Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ELEKTRONIKA I

Nama : Lingga Endar Wijaya


NIM : J1D115006
Kelompok : I (Satu)
Judul Percobaan : Metode Analisis Rangkaian
Tanggal Percobaan : 10 Oktober 2016
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : Fisika
Asisten : Ismi Kamilia

Nilai Banjarbaru, 2016


Asisten,

(Ismi Kamilia)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita berbicara tentang rangkaian elektronika, maka kita tidak lepas
kaitannya dengan berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian
elektronika yang kompleks hingga rangkaian yang lebih sederhana. Khusus untuk
menyederhana suatu rangkaian dari rangkaian yang rumit menjadi rangkaian
yang lebih sederhana, maka ada rangkaian tersendiri yang membahasnya.
rangkaian inilah yang disebut dengan rangkaian setara Thevenin-Northon
(Sutrisno, 1987).
Apabila kita hendak menyederhanakan suatu rangkaian dari rangkaian
yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada rangkaian
tersendiri yang membahasnya. rangkaian inilah yang disebut dengan rangkaian
setara Thevenin-Northon. Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif
adalah sumber tegangan dan sumber arus. Sumber tegangan ideal adalah suatu
sumber yang menghasilkan tegangan yang tetap, tidak tergantung pada arus yang
mengalir pada sumber tersebut, meskipun tegangan tersebut merupakan fungsi
dari t (Margunadi, 1990).
Hukum-hukum rangkaian merupakan dasar untuk melakukan analisis.
Teorema rangkaian merupakan pernyataan dari sifat-sifat dasar rangkaian linier.
Proporsionalitas dan prinsip superposisi adalah dua sifat rangkaian yang
merupakan konsekuensi langsung dari sifat linier rangkaian. Sifat ini juga
memberikan dasar untuk berkembangnya teorema-teorema lainnya seperti
teorema thevenin dan norton. Teorema rangkaian beserta hukum-hukum dan
kaidah rangkaian, menjadi dasar dari metoda-metoda analisis rangkaian. Metoda
analisis dasar adalah salah satu dari dua kelompok metoda analisis yang akan kita
pelajari. Kelompok ini terutama digunakan pada rangkaian-rangkaian sederhana,
meliputi metoda-metoda keluaran satu satuan, superposisi, reduksi rangkaian,
rangkaian thevenin dan norton. Untuk rangkaian yang lebih rumit kita
memerlukan metoda yang lebih sistematis yang disebut metoda analisis umum.
Metoda ini meliputi metoda tegangan simpul dan metoda arus mesh (Sudirham,
2002).
Dengan pengertian bahwa suatu persoalan rangkaian listrik bukan tidak
dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau konsep dasar ataupun dengan
bantuan suatu analisis tertentu yang dibahas pada bab sebelumnya, tetapi pada bab
ini dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam menyelesaikan persoalan
yang muncul pada rangkaian listrik dapat dilakukan dengan menggunakan suatu
teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi penggunaan teorema
tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis rangkaian
(Malvino, 1985).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaaan kali ini adalah :
1. Mampu memahami penggunaan teorema Thevenin.
2. Mampu memahami penggunaan teorema Northon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni rangkaian setara Thevenin dan
rangkaian setara Norton. Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan
tetap, yakni sumber tegangan ideal dengan tengan keluaran yang tak berubah, berapa
pun besarnya arus diambil darinya. Rangkaian secara Norton menggunakan sumber
arus yang diambil darinya. Rangkaian secara Norton menggunakan sumber arus
tetap, yang sapat menghasilkan arus tetap berapapun nilai hambatan yang dipasang
pada keluarannya (Sutrisno, 1987).
Teorema thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis
sirkuit listrik. Teorema thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik
tertentu kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya
mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan
pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema. Teorema ini
dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Perancis, M.
L. Thevenin (Margunadi, 1990).
Secara umum, analisa rangkaian adalah suatu teknik analisa rangkaian
secara matematis. Sering sekali para teknisi dan insinyur menemukan rangkaian yang
berisi sumber yang berjumlah lebih dari satu atau suatu rangkaian yang susunan
komponenya sangat sulit untuk diselesaikan menggunakan aturan rangkaian seri-
paralel. Karena itulah, digunakan analisa rangkaian (Sutrisno, 1987).
Rangkaian ekivalen seri dan paralel untuk hambatan, sumber arus, dan
sumber tegangan akan dikombinasikan menjadi suatu rangkaian ekivalen yang
disebut sebagai bentuk Thevenin dan Norton. Metode ini sering digunakan untuk
menyederhanakan rangkaian sehingga mempermudah dalam menganalisis rangkaian
listrik. Secara prinsip metode ini merupakan kombinasi dari hukum Ohm (I = V/R)
dan hukum Kirchoff (KVL dan KCL) (Sudirham, 2002).
Hukum tegangan Kirchhoff (Kirchhoff’s Voltage Law atau disingkat KVL)
menyatakan bahwa jumlah aljabar semua tegangan pada loop tertutup haruslah sama
dengan nol, jadi kita dapat membuat persamaan lagi (dalam bentuk arus I1, I2, dan
I3). Untuk mendapatkan persamaan dari KVL, kita harus menghitung drop-drop
tegangan yang terjadi dalam loop. Rangkaian setara thevenin menggunakan sumber
tegangan tetap,yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak
berubah,berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Rangkaian setara northon
,menggunakan sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap, berapapun
besar hambatan yang dipasang pada keluarannya (Sutrisno, 1987).
Teorema norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit
listrik. Teorema norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu,
kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung
sumber arus listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara paralel,
sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak
berubah. Teorema ini dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur yang
pernah bekerja pada Bell Telephone Laboratories, yang bernama E. L. Norton
(Malvino, 1985).
2.1 Rangkaian Setara Thevenin
M.L Thevenin telah membuat suatu lompatan kemajuan ketika ia
menemukan sebuah teorema rangkaian yang sekarang disebut sebagai teorema
Thevenin. Misalnya dalam sebuah rangkaian terdiri dari sebuah loop, setiap orang
karena menggunakan hukum ohm. Disilah munculnya teorema Thevenin.
Thevenin menemukan bahwa setiap rangkaian yang mempunyai loop ganda (
multiloop) dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian yang hanya terdiri
dari sebuah loop (Malvino, 1985).
Kita bayangkan rangkaian listrik ini sebagai suatu alat elektronik dengan
keluaran antara titik a dan b. Rangkaian ini dikatakan mempunyai dua buah
ujung (terminal), yaitu a dan b. Kedua ujung ini membentuk suatu gerbang,
dalam hal ini gerbang keluaran. Secera umum rangkaian diatas diktakan
mempunyai gerbang tunggal, yaitu gerbang keluaran, atau disebut juga
rangkaian dua ujung (Sutrisno, 1987).
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-
b kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan
rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
𝑉𝑡ℎ
Theveninnya didapatkan dengan cara Rth = .
𝐼𝑠𝑐

5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan
(Malvino, 1985).
2.2 Rangkaian Setara Northon
Teorema norton hanya membutuhkan beberapa menit untuk dapat
dipahami sebab sangat erat hubungannya dengan teorema thevenin. Tahanan
norton memiliki nilai yang sama dengan thevenin adalah 2 kohm, maka tahanan
norton adalah sebesar 2 kohm pula , yang berbeda adalah bahwa tahanan norton
terhubung parallel dengan sumbu arus (Margunadi, 1990).
Teorema Northon merupakan metode alternatif untuk mereduksi suatu
rangkaian komplek menjadi sebuah rangkaian ekivalen sederhana. Tidak seperti
teorema thevenin, teorema northon memanfaatkan sebuah sumber arus dan
sumber tegangan. Rangkaian ekivalen northon memungkinkan kita untuk
mengganti sebuah rangkaian komplek yang terdiri dari resistansi-resistansi dan
sumber-sumber tegangan dengan sebuah rangkaian ekivalen sederhana yang
terdiri dari sebuah sumber arus konstan yang terhubung secara paralel kesebuah
resistansi tunggal (Sudirham, 2002).
Tanda panah pada sumber arus norton menunjukkan arah arus
konvensional, bila kita melihat tanda panah pada suatu sumber arus, itu berarti
bahwa elektron-elektron mengalir pada arah yang sebaliknya. Untuk mudahnya,
kita dapat membayangkan ujung dari tanda panah menunjuk pada terminal
positif dari sumber, sedangkan pangkal dari tanda panah menyatakan terminal
negatif, tanda-tanda plus dan minus biasanya tidak diperlihatkan pada gambar
skema, maka kita harus mencantumkan sendiri tanda plus dan minus secara luar
kepala bila kita melihat simbol sumber arus Suatu rangkaian aktif yang bersifat
linier dengan 2 terminal a dan b, dapat diganti oleh suatu sumber arus IN yang
diparalelkan dengan sebuah resistor RN, perhatikan gambar berikut:

Rangkaian a
a ekivalen
Rangkaian Thevenin
aktif RN
linier IN
b
b

Gambar 2.1 Rangkaian ekuivalen Norton


IN = arus yang melalui kaki-kaki a – b dalam keadaan dihubung singkatkan
(short circuit) = ISC
RN= resistansi diantara kaki-kaki a – b saat semua sumber independen
pada rangkaian diganti dengan resistansi dalamnya.
Hubungan antara besaran-besaran tersebut diatas adalah sebagai berikut :
VOC
RN  RT  ……………………………………………………….(2.1)
I SC

VT
I N  I SC  …………………………………………………….....(2.2)
RT
(Malvino, 1985).
Teorema norton ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian yang
secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut, “Jika suatu kumpulan rangkaian
sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka
rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian paralel dari sebuah
sumber arus rangkaian hubung singkat N I dan sebuah konduktansi N G.”
Teorema norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit
listrik. Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan
listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya
mengandung sumber arus listrik independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara paralel, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan
tegangan pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema
norton disebut dengan sirkuit ekuivalen norton.

Gambar 2.2 Ilustrasi sirkuit ekuivalen Norton.

(Sutrisno, 1987).
Pada terorema ini berlaku, ”Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan
dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubungkan paralel dengan
sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati.” Tujuan untuk
menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian pengganti
yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya. Jika
pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari
arus hubung singkat (Isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Zth) didapatkan
dari nilai tegangan pada kedua terminal tersebut yang di open circuit dibagi
dengan arus pada kedua terminal tersebut yang di short circuit . Suatu piranti atau
rangkaian dengan hambatan keluaran yang amat besar berprilaku seperti suatu
sumber arus tetap, yaitu suatu piranti yang menghasilkan arus keluaran yang tak
bergantung pada hambatan beban yang dipasang. Beberapa piranti yang bersifat
sebagai sumber arus, misalnya tabung Geiger, tabung foto, antena radio, keluaran
transistor dan sebagainya. Apabila ingin menghitung arus beban dalam suatu
rangkaian loop ganda, ingatlah pada teorema thevenin, teori thevenin merupakan
cara yang paling efisien untuk menyelesaikan soal-soal terutama bila tahanan
beban mempunyai beberapa nilai Tahanan thevenin adalah tahanan yang di ukur
pada terminal-terminal beban kea rah sumber, bila semua sumber yang ada
dihilangkan. Ini berarti bahwa kita harus menggantikan setiap sumber tegangan
dengan hubungan singkat dan setiap sumber arus dengan hubungan terbuka
(Margunadi, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016
pukul 16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Modern dan Optik Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat.
3.2 Alat dan Bahan
1. Resistor sebagai penyetara tegangan.
2. Power supply sebagai sumber tegangan.
3. Project board sebagai alat untuk meletakkan resistor.
4. Multimeter sebagai alat untuk mengukur nilai arus, hambatan, dan
tegangan.
3.3 Prosedur Percobaan

