Anda di halaman 1dari 36

BATUAN RESERVOIR

Oktober 28, 2011

flutecast09 Geologi Minyak dan Gas Bumi Tinggalkan komentar

Batuan Reservoir adalah wadah permukaan yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas
bumi. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa rongga-rongga atau pori-pori
yang rendah. Pada hakekatnya, setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini
batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting yaitu harus mempunyai porositas
yang memberikan kemampuan untuk menyimpan, dan juga kelulusan atau permeabilitas. Jadi
secara singkat dapat disebut bahwa batuan reservoir harus berongga-rongga atau berpori-pori
yang berhubungan. Porositas dan permeabilitas sangat erat hubungannya, sehingga dapat
dikatakan permeabilitas tidak mungkin tanpa adanya porositas, walaupun sebaliknya belum
tentu demikian. Batuan dapat bersifat porous tetapi tidak permeabel.

Perbedaan antara porositas dan permeabilitas adalah bahwa porositas menentukan jumlah
cairan yang terdapat, sedangkan permeabilitas menentukan jumlahnya yang dapat
diproduksikan. Dilain pihak, suatu batuan reservoir juga dapat bertindak sebagai lapisan
penyalur aliran minyak dan gas bumi dari tempat minyak bumi tersebut keluar dari batuan
induk (migrasi primer) ke tempat berakumulasinya dalam suatu perangkap. Bagian suatu
perangkap yang mengandung minyak atau gas disebut reservoir. Jadi reservoir merupakan
bagian kecil daripada batuan reservoir yang berada dalam keadaan demikian sehingga
membentuk suatu perangkap.

Syarat-syarat untuk disebut reservoir minyak bumi adalah :

 Batuan reservoir diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gasbumi, biasanya merupakan
batuan yang berpori-pori.
 Lapisan Penutup (Cap Rock), batuan yang tidak tembus minyak, terdapat di atas
reservoir.
 Perangkap reservoir, bentuk reservoir sedemikian rupa sehinga minyak bumi daoat
tertampung.

Batuan yang menyandang sifat porositas dan permeabilitas yang baik adalah batupasir dan
karbonat (batugamping dan dolomit). Karena itu minyak dan gas bumi 61% didapat dari
batupasir, 39% dari batuan karbonat dan sisanya 1% dari reservoir lain, misalnya rekahan-
rekahan pada batuan beku.
Key Words : Porositas, Permeabilitas dan Reservoir

Dasar-dasar Teknik Reservoir


Posted by nsugiarto under Petroleum Engineering
1 Komentar

Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya
reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi,
temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya.
Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir,
lapisan penutup dan perangkap. Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi
adalah :

1. Adanya batuan Induk (Source Rock)


Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat lama
sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang
dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi
lebih jauh.
4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga
minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
5. Adanya jalur migrasi
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada
perangkap.

1. Sifat-Sifat Fisik Batuan Reservoir


Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari
beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya akan
menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan
sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen
non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai
komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap
batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan
dan menyalurkan minyak bumi. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat
dilihat pada Gambar 1.
1.1. Porositas ()
Dalam reservoir minyak, porositas mengambarkan persentase dari total ruang yang tersedia
untuk ditempati oleh suatu cairan atau gas. Porositas dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan volume total batuan per satuan
volume tertentu, yang jika dirumuskan :

Dimana :
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume batuan
total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis sesuai persamaan
sebagai berikut :

2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.

Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc

Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan
proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses pengendapan.

Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk pegangan dilapangan,
ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air
yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam hukum
aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah :

Dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
μ = viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2

Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida
dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang
dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada
kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
• Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak
atau gas saja.
• Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy. Dapat juga dituliskan
sebagai beikut :

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam reservoir
akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif minyak (Kro),
Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah :

Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas

1.3. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi
tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan
fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat
tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak
(So) dan saturasi gas (Sg), dimana secara matematis dapat ditulis :
Total saturasi fluida jika reservoir mengandung 3 jenis fluida :

Untuk sistem air-minyak, maka persamaan (12) dapat disederhanakan menjadi :

Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir adalah :


a. Ukuran dan distribusi pori-pori batuan.
b. Ketinggian diatas free water level.
c. Adanya perbedaan tekanan kapiler.

Didalam kenyataan, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini disebabkan
adanya saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau disebut dengan
irreducible saturation sehingga berapa besarnya fluida yang diproduksi dapat dihitung dalam
bentuk saturasi dengan persamaan berikut :

Dimana :
St = saturasi total fluida terproduksi
Swirr = saturasi air tersisa (iireducible)
Sgirr = saturasi gas tersisa (iireducible)
Soirr = saturasi minyak tersisa (iireducible)

1.4. Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-
padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat
kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang
mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat
menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk
menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak
maka digunakan parameter resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
material untuk menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :
ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep “faktor
formasi” dari Archie yang didefinisikan :

Dimana :
Ro = resistiviti batuan yang terisi minyak
Rw = resistiviti batuan yang terisi air

1.5. Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida
atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan partikel
cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi
merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti
berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara
matrik batuan.

Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan sudut
kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang
lebih berat, yang berharga 0o – 180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan
adhesi (AT) dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dimana :
AT = tegangan adhesi, dyne/cm
σso = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
σwo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
θ = sudut kontak air-minyak

1.5.1. Wetting-Phase Fluid dan Non-Wetting Phase Fluid


A. Wetting-Phase Fluid
Fasa fluida pembasah biasanya akan dengan mudah membasahi permukaan batuan. Akan
tetapi karena adanya gaya tarik menarik antara batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan
mengisi ke pori-pori yang lebih kecil dahulu dari batuan berpori. Fasa fluida pembasah
umumnya sangat sukar bergerak ke reservoir hidrokarbon.
B. Non-Wetting Phase Fluid
Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan adanya gaya repulsive
(tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-weting phase fluid umumnya sangat
mudah bergerak.

1.5.2. Batuan Reservoir Water Wet


Batuan reservoir umumnya water wet dimana air akan membasahi permukaan batuan.
Kondisi batuan yang water wet adalah :
• Tegangan adhesinya bernilai positif
• σsw ≥ σso, AT > 0
• Sudut kontaknya (0°< θ <90°)
Apabila θ = 0°, maka batuannya dianggap sebagai strongly water wet.
1.5.3. Batuan Reservoir Oil Wet
Batuan reservoir disebut sebagai oil wet apabila fasa minyak membasahi permukaan batuan.
Kondisi batuan oil wet adalah :
• Tegangan adhesinya bernilai negatif
• σso ≥ σsw, AT < 0
• Sudut kontaknya (90°< θ <180°)
Apabila θ = 180°, maka batuanya dianggap sebagai strongly oil wet.

1.5.4. Imbibisi dan Drainage


Imbibisi adalah proses aliran fluida dimana saturasi fasa pembasah (water) meningkat
sedangkan saturasi non-wetting phase (oil) menurun. Mobilitas fasa pembasah meningkat
seiring dengan meningkatnya saturasi fasa pembasah. Misalnya pada proses pendesakan pada
reservoir minyak dimana batuan reservoir sebagai water wet.
Drainage adalah proses kebalikan dari imbibisi, dimana saturasi fasa pembasah menurun dan
saturasi non-wetting phase meningkat.
Adapun skema proses imbibisi dan drainage dapat dilihat pada gambar 4 berikut :

1.6. Tekanan Kapiler (Pc)


Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida
yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam
batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
Secara matematis dapat dilihat bahwa :

Dimana :
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
Pnw = tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2
Pw = tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2
Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan dengan sebuah
sistim tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk naik bila ditempatkan
didalam sebuah pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat kecil. Hal ini diakibatkan oleh
adanya tegangan adhesi yang bekerja pada permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi
dapat diukur dari kenaikkan fluida , dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan
berat kolom fluida. Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan
kecenderungan rongga pori batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan
fluida yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa fluida.
Fluida pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada sisi konvek
(cembung). Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan
kapiler didalam tabung.

Untuk sistem udara-air (gambar 5) :

Untuk sistem minyak-air (gambar 5) :

Dimana :
Pa = tekanan udara, dyne/cm2
Pw = tekanan air, dyne/cm2
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
ρw = densitas air, gr/cc
ρo = densitas minyak, gr/cc
g = percepatan gravitasi, m/det2
h = tinggi kolom, m

2. Karakteristik Minyak Bumi


Setiap reservoir yang ditemukan, akan diperoleh sekelompok molekul yang terdiri dari
elemen kimia Hidrogen (H) dan Karbon (C). Minyak dan gas bumi terdiri dari kedua elemen
ini, yang mempunyai proporsi yang beraneka ragam. Apabila ditemukan deposit hidrokarbon
disuatu tempat, akan sangat jarang dapat ditemukan di tempat lain dengan komposisi yang
sama, karena daerah pembentukkannya berbeda.
Fluida reservoir terdiri dari fluida hidrokarbon dan air formasi. Hidrokarbon sendiri terdiri
dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas, tergantung pada kondisi (tekanan dan
temperatur) reservoir yang ditempati. Perubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan
perubahan fasa serta sifat fisik fluida reservoir.
Fluida minyak bumi dijumpai dalam bentuk cair, sehingga sesuai dengan sifat cairan pada
umumnya. Pada fasa cair, jarak antara molekul-molekulnya relatif lebih kecil daripada gas.
Sifat-sifat minyak bumi yang akan dibahas adalah densitas dan spesifik grafiti, viskositas,
faktor volume formasi, kelarutan gas, kompressibilitas dan tekanan bubble point.

2.1. Densitas Minyak ( ρo ) dan Spesifik Grafity ( γ )


Densitas didefinisikan sebagai masa dari satuan volume suatu fluida (minyak) pada kondisi
tekanan dan temperatur tertentu. Dari definisi tersebut dapat dirumuskan sebagai beikut :

Dimana :
ρo = densitas minyak, lb/ft3
m = massa minyak, lb
V = volume minyak, ft3

Sedangkan spesifik grafiti merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak)
terhadap densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama
(60° F dan 14.7 Psia).

Dimana :
γo = spesifik grafiti minyak
ρo = densitas minyak mentah, lb/ft3
ρw = densitas air, lb/ft3
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri
perminyakan, namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini
merupakan spesifik grafiti yang dinyatakan dengan rumus :

API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 °API untuk minyak
ringan sampai 10 °API untuk minyak berat.

2.2. Viskositas Minyak ( μo )


Viskositas fluida merupakan sifat fisik suatu fluida yang sangat penting yang mengendalikan
dan mempengaruhi aliran fluida didalam media berpori maupun didalam pipa. Viskositas
didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam
minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak dan dengan
bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun.
Hubungan antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung (Pb),
dengan penurunan tekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini
akibat adanya pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari Pb sampai
pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi
tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
2.3. Faktor Volume Formasi Minyak ( Bo )
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada tekanan dan
temperatur reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas dalam larutan.
Harga ini selalu lebih besar atau sama dengan satu. Untuk minyak tersaturasi, Standing
membuat korelasi berdasarkan persamaan :

Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
T = temperature, °F
Rs = kelarutan gas, SCF/STBO
C = faktor tambahan seperti perhitungan Rs

Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan
faktor volume formasi minyak.

Terdapat dua hal penting dari gambar 7 diatas, yaitu :


1. Jika kondisi tekanan reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik dengan berkurangnya
tekanan sampai mencapai Pb, sehingga volume sistem cairan bertambah sebagai akibat
terjadinya pengembangan minyak.
2. Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya tekanan, disebabkan
karena semakin banyak gas yang dibebaskan.

2.4. Kelarutan Gas ( Rs )


Kelarutan gas bumi didefinisikan sebagai cuft gas yang diukur pada keadaan standar (14.7 Psi
; 60 °F) didalam larutan minyak sebanyak satu barrel stock tank minyak pada saat minyak
dan gas berada pada tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi
minyak dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas tertentu akan bertambah
pada setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap kelarutan gas akan berkurang
terhadap kenaikan temperatur.

2.5. Kompressibilitas Minyak ( Co )


Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya
perubahan tekanan. Secara matematis didefinisikan sebagai berikut:

Pada kondisi tekanan di bawah bubble point, Co didefinisikan sebagai berikut :

Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh
dengan persamaan :

Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang
dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan
gas makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.

2.6. Tekanan Bubble Point (Pb)


Tekanan bubble point (titik gelembung) suatu sistem hidrokarbon didefinisikan sebagai
tekanan tertinggi dimana gelembung gas mulai pertama kali terbebaskan dari minyak. Harga
ini ditentukan secara eksperimen terhadap minyak mentah dengan melakukan test ekspansi
constant-composition (test flash liberation).
Apabila pengukuran laboratorium tidak tersedia untuk menentukan tekanan bubble point,
maka dapat digunakan korelasi Standing. Secara matematis, tekanan bubble point dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :
3. Mekanisme Pendorong Reservoir
Minyak bumi tidak mungkin mengalir sendiri dari reservoir ke lubang sumur produksi bila
tidak terdapat suatu energi yang mendorongnya. Hampir sebagian besar reservoir minyak
memiliki energi pendorong yang berbeda-beda untuk memproduksikan suatu reservoir.
Dengan turunnya tekanan pada reservoir minyak dapat mempengaruhi besarnya tenaga
pendorong pada reservoir tersebut yang berperan pada pergerakan minyak mula-mula pada
media berpori.

3.1. Kompaksi Batuan


Tenaga ini berasal dari beban overburden batuan di atas dan selalu berubah akibat
diproduksikannya fluida (minyak) dari reservoir tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar 8 yang memperlihatkan pengaruh kompaksi batuan terhadap fluida yang berada
didalamnya.

3.2. Graviti Drive


Gejala alam yang mempengaruhi fluida formasi yang menyebabkan terjadinya pemisahan
akibat perbedaan berat jenis dari fluida reservoir. Gambar 9. menggambarkan pengaruh
grafitasi terhadap kelakuan fluida yang mana pada fluida yang mempunyai densitas yang
lebih besar akan bermigrasi kebagian bawah struktur reservoir sedangkan fluida yang
mempunyai densitas yang lebih kecil akan bermigrasi kebagian atas reservoir.
3.3. Water Drive
Jika air berada dibawah zona minyak pada suatu reservoir, maka dengan tekanan yang
dimiliki oleh air ini akan membantu minyak bergerak keatas. Jika minyak dieksploitasi,
tekanan direservoir akan dijaga (mainteained) oleh gaya hidrostatik air yang masuk
menggantikan minyak yang telah terproduksi. Energi ini dihasilkan oleh air (aquifer) yang
berada pada kondisi bertekanan. Pada umumnya reservoir minyak dan gas berasosiasi dengan
aquifer. Dengan merembesnya air ke reservoir sehingga menjadi suatu tenaga pendorong
yang biasa disebut dengan water drive.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 10. yang memperlihatkan proses pendorongan air terhadap
minyak.

