RANGKAIAN OP-AMP
LAPORAN PRAKTIKUM
MUHAMMAD TRISAPUTRA
G1D021042
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam-macam karakteristik Op-Amp.
2. Mengetahui aplikasi dari rangkaian penguat Op-Amp dan pengikut tegangan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Op-Amp
2.1.1.1 Pengertian
Operational amplifier atau di singkat Op-Amp merupakan salah satu
komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi Op-Amp popular yang paling sering dibuat antara lain
adalah rangkaian inverter non-inverter, integrator dan differensiator. Penguat
operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah seri 741. Penguat operasional adalah perangkat yang
sangat efisien dan serba guna.
Op-Amp (Operational Amplifier) merupakan sejenis IC (Integrated
Circuit). Di dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas
beberapa transistor, resistor dan atau dioda. jika pada IC jenis ini ditambahkan
suatu jenis rangkaian, masukan dan suatu jenis rangkaian umpan balik, maka IC
(Integrated Circuit) ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi
matematika, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali,mengintegrasi
dan sebagainya. Oleh karena itu IC (Integrated Circuit) jenis ini dinamakan
penguat operasi atau operational amplifier disingkat Op-Amp. Namun demikian
Op-Amp dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai
amplifiers, penguat radio, pengatur nada, osilator atau pembangkit gelombang,
sensor circuit dan lain- lain. Op-Amp banyak disukai karena faktor penguatannya
mencapai (99,999 kali)
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan
tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting
dan non- inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik
dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan
pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-
Amp) merupakan suatu penguat diferensialyang memiliki 2 input dan 1 output,
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam
macam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali
3
disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp)
merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier
multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol seperti Gambar 2.1
4
Terminal yang terdapat pada simbol Op-Amp memiliki 8 pin dengan fungsi
masing-masing sebagai berikut:
1. Pin 1: Offset Null berfungsi mengontrol offset tegangan guna
meminimalisir
1. kebocoran
2. Pin 2: Inverting Input, berfungsi masukan pembalik pada Op-Amp.
3. Pin 3: Non-Inverting Input, berfungsi sebagai masukan non pembalik pada
Op- Amp.
4. Pin 4: V- berfungsi sebagai sumber tegangan negatif/trigger-
5. Pin 5: Offset Null-Pin 1.
6. Pin 6: Output berfungsi sebagai keluaran
7. Pin 7: V+ berfungsi sebagai sumber tegangan positif/trigger+ kemanapun
dalam rangkaian.
8. Pin 8: NC Not Connected, pin ini sebagai pelengkap dan tidak terhubung
5
Sebagai penguat operasional ideal, operasional amplifier (Op-Amp) memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Impedansi input (Z) besar = ∞
2. Impedansi output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan tegangan (AV) tinggi = ∞
4. Bandwidth respon frekuensi lebar = ∞
5. V0=0 apabila V1=V2 dan tidak bergantung pada besarnya VI
6. Karakteristik operasional amplier (Op-Amp) tidak bergantung pada
temperatur suhu
2.1.2 Op-Amp Sebagai Pengikut Tegangan
Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan
penguat satu, diantara masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi. Keluaran
Op-Amp terhubung pada masukan inverting dan tegangan masukan dihubungkan
pada masukan non inverting. Rangkaian penyangga dibangun dengan
menggunakan rangkaian penguat operational (Op-Amp) dengan konfigurasi salah
satu inputnya digunakan sebagai jalur umpan balik secara langsung tanpa
menggunakan resistansi, sehingga resistansi umpan balik adalah 0 ohm.
6
lainnya disebut input non-pembalik (+). Terminal ketiga mewakili port keluaran
penguat operasional yang dapat tenggelam dan menjadi sumber tegangan atau
arus Bentuksinyal input output rangkaian inverting dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Rf
Vout= Vin (2.1)
Ri
7
sinyal keluaran kembali ke masukan, karena keluaran takse fase sebesar 180
derajat.maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan Ini
mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik
negatif, karena virtual ground. Sebuah resistor dengan nilai, ditempatkan di antara
masikan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi
galat karena arus bias masukan. Penguatan dari penguat ditentukan dari rasio
antara Br dan Rin, yaitu: tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah
pembalikan dari masukan [3].
2.1.3.2 Non Inverting Amplifier
Non Inverting Amplifier adalah penguat sinyal dengan karakteristik dasar
sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Untuk
mengetahui Vout dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2
8
2.1.3.2 Differential Amplifier
Differential Amplifier digunakan untuk mencari selisih dari dan tegangan
yang telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai
resistansi yaitu sebesar Rf/R1 untuk R1=R2 dan Rf=Rg. Untuk mengetahui Vout
digunakan persamaan 2.3
( Rf + R1 ) Rg Rf
Vout= V 2− V1 (2.3)
( Rg+ R 2 ) R 1 R1
Untuk menghitung error pada Vout (hitung) dengan Vout (ukur) yaitu dengan
persamaan 2.4.
Dengan demikian, untuk menghitung nilai dari gain pada rangkaian Op-
Amp maka dapat dilakukan dengan persamaan 2.5
Vout
Gain= (2.5)
Vin
9
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Kit praktikum Op-Amp
4. Kabel penghubung
5. Software Proteus atau Multisim
11
3.2.2 Percobaan Op-Amp Membalik
1. Rangkaian disusun seperti Gambar 3.2.
12
8. Grafik dari Vout, Vin, dan Vref dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Ridhoi, K. Setyadjit, dan B. Hariadi, “Pengaturan Lampu Penerangan
Menggunakan Komparator Op-Amp LM358,” J. Tek. Ind., vol. 24, no. 1,
hal. 45–57, 2021.
[2] L. E. Nuryanto, “Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier),”
Orbith, vol. 13, no. 1, hal. 43–50, 2017.
[3] Isminarti, N. F. Inna, W. Firdaus, dan N. R. Wibowo, “Rancang Bangun
Media Pembelajaran Praktikum Elektronika Analog II untuk memahami
Fungsi dan Karakteristik Multivibrator Monostabil , Bistabil dan Astabil,”
Jurti, vol. 4, no. 2, hal. 108–115, 2020.
13