BAB I
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
Bila Op-Amp digunakan untuk memberikan penguatan besar, misalnya 1000 kali
maka tanggapan frekuensinya dapat mencapai 600 kHz.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Tetapi operasional Op-Amp cenderung berguncang pada frekuensi tinggi.
Rangkaian yang goyah, tidak dapat diramal hasil keluarannya, sekalipun tidak
diberikan sinyal masukan.
Untuk mengatasi operasi tidak stabil, maka perlu diberikan kompensasi eksternal.
Untuk memperoleh kestabilan operasi Op-Amp. Maka grafik kelengkungan hasil
kompensasi penguatan rangkaian tertutup terhadap frekuensi tidak bersilangan
dengan grafik kelengkungan rangkaian terbuka terhadap frekuensi.
Waktu naik didefinisikan sebagai waktu dibutuhkan oleh tegangan keluaran untuk naik
dari 10% sampai ke 90% nilai akhirnya. Terlepas bahwa kenyataan bila sebuah sinyal
masukan diberikan ke Op-Amp, dibutuhkan beberapa waktu bagi sinyal untuk naik
misalnya dari 0V sampai 10 mV dengan bati tegangan 1, kemudian sinyal merambat di
antara transistor-transistor dalam Op-Amp dan pada keluaran, juga dibutuh beberapa
waktu bagi sinyal untuk naik sampai pada nilai akhirnya. Pada rangkaian Op-Amp
sebagai penguatan sinyal dc dengan hambatan-hambatan luar (R) terpasang yang
menentukan besaran bati rangkaian Op-Amp tertutup, sebenarnya model tersebut telah
disederhanakan, yang menentukan besaran bati rangkaian Op-Amp tertutup tidak hanya
hambatan R terpasang tetapi juga bati rangkaian Op-Amp terbukanya. Salah satu
parameter penting Op-Amp adalah hasil kali bati rangkaian terbuka (G=Gain) dengan
lebar pita (B=bandwidth). Besaran bati yang dimaksud adlaah bati rangkaian terbuka
pada sinyal dc atau dianggap frekuensi dibawag 0.1 Hz. Sedangkan lebar pita ditetapkan
titik frekuensi dimana bati akan turun menjadi 0.707 dari maksimumnya tau 1. Lebar
pita yang didefinisikan pada titik A dimana besaran penguatan tegangan adalah 0.707
dari nilai maksimumnya 1. Dengan kata laik pada titik A besaran penguatan turun
sebesar 3 dB. Setelah titik A ini, besaran penguatan akan turun sebesar -20 dB/dekade.
Lebar frekuensi berguna disin didefinisikan sebagai jangkauan frekuensi dimana
besaran penguatan relatif sama. Ini berarti dimana frekuensi tinggi f H ditetapkan pada
titik A dan frekuensi rendah dikatakan fL (titik dimana bati-3 dB pada sisi frekuensi
rendah), maka jangkauan frekuensi berguna adalah terletak diantara kedua batas
frekuensi. Sedangkan lebar pita berguna (rangkai terbuka) untuk sinyal kecil
didefinisikan sebagai fH-fL dianggap 0 untuk penguat dc, maka lebar pita dapat mengacu
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
ke frekuensi tinggi fH. Untuk penguat rangkaian tertutup, lebar pita sinyal kecil
ditentukan oleh lebar pita B (rangkaian terbbuka) dan besaran bati rangkaian tertutup
Aci. Pada sebuah penguat, seklaipun sudah diterapkan penapisan, sinyal pada keluaran
tidak hanya terdiri sinyal tunggal sebagaimana sinyal tegangan E 1 yang diumpankan ke
terminal masukan Op-Amp. Bila kita periksa secara visual dengan alat osiloskop,
misalnya pada skala 1 mV/cm maka akan terlihat pada layar tampilan berbagai sinyal
yang selain berasal dari sinyal masukan E, juga terdapat sinyal-sinyal lain yang berkisar
dari 0.01 Hz sampai MHz. Dari segi tegangan dc. Ofset dan hanyutan/drift juga
termasuk didalamnya, dimana semua ini dikategorikan sebagai gangguan terhadap
