Batuan Reservoir adalah wadah permukaan yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas
bumi. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa rongga-rongga atau pori-pori
yang rendah. Pada hakekatnya, setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini
batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting yaitu harus mempunyai porositas
yang memberikan kemampuan untuk menyimpan, dan juga kelulusan atau permeabilitas. Jadi
secara singkat dapat disebut bahwa batuan reservoir harus berongga-rongga atau berpori-pori
yang berhubungan. Porositas dan permeabilitas sangat erat hubungannya, sehingga dapat
dikatakan permeabilitas tidak mungkin tanpa adanya porositas, walaupun sebaliknya belum
tentu demikian. Batuan dapat bersifat porous tetapi tidak permeabel.
Perbedaan antara porositas dan permeabilitas adalah bahwa porositas menentukan jumlah
cairan yang terdapat, sedangkan permeabilitas menentukan jumlahnya yang dapat
diproduksikan. Dilain pihak, suatu batuan reservoir juga dapat bertindak sebagai lapisan
penyalur aliran minyak dan gas bumi dari tempat minyak bumi tersebut keluar dari batuan
induk (migrasi primer) ke tempat berakumulasinya dalam suatu perangkap. Bagian suatu
perangkap yang mengandung minyak atau gas disebut reservoir. Jadi reservoir merupakan
bagian kecil daripada batuan reservoir yang berada dalam keadaan demikian sehingga
membentuk suatu perangkap.
Batuan reservoir diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gasbumi, biasanya merupakan
batuan yang berpori-pori.
Lapisan Penutup (Cap Rock), batuan yang tidak tembus minyak, terdapat di atas
reservoir.
Perangkap reservoir, bentuk reservoir sedemikian rupa sehinga minyak bumi daoat
tertampung.
Batuan yang menyandang sifat porositas dan permeabilitas yang baik adalah batupasir dan
karbonat (batugamping dan dolomit). Karena itu minyak dan gas bumi 61% didapat dari
batupasir, 39% dari batuan karbonat dan sisanya 1% dari reservoir lain, misalnya rekahan-
rekahan pada batuan beku.
Key Words : Porositas, Permeabilitas dan Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya
reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi,
temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya.
Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir,
lapisan penutup dan perangkap. Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi
adalah :
Dimana :
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume batuan
total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis sesuai persamaan
sebagai berikut :
2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.
Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan
proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk pegangan dilapangan,
ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air
yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam hukum
aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah :
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
μ = viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida
dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang
dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada
kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
• Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak
atau gas saja.
• Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy. Dapat juga dituliskan
sebagai beikut :
Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam reservoir
akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif minyak (Kro),
Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah :
Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas
1.3. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi
tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan
fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat
tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak
(So) dan saturasi gas (Sg), dimana secara matematis dapat ditulis :
Total saturasi fluida jika reservoir mengandung 3 jenis fluida :
Didalam kenyataan, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini disebabkan
adanya saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau disebut dengan
irreducible saturation sehingga berapa besarnya fluida yang diproduksi dapat dihitung dalam
bentuk saturasi dengan persamaan berikut :
Dimana :
St = saturasi total fluida terproduksi
Swirr = saturasi air tersisa (iireducible)
Sgirr = saturasi gas tersisa (iireducible)
Soirr = saturasi minyak tersisa (iireducible)
1.4. Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-
padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat
kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang
mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat
menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk
menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak
maka digunakan parameter resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
material untuk menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep “faktor
formasi” dari Archie yang didefinisikan :
Dimana :
Ro = resistiviti batuan yang terisi minyak
Rw = resistiviti batuan yang terisi air
1.5. Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida
atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan partikel
cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi
merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti
berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara
matrik batuan.
Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan sudut
kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang
lebih berat, yang berharga 0o – 180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan
adhesi (AT) dapat dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
AT = tegangan adhesi, dyne/cm
σso = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
σwo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
θ = sudut kontak air-minyak
Dimana :
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
Pnw = tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2
Pw = tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2
Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan dengan sebuah
sistim tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk naik bila ditempatkan
didalam sebuah pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat kecil. Hal ini diakibatkan oleh
adanya tegangan adhesi yang bekerja pada permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi
dapat diukur dari kenaikkan fluida , dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan
berat kolom fluida. Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan
kecenderungan rongga pori batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan
fluida yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa fluida.
Fluida pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada sisi konvek
(cembung). Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan
kapiler didalam tabung.
Dimana :
Pa = tekanan udara, dyne/cm2
Pw = tekanan air, dyne/cm2
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
ρw = densitas air, gr/cc
ρo = densitas minyak, gr/cc
g = percepatan gravitasi, m/det2
h = tinggi kolom, m
Dimana :
ρo = densitas minyak, lb/ft3
m = massa minyak, lb
V = volume minyak, ft3
Sedangkan spesifik grafiti merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak)
terhadap densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama
(60° F dan 14.7 Psia).
Dimana :
γo = spesifik grafiti minyak
ρo = densitas minyak mentah, lb/ft3
ρw = densitas air, lb/ft3
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri
perminyakan, namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini
merupakan spesifik grafiti yang dinyatakan dengan rumus :
API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 °API untuk minyak
ringan sampai 10 °API untuk minyak berat.
Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
T = temperature, °F
Rs = kelarutan gas, SCF/STBO
C = faktor tambahan seperti perhitungan Rs
Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan
faktor volume formasi minyak.
Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh
dengan persamaan :
Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang
dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan
gas makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.
4. Jenis-Jenis Reservoir
Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock) maka minyak dan
gas akan mengalami migrasi keluar yang biasa disebut dengan migrasi primer. Setelah itu
minyak dan gas bumi akan bermigrasi terus sampai terjebak didalam suatu wadah yang tidak
bisa dilalui oleh minyak dan gas, yang biasa disebut dengan reservoir.
Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak dan gas bumi. Dalam hal ini akan
dibahas jenis reservoir jenuh dan reservoir tidak jenuh.
4.1. Reservoir Jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak yang
dijenuhi oleh gas terlarut dan dalam bentuk gas bebas yang terakumulasi membentuk gas cap.
Bila minyak dan gas diproduksikan, kemungkinan akan ada air yang ikut terproduksi, tekanan
reservoir akan turun. Dengan turunnya tekanan reservoir, maka volume gas yang membentuk
gas cap akan mengembang dan merupakan pendorong keluarnya fluida dari dalam reservoir.
Selain pengembangan volume gas cap dan pembebasan gas terlarut, mungkin juga terjadi
perembesan air kedalam reservoir.
Kebanyakan batuan reservoir adalah batupasir dan batugamping. Hal tersebut terjadi
karena adanya porositas dan permeabilitas yang serasi pada batuan tersebut untung
menampung minyak dan gas bumi. Berikut adalah uraian dari masing-masing batuan
reservoir :
1. Batupasir, termasuk batuan sedimen klastik detritus. Klastik dedritus adalah butir-butir mineral
pada batuan tersebut terbentuk dari rombakan lapisan batuan yang umur geologinya lebih tua.
Janis batuan ini dibagi :
a) Batupasir kuarsa : pemilahan baik, butiran membundar, semuanya semen. Di Indonesia
reservoir minya dan gas bumi jenis ini antara lain didapatkan di Formasi Talang Akar di
Sumatera Selatan, Formasi Ngrayong di Cepu, Jawa Timur, Formasi Tanjung di Kalimantan.
b) Batupasir Graywacke : batuan ini terdiri dari fragmen berbagai macam batuan seperti rijang,
batuan beku, feldspar dan mineral mafik lainnya. Terdapat matriks yang akan mengurangi
nilai porositas. Batupasir graywacke pernah ditemukan di cekungan Ventura dan Los Angles
di Amerika.
c) Batupasir arkose : umumnya terdiri dari mineral kuarsa dan feldaspar karena batuan arkos
merupakan rombakan dari batu asam khususnya granit. Tingkat kebundaran tidak baik dan
pemilahan juga tidak baik sehingga mengurangi nilai porositas. Di Indonesia batuan reservoir
ini pernah ditemukan di Cekungan Sumatera Selatan.
