superposisi
untuk memecahkan tegangan keluaran Vout. Kemudian fungsi transfer untuk Differential Amplifier
rangkaian diberikan sebagai :
diferensial fungsi transfer penguat

Ketika resistor, R1 = R2 dan R3 = R4 fungsi transfer di atas untuk penguat diferensial dapat
disederhanakan dengan ekspresi berikut :

Diferensial Amplifier Persamaan


Jika semua resistor semua nilai ohmik sama, yaitu : R1 = R2 = R3 = R4 maka rangkaian akan menjadi
Unity Gain Differential Amplifier dan gain tegangan dari penguat akan persis satu atau kesatuan.
Kemudian ekspresi keluaran hanya akan Vout = V2 - V1. Juga mencatat bahwa jika V1 masukan lebih
tinggi dari V2 masukan jumlah tegangan ouput akan negatif , dan jika V2 lebih tinggi dari V1 ,
tegangan jumlah output akan positif .

Differential Amplifier sirkuit adalah rangkaian op - amp sangat berguna dan dengan menambahkan
resistor lebih secara paralel dengan resistor R1 dan R3 masukan , sirkuit yang dihasilkan dapat dibuat
untuk salah satu "Tambah" atau "Kurangi" tegangan diterapkan untuk input masing-masing. Salah
satu cara yang paling umum untuk melakukan ini adalah untuk menghubungkan "resistif Bridge"
biasa disebut Jembatan Wheatstone ke input dari penguat seperti yang ditunjukkan di bawah ini .

Bridge Amplifier

Diferensial Bridge Amplifier Circuit


Standar Diferensial Amplifier sirkuit sekarang menjadi pembanding tegangan diferensial oleh
"Membandingkan" satu tegangan input yang lain. Misalnya, dengan menghubungkan satu input
untuk referensi tegangan tetap mengatur pada satu kaki dari jaringan jembatan resistif dan lainnya
ke salah satu "Termistor" atau "Cahaya Tanggungan Resistor" rangkaian penguat dapat digunakan
untuk mendeteksi baik rendah atau tinggi tingkat suhu atau cahaya sebagai tegangan output
menjadi fungsi linear dari perubahan di leg aktif dari jembatan resistif dan ini ditunjukkan di bawah
ini .

Cahaya Beralih Activated

Cahaya Activated Differential Amplifier

Berikut rangkaian di atas bertindak sebagai saklar diaktifkan cahaya yang mengubah output relay
baik "ON" atau "OFF" sebagai tingkat cahaya yang terdeteksi oleh LDR resistor melebihi atau berada
di bawah nilai yang telah ditetapkan di V2 ditentukan oleh posisi VR1.

Sebuah referensi tegangan tetap diterapkan pada input pembalik terminal V1 melalui R1 - tegangan
jaringan pembagi R2 dan variabel tegangan (sebanding dengan tingkat cahaya) diterapkan pada non
-pembalik terminal input V2. Hal ini juga memungkinkan untuk mendeteksi suhu menggunakan jenis
sirkuit hanya dengan mengganti Tanggungan Resistor Cahaya (LDR) dengan termistor. Dengan
bertukar posisi VR1 dan LDR, sirkuit dapat digunakan untuk mendeteksi baik terang atau gelap , atau
panas atau dingin dengan menggunakan termistor .
Salah satu keterbatasan utama dari jenis amplifier desain adalah bahwa impedansi input yang lebih
rendah dibandingkan dengan konfigurasi penguat operasional lainnya , misalnya, (input tunggal
berakhir ) non - pembalik penguat . Setiap sumber tegangan input memiliki untuk mendorong arus
melalui resistansi masukan, yang memiliki impedansi keseluruhan kurang dibandingkan dengan op-
amp masukan saja. Ini akan bagus untuk sumber impedansi rendah seperti jembatan rangkaian di
atas, tapi tidak begitu baik untuk sumber impedansi tinggi .

