Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA II

LAPORAN KARAKTERISTIK OP AMP


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Rangkaian Elektronika II
semester 3

PEMBIMBING :

Nurotul Auliya, ST., MT.

Penyusun:

JTD 2D

Absen 15

NAMA NIM

M. Nurdin Rosyidi 1841160090

TEKNIK ELEKTRO
JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
Percobaan I
Karakteristik OP-AMP
1.1. Tujuan
 Mempelajari Pengoperasian penguat inverting.
 Mempelajari Pengoperasian penguat non inverting.
 Mempelajari Pengoperasian penguat penjumlah.
 Mempelajari karakteristik common mode rejection pada op amp.

1.2. Alat dan Bahan


 Modul Praktikum 1 buah
 Osiloskop Dual Trace 1 buah
 Power Supply 1 buah
 Generator Fungsi 1 buah
 Kabel Penghubung secukupnya

1.3. Teori Dasar

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen


analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-
inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan
beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik)
negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang
dapat terukur.

A. Op-amp ideal

Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat


diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah
dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal
memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti
misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika,
memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar
ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur
(infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif)
diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan
yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga,
sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan
praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini
masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp
berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan
golden rule, yaitu :

 Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0


atau v+ = v- )

 Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
op-amp.

B. Inverting amplifier

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada


gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat
pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat
inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik
negatif di bangun melalui resistor R2.

C. Non-Inverting amplifier

Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang


diperlihatkan pada gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki
masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran
rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian
penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan


nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai
sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional
amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat
operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai
berikut :

1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞

2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0

3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞

4. Band Width respon frekuensi lebar = ∞

5. V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.


RANGKAIAN NON INVERTING OP-AMP (CLOSED LOOP)

Rangkaian penguat tak membalik ( non inverting amplifier) sinyal masukkan


diberikkan ke masukkan tak membalik (non inverting input) kemudian keluaranya
diberikkan kembali ke masukkan membalik (inverting input) melalui rangkaian umpan
balik (feed back) yang terbentuk dari resistor masukkan (Ri) dan resistor umpan balik
(Rf) tersebut membentuk sebuah rangkaian pembagi tegangan yang mengurangi
tegangan keluaran (Vout) dan menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang
tersebut ke masukkan membalik (inverting input) .

Prinsipnya yang menjadi masukkan diferensial bagi penguat operasional pada


hubungan ini adalah perbedaan antara tegangan masukkan (Vin) dan tegangan umpan
balik tegangan diferensial dikuatkan oleh penguat tegangan terbuka (open-loop voltage
gain) dari penguat operasional tersebut.

Rumus untuk mendapatkan Vout :

Rumus untuk mendapatkan nilai (Acl) :


RANGKAIAN INVERTING OP-AMP (CLOSED LOOP)

Rangkaian penguat pembalik sinyal masukkan diberikan melalui sebuah


resistor masukkan (Ri) yang dihubungkan secara seri terhadap masukkan pembalik
(inverting input) yang disimbolkan dengan (-). sinyal keluaran penguat operasional pada
rangkaian penguat pembalik (inverting amplifier) diumpan balikan melalui (Rf)
kemasukkan yang sama.

Pada prinsip sebuah penguat operasional (operational amplifier) idela memiliki


impedansi masukan yang sangat besar hingga dinyatakan sebagai impedansi masukkan
tak terhingga (infinite input impedance). kondisi penguat operasional yang memiliki
impedansi masukkan tak terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus yang
melewati masukkan membalik (inverting input) pada penguat opersional. keadaan tak
berarus pada masukkan membalik tersebut membuat tegangan jatuh diantara masukkan
membalik dan masukkan tak membalik bernilai 0Volt. kondisi tersebut menunjukan
bahwa tegangan pada masukkan membalik adalah bernilai 0Volt karena kondisi
masukkan tak membalik (non-inverting input) yang di hubungkan ke ground. kondisi
masukkan membalik (inverting input) yang memiliki tegangan 0Volt tersebut
dinyatakan sebagai ground semu (Virtual Ground).

groun semu ( virtula ground)

arah aliran arus


untuk mencari Vout maka rumus yang di perlukan adalah:

rumus untuk mendapatkan nilai |Acl| (penguat loop tertuup) :

rumus untuk mencari Rout (AL= penguat loop) (Aol= penguat loop terbuka) :

PARAMETER CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) Op-Amp

Parameter CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) pada sebuah Op-Amp


merupakan salah satu parameter yang penting dan menentukan kualitas dari penguat
operasional (Op-Amp) tersebut. Dimana semakin tinggi nilai parameter CMRR
(Commom Mode Rejection Ratio) ini maka Op-Amp memiliki respon frekuensi yang
semakin baik. Parameter CMRR ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp
tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang
dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2
(inverting). Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input
ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk
menekan penguatan tegangan ini (common mode) sekecil kecilnya. CMRR
didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB.
Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan ADM (differential
mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode).
Kalau CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau
diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5
volt, maka dalam hal ini tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan
tegangan persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Grafik Perbandingan CMRR
Dengan Frekuensi Pada Op-Amp:
Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka op-amp
diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common
mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan,
maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang
semakin besar akan semakin baik.
1.4. Prosedur Percobaan
A. Penguat Op-Amp Inverting
1. Hubungkan rangkaian sebagai berikut :
RF 10KΩ

RR
10KΩ

Function
Generat
+
or 1KHz

Gambar 1.1 Rangkaian Penguat Op-Amp Inverting


2. Set generator pada fungsi 1 kHz, serta naikkan amplitudonya sampai
mencapai 1Vpp, amati serta catat besar Vout dan fasa yang terjadi.
3. Ganti nilai RR dengan nilai resistansi seperti tertera dalam tabel 1.1 serta
amati Vout dan fasanya, lengkapi tabel 1.1.

B. Penguat Non Inverting


1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 1.2 berikut:
+

Gambar 1.2 Rangkaian Penguat Non Inverting

2. Ulangi langkah pada prosedur pecobaan penguat Op-Amp Inverting


untuk langkah 2-3 serta lengkapi Tabel 1.2.

C. Common Mode Rejection


1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 1.3 di bawah ini:

Gambar 1.3 Rangkaian Common Mode Rejection

2. Set generator frekuensi sebesar 4 Vpp 1kHz kemudian hubungkan ke input


rangkaian. Catat nilai output rangkaian pada tabel 1.3.
3. Ganti nilai R1 dengan hambatan yang tertera pada Tabel 1.3. Lengkapi
tabel 1.3!

D. Penguat Penjumlah
1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.4 Rangkaian penguat penjumlah


2. Berikan tegangan input V1 = 1Vpp, 1kHz dan V2= 2Vpp, 1 kHz.
3. Sambungkan nilai R1 dengan hambatan 3.3k
4. Amati nilai tegangan keluaran op-amp!
5. Ubah nilai hambatan R1 sesuai dengan nilai yang tertera pada Tabel 1.4
dan ulangi langkah 4.
6. Lengkapi Tabel 1.4
1.5 Hasil Pecobaan
1.5.1 Data Percobaan Penguat Op-Amp Inverting
Tabel 1.1 Hubungan antara VIN dan Vout Penguat Op-Amp Inverting

RR Vinp-p Voutp-p (V) Gain fasa


RF
(kΩ) (V) Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek
10 1 -1 1 1 -1 1 1 1800 1800 1800

10 3,3 1 -3,03 2,9 3,2 -3,03 2,9 3,2 1800 1800 1800
kΩ 4,7 1 -2,1 2,08 2,23 -2,1 2,08 2,23 1800 1800 1800

33 1 -0,3 0,3 0,34 -0,3 0,3 0,34 1800 1800 1800

1.5.2 Data Percobaan Penguat Op-Amp Non Inverting


Tabel 1.2 Hubungan antara VIN dan Vout Penguat Op-Amp Non Inverting

RR Vinp-p Voutp-p (V) Gain fasa


RF
(kΩ) (V) Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek

10 1 2 1,9 2,38 2 1,9 2,38 00 00 00

10 3,3 1 1,33 1,33 4,3 1,33 1,33 1,30 00 00 00


kΩ 4,7 1 1,47 1,4 1,25 1,47 1,47 1,47 00 00 00
33 1 4, 3 4 ,27 1,63 4,3 4,3 1,63 00 00 00

1.5.3 Data Percobaan Common Mode Rejection Op-Amp


Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Common Mode Rejection

R1 Vinp-p (V) Voutp-p (V) Fasa


RF
(kΩ) Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek

10 4 0 0,2 0 00 00 00

10 3,3 4 4,06 4,030 4,33 00 00 00


kΩ 4,7 4 2,255 2,210 2,38 00 00 00

33 4 1,39 1,357 1,63 00 00 00

1.5.4 Data Percobaan Penguat Penjumlah


Tabel 1.4 Hubungan antara VIN dan Vout Penguat Penjumlah

R2, R1 V1p-p V2p-p Voutp-p (V) Gain fasa

Rr (kΩ) (V) (V) Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek

3,3 1 2 -5,03 4,9 5,1 -5,03 5,015 5,2 1800 1800 1800
10
4,7 1 2 -4,13 4,099 4,2 -4,13 4,116 4,2 1800 1800 1800
kΩ -2,3 2,261 2,1 -2,3 2,291 2,1 1800 1800 1800
33 1 2

1.6 Analisis Hasil Praktikum


1. Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat op-amp inverting
Berdasarkan hasil teori, simulasi dan praktek, dapat analisisa bahwa pada Penguat
Op-Amp Inverting mempunyai bentuk umum persamaan sebagai berikut :
XSC1

Rf Ext Trig
+
_
10kΩ A B
+ _ + _

U1 R1
B1
7

3
1kΩ 9V
6
RR
2

10kΩ OP1177AR B2
4

XFG1 9V

COM

iin + if = 𝑖
Dimana i=0 maka,
if = -iin

Vout − V Vin − V
=
Rf Rin

Dimana v=0 maka,


Vout − 0 Vin − 0
=
Rf Rin

Vout Vin
=
Rf Rin

Rf
Vout = − V
Rin in
2. Analisis fasa tegangan output pada penguat op-amp inverting

(T) (Delta t)
3. Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat op-amp non inverting
Berdasarkan hasil teori, simulasi dan praktek, dapat analisisa bahwa pada Penguat
Op-Amp Inverting mempunyai bentuk umum persamaan sebagai berikut :
XSC1

RR Ext Trig
XFG1 +
_
10kΩ A B
_ _
COM + +

U2A
2

4
1
R1
3 R3
10kΩ OP04AK 10kΩ
5

I1 = I2
Vi n - Va Va- Vout
=
RR Rf
Vi n -0 0- Vout
=
RR Rf
Vi n - RF
Vout =
RR
𝑅𝑟
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑎 (1 + )
𝑅𝑓

4. Analisis fasa tegangan output pada penguat op-amp non inverting


Hasil gelombang menunjukkan bahwa sinyal input dan output pada
penguat op-amp non inverting memiliki beda fasa 0º atau bisa disebut juga
memiliki fasa yang sama. Karena kedua gelombang berada pada titik yang sama.
Dengan sinyal input yang diberikan pada input non-invering, maka besarnya
penguat tegangan rangkaian Op-Amp Non-inverting tergantung pada Rin-Rf yang
dipasang.
5. Perbedaan output penguat op-amp inverting dan non-inverting
Op-Amp Inverting Op-Amp Non Inverting

Perbedaan dari output op-amp inverting dan non-inverting yaitu Op-


Amp Inverting rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai penguat tegangan
pembalik pada tegangan input negatif (V-). pembalik adalah hasil penguat yang
ada di tegangan output Op-Amp akan berbeda fase 180º dari tegangan input.
Sedangkan Non-Inverting adalah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat tegangan pada tegangan input positif (V+). Pada rangkaian ini penguat
yang ada di tegangan output Op-Amp akan sefase yaitu 0º dari tegangan inputnya.
6. Analisis fenomena tegangan output pada percobaan common mode rejection
 Output Op-Amp Common Mode Rejection dengan RF = 10kΩ dan RR = 10kΩ

Ketika nilai beban RF = RR maka nilai tegangan pada output akan bernilai nol
sehingga tidak ada sinyal output yang dihasilkan. Oleh karena itu, tidak ada nilai
fase.

 Output Op-Amp Common Mode Rejection dengan RF = 10kΩ dan RR = 3,3kΩ


 Output Op-Amp Common Mode Rejection dengan RF = 10kΩ dan RR = 4,7kΩ

Pada saat beban RF > RR maka nilai output pada tegangan akan bernilai
negatif yang Op-Amp yang bekerja sebagai penguat tegangan pembalik pada
tegangan input negatif (V). Maksud dari pembalik adalah bahwa hasil penguatan
yang ada ditegangan output Op-Amp akan berbeda 180º dari tegangan input.
 Output Op-Amp Common Mode Rejection dengan RF = 10kΩ dan RR = 33kΩ

Ketika nilai beban RF < RR maka nilai output pada tegangan akan
bernilai positif yang artinya Op-Amp yang bekerja sebagai penguat tegangan dan
tegangan input positif (V+). Pada rangkaian ini penguatan yang ada ditegangan
output Op-Amp akan sefase (0º) dari tegangan inputnya.
7. Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat penjumlah

XSC1

XFG2 Ext Trig


+
_
A B

COM
R3 + _ + _

10kΩ
U1A

2
4

OP04AK

5
XFG1

R1

COM
R2
10kΩ
10kΩ

I1 + I2 = 0

Vi 1 − V0 Vi 1
I1 = =
Ri 1 Ri 1

Vi 2 −𝑉𝐵 Vi 1
I2 = =
Ri 2 Ri 2

VB−𝑉0 -VO
I0 = =
RF RF

V Vi 2 -VO
- Rf = Rii 11 + =
Ri 2 RF

Vi RF 1 Vi 2RF
- + = Vo
Ri 1 Ri 2

RF RF
Vo = - Ri 1 𝑣1 + v2
Ri 2

1.7 Referensi
 http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/
 https://teknikelektronika.com/pengertian-op-amp-operational-amplifier/
 http://cael-two.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-op-amp.html
 http://pentassaya.blogspot.com/2014/12/penguat-inverting-dan-non-
inverting.html
 https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
 https://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-
amplifier/
 http://ilham-kn.blogspot.com/2013/12/penguat-op-amp-inverting-op-amp-dan-
non.html
 http://elektronika-dasar.web.id/parameter-cmrr-commom-mode-rejection-ratio-
op-amp/
 https://docplayer.info/36821337-Optimasi-common-mode-rejection-ratio-cmrr-
pada-penguat-instrumentasi.html
 http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
 http://blogmateriperkuliahan.blogspot.com/2016/11/penguat-penjumlah-
summing-op-amp.html
 https://www.gammafisblog.com/2017/03/laporan-praktikum-elektronika-dasar-
2_52.html

1.8 Lampiran
Hasil Simulasi
 Op-Amp Inverting
XSC1

Rf Ext Trig
+
_
10kΩ A B
+ _ + _

U1 R1
B1

7
3
1kΩ 9V
6
RR
2

10kΩ OP1177AR B2

4
XFG1 9V

COM

Rf RR Vin p-p Vout p-p (V) pada multisim

10k 1
10 KΩ

3.3k 1
4.7k 1

33k 1

 Op-Amp Non Inverting


XSC1

RR Ext Trig
XFG1 +
_
10kΩ A B
_ _
COM + +

U2A

2
4
1
R1
3 R3
10kΩ OP04AK 10kΩ

5
Rf RR Vin p-p Vout p-p (V) pada multisim

10k 1

3.3k 1
10 KΩ

4.7k 1

33k 1
 Common Mode Rejection Op-Amp

XSC1

Ext Trig
XFG1 R4 +
_
A B
COM 10kΩ + _ + _

RR U2A
2

10kΩ 1
3
R2 10kΩ
OP04AK R5
5

R3
10kΩ
10kΩ

Rf R1 Vin p-p Vout p-p (V) pada multisim

10k 4
10 KΩ

3.3k 4
4.7k 4

33k 4

 Penguat Penjumlah
XSC1

XFG2 Ext Trig


+
_
COM A B
R3 + _ + _

10kΩ
U1A

2
4

OP04AK

5
XFG1

R1
COM

R2
10kΩ
10kΩ

Rr R1 Vin p-p Vout p-p (V) pada multisim

3.3k 1

10KΩ

4.7k 1

33k 1
Hasil Praktek
 Op amp Inverting
XSC1

Rf Ext Trig
+
_
10kΩ A B
+ _ + _

U1 R1
B1
7

3
1kΩ 9V
6
RR
2

10kΩ OP1177AR B2
4

XFG1 9V

COM

Rf RR Vin p-p Vout p-p (V) praktek

10k 1

10 KΩ

3.3k 1
4.7k 1

33k 1
 Op amp Non Inverting
XSC1

Ext Trig
RR +
_

4.7kΩ A
_
B
_
+ +

RF
U1A

2
10kΩ 4
1

XFG1 OP04AK R1

5
10kΩ
COM

Rf RR Vin p-p Vout p-p (V) praktek

10k 1

10 KΩ

3.3k 1

4.7k 1
33k 1

 Op amp Common Code Rejection


XSC1
XFG1
Ext Trig
+
COM _
A B
V1 _ _
+ +

R3
10kΩ 9V

R2 U1A
2

4
R4
10kΩ 1
R1
3 10kΩ
10kΩ OP04AK
5

V2
Rf
9V
10kΩ

Rf R1 Vin p-p Vout p-p (V) praktek

10k 4

10 KΩ

3.3k 4
4.7k 4

33k 4

 Op amp Penjumlah

XSC1

Ext Trig
+
_
A B
R1 + _ + _
RR
3.3kΩ
10kΩ
U1A
2

4
1
3

OP04AK R4
5

10kΩ
R2

XFG2 10kΩ

COM

XFG1

COM
Rr R1 Vin p-p Vout p-p (V) praktek

3.3k 1

10KΩ 4.7k 1

33k 1

Anda mungkin juga menyukai