Gambar 3.1
Mencari arus yang melewati hambatan 470𝜴! Dengan metode thevenin dan
northon !
A. Metode Thevenin
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.2
2. Mengukur tegangan ekivalen theveninnya VTH

Gambar 3.3
3. Mencari dan hambatan northon dari gambar 1.5.
4. Menyusun rangkaian ekivalen Theveninnya dan mengukur arus pada
470𝜴.
5. Membandingkan hasilnya dengan hitungan.
B. Metode Northon
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.4
2. Mengukur arus ekivalen northon (INothon).
3. Mencari besar hambatan northon dari gambar 1.5.
4. Menyusun rangkaian ekivalen northon mengukur dan arus pada 470𝜴.
5. Membandingkan hasilnya dengan hitungan tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Malvino. 1985. Prinsip- prinsip Elektronika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Margunadi, AR. 1990. Teori Rangkaian. Jakarta: Erlangga.
Sudirham, Sudaryanto. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Bandung: ITB.
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya Bandung: ITB.
TUGAS AWAL

1. Hitunglah arus pada 100Ω dengan metode Thevenin dan Norton !

Jawab :
1. a). Thevenin

∑V=0
Rek = 1 kΩ + 1 kΩ = 2000 Ω
5 – 10 + 2000 I = 0
Iab = 5/2000 = 0,0025 A
Vab = Iab .R1 + 5V
=0.0025 .1000 + 5 = 7.5 V

Ith = Vth / Rth Rab = ½ kΩ


= 7.5/600 = 500Ω
= 0.0125 A Rab = Rab+R
=500+100
= 600Ω
b).Norton
Rnorton
Iload = . Inorton
Rnorton  Rload
500
= .0.025 = 0.0125A
500  100

2. Sebutkan dan jelaskan teorema lain untuk analisis rangkaian selain dua
teorema diatas
Jawab:
Teorema untuk menyelesaikan rangkaian listrik adalah
1. Teorema superposisi adalah Teorema superposisi berlaku untuk
semua rangkaian linir dan bilateral, jadi berlaku juga untuk semua rangkaian-
rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C asal saja elemen-elemen ini linear dan
bilateral. Suatu elemen dikatakan linear bila antara tegangan pada elemen itu
dan arus yang disebabkan oleh tegangan tersebut mempunyai hubungan yang
linier bila di hubungkan pada elemen itu. Dan dikatakn bilateral bila arus atau
tegangan akan mengalir pada sama besar untuk kedua arah.
2. Teorema analisis loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam
suatu loop (lintasan tertutup). Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus
permisalan). Berbeda dengan analisis node, pada analisis ini berprinsip pada
Hukum Kirchoff II/KVL dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup
samadengan nol atau arusmerupakan parameter yang tidak diketahui. Analisis
ini dapat diterapkan pada rangkaian
3. Teorema substitusi adalah Suatu komponen atau elemen pasif yang
dilalui oleh sebuah arus yang mengalir (sebesar i) maka pada komponen pasif
tersebut dapat digantikan dengan sumber tegangan VS yang mempunyai nilai
yang sama saat arus tersebut melalui komponen pasif tersebut. Jika pada
komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber
tegangan penggantinya bernilai Vs= i.R dengan tahanan dalam dari sumber
tegangan tersebutsamadengan nol.
4. Theorema node Voltage atau metode arus cabang adalah metode
untuk menentukan tegangan (beda potensial) antara "node" (titik-titik di mana
unsur-unsur atau cabang terhubung) dalam sebuah sirkuit listrik dalam hal
cabang arus. Dalam menganalisis suatu rangkaian yang menggunakan
rangkaian Hukum Kirchoff, salah satu sentral dapat melakukan analisis
menggunakan hukum arus Kirchoff (KCL) atau analisis mesh menggunakan
hukum tegangan Kirchoff (KVL).

Anda mungkin juga menyukai