2. Konglomerat dan batuan dedritus kasar dapat berfungsi sebagai batuan reservoir. Makin kasar
butirnya makan akan semakin tinggi nilai porositasnya. Contoh batuan reservoir jenis ini
dapai ditemukan di Indonesia yaitu Formasi Talang Akar di Sumatera Selatan yang dikenal
sebagai “Gritsand member”.
3. Batulanau, walau porositasnya tidak baik, terkadang batulanau bisa menjadi batuan reservoir
jika adanya rekahan rekahan sehingga menambah nilai porositas.
4. Batuan Karbonat, Batuan karbonat merupakan batuan reservoir penting untuk minyak dan gas
bumi karen mampu menampung minyak dan gas bumi dengan sangat baik. sifat porositas,
bentuk pori-pori, dan penyebaran batuan karbonat sangat bervariasi. Lapangn minyak dengan
jumlah cadangan yang sangat besar seperti Qatar, Arab, Irak, dan Amerika Serikat telah
membuktikan bahwa batu gamping merupakan potensi batuan reservoir yang cukup besar.
Batuan karbonat dibagi menjadi 4 :
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir,
batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang vulkanik.
BATUPASIR
Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Orthoquarzites,
Graywacke dan arkose.
a. Orthoquarzites, merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari proses yang
menghasilkan unsure silica yang tinggi, dengan tidak mengalami metamorfosa dan
pemadatan, terutama terdiri atas mineral kwarsa (quartz) dan mineral lainnya yang
stabil. Material pengikatnya (semen) terutama terdiri atas carbonate dan silica.
b. Graywacke, merupakan jenis batupasir yang tersusun dari unsur-unsur mineral yang
berbutir besar, terutama kwarsa dan feldspar serta fragmen-fragmen batuan.
Material pengikatnya adalah clay dan carbonate.
c. Arkose, merupakan jenis batupasir yang biasanya tersusun dari quartz sebagai
mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar jumlahnya lebih
banyak dari quartz.
BATUAN KARBONAT
Terdiri atas limestone, dolomite.
a. Limestone, adalah kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% calcium
carbonate atau magnesium. Fraksi penyusunnya terutama oleh calcite.
b. Dolomite, adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang mengandung
unsure karbonat lebih besar dari 50%. Komposisi kimia dolomite hampir mirip dengan
limestone, kecuali unsure MgO merupakan unsur yang penting dan jumlahnya cukup besar.
BATUAN SHALE
Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58% silicon dioxide
(SiO2), 15% aluminium oxide (Al2O3), 6% iron oxide (FeO) dan Fe2O3, 2% magnesium oxide
(MgO), 3% calcium oxide (CaO), 3% potassium oxide (K2O), 1% sodium oxide (Na2O) dan
5% air (H2O). sisanya adalah metal oxide dan anion.
1. POROSITAS
Porositas (Φ) merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori) dalam batuan
dengan volume total batuan yang diekspresikan di dalam persen.
atau
Φ = porositas batuan
a. Porositas absolute, yang merupakan persen volume pori-pori total terhadap volume batuan
total.
b. Porositas efektif, yang merupakan persen volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total.
Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Porositas primer, merupakan porositas yang terbentuk pada waktu batuan sediment
diendapkan.
b. Porositas sekunder, merupakan porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan sediment
terendapkan.
2. WETTABILITAS
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang
tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini
disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya adhesi AT
yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
dimana ;
Suatu cairan yang dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positif (
< 90o), yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak membasahi zat padat
maka tegangan adhesinya negative ( > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.
Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat pada
permukaan batuan, sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air.
3. TEKANAN KAPILER
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat
dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua
fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida “non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida
“wetting fasa” (Pw) atau :
Pc = Pnw - Pw
Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan
minyak dan gas sebagai non-wetting fasa atau tidak membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam
fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan :
dimana :
Pc = tekanan kapiler
σ = tegangan permukaan antara
dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kolom
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak maupun
gas, yaitu :
Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir melalui
pori-pori reservoir dalam arah vertical.
4. SATURASI
Sg + So + Sw = 1
So + Sw = 1
5. PERMEABILITAS
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan
dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Teori tersebut dikembangkan oleh Henry Darcy.
Darcy mengungkapkan bahwa kecepatan alir melewati suatu media yang porous berbanding
lurus dengan penurunan tekanan per unit panjang, dan berbanding terbalik terhadap
viskositas fluida yang mengalir.
Persamaan permeabilitas :
dimana :
k = permeabilitas, darcy
6. KOMPRESSIBILITAS
a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari material padatan
batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
b. Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume dari volume batuan
terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam tekanan,
yaitu ;
Internal stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori batuan
(tekanan hidrostatik fluida formasi)
External stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan
overburden)
Saturated Reservoir
Saturated Reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir lebih kecil atau di
bawah tekanan bubble point-nya (Pi<Pb). Pada suatu keadaan menunjukkan kondisi saturated
reservoir dimana reservoir memiliki fasa gas bebas, fasa minyak, dan fasa air. Baik gas terlarut
ataupun gas cap keduanya merupakan sumber tenaga reservoir yang berfungsi sebagai tenaga
dorong minyak dari dalam reservoir ke atas permukaan.
c. Sifat fisik fluida reservoir
Fluida reservoir adalah fluida yang mengalir mengisi rongga pori-pori batuan reservoir yang
dapat berupa minyak, gas, ataupun air. Fluida reservoir ini memiliki sifat dan komposisi yang
berbeda tergantung dari lingkungan pengendapannya. Karakteristik fluida reservoir di peroleh
dari hasil analisa laboratorium yang di kenal dengan nama PVT (Pressure, Volume, Temperature).
Apabila data laboratorium tidak tersedia dapat digunakan metode-metode korelasi yang tersedia
misalnya, korelasi standing. Sifat-sifat fisik fluida reservoir antara lain :
Spesifik Gravity (SG)
Spesifik Gravity (SG) merupakan perbandingan massa jenis fluida pada temperature 60oF
dengan massa jenis air pada volume dan temperature yang sama.
Viskositas ()
Viskositas merupakan kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Viskositas minyak
di pengaruhi oleh temperature, tekanan dan jumlah gas yang terlarut di dalam minyak.
Porositas ()
Porositas adalah perbandingan volume pori-pori dengan volume total dari suatu batuan
(bulk volume).
Permeabilitas (k)
Permeabilitas adalah ukuran media berpori untuk meloloskan atau melewatkan suatu fluida.
Jika media berpori tidak berhubungan maka batuan tersebut besifat non-permeable.
Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori batuan yang terisi fluida formasi dengan
total volume pori yang terisi fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Saturasi bisa di
definisikan sebagai kemampuan suatu fluida untuk menjenuhi suatu batuan.
Resistivity
Resistivity adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan arus listrik atau
hambatan.
Wettability
Wettability merupakan kemampuan suatu batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida.
struktur reservoir ini berlapis - lapis, hal ini sebagai akibat proses pengendapan batupasir seperti
pada daerah pantai, dan delta
PENDAHULUAN
Petroleum =è Petro = batuan , Oleum = minyak =è
minyak yang ada dalam batuan ( batuan reservoir)
Minyak bumi ( crude oil) adalahadalah senyawa hidrokarbon ( HK)komplek yang terjadi
dialam dapat berbentuk padat , cair ataupun gas tergantung pada komposisi , tekanan dan
temperatur yang mempengaruhinya.
2) Teori Anorganik
1.Elemennya adalah :
1. -Porositas
1. -Saturasi
1. -Permeabilitas
2. -Compresibilitas
3. -Wettabilitas
4. -Tekanan Kapiler
7.-D .L.L
Porositas