Reservoir berpendorong air memiliki cirri-ciri sebagai berikut :


1. Penurunan tekanan reservoir relative kecil
2. GOR permukaan rendah
3. Produksi air mula-mula sedikit kemudian bertambah banyak karena minyak didorong oleh
air

3.4. Solution Gas Drive


Solution gas drive atau depletion gas drive adalah mekanisme pendorong yang berasal dari
ekspansi larutan gas yang berada dalam minyak dan pendesakan terjadi akibat berkurangnya
tekanan. Setelah terjadi penurunan tekanan pada dasar sumur, maka gas yang terlarut dalam
minyak akan bebas keluar sebagai gelembung-gelembung yang tersebar merata dan
merupakan fasa yang terdispersi yang tidak kontinu sehingga mencapai saturasi minimum.
Setelah seluruh gas tergabung dan mencapai saturasi kritik, maka gas akan mulai bergerak.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 11.
Reservoir jenis pendorong solution gas drive mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Tekanan reservoir turun secara cepat dan kontinu
2. Perbandingan komulatif produksi gas (Gp) dengan komulatif produksi minyak (Np)
meningkat dengan cepat (GOR) meningkat
3. Produksi air hampir tidak ada (relatif sangat kecil)

3.5. Gas Cap Drive


Energi alamiah ini berasal dari dua sumber yaitu ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang
terlarut kemudian melepaskan diri. Adanya gas cap dalam reservoir antara lain disebabkan
oleh adanya pemisahan secara gravitasi dari minyak dan fasa gas bebas dibawah tekanan titik
gelembung. Karena tekanan reservoir berada dibawah tekanan gelembung maka komponen
hidrokarbon ringan akan terbebaskan dari fasa cairnya dan membentuk fasa gas. Penurunan
tekanan secara kontinu akan membebaskan gas lebih banyak lagi dan akan membentuk gas
cap pada bagian atas dari minyak. Hal tersebut akan menyebabkan terdorongnya minyak
karena pengembangan dari gas cap akibat penurunan tekanan secara kontinu. Gamabar 12.
memperlihatkan proses pendorongan gas cap terhadap minyak.

Reservoir gas cap drive mempunyai cirri-ciri sebagai sebagai berikut :


1. Tekanan reservoir turun perlahan-lahan dan kontinu
2. Kenaikan GOR sejalan dengan pergerakan permukaan minyak dengan gas kearah bawah
(meningkat secara kontinu)
3. Produksi air hampir tidak ada (relative kecil)
3.6. Combination Drive
Mekanisme pendorong dari tipe ini adalah kombinasi dari beberapa tipe pendorong yang
telah dijelaskan sebelumnya. Combination drive yang paling umum adalah kombinasi antara
gas cap drive dan water drive. Hal ini dapat dilihat pada gambar 13. dibawah.

4. Jenis-Jenis Reservoir
Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock) maka minyak dan
gas akan mengalami migrasi keluar yang biasa disebut dengan migrasi primer. Setelah itu
minyak dan gas bumi akan bermigrasi terus sampai terjebak didalam suatu wadah yang tidak
bisa dilalui oleh minyak dan gas, yang biasa disebut dengan reservoir.

Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak dan gas bumi. Dalam hal ini akan
dibahas jenis reservoir jenuh dan reservoir tidak jenuh.
4.1. Reservoir Jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak yang
dijenuhi oleh gas terlarut dan dalam bentuk gas bebas yang terakumulasi membentuk gas cap.
Bila minyak dan gas diproduksikan, kemungkinan akan ada air yang ikut terproduksi, tekanan
reservoir akan turun. Dengan turunnya tekanan reservoir, maka volume gas yang membentuk
gas cap akan mengembang dan merupakan pendorong keluarnya fluida dari dalam reservoir.
Selain pengembangan volume gas cap dan pembebasan gas terlarut, mungkin juga terjadi
perembesan air kedalam reservoir.

4.2. Reservoir Tidak Jenuh


Reservoir tidak jenuh (under saturated) pada keadaan mula-mula tidak terdapat gas bebas
yang terakumulasi membentuk gas cap. Apabila reservoir diproduksikan, maka gas akan
mengalamai pengembangan yang menyebabkan bertambahnya volume minyak. Pada saat
tekanan reservoir mencapai tekanan bubble point maka gas akan keluar dari minyak.
BATUAN RESERVOIR
Batuan reservoir adalah wadah bagi minyak dan gas bumi berada dan tertampung.
Batuan reservoir sangat berguna untuk pencarian minyak dan gas bumi. Berikut bentuk-
bentuk batuan reservoir :
a. Batupasir (batupasir kuarsa, arkose maupun graywacke)
b. Konglomerate
c. Batulanau
d. Batugamping (batu karbonat)

Kebanyakan batuan reservoir adalah batupasir dan batugamping. Hal tersebut terjadi
karena adanya porositas dan permeabilitas yang serasi pada batuan tersebut untung
menampung minyak dan gas bumi. Berikut adalah uraian dari masing-masing batuan
reservoir :

1. Batupasir, termasuk batuan sedimen klastik detritus. Klastik dedritus adalah butir-butir mineral
pada batuan tersebut terbentuk dari rombakan lapisan batuan yang umur geologinya lebih tua.
Janis batuan ini dibagi :
a) Batupasir kuarsa : pemilahan baik, butiran membundar, semuanya semen. Di Indonesia
reservoir minya dan gas bumi jenis ini antara lain didapatkan di Formasi Talang Akar di
Sumatera Selatan, Formasi Ngrayong di Cepu, Jawa Timur, Formasi Tanjung di Kalimantan.

b) Batupasir Graywacke : batuan ini terdiri dari fragmen berbagai macam batuan seperti rijang,
batuan beku, feldspar dan mineral mafik lainnya. Terdapat matriks yang akan mengurangi
nilai porositas. Batupasir graywacke pernah ditemukan di cekungan Ventura dan Los Angles
di Amerika.

c) Batupasir arkose : umumnya terdiri dari mineral kuarsa dan feldaspar karena batuan arkos
merupakan rombakan dari batu asam khususnya granit. Tingkat kebundaran tidak baik dan
pemilahan juga tidak baik sehingga mengurangi nilai porositas. Di Indonesia batuan reservoir
ini pernah ditemukan di Cekungan Sumatera Selatan.

2. Konglomerat dan batuan dedritus kasar dapat berfungsi sebagai batuan reservoir. Makin kasar
butirnya makan akan semakin tinggi nilai porositasnya. Contoh batuan reservoir jenis ini
dapai ditemukan di Indonesia yaitu Formasi Talang Akar di Sumatera Selatan yang dikenal
sebagai “Gritsand member”.
3. Batulanau, walau porositasnya tidak baik, terkadang batulanau bisa menjadi batuan reservoir
jika adanya rekahan rekahan sehingga menambah nilai porositas.

4. Batuan Karbonat, Batuan karbonat merupakan batuan reservoir penting untuk minyak dan gas
bumi karen mampu menampung minyak dan gas bumi dengan sangat baik. sifat porositas,
bentuk pori-pori, dan penyebaran batuan karbonat sangat bervariasi. Lapangn minyak dengan
jumlah cadangan yang sangat besar seperti Qatar, Arab, Irak, dan Amerika Serikat telah
membuktikan bahwa batu gamping merupakan potensi batuan reservoir yang cukup besar.
Batuan karbonat dibagi menjadi 4 :

a) Batu gamping terumbu


b) Batu gamping klastik
c) Batu gamping bersifat dolomit dan kristalin
d) Batu gamping halus (Afanitik)
nah,, itu lah tadi batuan reservoir. agar minyak dapat terkumpul maka harus ada
perangkapnya karena minyak adalah fluida yang sifatnya mengalir.. apakah itu perangkap
reservoir ? tunggu di postingan selanjutnya..

KARAKTERISTIK BATUAN RESERVOIR


Karakteristik formasi merupakan faktor yang tidak bisa diubah, sehingga tidak dapat
dikontrol. Batuan formasi mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang secara umum
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisik batuan dan sifat mekanik batuan. Sifat-sifat fisik
batuan meliputi : porositas, saturasi, permeabilitas serta kompressibilitas, sedangkan sifat-
sifat mekanik batuan meliputi : strength (kekuatan) batuan, hardness (kekerasan) batuan,
abrasivitas, elastisitas dan tekanan batuan.

1. KOMPOSISI KIMIA BATUAN RESERVOIR

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk


dari beberapa ikatan komposisi kimia. Banyak sedikitnya suatu komposisi kimia akan
membentuk suatu jenis mineral tertentu dan akan menentukan macam batuan.

Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir,
batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang vulkanik.

BATUPASIR
Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Orthoquarzites,
Graywacke dan arkose.

a. Orthoquarzites, merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari proses yang
menghasilkan unsure silica yang tinggi, dengan tidak mengalami metamorfosa dan
pemadatan, terutama terdiri atas mineral kwarsa (quartz) dan mineral lainnya yang
stabil. Material pengikatnya (semen) terutama terdiri atas carbonate dan silica.
b. Graywacke, merupakan jenis batupasir yang tersusun dari unsur-unsur mineral yang
berbutir besar, terutama kwarsa dan feldspar serta fragmen-fragmen batuan.
Material pengikatnya adalah clay dan carbonate.
c. Arkose, merupakan jenis batupasir yang biasanya tersusun dari quartz sebagai
mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar jumlahnya lebih
banyak dari quartz.

BATUAN KARBONAT
Terdiri atas limestone, dolomite.

a. Limestone, adalah kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% calcium
carbonate atau magnesium. Fraksi penyusunnya terutama oleh calcite.

b. Dolomite, adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang mengandung
unsure karbonat lebih besar dari 50%. Komposisi kimia dolomite hampir mirip dengan
limestone, kecuali unsure MgO merupakan unsur yang penting dan jumlahnya cukup besar.

BATUAN SHALE

Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58% silicon dioxide
(SiO2), 15% aluminium oxide (Al2O3), 6% iron oxide (FeO) dan Fe2O3, 2% magnesium oxide
(MgO), 3% calcium oxide (CaO), 3% potassium oxide (K2O), 1% sodium oxide (Na2O) dan
5% air (H2O). sisanya adalah metal oxide dan anion.

2. SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR

1. POROSITAS
Porositas (Φ) merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori) dalam batuan
dengan volume total batuan yang diekspresikan di dalam persen.

atau

dimana : Vp = volume ruang pori-pori batuan

Vb = volume batuan total (bulk volume)

Vg = volume padatan batuan total (grain volume)

Φ = porositas batuan

Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua :

a. Porositas absolute, yang merupakan persen volume pori-pori total terhadap volume batuan
total.

b. Porositas efektif, yang merupakan persen volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total.

Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Porositas primer, merupakan porositas yang terbentuk pada waktu batuan sediment
diendapkan.

b. Porositas sekunder, merupakan porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan sediment
terendapkan.
2. WETTABILITAS

Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang
tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini
disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya adhesi AT
yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :

dimana ;

σso = tegangan permukaan minyak-benda padat, dyne/cm

σsw = tegangan permukaan air-benda padat, dyne/cm

σwo = tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm

wo = sudut kontak minyak-air.

Suatu cairan yang dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positif (
< 90o), yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak membasahi zat padat
maka tegangan adhesinya negative ( > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.

Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat pada
permukaan batuan, sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air.

3. TEKANAN KAPILER

Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat
dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua
fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida “non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida
“wetting fasa” (Pw) atau :

Pc = Pnw - Pw

Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan
minyak dan gas sebagai non-wetting fasa atau tidak membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam
fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan :

dimana :

Pc = tekanan kapiler
σ = tegangan permukaan antara

dua fluida

cos  = sudut kontak permukaan

antara dua fluida

r = jari-jari lengkung pori-pori

Δρ = perbedaan densitas dua fluida

g = percepatan gravitasi

h = tinggi kolom
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak maupun
gas, yaitu :

 Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir

 Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir melalui
pori-pori reservoir dalam arah vertical.

4. SATURASI

Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan


yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.
Saturasi dapat dinyatakan dalam persamaan dibawah ini :

a. Saturasi minyak (So) adalah :

b. Saturasi air (Sg) adalah :

c. Saturasi gas (Sg) adalah :

Jika pori-pori diisi oleh gas-minyak-air, maka berlaku hubungan :

Sg + So + Sw = 1

Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka :

So + Sw = 1

5. PERMEABILITAS
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan
dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Teori tersebut dikembangkan oleh Henry Darcy.
Darcy mengungkapkan bahwa kecepatan alir melewati suatu media yang porous berbanding
lurus dengan penurunan tekanan per unit panjang, dan berbanding terbalik terhadap
viskositas fluida yang mengalir.

Persamaan permeabilitas :

dimana :

V = kecepatan aliran, cm/sec

μ = viskositas fluida yang mengalir, cp

dP/dL= penurunan tekanan per unit panjang, atm/cm

k = permeabilitas, darcy

6. KOMPRESSIBILITAS

Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan yaitu :

a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari material padatan
batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.

b. Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume dari volume batuan
terhadap satuan perubahan tekanan.

c. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional perubahan volume pori-pori batuan


terhadap satuan perubahan tekanan.

Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam tekanan,
yaitu ;

 Internal stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori batuan
(tekanan hidrostatik fluida formasi)

External stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan
overburden)

Diposkan oleh Muhammad Hasan Basri di 08.47


PENGERTIAN RESERVOIR
Reservoir adalah tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon (gas, oil, water) yang telah
bermigrasi dari source rock. Pertama-tama, fluida terbentuk di source rock (batuan induk) yang
kemudian diolah di kitchen. Setelah diolah, fluida bermigrasi ke reservoir. Fluida hidrokarbon ini
dibawa migrasi oleh batuan pembawa atau carrier bed. Setelah sampai d reservoir dan terjebak oleh
perangkap atau jebakan (trap) seperti sesar/patahan atau terjebak oleh lipatan. Fluida tidak bisa
migrasi dan akhirnya terakumulasi di reservoir. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan
sedimen (batu pasir, batu karbonat) dan batuan shale (lempung). Parameter-parameter di dalam
reservoir sebagai berikut :

a. Syarat-syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi :


 Adanya Batuan Induk (Source Rock)
Batuan sedimen yang mengandung bahan organic sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang
mengalami proses pematangan jutaan atau ribuan tahun yang menghasil fluida hidrokarbon.

 Adanya Batuan Reservoir Rock


Batuan sedimen yang mempunyai pori sehingga fluida hidrokarbon yang telah terproses di
source rock dapat masuk dan terakumulasi di dalamnya.

 Adanya Batuan Perangkap


Batuan yang berfungsi sebagai penghalang atau jebakan agar fluida yang bermigrasi dapat
berhenti atau tidak bermigrasi lebih jauh lagi.

 Adanya Batuan Penutup (Cap Rock)


Batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh fluida (impermeable), sehingga fluida terjebak di
dalam batuan tersebut.

 Adanya Jalur Migrasi


Jalur yang membawa fluida dari source rock ke reservoir. Fluida ini dibawa oleh carrier bed
atau batuan pembawa.

b. Jenis-jenis reservoir minyak


 Undersaturated Reservoir
Undersaturated Reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan awal reservoir lebih
besar dari tekanan saturasi (Pi>Pb). Kondisi undersaturated reservoir dapat menjadi saturated
reservoir apabila penurunan tekanan melewati tekanan saturasi (bubble point pressure) sehingga di
dalam reservoir akan terbentuk gas cap. Namun, tidak semua akan mengalami perubahan fasa dari
kondisi saturated. Hal ini bergantung pada komposisi penyusun fluida hidrokarbon.

 Saturated Reservoir
Saturated Reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir lebih kecil atau di
bawah tekanan bubble point-nya (Pi<Pb). Pada suatu keadaan menunjukkan kondisi saturated
reservoir dimana reservoir memiliki fasa gas bebas, fasa minyak, dan fasa air. Baik gas terlarut
ataupun gas cap keduanya merupakan sumber tenaga reservoir yang berfungsi sebagai tenaga
dorong minyak dari dalam reservoir ke atas permukaan.
c. Sifat fisik fluida reservoir
Fluida reservoir adalah fluida yang mengalir mengisi rongga pori-pori batuan reservoir yang
dapat berupa minyak, gas, ataupun air. Fluida reservoir ini memiliki sifat dan komposisi yang
berbeda tergantung dari lingkungan pengendapannya. Karakteristik fluida reservoir di peroleh
dari hasil analisa laboratorium yang di kenal dengan nama PVT (Pressure, Volume, Temperature).
Apabila data laboratorium tidak tersedia dapat digunakan metode-metode korelasi yang tersedia
misalnya, korelasi standing. Sifat-sifat fisik fluida reservoir antara lain :
 Spesifik Gravity (SG)
Spesifik Gravity (SG) merupakan perbandingan massa jenis fluida pada temperature 60oF
dengan massa jenis air pada volume dan temperature yang sama.

 Viskositas ()
Viskositas merupakan kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Viskositas minyak
di pengaruhi oleh temperature, tekanan dan jumlah gas yang terlarut di dalam minyak.

 Faktor volume formasi minyak (Bo)


Factor volume formasi minyak merupakan volume minyak pada tekanan dan temperature
reservoir yang di tempati oleh satu stock tank barrel (STB) minyak dan gas dalam larutan. Harga ini
selalu lebih besar atau sama dengan satu.

 Porositas ()
Porositas adalah perbandingan volume pori-pori dengan volume total dari suatu batuan
(bulk volume).

 Permeabilitas (k)
Permeabilitas adalah ukuran media berpori untuk meloloskan atau melewatkan suatu fluida.
Jika media berpori tidak berhubungan maka batuan tersebut besifat non-permeable.

 Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori batuan yang terisi fluida formasi dengan
total volume pori yang terisi fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Saturasi bisa di
definisikan sebagai kemampuan suatu fluida untuk menjenuhi suatu batuan.

 Resistivity
Resistivity adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan arus listrik atau
hambatan.

 Wettability
Wettability merupakan kemampuan suatu batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida.

 Tekanan Kapiler / Capilary Pressure (Pc)


Tekanan kapiler di definisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi
batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan.

Jenis batuan Reservoir


Hampir sebagian besar reservoir minyak dan gas bumi terdapat pada batuan sediment yaitu pada
batupasir (sandstone) dan karbonat limestone

a. Reservoir batupasir (sandstone reservoir)


sebagian besar (80%) reservoir yang ditemukan berada pada reservoir batupasir dan hampir 60% -
nya mengandung minyak bumi.

struktur reservoir ini berlapis - lapis, hal ini sebagai akibat proses pengendapan batupasir seperti
pada daerah pantai, dan delta

b. Reservoir Karbonat (carbonate reservoir)


batuan karbonat terbentuk karena:
- detritial
- constructed, seperti terumbu karang
- chemical, terbentuk oleh pengendapan bicarbonate dan berasal dari marine muds

berikut ini jenis batu pasir dan limestone


Karakteristik Batuan Reservoir
KARAKTERISTIK BATUAN RESERVOIR

PENDAHULUAN
Petroleum =è Petro = batuan , Oleum = minyak =è
minyak yang ada dalam batuan ( batuan reservoir)
Minyak bumi ( crude oil) adalahadalah senyawa hidrokarbon ( HK)komplek yang terjadi
dialam dapat berbentuk padat , cair ataupun gas tergantung pada komposisi , tekanan dan
temperatur yang mempengaruhinya.

Cara / proses terjadinya/terbentuknya migas dapat dibedakan menjadi

dua teori : 1) Teori Organik

2) Teori Anorganik

Teori Organik : Minyak bumi berasal dari sisa-sisa organik


tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup berjuta tahun
yang lalu , diendapkan dan karena tekanan
temperatur dan waktu yang lama maka berubah menjadi
minyak bumi (petroleum)
Teori Anorganik : Minyak bumi berasal dari senyawa-senyawa
anorganik.
Reservoir minyak dan gas bumi adalah tempat
terakumulasinya minyak dan atau gas bumi .

1.Elemennya adalah :

a. Batuan Induk ( sumber)


b. Jalur Migrasi
c. Batuan reservoir ( porous & permeable)
d. Batuan tudung ( impermeable)
e. Perangkap
2. Prosesnya adalah :
a. Generasi
b. Migrasi
c. Akumulasi
d. Preservasi
Macam-macam perangkap minyak/gas bumi :

Sifat Fisik Batuan Reservoir

1. -Porositas

1. -Saturasi

1. -Permeabilitas
2. -Compresibilitas
3. -Wettabilitas
4. -Tekanan Kapiler
7.-D .L.L

Porositas

Definisi : Porositas adalah perbandingan antara volume pori


dengan

volume total batuan , simbolnya ( ϕ ) , satuannya (%


atau
fraksi)
Porositas menunjukkan seberapa besar ruang pori/rongga
didalam batuan yang dapat ditempati oleh fluida ( minyak/
gas/ air)
Porositas batuan dapat diperoleh dari :
1. Analisa core ( contoh batuan) dilaboratorium
2. Analisa log dari hasil logging== Penilaian formasi
3. Pengukuran POROSITAS di laboratorium
Pengukuran dilakukan pada contoh batuan (core sample)
Yang diukur adalah : 1. Bulk volume ( volume batuan
total) === Vb
2. Matrix Volume ( grain
volume) ===== Vg
3. Pore Volume ( volume
pori) ========= Vp
Untuk menghitung porositas maka 2 dari 3 parameter diatas
harus diketahui
PENENTUAN VOLUME TOTAL BATUAN ( Vb)
1. Pengukuran langsung ( Direct calculation)
2. Fluid displacement methods :
* Gravimetric
* Volumetric

Anda mungkin juga menyukai

  • Wenner 2D
    Wenner 2D
    Dokumen26 halaman
    Wenner 2D
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen4 halaman
    Tugas 1
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Batu Mulia
    Batu Mulia
    Dokumen13 halaman
    Batu Mulia
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan TB PIK
    Laporan TB PIK
    Dokumen15 halaman
    Laporan TB PIK
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Penakar Hujan Jenis Hellman
    Penakar Hujan Jenis Hellman
    Dokumen7 halaman
    Penakar Hujan Jenis Hellman
    ZOLA.Bot
    Belum ada peringkat
  • Perc.1 - Laporan Kimia Dasar II
    Perc.1 - Laporan Kimia Dasar II
    Dokumen15 halaman
    Perc.1 - Laporan Kimia Dasar II
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Wenner 2D
    Wenner 2D
    Dokumen15 halaman
    Wenner 2D
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Eksperimen 6
    Eksperimen 6
    Dokumen19 halaman
    Eksperimen 6
    Lingga Endar
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir 2
    Laporan Akhir 2
    Dokumen8 halaman
    Laporan Akhir 2
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tugas Elka
    Tugas Tugas Elka
    Dokumen18 halaman
    Tugas Tugas Elka
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Wenner 2D
    Wenner 2D
    Dokumen15 halaman
    Wenner 2D
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir 1
    Laporan Akhir 1
    Dokumen35 halaman
    Laporan Akhir 1
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Eksperimen 7
    Eksperimen 7
    Dokumen24 halaman
    Eksperimen 7
    Lingga Endar
    Belum ada peringkat
  • Percobaan 4 Ku
    Percobaan 4 Ku
    Dokumen13 halaman
    Percobaan 4 Ku
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan 1 GIS
    Laporan Percobaan 1 GIS
    Dokumen27 halaman
    Laporan Percobaan 1 GIS
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Wenner 2D
    Wenner 2D
    Dokumen26 halaman
    Wenner 2D
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Wenner 2D
    Wenner 2D
    Dokumen26 halaman
    Wenner 2D
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan Iv
    Laporan Percobaan Iv
    Dokumen13 halaman
    Laporan Percobaan Iv
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir 1
    Laporan Akhir 1
    Dokumen35 halaman
    Laporan Akhir 1
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Eksperimen 2
    Eksperimen 2
    Dokumen28 halaman
    Eksperimen 2
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Tuspen 6
    Tuspen 6
    Dokumen1 halaman
    Tuspen 6
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Elka 1
    Elka 1
    Dokumen14 halaman
    Elka 1
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan 2 GIS
    Laporan Percobaan 2 GIS
    Dokumen13 halaman
    Laporan Percobaan 2 GIS
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Eksperimen 2
    Eksperimen 2
    Dokumen28 halaman
    Eksperimen 2
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Fix 2
    Fix 2
    Dokumen9 halaman
    Fix 2
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok Optik
    Tugas Kelompok Optik
    Dokumen10 halaman
    Tugas Kelompok Optik
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Buah Buahan
    Manfaat Buah Buahan
    Dokumen133 halaman
    Manfaat Buah Buahan
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Lingga Endar 001
    Lingga Endar 001
    Dokumen11 halaman
    Lingga Endar 001
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Fisdas 2 TTG Kapasitor
    Tugas Fisdas 2 TTG Kapasitor
    Dokumen2 halaman
    Tugas Fisdas 2 TTG Kapasitor
    Lingga Endar Wijaya
    Belum ada peringkat