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menambahkan Unity Gain Amplifier
Buffer seperti pengikut tegangan terlihat pada tutorial sebelumnya untuk masing-masing resistor
masukan. Hal ini kemudian memberi kita sebuah rangkaian penguat diferensial dengan impedansi
masukan yang sangat tinggi dan impedansi output yang rendah karena hanya terdiri dari dua buffer
non-pembalik dan satu penguat diferensial . Hal ini kemudian menjadi dasar bagi sebagian besar "
Instrumentasi Amplifier " .

Instrumentasi Amplifier

Penguat Instrumentasi (op - amp) adalah penguat diferensial mempunyai keuntungan yang sangat
tinggi yang memiliki impedansi masukan yang tinggi dan output berakhir tunggal. Instrumentasi
amplifier terutama digunakan untuk memperkuat sinyal diferensial sangat kecil dari pengukur
regangan , termokopel atau perangkat penginderaan saat dalam sistem kontrol motor .

Tidak seperti penguat operasional standar di mana gain loop tertutup mereka ditentukan oleh
umpan balik resistif eksternal yang terhubung antara terminal output mereka dan satu terminal
input, baik positif atau negatif, "instrumentasi amplifier" memiliki resistor umpan balik internal yang
efektif terisolasi dari terminal input sebagai sinyal input diterapkan di dua input diferensial, V1 dan
V2 .

Instrumentasi amplifier juga memiliki rasio penolakan mode umum yang sangat baik, CMRR (output
nol ketika V1 = V2 ) jauh di atas 100dB di DC. Sebuah contoh khas dari op-amp penguat
instrumentasi tiga dengan impedansi masukan yang tinggi (Zin) diberikan di bawah ini :
Tinggi Impedansi Input Instrumentasi Amplifier

Dua amplifier non-pembalik membentuk tahap masukan diferensial bertindak sebagai penguat
penyangga dengan keuntungan sebesar 1 + 2R2/R1 untuk sinyal masukan diferensial dan gain untuk
sinyal masukan modus umum. Karena amplifier A1 dan A2 loop tertutup penguat umpan balik
negatif, kita bisa mengharapkan tegangan pada Va menjadi sama dengan tegangan V1 masukan.
Demikian juga, tegangan pada Vb untuk menjadi sama dengan nilai pada V2 .

Sebagai op-amp tidak mengambil arus pada terminal input mereka (virtual bumi), arus yang sama
harus mengalir melalui tiga jaringan resistor R2 , R1 dan R2 terhubung di output op-amp. Ini berarti
kemudian bahwa tegangan pada ujung atas R1 akan sama dengan V1 dan tegangan pada ujung
bawah R1 untuk menjadi sama dengan V2 . Ini menghasilkan jatuh tegangan resistor R1 yang sama
dengan perbedaan tegangan antara input V1 dan V2, tegangan input diferensial, karena tegangan di
persimpangan penjumlahan masing-masing penguat, Va dan Vb adalah sama dengan tegangan
diterapkan pada input positif.
Namun, jika tegangan mode umum diterapkan pada amplifier input, tegangan pada setiap sisi R1
akan sama, dan tidak ada arus akan mengalir melalui resistor ini. Karena tidak ada arus mengalir
melalui R1 (atau, karena itu, baik melalui resistor R2, amplifier A1 dan A2 akan beroperasi sebagai
gain pengikut (buffer). Karena tegangan input pada output dari amplifier A1 dan A2 muncul
diferensial seluruh jaringan tiga resistor, gain diferensial sirkuit dapat divariasikan dengan hanya
mengubah nilai R1 .