tegangan keluaran. Pada dasarnya, secara fisika, semua benda yang suhu diatas nol
akan memiliki suatu gangguan alamiah yang berupa akibat dari agitasi (Muis, 2017)
penguat operasional adalah aplikasi utama dari pasangan diferensial. Biasanya dikemas
sebagai sirkuti terpadu. Diagram blok yang disederhanakan dari tahapan dalam chip IC
untuk Op-Amp dan unit paket datar dengan koneksi pin. Ketika huruf LM dedikasi
linier, unit IC monolitik. Aplikasi linier untuk amplifier sesuai dengan sirkuit analog,
yang mencakup hampir semua hal kecil sirkuit pulsa digital. “Konstruksi monolitik”
berarti seluruh sirkuit terpadu dibentuk pada satu chip silikon. Transistor IC dapat
berupa tipe sambungan NPN dan pnp atau FET. Nama penguat operasional berasal dari
fakta bahwa penguat pada awalnya digunakan untuk melakukan operasi matematika
penjumlahan, pengurangan, integrasi, dna diferensiasi secara elektronik. Namun, Op-
Amp sangat serbaguna sehingga penggunaannya telah diperluas ke jenis sirkuit lainnya.
Beberapa contoh penerapannya adalah penguat audio, pengiat RF, rangkaian pembentuk
gelombang, pengatur tegangan, penguat penjumlahan atau penguatan perbedaan. Dan
tentu saja dari IC konsumen khusus untuk penerima radio dan televisi. (Grob, 1982)
Pada praktikum ini dengan komponen utama adalah IC Op-Amp tipe 741. Penguat
operasi adalah bagian yang sangat penting dalam bidang elektronika khususnya dalam
teknik dasar operasi sinyal dan berbagai keperluan lainnya. Pada IC Op-Amp, ada
minimal 5 buah terminal dari 7 terminal yang wajib diketahui dan selalu digunakan
dalam rangkaian yaitu terdiri dari 2 buah terminal input, 1 terminal output, dan 2
terminal tegangan sumber dengan penjelasan sebagai berikut :
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Terminal input terdiri dari inverting input terminal dan non-inverting input terminal.
Terminal output adalah satu jalur luaran dari Op-Amp yang dapat dihubungkan
dengan beban ataupun tidak saat pengukuran.
Terminal Tegangan Sumber (Vs) terdiri dari tegangan sumber positif (+Vs) dan
tegangan sumber negatif (-Vs). Untuk tegangan sumber negatif dapat juga
dihubungkan ke ground (0V) terminal tergantung kebutuhan dan fungsi rangkaian
yang akan diterapkan.
Dua buah terminal lagi adalah jalur untuk pengaturan Offset Null yang apabila tidak
diatur, maka by default pengaturannya akan mengikuti bawaan dari pabrik. Masing-
masing terminal tersebut dilukiskan pada simbol Op-Amp berikut ini.
Amplifier (penguat) merupakan salah satu fungsi Op-Amp yang paling banyak
digunakan dengan besarnya penguatan diperoleh dari rasio antara VOUT dan VIN.
Amplifier terjadi ketika Op-Amp dirangkai menggunakan umpan balik negatif atau
sbgian sinyal output dibalikkan ke inverting input terminal. (Nugraha, 2020)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Inverting Amplifier
Disiapkan peralatan
Rangkailah rangkaian inverting amplifier
Ukur tegangan outputnya dan tabulasikan hasil percocbaan dan
bandingkan dengan hasil perhitungan teori
Ulangi langkah diatas dengan memvariasikan R1 dna Rf
No. R1 (ohm) Rf (ohm) Vout teori Vout praktek
1.
2.
...
1.
2.
...
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
DAFTAR PUSTAKA
Asisten Praktikan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
(Andika R.S Sinaga) (Putri Zulaika Asy S Simanja)
BAB IV
1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR