Anda di halaman 1dari 9

A.

TUJUAN
I.

Membuktikan secara eksperimental bahwa penguatan suatu op-amp dapat


diatur dan dapat bernilai negatif.

II.

Mampu mengoperasikan op-amp sebagai amplifier non inverting.

III.

Mampu mengoperasikan op-amp sebagai amplifier inverting.

IV.

Mampu mengoperasikan op-amp sebagai diff. Amp.

V.

Menguji pengubah tegagan ke arus.

VI.

Menguji pengubah arus ke tegangan.

B. DASAR TEORI
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba
guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan
distorsi rendah. (Carter, Bruce, 2010)
Operational-amplifier (op-amp) dapat dikatakan sebagai penguat dengan
multistage yang mempunyai input diferensial. op-amp dikemas dalam rangkaian
terintegrasi (IC). Sebuah op-amp ideal memiliki ciri-ciri antara lain (Nave, Carl Rod,
2006) :
1. Gain voltage tidak terbatas.
2. Impedansi input tinggi.
3. Impedansi output rendah.
4. Penguatan open loop tinggi.
5. Lebar pita frekuensi tak hingga.
6. Dapat dikonfigurasi dengan umpan balik.
7. Tegangan output nol bila kedua tegangan input sama.
Pada kenyataannya, op-amp memiliki nilai batas tertentu, tergantung jenis
metode pembuatan op-amp tersebut.
1.Op-Amp Inverting
Inverted op-amp adalah penguat menggunakan umpan
balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah
tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran

kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180,


maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar
masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan
disebut dengan umpan balik negatif. (Delton, 1994)

Persamaan untuk op amp inverting ideal adalah:

Jika resistornya sama besar, gain = -1 dan digunakan


pada sirkuit digital sebagai inverter (pembalik-pengubah).

2.Op-amp Non Inverting


Non-inverting op-amp ini bertujuan untuk mengusahakan arus antara RF dan
R pada output (-) op-amp menjadi nol dan menyebabkan tegangan pada titik tersebut
sama dengan tegangan input. Persamaannya:
Zin = ~

Dan penguatannya:

3.Op-amp Sebagai Penjumlah

Op-amp ini dapat menggunakan input lebih dari satu dan menjumlahkan
tegangan input tersebut. Outputnya terbalik dan Impedansi masukan (Z) ke-n adalah
Rn. Persamaannya:

4.Op-amp Diferensial
Amplifier ini menggunakan/menggabungkan input inverting op-amp dan
non-inverting op-amp. Jika semua resistor memiliki besaran yang sama, maka akan menjadi
penguat lurus.

5.Pengubah tegangan ke arus

Pada rangkaian ini, arus yang mengalir pada R beban adalah sinyal outputnya.
Sinyal output tersebut proporsional dengan tegangan input sesuai persamaan:

>

6.Pengubah arus ke tegangan

Pengubah tegangan ke arus adalah rangkaian untuk mengubah sinyal berarus


kecil (>0,01 mikroampere) sehingga dapat dilakukan pengukuran tegangan yang
proporsional.
Vout= - Iin Rf

*dengan syarat Iin mengalir melalui Rf

C. ALAT DAN KOMPONEN PERCOBAAN


I.

Sumber tengangan 15V

II.

Osiloskop

III.

Multimeter

IV.

Generator Fungsi

V.
VI.

op-amp 741
Resistor

D. PROSEDUR PERCOBAAN
I.

Penguat op-amp Inverting


1.Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.1
2.Membandingkan tegangan output dengan input.
3.Memperbesar output pada generator fungsi.
4.Mengukur dan mencatat data tegangan ouput dan input pada kondisi
ini.
5.Menghitung penguatan tegangan dan membandingkan fase tegangan
input dan output.
6.Mematikan op-amp dan mengganti R1 dengan beberapa harga yang
berbeda dan mengulangi dari langkah 1 s/d 5

II.