Tegangan output dari diferensial op-amp A3 bertindak sebagai pengurang seorang, hanya perbedaan
antara dua input ( V2 - V1 ) dan yang diperkuat oleh keuntungan dari A3 yang mungkin salah satu,
kesatuan, (dengan asumsi bahwa R3 = R4). Kemudian kita memiliki ekspresi umum untuk
keuntungan tegangan keseluruhan dari penguat instrumentasi sirkuit sebagai :

Persamaan penguat instrumentasi

Dalam tutorial berikutnya tentang Penguat Operasional, kita akan memeriksa efek dari tegangan
output, Vout ketika resistor umpan balik diganti dengan reaktansi bergantung pada frekuensi dalam
bentuk kapasitansi . Penambahan umpan balik ini kapasitansi menghasilkan rangkaian penguat
operasional non-linear disebut Amplifier Mengintegrasikan .

Sumber :
http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_5.html

http://rangkaianelektronika2.blogspot.com/2013/10/differential-op-amp.html
Cmrr

What you need to know about CMRR –


Instrumentation amplifier topologies (Part
3)
Not all architectures are created equal. Just like you wouldn’t pick a single tool to build a
house you shouldn’t assume all instrumentation amplifiers (INA) operate optimally in all
applications.

Common mode rejection ratio (CMRR) and common mode rejection (CMR) measure the
ability of a differential input amplifier, such as an op amp or an INA, to reject signals
common to both inputs. In other words, as the common-mode voltage differs from how it is
specified in the data sheet, an offset voltage appears at the input. This offset voltage is in
addition to the initial input offset voltage and also amplified by the differential gain of the
device or circuit!

The technical definition for CMRR is the ratio of differential gain to common mode gain. It’s
measured by changing the input common mode voltage and observing the change in output
voltage. This change is referred to the input by dividing by the gain and is thought of as an
input offset voltage variation. CMRR is typically reported in decibels (dB) for easy
interpretation and comparison. There is not an industry standard and the CMRR and CMR
are often interchanged.

Common-mode gain, and thus CMRR, is dependent on a few amplifier design factors,
including:

 Design process variation of:


o Source and drain resistor matching
o Gate-drain capacitance
o Forward transconductances
o Gate leakage currents
 Output impedance of the tail current source
 Changes with frequency due to tail current source’s shunt capacitance

CMRR variation with frequency is illustrated in the INA128 curve below.


Figure 1: INA128 CMRR vs frequency with a gain of 1, 10, 100, 1000V/V

There are a few different ways to create INA’s, including:

 The three op amp INA: A difference amplifier with buffered inputs like the INA826.
For more information on the difference amplifier topology check out my previous
blog on what you need to know about CMRR- The instrumentation amplifier. This
topology resolves the low impedance limitation of the difference amp. The input stage
is used to gain up the differential voltage improving signal to noise ratio and common
mode rejection. The down side is larger size and cost.

Figure 2: 3 op amp INA

 The two op amp INA: This simpler INA, like the INA126, has fewer high precision
resistors to contend with and fewer op amps. This can translate into lower cost,
smaller packages, and potentially lower quiescent current. The pitfall of topology
comes with the differences in noise gain of the two op amps. This makes CMRR
degrade faster across frequency than the three op amp INA.
Figure 3: 2 op amp INA

 Special topology INAs: New architectures are coming out that are pushing the
boundaries of INAs. Current mirror based designs, like the PGA281, convert the input
signal to a current. Current-mode signal processing providrejection of common-
mode input voltage and power-supply variation without accurately matched resistors.

Figure 4: Current mirror INA

Modern design techniques and process improvements have drastically improved the CMRR
in low gains and across frequency as you can see with the PGA281, an INA with
programmable internal gain. The PGA281 utilizes proprietary architecture techniques and
precision process matching to improve unity gain CMRR by 30dB compared to traditional
INAs.
Figure 5: PGA281 CMRR vs Frequency in unity gain compared to traditional instrumentation
amps

For more information on how to determine the ins and outs of instrumentation amplifiers
check out my Engineer It video. Or, read my first post in this series on what you need to
know about CMRR- The op amp.

Thanks for reading!

 Sign in to Comment

Anda mungkin juga menyukai