Penguat op-amp non Inverting


1.Menyusun rangkain seperti gambar 1.2
2.Melakukan langkah-langkah seperti percobaan I.

III.

op-amp Sebagai Penjumlah


1.Menyusun Rangkaian seperti gambar 1.3
2.Menutup saklar S1 dan membuka S2 lalu mencatat tegangan V1 dan
Vout.
3.Membuka saklar S1 dan tutup S2 lalu mencatat tegangan V2 dan V1
4.Menutup saklaar S1 dan S2 lalu mencatat tegangan Vout.
5.Mematikan power ke op-amp dan menukar polaritas V1 dan lakukan
seperti langkah 4.
6.Merancang rangkain penguat seperti gambar 1.3 agaar menghasilkan
Vout sebesar -4,5 dengan input 1,5 V.

IV.

Differensial
1.Menyusun rangkaian seperti gambar 1,,4
2.Memberian V1 = 0,2 V dan V2=0,3 V
3.Mencatat Vout yang terukur.
4.Mengubah Rf menjadi 50k dan mencatat Vout.

V.

Pengubah Tegangan ke Arus


1.Menyusun rangkaian seperti gambar 1,5
2.Mengatur variabel resistor P1 sehingga didapat V3=1 V
3.Mencatat arus output
4.Mengubah variabel resistor hingga didapat Vin yang berbeda, ulangi
langkah 1 s/d 3.

VI.

Pengubah Arus ke Tegangan


1.Menyusun rangkaian seperti gambar 1,6.
2.Mengatur P1 sehingga arus input = o,1 mA
3.Mencatat Vout
4.Mengubah variable resistor sehingga I unput berbeda, ulangi langkah 1
s/d 3.

E. TUGAS PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Op-amp Inverting

Gambar 1.2 Op-amp non-inverting

Gambar 1.3 Op-amp penjumlah

Gambar 1.5 Pengubah tegangan ke arus

I.

Persamaan penguatan
1.1.1

2.1.2

Gambar 1.4 Differential Amplifier

Gambar 1.6 Pengubah arus ke tegangan

3.1.3

II.

Umpan balik negatif adalah mengambil sebagian dari output untuk


diumpankan lagi ke bagian input lagi dan bergabung dengan input awalnya
tadi dengan tujuan untuk mengecilkan, mengcounter atau mengurangi input
awal tadi sehingga mendapatkan perbandingan nilai output terhadap input
(gain) yang konstan.Negative feedback mencegah output terlalu besar dan
menyebabkan output cenderung konstan sehingga sistem penguatan sinyal
menjadi stabil dan mantap.

III.

Kelebihan penguat operasional (op amp):


1.
2.
3.
4.

Impedansi input yang tinggi sehingga tidak membebani


penguat sebelumnya.
Impedansi output yang rendah sehingga tetap stabil walau
dibebani oleh rangkaian selanjutnya.
Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat dipakai
pada semua jalur frekuensi audio (woofer, midle, dan tweeter)
Komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar,
Impedansi input yang besar, (Zin) dan Impedansi Output yang
kecil (Zout). Selain dari itu, kemampuan interval
frekuensi dari komponen ini sangat lebar.

Kekurangan:
1.response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal
memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input
berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak
idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial.

IV.

Syarat utama sebuah rangkaian differential amplifier dengan op-amp:


1.Memiliki dua input non inverting dan inveerting
2.Memiliki nilai Rf yang sama dengan resistor lainnya agar menjadi
penguat lurus.

V.

Skema

1.

Referensi:
Nave, Carl Rod (2006)."HyperPhysics - Operational Amplifier" .
Department of Physics and Astronomy, Georgia State University.
Carter, Bruce; Brown, Thomas."Handbook of Operational Amplifier
Applications". Texas Instruments. 2010.
Horn, Delton (1994). Basic Electronics Theory (ed. 4). McGraw-Hill
Professional.

Anda mungkin juga menyukai